2. Peningkatan Aktivitas Siswa Psikomotor
Aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang diiisi oleh observer. Aktivitas siswa pada lembar observasi ini juga digunakan guna melihat aspek
psikomotor siswa. Aspek-aspek yang ingin diamati peneliti adalah siswa mengkaji pustaka buku, internet, artikel dll, bekerja dengan sesama kelompok, diskusi
antar siswa, siswa menggunakan bahasa yang komunikatif saat mempresentasikan hasil diskusi, siswa mengajukanmenanggapi pertanyaanide dan siswa membuat
karya sebagai wujud aplikasi masalah yaitu pada siklus I membuat poster dan pada siklus II membuat hasil produk olahan limbah dengan menarik.
Berikut ini adalah perbandingan hasil observasi aktivitas siswa pada aspek psikomotor.
Tabel 13 Aktivitas Psikomotor Siswa di Setiap Siklus Pembelajaran Kriteria Pencapaian
Siklus I Siklus II
Rata-rata aktivitas psikomotor siswa
79,63 85,31
Tinggi T 81,48
88,88 Sedang S
18,52 11,11
Rendah R
Gambar 20 Diagram Perbandingan Aktivitas Siswa
20 40
60 80
100
Tinggi sedang
rendah siklus I
siklus II
Data awal aktivitas siswa pada ranah psikomotor di kelas X SMA N 2 Ngaglik Sleman tahun ajaran 20112012 belum terukur karena metode yang
digunakan guru hanya berceramah dan tanya jawab saja sehingga aktivitas siswa yang berupa kemampuan ketrampilan fisik motorik seperti ekpresif dan
komunikatif dan lain sebagainya menjadi sangat minim akibatnya siswa menjadi kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Pembelajaran menggunakan pendekatan salingtemas terbukti dapat membantu meningkatkan aktivitas siswa yaitu
≥ 70 siswa mencapai kategori tinggi yaitu dengan rentang nilai kategori tinggi 66,68
≤ q ≤ 100. Dari data diagram di atas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa pada kategori tinggi sebanyak
81,48 22 siswa, siswa pada kategori sedang sebanyak 18,52 5 siswa, pada kategori rendah tidak ada dan pada siklus II aktivitas siswa meningkat menjadi
88,88 24 siswa pada kategori tinggi, 11,11 3 siswa dalam kategori sedang dan pada kategori rendah tidak ada. Meskipun demikian pada proses
berlangsungnya tindakan, siswa tidak begitu percaya diri secara ekspresif mempresentasikan hasil diskusinya, malu-malu dalam bertanya, dan tidak semua
siswa mau mencari jawaban dari berbagai pustaka. Selain itu meskipun rata-rata aktivitas meningkat dari 79,63 meningkat menjadi 85,31 di siklus II namun ada
beberapa aspek yang diamati mengalami penurunan yaitu pada aspek komunikatif saat memperesentasikan hasil diskusi dan yang paling rendah yaitu mengajukan
pertanyaanide. Pada aspek mengajukan pertanyaanide menunjukkan rata-rata yang paling
rendah diantara aspek-aspek yang lain. Diduga hal tersebut disebabkan karena siswa sudah paham atas apa yang dijelaskan oleh teman yang lain.
Pendekatan salingtemas terbukti dapat meningkatkan aktivitas psikomotor siswa pada materi pencemaran lingkungan. Seperti yang dikemukakan oleh
Depdiknas, 2006 bahwa model salingtemas memiliki kelebihan yaitu pertama, dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk mengaplikasikan konsep,
ketrampilan proses, kreativitas dan sikap menghargai produk teknologi serta bertanggung jawab atas masalah yang muncul di lingkungan, kedua membuat
pengajaran sains menjadi lebih bermakna karena langsung berkaitan dengan permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, yaitu model
salingtemas berorientasi pada hands on activities yang membuat siswa menikmati kegiatan sains dengan memperoleh pengetahuan yang tidak mudah terlupakan.
Gagasan tersebut juga diperkuat oleh Mariana dalam Sriningsih 2012 dengan menggemukakan bahwa aktivitas belajar yang mengajak siswa melakukan
eksplorasi dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam menemukan sendiri gejala atau fenomena alam yang terjadi dan memberikan kesempatan kepada mereka
untuk mengembangkan pemahaman ataupun mengubah pemahaman yang tidak benar.
Peningkatan aktivitas psikomotor siswa juga didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Hasil wawancara tersebut dapat dilihat
pada lampiran 30.
3. Faktor-Faktor Pendukung Penerapan Metode Salingtemas