33
social  situations  Garaas,  Ashley,  2014:  11.  Pernyataan  tersebut menjelaskan  ketika  budaya  kelas  dikembangkan  di  awal  tahun
pembelajaran,  siswa  tidak  hanya  mendapatkan  keuntungan  dari  prestasi akademiknya  saja  namun  mereka  juga  mendapatkan  perilaku  atau  sikap
yang  dapat  diterima  di  situasi  atau  lingkungan  sosial.  Siswa  diharapkan dapat mengembangkan serta melaksanakan nilai-nilai karakter demokratis
secara  langsung  melalui  budaya  kelas,  misalnya  mengambil  keputusan kelas  secara  bersama  melalui  musyawarah  dan  mufakat  dan  pemilihan
kepengurusan  kelas  secara  terbuka,  melakukan  diskusi,  dan  terbiasa memberikan kesempatan pada orang lain untuk berpendapat serta terbiasa
mengangkat  tangannya  sebelum  berbicara  atau  berpendapat.  Hal  tersebut mencerminkann  perilaku-perilaku  yang  dapat  membentuk  budaya
demokratis di kelas.
C. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi
Masa  usia  sekolah  dasar  sering  disebut  sebagai  masa  intelektual  atau masa  keserasian  sekolah.  Beberapa  sifat  khas  anak-anak  pada  masa  kelas
tinggi sekolah dasar antara lain: 1.
Adanya minat  terhadap  kehidupan praktis  sehari-hari  yang konkret; hal ini  menimbulkan  adanya  kecenderungan  untuk  membandingkan
pekerjaan-pekerjaan yang praktis. 2.
Amat realistis, ingin tahu, ingin belajar.
34
3. Menjelang  akhir  masa  ini  telah  ada  minat  kepada  hal-hal  dan  mata
pelajaran  khusus,  yang  oleh  ahli-ahli  yang  mengikuti  teori  faktor, ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor.
4. Kira-kira umur 11 tahun, anak membutuhkan seorang  guru atau orang-
orang  dewasa  lainnya  untuk  menyelesaikan  tugasnya  dan  memenuhi keinginannya;  setelah  kira-kira  umur  11  tahun  pada  umumnya  anak
menghadapi tugas-tugasnya
dengan bebas
dan berusaha
menyelesaikannya sendiri. 5.
Pada masa ini anak memandang nilai angka rapor sebagai ukuran yang tepat sebaik-baiknya mengenai prestasi sekolah.
6. Anak-anak pada ,asa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama. Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, 2005: 38-40.
Siswa sekolah dasar kelas tinggi merupakan kategori masa anak besar. Dimana menurut Havighurst JS. Husdarta dan Nurlan Kusmaedi, 2010: 48
tugas-tugas perkembangannya antara lain: 1.
Mempelajari  keterampilan  fisik  yang  diperlukan  untuk  permainan- permainan yang ringan dan mudah.
2. Membangun  sikap  yang  sehat  mengenai  diri  sendiri  sebagai  makhluk
yang sedang tumbuh. 3.
Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya. 4.
Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.
35
5. Mengembangkan  keterampilan-keterampilan  dasar  untuk  membaca,
menulis, dan berhitung. 6.
Mengembangkan  pengertian-pengertian  yang  diperlukan  untuk kehidupan sehari-hari.
7. Mengembangkan  hati  nurani  kata  hati,  pengertian  moral,  dan  tata
tingkatan nilai ukuran nilai. 8.
Mengembangkan  sikap  terhadap  kelompok-kelompok  sosial  dan lembaga-lembaga.
9. Mencapai kebebasan pribadi.
Siswa pada usia 6 sampai 12 tahun sering disebut sebagai masa kanak- kanak  akhir  atau  masa  bermain.  Hal  ini  dikarenakan  pada  usia  tersebut
perkembangan  siswa  mengalami  peningkatan  terutama  pada  perkembangan sosialnya.  Hilangnya  beberapa  sifat  yang  melekat  sebelumnya,  diantaranya
egosentris  adalah  salah  satu  tandanya.  Selain  itu,  perkembangan  lain  yang tampak  adalah  perkembangan  pada  bidang  keterampilan,  seperti  menolong
diri sendiri, menolong orang lain, keterampilan di sekolah, dan sikap berbagi dengan teman sebaya.
Anak  usia  sekolah  juga  memiliki  minat  kuat  untuk  melakukan aktivitas  dengan  teman  sebaya.  Selain  itu,  masa  ini  juga  ditandai  dengan
meningkatnya  keinginan  siswa  untuk  membentuk  kelompok-kelompok sehingga pada masa ini anak juga mulai mengenal apa yang disebut dengan
masa  kelompok.  Kelompok  anak  ini  terbentuk  karena  adanya  kesamaan minat, kesamaan jenis kelamin, maupun kesamaan perilaku.
36
Anak usia sekolah dasar di kelas tinggi, guru harus dapat menerapkan metode  pembelajaran  yang  sesuai  dimana  anak  berada  pada  tahap
operasional  konkret.  Yang  tadinya  masih  samar-samar  menjadi  lebih  logis dengan  dihubungkan  dengan  keadaan  nyata  serta  anak  mulai  dapat
menyelesaikan  permasalahan.  Guru  perlu  mengamati  dan  mendengar  apa yang  dilakukan  oleh  siswa  dan  mencoba  menganalisisnya  bagaimana  siswa
berpikir,  agat  tercipta  pelaksanaan  pembelajaran  yang  sesuai  dengan perkembangan peserta didik.
D. Kerangka Berpikir