5.7. Pengintegrasian Model Kano berdimensi Servqual
Hasil Pengintegrasian Servqual dan Model Kano dapat dilihat pada tabel 5.10. Tabel ini menunjukkan bahwa yang termasuk pada kategori must
– be sebanyak 3 kriteria, untuk kategori one-dimensional terdapat 2 kriteria, kategori attractive
sebanyak 1 kriteria, yang terlihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Integrasi Data Servqual Dan Kano berdasarkan Berdimensi Servqual
No Atribut
Gap Kategori
Kano TANGIBLES Faktor fisik.
3 Adanya petunjuk yang jelas untuk tiap ruangan rumah
sakit. -1.436
A 4
Fasilitas yang mendukung pelayanan lengkap seperti kamar periksa, laboratorium, apotik.
-1.468 M
RELIABILITY Kehandalan. 8
Layanan biaya adminstrasi rumah sakit yang tepat dan cepat.
-1.425 M
12 Tim medis setiap saat siap memberikan layanan. -1.479
O ASSURANCE Jaminan.
21 Lingkungan rumah sakit cukup aman. -1.500
M 24 Dokter rmenjelaskan kondisi kesehatan dan tahapan
pengobatan. -1.447
O Sumber: Pengolah Data
Universitas Sumatera Utara
5.8. Pelayanan yang Harus Diprioritaskan untuk Rancangan Perbaikan di RS Pelabuhan Medan
Setelah dilakukan integrasi data Servqual dan Kano berdasarkan dimensi Servqual, maka dikelompokkan kategori Kano untuk perbaikan rancangan pelayanan
di RS Pelabuhan Medan, terlihat pada Tabel 5.11.
Tabel. 5.11. Kreteria yang Harus Diprioritaskan Untuk Rancangan Perbaikan Pelayanan RS Pelabuhan Medan.
No. Atribut
Gap Kategori
Kano TANGIBLES Faktor fisik.
3 Adanya petunjuk yang jelas untuk tiap ruangan rumah
sakit. -1.436
A 4
Fasilitas yang mendukung pelayanan lengkap seperti kamar periksa, laboratorium, apotik.
-1.468 M
RELIABILITY Kehandalan. 8
Layanan biaya adminstrasi rumah sakit yang tepat dan cepat.
-1.425 M
RESPONSIVENESS Daya tanggap. 12 Tim medis setiap saat siap memberikan layanan.
-1.479 O
ASSURANCE Jaminan. 21 Lingkungan rumah sakit cukup aman.
-1.500 M
24 Dokter rmenjelaskan kondisi kesehatan dan tahapan pengobatan.
-1.447 O
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 ANALISIS DAN RANCANGAN
6.1. Sistem Pelayanan Instalasi Rawat Inap
Pelayanan di instalasi rawat inap merupakan pembahasan yang sangat kompleks dan terdiri dari berbagai pelayanan yang berkaitan. Sehingga, proses
pembahasan pelayanan instalasi di rawat inap dapat dilakukan dengan pendekatan sebagai suatu sistem yang merupakan interaksi dari beberapa sub-sistem yang
memiliki fungsi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yaitu memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien.
Sistem pelayanan di instalasi rawat inap terdiri dari beberapa sub-sistem yakni sub-sistem pelayanan medis, rekam medik, peralatan medis, farmasi dan pelayanan
non medis. Namun, untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka pada penelitian ini, pembahasan hanya difokuskan sub-sistem pelayanan medis.
Sebagai gambaran awal untuk mengetahui sistem pelayanan instalasi rawat inap, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Depkes RI telah menetapkan
beberapa indikator tingkat kualitas Indikator tersebut adalah angka hunian pasien rawat inap Bed Occupancy Rate = BOR, rata-rata lama perawatan pasien di rumah
sakit Average Length of Stay = ALOS, rata-rata frekuensi penggunaan tempat
Universitas Sumatera Utara