Yuriyanto : Perancangan Ulang Tata Letak Lantai Produksi Dengan Menggunakan Metode Pairwise Exchange Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Salah satu aspek penting dalam kelancaran proses produksi adalah tata letak pabrik dengan mengacu pada pengaturan mesin dan pengaturan stasiun kerja
yang ada berdasarkan biaya pemindahan bahan. Pada era globalisasi saat ini, kebutuhan masyarakat semakin beragam
sehingga permintaan masyarakat terhadap suatu produk pun meningkat yang akhirnya akan meningkatkan tingkat produksi. Selain itu, tingkat persaingan pun
semakin meningkat dari waktu ke waktu. Untuk menghadapi kondisi tersebut, maka perusahaan harus mampu
meningkatkan daya saing dan meningkatkan kepuasan konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen adalah harga produk yang
murah, mutu produk yang tinggi dan waktu pengiriman yang tepat. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar faktor tersebut dapat terpenuhi adalah melakukan
perbaikan tata letak pabrik. Salah satu ciri tata letak yang baik adalah memiliki jarak pemindahan bahan yang minimum. Jarak pemindahan yang minimum akan
memperkecil waktu penyelesaian produk dan mengurangi biaya pemindahan bahan yang pada akhirnya akan mengurangi biaya produksi.
PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk spring bed. Spring bed yang dihasilkan
bermerk Big Land terdiri atas 4 jenis, yaitu Platinum, Golden, Silver dan Big
Yuriyanto : Perancangan Ulang Tata Letak Lantai Produksi Dengan Menggunakan Metode Pairwise Exchange Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2009.
USU Repository © 2009
Line. Selain spring bed, perusahaan ini juga sebagai distributor produk furniture seperti kursi kantor, lemari pakaian dan sebagainya. Dengan kondisi jumlah
produksi yang besar dan proses yang berlangsung secara repetitive, maka kegiatan pemindahan bahan menjadi salah satu kegiatan yang cukup dominan dalam sistem
produksi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco. Berdasarkan hasil analisis terhadap layout awal pada pengamatan
pendahuluan menunjukkan bahwa pada tata letak lantai produksi terdapat stasiun- stasiun kerja yang memiliki hubungan aliran ditempatkan secara berjauhan seperti
stasiun perakitan per dan stasiun perakitan kawat lis dengan jarak 43,6 meter, stasiun perakitan per dan stasiun perakitan divan dengan jarak 57 meter, stasiun
penjahitan kain quilting dan stasiun pemotongan dengan jarak 52,5 meter. Di tinjau dari segi aliran bahan, terjadi back tracking pada beberapa stasiun, yaitu
dari stasiun perakitan divan ke stasiun pembungkusan, stasiun penjahitan ke stasiun perekatan, stasiun pemotongan ke stasiun perekatan. Hal inilah yang
menjadi indikator yang menunjukkan tata letak lantai produksi kurang efisien. Dari permasalahan di atas, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk
mengidentifikasi masalah dalam tata letak di bagian produksi untuk memperoleh jarak pemindahan material yang terpendek dengan biaya yang minimum.
1.2. Rumusan Permasalahan