Interest rate Risk Financial Risk Management Objectives and Policies

PT Tifa Finance Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2011 dan 2010 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut PT Tifa Finance Tbk Notes to Financial Statements December 31, 2011 and 2010 and for the Years then Ended - 87 - Jumlah maksimum fasilitas yang diberikan kepada RJM adalah sebesar Rp 2.000.000 ribu dengan batas waktu penarikan 1 tahun dan dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua belah pihak. Pada tanggal 25 Februari 2008, Perusahaan memberikan penambahan fasilitas sebesar Rp 2.000.000 ribu sehingga total fasilitas menjadi Rp 4.000.000 ribu. The maximum facility given to RJM amounting to Rp 2,000,000 thousand with a term of 1 year, could be extended upon both parties’ approval. On February 25, 2008, the Company gave additional facilities amounting to Rp 2,000,000 thousand, thus increasing the total facilities given to Rp 4,000,000 thousand. Berdasarkan Addendum Perjanjian Kerjasama Pembiayaan terakhir tanggal 18 Januari 2011 bahwa jangka waktu perjanjian kerjasama ini akan berakhir pada tanggal 18 Januari 2014 dan dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua belah pihak. Based on the most recent amendment of the Financing Cooperation Agreement, dated January 18, 2011, the Financing Facilities were extended until January 18, 2014 and can be extended upon agreement of both parties. d. Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Fasilitas Pembiayaan Transaksi khusus - Ijarah Muntahia Bittamlik channeling dengan PT Bank Jabar Banten Syariah Jabar pada tanggal 25 Mei 2010 Catatan 16.e, porsi Jabar dalam perjanjian ini maksimum adalah sebesar 100 dari nilai pembiayaan. Perjanjian tersebut berlaku sampai dengan tanggal 25 Mei 2014. d. Based on the Cooperation Agreement on Special Financing Transaction Facility - Ijarah Muntahia Bittamlik Channeling with PT Bank Jabar Banten Syariah Jabar dated May 25, 2010 Note 16.e, the portion of Jabar in this agreement is a maximum of 100 of the value of financing. This Agreement is valid until May 25, 2014. Berdasarkan perjanjian kerjasama tersebut, Jabar berlaku sebagai kreditur, sedangkan Perusahaan berlaku sebagai wakil bank untuk melaksanakan kegiatan pemberian fasilitas pembiayaan. Based on this agreement, Jabar acts as the Creditor, while the Company acts as the bank representative responsible for all related activities. Apabila terjadi keterlambatan pembayaran kepada Perusahaan selama 90 hari, Perusahaan akan segera melunasi seluruh utang nasabah tersebut kepada Jabar. In the case of late payment from customer to the Company for 90 days, the Company will immediately pay all of the obligation to Jabar. e. Berdasarkan Perjanjian Kerjasama pembiayaan - Ijarah Muntahia Bittamlik Chanelling dengan PT Bank Syariah Mandiri tanggal 27 September 2010, Perusahaan memperoleh plafon pembiayaan sebesar Rp 50.000.000 ribu dengan porsi pembiayaan Bank sebesar 100 dari nilai pembiayaan. e. Based on the Joint Financing Agreement - Ijarah Muntahia Bittamlik Chaneling with PT Bank Syariah Mandiri dated September 27, 2010, the Company obtained a financing facility with maximum of Rp 50,000,000 thousand, where in the bank’s portion is a maximum of 100 of the value of financing. Berdasarkan perubahan perjanjian pembiayaan pada tanggal 12 September 2011, Perusahaan memperoleh penambahan plafon pembiayaan sebesar Rp 100.000.000 ribu dengan porsi pembiayaan bank sebesar 100 dari nilai pembiayaan Catatan 16.f. Based on changes in the loan agreement dated September 12, 2011, the Company obtained additional facility with maximum of Rp 100,000,000 thousand, wherein the bank’s portion is a maximum of 100 of the value of financing. PT Tifa Finance Tbk Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2011 dan 2010 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut PT Tifa Finance Tbk Notes to Financial Statements December 31, 2011 and 2010 and for the Years then Ended - 88 -

33. Perkara Hukum

33. Legal Matters

a. Pada tahun 2003, Perusahaan mendapat gugatan dari Ir. Cahyo Budi Sentoso Ir. Cahyo melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, berkaitan dengan alat berat milik Ir. Cahyo, yang melekat pada aset sewaan kapal atas fasilitas PT Pelayaran Hadijaya Putra Hadijaya yang ditarik pada tahun 1998 dimana gugatan Hadijaya ditolak terakhir berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tertanggal 15 Maret 2005 dan Perusahaan telah menerima putusan tersebut pada tanggal 15 Desember 2005. Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 18 Maret 2004, seluruh gugatan yang diajukan oleh Ir. Cahyo ditolak dan kemudian ia mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, namun gugatan tersebut kembali ditolak berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tertanggal 7 November 2006. a. In 2003, the Company has been sued by Ir. Cahyo Budi Sentoso Ir. Cahyo through the District Court of South Jakarta, in relation to the heavy equipment which belongs to Ir. Cahyo and was leased by PT Pelayaran Hadijaya Putra Hadijaya, which was on the boat at the time the boat was repossessed in 1998 which the claim of Hadijaya was rejected, recently based on the decision of the High Court of DKI Jakarta dated March 15, 2005 and the Company had received the notification on December 15, 2005. Based on the decision of the District Court of South Jakarta dated March 18, 2004, all of the claims filed by Ir. Cahyo were rejected, thus, he filed an appeal to the High Court of DKI Jakarta. Based on the decision of the High Court of DKI Jakarta dated November 7, 2006, the claim of Ir. Cahyo was also rejected. Pada tanggal 22 Mei 2007, Ir. Cahyo mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia, dan pada tanggal 15 Juni 2007 Perusahaan juga menanggapi kasasi tersebut kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pada tanggal 11 Desember 2010, Mahkamah Agung Republik Indonesia menolak kasasi yang diajukan oleh Ir. Cahyo dan keputusan tertulis atas penolakan kasasi tersebut diterima Perusahaan pada tanggal 14 Juni 2010. On May 22, 2007, Ir. Cahyo appealed to the Supreme Court of the Republic of Indonesia, and on June 15, 2007, the Company also filed its counter motion to appeal to the Supreme Court of Republic of Indonesia. On December 11, 2010, Indonesia’s Supreme Court rejected an appeal field by Ir. Cahyo and a written decision on the rejection of the appeal is received by the Company on June 14, 2010. b. Pada tanggal 10 September 2008, Perusahaan mendapat gugatan dari Rusman melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, berkaitan dengan penarikan aset sewaan berupa rumah. Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 16 Juni 2009, menolak eksepsi yang diajukan Perusahaan. b. On September 10, 2008, the Company has been sued by Rusman through the District Court of Sourth Jakarta, in relation to the repossession of a leased asset a house. Based on the judgement of the District Court of South Jakarta dated June 16, 2009, a favorable decision was given to Rusman. Pada tanggal 28 Agustus 2009, Perusahaan mengajukan banding atas putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan pada tanggal 2 Oktober 2009 Rusman juga menanggapi banding Perusahaan. Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini kasus tersebut masih dalam proses. On August 28, 2009, the Company submitted a Memorandum of the Appeal to the High Court of Jakarta and on October 2, 2009, Rusman also filed his counter motion on the Company’s appeal. As of the date of completion of these financial statements, the legal case proceeding is still on going.