Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Integratif Model-Model Pembelajaran Tematik Integratif

9 pengalaman langsung; pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; bersifat fleksibel; menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1996 dalam Trianto 2007: 13-14 pembelajaran tematik integratif sebagai suatu proses, memiliki beberapa karakteristik yaitu holistik, bermakna, otentik, dan aktif. 1 otentik merupakan pembelajaran integratif memungkinkan peserta didik untuk mengalami fenomena dari segala sisi. 2 Bermakna, merupakan tebentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan. 3 otentik, merupakan bentuk pembelajaran secara langsung. 4 Aktif merupakan pembelajran menekankan pada keaktifan siswa baik secara fisik, mental, dan intelektual guna mencapi hasil yang obtimal sesuai dengan hasrat, minat dan kemampuan siswa. Dari karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pendekatan tematik integratif adalah sebagai berikut: 1 pembelajaran berpusat pada peserta didik, 2 pelajaran memberikan pengalaman langsung karena mereka belajar dari hasil pemahaman sendiri, 3 pembelajaran mengaitkan beberapa mata pelajaran dengan kesamaan konsep atau keterkaitan konsep, 4 mata pelajaran tidak ketara dalam pembelajaran karena sudah dalam satu kesatuan, 5 pembelajaran bersifat fleksibel karena guru dapat mengaitkan dengan berbagai objek, dan 6 menggunakan perinsip belajar sambil bermain serta menyenangkan.

2.1.1.3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran tematik integratif berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang 10 tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar. Hal tersebut dikarenakan materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata kontekstual dan bermakna bagi peserta didik. Sehingga dalam belajar siswa dapat berfikir secara logis. Tujuan pembelajaran tematik integratif adalah: 1 mudah dalam memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu. 2 Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama. 3 Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 4 Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik. 5 Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain. 6 Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas. 7 Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan. 8 Budipekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budipekerti sesuai dengan situasi dan kondisi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013: 8.

2.1.1.4. Model-Model Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran tematik integratif atau pembelajaran terpadu menurut Fogarty dalam Trianto 2007 dan Hernawan, Remini Adayani 2007 miliki sepuluh model. Sepuluh model tersebut masing-masing memiliki ciri yang sama yaitu memadukan, yang berbeda adalah objek yang dipadukan. Sepuluh model 11 tersebut adalah model penggalan, model keterhubungan, model sarang, model urutan atau rangkaian, model bagian, model jaring laba-laba, model galur, model keterpaduan, model celupan, dan model jaringan. Pertama adalah model penggalan atau fragmented, model ini memiliki ciri pemaduan terbatas satu mata pelajaran. Materi yang diajarkan terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda. Kedua adalah model keterhubungan atau connected yang dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan dalam materi pelajaran tertentu. Ketiga adalah model sarang atau model Nested dimana model ini pemaduan dilakukan dalam bentuk penguasan konsep ketermpilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Keempat adalah model urutanrangkaian atau model sequenced yang merupakan pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda-beda secara paralel. Kelima adalah model bagian atau model shared , model merupakan bentuk pemaduan akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Model yang keenam adalah model jarring laba-laba atau webbed, model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Ketujuh adalah model gualar atau model threaded, model ini memadukan bentuk keterampilan yang berfokus pada apa yang disebut meta- curriculum. Kedelapan adalah model keterpaduan atau integrated, model ini merupakan pemaduan sejumlah topik mata pelajaran yang berbeda tetapi memiliki esensi yang sama dalam topik tertentu. Kesembilan adalah model celupan atau immersed, model ini dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman serta pengetahuan yang dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Model terkhir adalah model jaringan atau model 12 networked, merupakan model pemaduan pembelajaran yang memungkinkan pemecahan masalah, pengubahan konsepsi atau pun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah melakukan studi lapangan dengan situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda.

2.1.1.5. Tahap-Tahap Pendekatan Tematik Integratif