98 Nilai diperoleh dari penjumlahan dari skor yang diperoleh dari
masing-masing aspek. Nilai yang diperoleh dari karang tersebut adalah 80. Pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas IV SD Negeri
Rejowinangun 1 mengalami peningkatan setelah menggunakan media diorama dalam aktivitas belajarnya.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari prasikluspratindakan, siklus I, dan siklus II. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis
karangan deskripsi dengan menggunakan media diorama siswa kelas IV SD Negeri Rejowinangun 1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa
hasil penelitian sudah mencapai indikator keberhasilan. Berikut adalah pembahasan penggunaan media diorama pada pembelajaran menulis karangan
deskripsi dan hasil menulis karangan deskripsi siswa dengan menggunakan media diorama.
Hasil dari pratindakan menunjukkan bahwa keterampilan menulis karangan deskripsi siswa rendah. Siswa mengalami kesulitan untuk
mengembangkan paragraf dan penggunaan ejaan dalam penulisan, hal ini dapat diketahui melalui nilai rata-rata kelas yaitu 65. Pada pengamatan pratindakan
dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa menunjukkan siswa hanya mengembangkan karangan deskripsi menggunakan kerangka yang dibuat tanpa
melakukan pengamatan. Siswa hanya membayangkan tanpa mengamati secara
99 langsung objek yang dideskripsikan sehingga proses pembelajaran dan hasil
belajar kurang maksimal. Hasil dari pratindakan juga menunjukan siswa belum berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa kelas IV SD Negeri Rejowinangun 1 memiliki keterampilan menulis
karangan deskripsi yang berbeda-beda, ada siswa yang memiliki keterampilan menulis karangan deskripsi dengan baik sehingga mendapat nilai yang baik dan
ada pula siswa yang memiliki keterampilan menulis karangan deskripsi dengan kurang baik sehingga mendapat nilai yang rendah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pratindakan, maka dilakukanlah penelitian tindakan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media
diorama yang diyakini dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Menurut Nana Sudjana 1990: 2 media pembelajaran dapat
mempertinggi proses pembelajaran siswa. Begitu pula penggunaan media diorama sebagai media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas
proses pembelajaran dan juga hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklusnya dilakukan
dalam dua pertemuan. Tindakan siklus I adalah awal penggunaan media diorama dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SD
Negeri Rejowinangun 1. Media ini belum pernah digunakan di kelas ini sehingga menarik bagi siswa. Pada siklus I media diorama sudah digunakan
dengan baik sesuai langkah-langkah pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya. Siswa telah melakukan langkah-langkah menulis karangan
100 deskripsi dan aspek-aspek pada lembar pengamatan aktivitas siswa namun
kurang maksimal. Oleh karena itu, dalam tahap refreksi dilakukan diskusi untuk menentukan tindakan perbaikan kekurangan pada siklus I sehingga pada siklus
II dapat dilaksanakan lebih maksimal. Kurang maksimalnya tindakan pada siklus I dikarenakan jumlah media diorama yang digunakan kurang mencukupi.
Kurang maksimalnya tindakan pada siklus I dimaksimalkan pada siklus II dengan cara menambah jumlah diorama yang digunakan dalam pembelajaran.
Media diorama dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi merupakan sesuatu yang baru bagi siswa kelas IV SD Negeri
Rejowinangun 1, sehingga langkah pertama yang dilakukan guru adalah mengenalkan siswa terhadap media diorama serta penggunaannya dalam
menulis karangan deskripsi. Siswa sangat antusias saat guru menampilkan media diorama di depan kelas. Guru mengenalkan media diorama dan
menjelaskan langkah-langkah menulis karangan deskripsi dengan baik. Langkah-lagkah menulis yang dilakukan yang pertama adalah
menentukan tema penulisan. Siswa menentukan tema sesuai dengan diorama yang digunakan, pada siklus I diorama yang digunakan adalah diorama hutan
yang di dalamnya terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan pegunungan. Langkah selanjutnya adalah siswa melakukan pengamatan untuk
mengumpulkan bahan penulisan. Menurut Sabarti Akhadiah 1991: 131 deskripsi merupakan usaha untuk menggambarkan dengan kata-kata wujud atau
sifat lahiriah suatu objek. Melalui kegiatan pengamatan siswa mampu mengetahui wujud atau sifat lahirian suatu objek untuk dituangkan dalam
101 tulisan deskripsi. Siswa sangat antusias pada kegiatan pengamatan karena
berinteraksi langsung dengan media diorama yang digunakan. Setelah melakukan pengamatan untuk mengumpulkan bahan penulisan
siswa membuat kerangka karangan. Kerangka karangan digunakan agar karangan tersusun dengan alur yang baik. Menurut Masnur Muslich 2007: 3
“susunlah aspek-aspek karangan tersebut ke dalam urutan yang baik.” Sehingga kerangka ini berperan sebagai alur agar pembaca dapat mengetahui maksud dari
penulis. Setelah
membuat kerangka
karangan, selanjutnya
siswa mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah karangan utuh. Karangan
dikembangkan sesuai dengan objek yang telah diamati. Menurut Masnur Muslic
h 2007: 2, “karangan deskripsi adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, atau merasakan hal tersebut.” Sehingga dalam mengembangkan kerangka menjadi karangan yang utuh harus sesuai dengan hasil pengamatan
yang dilakukan secara langsung oleh penulis. Setelah menjadi karangan utuh, selanjutnya siswa mengkoreksi hasil
karangan tersebut untuk mengetahui kekurangan ataupun kesalahan yang dilakukan dalam tulisan. Hal ini dilakukan agar menghasilkan karangan
deskripsi yang baik. Karangan yang sudah dikoreksi selanjutnya dipresentasikan kepada siswa lain.
Pada siklus I siswa sudah melakukan langkah-langkah menulis karangan deskripsi dengan baik namun ada beberapa siswa yang belum melakukan
102 dengan maksimal karena jumlah media diorama yang digunakan terbatas. Siswa
belum melakukan pengamatan secara maksimal sehingga hasil karangan siswa juga kurang maksimal.
Siklus II menunjukkan proses pembelajaran berjalan dengan maksimal. Siswa melakukan langkah-langkah menulis karangan deskripsi dengan baik
sehingga karangan siswa lebih baik. Jumlah diorama yang digunakan pada siklus II ditambah sehingga dapat dibuat kelompok kecil agar siswa dapat
melakukan pengamatan dengan maksimal. Pembahasan di atas menunjukan keberhasilan proses dalam penelitian
ini. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran. Guru telah melakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
yang telah direncanakan sebelumnya. Siswa juga telah melakukan aktivitas sesuai dengan lembar pengamatan dengan baik.
Penilaian hasil belajar pada keterampilan menulis karangan deskripsi siswa menggunakan instrumen yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya.
Penilaian karangan hasil karya siswa dilakukan oleh peneliti. Penilaian sangat penting untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan siswa, mengetahui
siswa telah menguasai atau belum suatu kompetensi, menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil, mendiagnosa kesulitan belajar siswa, dan mengetahui
hasil pebelajaran yang telah dilaksanakan. Data yang telah diperoleh kemudian dibandingkan untuk memperoleh
perbedaan hasil belajar dari pembelajaran sebelumnya. Nilai rata-rata pada prasiklus atau sebelum menggunakan media diorama adalah 65, sedangkan
103 pada siklus I 69,25 dan siklus II 72,96. Sesuai dengan klasifikasi indeks prestasi
belajar menurut Rasyid Harun 2007: 21 nilai 65 berada pada rentang 60-69 sehingga termasuk dalam kategori cukup. Pada siklus I nilai rata-rata meningkat
menjadi 69,25 tetapi masih pada kategori nilai cukup. Pada siklus II nilai rata- rata meningkat menjadi 72,96. Nilai tersebut berada pada rentang 70-79
sehingga termasuk dalam kategori baik. Dari data yang diperoleh pada siklus II, penelitian ini dapat dikatakan
berhasil karena indikator keberhasila yang dibuat sudah tercapai. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kualitas proses pembelajaran yang
diketahui melalui meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I 2,98 dan pada siklus II menjadi 3,4. Peningkatan hasil belajar keterampilan
menulis karangan deskripsi setelah menggunakan media diorama yang ditunjukan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas pada pratindakan 65, pada
siklus I 69,25, dan pada siklus II menjadi 72,96. Hal tersebut membuktikan bahwa diorama dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis
karangan deskripsi siswa. Sesuai dengan pendapat Nana Sudjana 1990: 170 yang mengungkapkan bahwa media diorama dapat digunakan untuk berbagai
macam mata pelajaran.
104
E. Keterbatasan Penelitian