skoring warna 132, aroma 112, rasa 117, tekstur 104, merupakan produk roti tawar yang disukai konsumen dan sesuai dengan Standart Mutu Indonesia SNI.
E. Analisis Finansial
1. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi direncanakan tiap hari memerlukan bahan baku tepung bekatul
4 kghari; tepung terigu 16 kghari; gliserol monostearat 0,6 kghari; gula 2,5 kghari;
susu skim 0,75 kghari; yeastragi instan 0,6 kghari; shortening 1,25 kghari; room butter 1,25 kghari; garam 0,6 kghari; air 1,5 literhari.
Kapasitas produksi dalam satu tahun menghasilkan roti tawar bekatul sebesar 12.480 kg atau 62.400 bungkus 200gbungkus. Data kapasitas produksi lebih lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 12.
2. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu usaha, terdiri dari biaya tidak tetap dan biaya tetap. Biaya tidak tetap adalah biaya yang
besarnya berubah sejalan dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang dalam jangka waktu tertentu tidak berubah mengikuti perubahan
tingkat produksi. Biaya tetap bersifat konstan pada relevan range tertentu. Secara singkat total biaya per tahun dari industri roti tawar bekatul adalah sebagai
berikut : Total Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap
= Rp. 71.073.751,91 + Rp. 319.692.067,2
= Rp. 390.765.819,1,-
Perincian total biaya produksi tiap tahun dapat dilihat pada Lampiran 14.
3. Harga Pokok Produksi
Berdasarkan kapasitas produksi tiap tahun dan biaya produksi tiap tahun, maka dapat diketahui harga pokok tiap bungkus.
Total biaya produksi Kapasitas produksi per tahun
Harga Pokok =
= 71.073.751,91
62.400
= Rp.
6.262,272742 ≈ Rp. 6.300,-
4. Harga Jual Produksi
Harga jual diperoleh berdasarkan dari harga pokok, harga produk lain dipasarkan dan juga keuntungan yang ingin dicapai ditambah pajak. Keuntungan yang ingin dicapai
30 dari harga pokok. Pajak 10 dari harga pokok. Harga Jual = harga pokok + keuntungan 30 + pajak 10
= Rp. 6.300 + Rp. 1.890 + Rp. 630
= Rp 8.820,-bungkus ≈ Rp. 8.800,-
5. Break Event Point BEP
Analisis Break Event adalah suatu teknik untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Volume penjualan dimana
penghasilannya tetap sama dengan biaya totalnya, sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan menderita kerugian dinamakan “Break Event Point”.
Biaya yang termasuk biaya variabel pada umumnya adalah bahan mentah, upah buruh langsung, dan komisi penjualan. Sedangkan yang termasuk golongan biaya tetap pada
umumnya depresiasi aktiva tetap, sewa bangunan, bunga pinjaman, gaji pegawai, gaji pimpinan, gaji staff research, biaya kantor Pujawa, 2002
Berdasarkan Lampiran 16 diperoleh BEP sebagai berikut: -
BEP biaya titik impas = Rp. 171.002.095,3,-
- BEP titik impas
= 31,26 -
Kapasitas titik impas = 19.504 unittahun
Kapasitas tiitik impas adalah jumlah produksi yang harus dilakukan untuk mencapai titik impas tersebut. Jadi produksi roti tawar bekatul mencapai keadaan impas
jika produksinya sebesar 19.504 unittahun, dengan kapasitas normal sebanyak 62.400
Kgtahun, hal ini berarti roti tawar bekatul memperoleh keuntungan karena produksinya
diatas kapasitas titik impas juga dapat dinyatakan kapasitas produksi mencapai 31,26
dari total produksi yang direncanakan. Grafik BEP dapat dilihat pada Lampiran 17..
6. Net Present Value