Volume Pengembangan Hasil Analisa Produk Roti Tawar Bekatul

Nilai rata-rata kadar serat roti tawar dengan perlakuan penambahan gliserol monostearat dapat dilihat pada Tabel 14. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kadar air dengan kisaran antara 13,1655-13,2577 . Tabel 14. Nilai rata-rata kadar serat roti tawar dari perlakuan penambahan gliserol monostearat Penambahan Gliserol Monostearat Kadar Serat Notasi DMRT 5 3 4 5 13.2577 13.2267 13.1655 b b a 0.0401 0.0382 - Dari Tabel 14. menunjukkan bahwa semakin meningkatnya penambahan gliserol monostearat maka kadar serat roti tawar semakin menurun. Hal ini berhubungan dengan kadar air roti tawar yang dihasilkan. Semakin banyak substitusi tepung bekatul yang ditambahkan maka semakin tinggi kadar air roti tawar yang dihasilkan sehingga menyebabkan komponen lain atau bahan total padatan termasuk kadar protein dan kadar serat menurun.

4. Volume Pengembangan

Berdasarkan analisa ragam Lampiran 6 menunjukkan bahwa perlakuan substitusi tepung bekatul dan penambahan gliserol monostearat terdapat interaksi yang nyata p 0,05 terhadap volume pengembangan roti tawar yang dihasilkan. Demikian juga antara masing-masing perlakuan terdapat interaksi yang nyata. Rerata volume pengembangan roti tawar tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Rerata volume pengembangan roti tawar dari perlakuan substitusi tepung bekatul dan penambahan gliserol monostearat. Perlakuan Substitusi Tepung Bekatul Gliserol Monostearat Volume Pengembangan Notasi DMRT 5 10 20 30 3 4 5 3 4 5 3 4 5 333,8000 342,1667 346,9333 314,6667 320,1333 321,2000 299,0333 304,1333 305,0000 g h i d e f a b c 0,2883 0,2900 0,2918 0,2763 0,2814 0,2857 - 0,2556 0,2685 Keterangan : Nilai rerata yang diikuti huruf berbeda berarti berbeda nyata. Pada Tabel 15. terlihat pada perlakuan substitusi tepung bekatul 30 dan penambahan gliserol monostearat 3 memiliki volume pengembangan yang paling rendah yaitu 299,0333, sedangkan pada perlakuan substitusi tepung bekatul 10 dan penambahan gliserol monostearat 5 memiliki volume pengembangan yang paling tinggi yaitu 346,9333. Hubungan antara perlakuan substitusi tepung bekatul dan penambahan gliserol monostearat terhadap volume pengembangan roti tawar ditunjukkan pada Gambar 4. y = 6.5667x + 327.83 R 2 = 0.9756 y = 3.2667x + 312.13 R 2 = 0.8687 y = 2.9833x + 296.76 R 2 = 0.8563 290 300 310 320 330 340 350 360 3 4 5 Gliserol Monostearat V o lu m e P e ng e m b a ng a n 270 280 Tepung Bekatul 10 Tepung Bektul 20 Tepung Bekatul 30 Gambar 4. Hubungan antara substitusi tepung bekatul dan penambahan gliserol monostearat terhadap volume pengembangan roti tawar. Dari Gambar 4. menunjukkan bahwa dengan semakin meningkat penambahan gliserol monostearat dan semakin menurunnya substitusi tepung bekatul menyebabkan volume pengembangan roti tawar semakin meningkat. Pernyataan ini ditunjukkan pada Gambar 4 dengan persamaan Y = 6,5667x + 327,83 dan nilai R 2 = 0,9756 Hal ini disebabkan karena penurunan substitusi tepung bekatul menyebabkan meningkatnya jumlah tepung terigu sehingga jumlah pati dan kandungan gluten dalam adonan lebih besar sedangkan gliserol monostearat mampu berinteraksi dengan molekul amilosa sehingga dapat menahan gas yang berakibat adonan menjadi lebih mengembang. Menurut Purnomo 1994 yang menyatakan bahwa adonan yang mengalami penambahan gliserol monostearat memiliki volume yang lebih tinggi karena kapasitas penahanan dari gas CO 2 yang meningkat. Lebih lanjut Mudjisihono dkk 1993, menyatakan bahwa gliserol monostearat yang ditambahkan pada adonan roti tawar berinteraksi secara heliks dengan molekul-molekul amilosa saat gelatinisasi pati dan cukup mampu untuk menahan gas CO 2 sehingga adonan akan mengembang. Menurut Hadi 2006, gliserol monostearat berfungsi meningkatkan kualitas adonan dengan memperbaiki ikatan gluten antar komponen-komponen roti. Kekuatan adonan akan meningkat jika semakin banyak jembatan disulfida yang terbentuk oleh gluten. Gliserol monostearat sering digunakan untuk memperkuat jaringan protein gluten agar didapatkan retensi gas gas retention yang lebih baik sehingga dapat mengembangkan volume roti tawar.

5. Ukuran Pori