64
pengamatan ke-enam namun pada pengamatan ketiga guru tidak memberikan evaluasi.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa guru melakukan evaluasi secara dua arah hanya
satu kali ketika di awal semester satu. Evaluasi dari guru ke siswa dan dari siswa ke guru dengan cara siswa menuliskan komentar mengenai
bagaimana pembelajarannya di kertas yang dibagikan guru namun tanpa diberi nama. Sampai sekarang evaluasi baru satu arah hanya dari guru ke
siswa yaitu dalam bentuk guru memberikan soal evaluasi maupun nasihat- nasihat sebelum pulang sekolah kepada siswa.
3. Pendidikan karakter demokratis melalui budaya kelas
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas IV A, budaya kelas yang dibentuk untuk menanamkan nilai-nilai karakter
demokratis adalah setiap hari Selasa sampai Sabtu tanpa diperintah, siswa langsung membaca surat-surat pendek meskipun guru belum masuk ke kelas.
Dan itu sistemnya giliran sesuai nomor presesnsi. Mulai dari menyiapkan, memimpin berdoa, memimpin membaca surat sampai memimpin berdoa saat
pulang sekolah. Pembentukan pengurus kelas juga dilakukan oleh guru dengan siswa. Misalkan siswa mengajukan si A namun si A ini pernah
menjadi ketua kelas, guru menengahi dengan meminta siswa untuk mencoba mengajukan temannya yang lain, yang belum pernah menjadi ketua kelas.
Setelah dipilih beberapa calon, nanti siswa memilih dengan cara voting. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, dalam memimpin berdoa
65
maupun membaca surat pendek memang dilakukan secara bergilirian sesuai urutan presensi. Begitu pula dalam pemilihan pengurus kelas dilakukan
dengan cara voting. Hasil observasi yang peneliti lakukan selama enam kali, diperoleh
data bahwa guru menciptakan iklim kelas yang demokratis yaitu setiap akan presentasi siswa sudah dilatih secara mandiri untuk menentukan dalam
kelompoknya siapa yang akan menjadi moderator, pembaca soal dan penjawab, siswa dibiasakan untuk presentasi dan melakukan tanya jawab
mengenai hasil presentasi. Pada saat presentasi ada teman yang mengajukan pertanyaan pada kelompok tersebut, siswa dibiasakan untuk menjawabnya
dengan berdiskusi dahulu. Siswa dibisakan berlatih memberikan kesempatan pada siswa lain untuk bertanya atau berpendapat, “apakah ada pertanyaan
atau tanggapan?” atau “apakah anda sudah puas?” dan “apakah masih ada yang mau ditanyakan?” Sebelum bertanya, menjawab maupun memberikan
tanggapan siswa mengangkat tangannya lebih dahulu. Siswa yang mendapat giliran memimpin barisan dan memimpin berdoa serta membaca hafalan
surat-surat pendek melaksanakan tugasnya dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan
dapat disimpulkan dalam menanamkan pendidikan karakter demokratis melalui budaya kelas guru terlebih dahulu menciptakan iklim kelas yang
demokratis. Siswa bermusyawarah untuk mengambil suatu keputusan, dibiasakan memberikan kesempatan pada orang lain untuk bertanya maupun
memeberikan tanggapan, mengangkat tangannya sebelum bertanya maupun
66
menjawab pertanyaan, berdiskusi untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaiakan persoalan.
4. Nilai-nilai karakter demokratis yang ditanamkan