sifatnya. Seseorang konsumen membeli suatu barang dengan keterlibatan yang lebih permanen karena dia menganggap bahwa merek produk tersebut
jika tidak dibeli akan merusak konsep dirinya. Tipe keterlibatan situasional dan tipe ketelibatan yang lebih permanen dikategorikan sebagai konsumen
yang mempunyai tingkat keterlibatan tinggi.
2.3 Harga
2.3.1 Pengertian Harga
Pengertian harga menurut Swastha 2003:241 “Harga adalah jumlah uang ditambah beberapa produk kalau mungkin yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya“. Dari definisi tersebut kita dapat mengetahui bahwa harga yang dibayar oleh pembeli itu sudah termasuk pelayanan
yang diberikan oleh penjualan. Bahkan penjual juga menginginkan sejumlah keuntungan dari harga tersebut.
Sedangkan menurut Rangkuti dalam Ribhan 2006:14 menjelaskan : “Bahwa tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau tertarik pada
merek-merek apapun yag ditawarkan disebut konsumen switcher atau price buyer”.
Berdasarkan definisi tersebut, ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah konsumen membeli suatu produk karena harganya murah. Semakin tinggi
frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembelinya dari suatu merek ke merek yang lain mengindikasikan konsumen sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal.
Kotler dan Amstrong 2001:493 menjelaskan, “bahwa harga merupakan
sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk
atau jasa tersebut ”. Berdasarkan definisi tersebut, ciri yang paling tampak dari jenis
pelanggan ini adalah konsumen membeli suatu produk harganya murah.
2.3.2 Strategi Penetapan Harga
Harga merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran dan harus senantiasa dilihat dalam hubungannya dengan strategi pemasaran. Harga berinteraksi
dengan seluruh elemen lainnya dalam bauran pemasaran untuk menentukan efektivitas dari setiap elemen dan keseluruhan elemen. Dari sudut pandang
pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atas
penggunaan suatu barang atau jasa. Menurut Tjiptono 1997:170 secara garis besar strategi penetapan harga
dapat dikelompokan menjadi 8 kelompok, yaitu : 1. Strategi penetapan harga produk baru
2. Strategi penetapan harga produk yang sudah mapan 3. Strategi fleksibilitas harga
4. Stategi penetapan harga lini produk 5.
Strategi leasing 6. Strategi bundling-pricing
7. Strategi kepemimpinan harga 8. Strategi penetapan harga untuk membentuk pangsa pasar.
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa tujuan yang menuntun strategi penetapan harga haruslah merupakan bagian dari tujuan yang menuntun strategi
pemasaran secara keseluruhan.
2.3.3 Tujuan Penetapan Harga