37 sekolah  untuk  melakukan
perbaikan  kualitas pelaksanaan
kegiatan pembiasaan pendidikan nasionalis selanjutnya.
C. Kerangka Berpikir
Sekolah  sebagai  lembaga  penyedia  layanan  pendidikan  merupakan lembaga  yang  sangat  berperan  dalam  pembentukan  kepribadian  siswa.  Di
sekolah  siswa  tidak  hanya  dibekali  dengan  pengetahuan  akademik  semata melainkan  dibekali  juga  dengan  nilai-nilai  positif  yang diberikan  melalui
penanaman  nilai-nilai.  Nilai-nilai  yang  ditanamkan  kepada  peserta  didik antara lain tentang kedisiplinan, nilai-nilai karakter, religiusitas, nasionalisme
dll. Penanaman  nasionalisme perlu  diberikan  kepada  peserta  didik  melihat pada saat ini  kondisi  generasi  muda  kurang  memiliki  rasa  persatuan,  lebih
mencintai  produk-produk  budaya  asing  dari pada  produk  budayanya  sendiri. Terlihat dari maraknya tawuran pelajar yang terjadi serta generasi muda lebih
sering  mendengarkan  lagu-lagu  berbahasa asing  dari pada  lagu-lagu berbahasa  Indonesia.  Bahkan  sering  dijumpai  generasi  muda  menggunakan
bahasa asing dalam percakapan dengan teman sebayanya. Hal tersebut dapat melunturkan  nilai-nilai  nasionalisme  sehingga  mereka  tidak  memiliki  jiwa
nasionalis  yang  kuat. Hal  tersebut  tidak dapat  dibiarkan  begitu  saja sebab apabila jiwa nasionalis tidak ada lagi dalam diri warga maka negara ini akan
banyak  mengalami  kehilangan.  Orang  akan  mudah  menjual  kekayaan bangsanya  seperti  kesenian,  tradisi,  sumber  daya  alam  bahkan  orang  akan
dengan  mudah  menjual  pulau-pulau  yang ada  di  nusantara karena  mereka tidak lagi memiliki kecintaan yang kuat pada negeri.
38 Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat besar
dalam  pembentukan  kepribadian  siswa  karena  siswa lebih  banyak
menghabiskan  waktu  mereka  di  sekolah.  Sehingga  sekolah  harus  mampu menanamkan  nilai-nilai  yang  positif  pada  siswa. Sekolah  berperan  untuk
mengajar  dan  mendidik  siswa.  Mengajar  yang  dimaksud  adalah  proses transfer of knowledge yaitu proses pemberian ilmu pengetahuan melalui mata
pelajaran akademis.  Sedangkan  mendidik  adalah transfer  of  value yaitu proses penanaman nilai-nilai yang akan membentuk kepribadian dan karakter
siswa. Penanaman  nilai-nilai  nasionalisme  merupakan  salah satu  upaya  yang
dilakukan  oleh  sekolah  untuk  memberikan  pendidikan  nasionalis  kepada siswa. Penanaman  nilai-nilai  diberikan  kepada  siswa  melalui  pembiasaan-
pembiasaan  di  sekolah.  Pembiasaan  tersebut  lama  kelamaan  akan  menjadi suatu  budaya  sekolah  yang  akan selalu  dijunjung  tinggi. Pendidikan
nasionalis merupakan bagian dari pendidikan karakter karena dari sana akan terbentuk kepribadian  dan  karakter  siswa yang  memiliki  rasa  kebangsaan
serta  kecintaan  yang  kuat  terhadap  negara  dan  bangsanya  sendiri.  Setelah terbentuk karakter yang baik pada siswa, melalui upaya penanaman nilai-nilai
ini diharapkan terbentuk jiwa nasionalis yang kuat pada diri siswa. Sekolah  dalam  menjalankan  perannya  dalam  mendidik  dan  mengajar
membutuhkan peran warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, serta staf karyawan  yang  ada. Kepala  sekolah  bersama  guru  menyelenggarakan
pendidikan nasionalis melalui berbagai rangkaian penanaman yang diberikan
39 baik  di  dalam  maupun  di  luar  kelas.  SMA  Negeri  10  Yogyakarta
menanamkan  pendidikan  nasionalis  kepada  siswa  melalui upacara  bendera dan  peringatan  hari-hari  besar  nasional.  Melalui  upacara  tersebut  siswa
dididik banyak hal, salah satunya mereka dididik untuk menghargai jasa-jasa para  pahlawan  yang  telah  gugur  dalam  memperjuangkan  kemerdekaan
Indonesia.  Dari  sana  diharapkan  siswa  dapat  mengambil  contoh  keteladan sebagai semangat dan panutan mereka dalam memajukan bangsa dan negara
di masa depan. SMA  Negeri  10  Yogyakarta secara  khusus  juga  mendidik  siswa-
siswanya  agar  memiliki  jiwa  nasionalis  yang  tinggi  yaitu  dengan  kegiatan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan nasional sebelum memulai jam pelajaran
pertama  dan  pada  jam  pelajaran  terakhir. Siswa  dibiasakan  untuk
menyanyikan  lagu-lagu  tersebut  agar  siswa memahami  makna  yang terkandung  dalam  lagu  tersebut  sehingga  mereka  tidak  lupa  dengan
perjuangan dan cita-cita bangsa serta mereka mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dari  penjelasan di  atas,  adapun  kerangka  berpikir  tersebut  dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:
40
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Indikator Jiwa Nasionalis: 1. menghargai jasa para tokohpahlawan nasional
2. hafal lagu-lagu kebangsaan 3. menggunakan produk-produk buatan dalam negeri
4. menghargai  keindahan  alam
serta  memilih  untuk berwisata dalam negeri
5. menghargai  dan  mempelajari  beragam  tradisi  budaya bangsa
6. peduli  dan  mengikuti  informasi  yang  terkait  dengan permasalahan bangsa Indonesia
Karakter Jiwa Nasionalis Siswa Pendidikan nasionalis untuk menanamkan nilai-nilai
nasionalisme pada siswa melalui berbagai kegiatan pembiasaan Kepala Sekolah
Guru
Sekolah
Mendidik Mengajar
41
D. Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan penelitian pada penelitian ini antara lain: 1.
Bagaimana upaya  sekolah  untuk membangun  jiwa  nasionalis  siswa  di SMA Negeri 10 Yogyakarta
2. Apa  saja kegiatan  pembiasaan  yang  diterapkan  oleh  sekolah  untuk
memberikan  pendidikan  nasionalis kepada  siswa di  SMA  Negeri  10 Yogyakarta?
3. Apa sajakah  faktor  pendorong pelaksanaan kegiatan  pembiasaan
pendidikan nasionalis di SMA Negeri 10 Yogyakarta? 4.
Apa  sajakah  faktor penghambat pelaksanaan kegiatan  pembiasaan pendidikan nasionalis di SMA Negeri 10 Yogyakarta?
5. Bagaimana  upaya sekolah  untuk  mengatasi  hambatan-hambatan dalam
pelaksanaan kegiatan  pembiasaan pendidikan  nasionalis  di SMA  Negeri 10 Yogyakarta?