Kendala-kendala apakah yang dihadapi guru dalam menerapkan

akan membantu peserta didik untuk mencari informasi yang diperlukan dan peserta didik menerima penjelasan dari guru mengenai sumber belajar yang harus dicari. Menalar, pada tahap ini upaya guru mengarahkan kepada peserta didik pada kelompok tertentu melalui pertanyaan-pertanyaan pendamping atau penggiring agar tidak melenceng dari penyeleksian data sebelum dipresentasikan dihadapan kelompok lain. Mengkomunikasi, pada tahap terakhir guru hanya mengikuti jalannya diskusi, pertanyaan atau jawaban yang tidak mengarah pada masing-masing tema diarahkan dan memberikan motivasi pada peserta didik yang tidak fokus pada kegitan diskusi kembali fokus serta selalu mengingatkan akan pengumpulan tugas. A : Bagaimana bapakIbu mengatasi masalah yang bersumber pada keterbatasan sarana dan prasarana? B : Membawa LCD sendiri ke kelas atau mengajak peserta didik ke Laboratorium kemudian mengajak teman sejawat Bu Corona melakukan identifikasi terhadap buku-buku koleksi perpustakaan apakah jumlahnya sudah mencukupi dan sesuai dengan harapan peserta didik ketika mencari informasi, penambahan bendit pada akses internet yang terkoneksi langsung dari dalam kelas, dan membuat bahan ajar untuk peserta didik. A : Bagaimana BapakIbu mengatasi kekurangan terhadap ketersedian buku teks? B : Melakukan identifikasi dari sekian banyak buku yang dianjurkan oleh pemerintah buku karya siapa saja. Menyusun LKS atau membeli LKS dari penerbit tertentu. Menyusun modul pembelajaran yang disesuaikan kompetensi dasar. A : Menurut BapakIbu, bagaimana mengatasi kendala mengenai penilaian? B : Mengatasi kendala penilian harus menyediakan format penilaian terlebih dahulu dengan melihat model pembelajaran, media pembelajaran, instrument penilain, lembar observasi, dan angket. Guru membandingkan dengan cara penilaian pertama. Apabila kurang maksimal, maka penilian pada materi berikutnya diupayakan lebih baik. Guru harus melihat mulai dari persiapan seperti model pembelajaran dengan pendekatan saintifik, mengkondisikan peserta didik supaya memahami langkah-langkah pada kegiatan inti, dan memberikan motvasi agar peserta didik lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Cara seperti ini ternyata mampu mengangkat nilai sesuai kenyataan yang dilihat oleh guru. Model penilain dilakukan guru melalui pengamatan langsung sehingga guru bisa melihat proses pembelajaran yang sesungguhnya atau autentik. A : Menurut BapakIbu bagaimana cara mengatasi kendala yang dianggap paling besar, apakah ada cara khusus untuk mengatasinya? B : Dua kendala yang dihadapi oleh guru yaitu sistem penilaian dan peserta didik. Untuk menangani secara khusus diperlukan persiapan secara matang dari format penilaian, mengkondisikan peserta didik supaya mengikuti alur tahap demi tahap dalam kegiatan inti, dan mengikuti tahap demi tahap proses pembelajaran agar proses penilain bernar-benar autentik. Sementara itu kendala peserta didik dapat diatasi dengan pendekatan secara bertahap. Guru hanya membutuhkan peserta didik bersedia mengikuti disain yang sudah dipersiapkan. Langkah-langkah kegiatan inti dilakukan dengan baik, maka secara otomatis akan berpengaruh pada peningkatan nilai dari sebelumnya. A : Apakah BapakIbu juga melakukan diskusi untuk mencari solusi dengan sesama teman Guru sejarah dalam satu sekolah dalam hal penerapan pendekatan saintifik? B : Saya sudah 4 kali dijadikan kelinci percobaan untuk mengetahui apakah setelah mengikuti pelatihan di Yogya mampu menerapkan pendekatan seintefik. Untungnya saya sering mengajak peserta didik melakukan diskusi terhadap kajian sejarah kontroversial sehingga memudahkan dalam pelaksanaan pendekatan seintefik. Kepala Sekolah, Pak Sandika, dan Bu Corona adalah teman sejawat yang sering saya ajak diskusi. Ketiga teman sejawat mempunyai cara tersendiri untuk menyelesaikan permasalahan pendekatan seintefik. Saya mengusulkan kepada teman sejawat bahwa cara terbaik harus dimulai dari persiapan sebelum mengajar. Silabus dan RPP harus terkait, penampilan guru saat mengajar, komunikasi, dan proses penilainnya. Permasalahan pada bagian mana dapat diketahui dan diperbaiki dalam pertemuan berikutnya.

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN SENI BUDAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD PELITA BANGSA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 28 69

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XII IPA SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 9 73

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN SENI TARI KELAS XI IS 1 DI SMA NEGERI 1 MAGELANG

1 43 136

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 1 REMBANG

0 11 118

STRATEGI PEMBELAJARAN SEJARAH SMA DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMA N 1 BANGSRI TAHUN PELAJARAN 2014 2015

1 14 176

PERSEPSI GURU SEJARAH TENTANG KEBERADAAN SITUS BENTENG PORTUGIS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014 2015

0 8 140

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI Implementasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Ips Di Sma Negeri 3 Pati Tahun Ajara

0 2 15

PENDAHULUAN Implementasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Ips Di Sma Negeri 3 Pati Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 4

Artikel Publikasi: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK Implementasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Ips Di Sma Negeri 3 Pati Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 12

Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 5 Kota Bandung Tahun 2015.

1 1 14