Pesawat Sederhana Hakikat IPA

13 dapat ditarik benang merah bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, dan jujur. Trianto 2010:141, Hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen berupa konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara universal. Depdiknas dalam Trianto 2010: 138 secara khusus menjelaskan fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi sebagai berikut. 1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah 3. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi 4. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi Jadi IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala yang terjadi di alam semesta.

2.1.2.2. Pesawat Sederhana

Asmiyawati 2008:120 menjelaskan bahwa pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Pesawat sederhana dibedakan menjadi 4 jenis yaitu: 1. Pengungkit atau Tuas Pengungkit atau disebut juga tuas merupakan pesawat sederhana yang paling sederhana. Pengungkit dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu: a. Pengungkit jenis pertama Pengungkit jenis pertama memiliki letak titik tumpu TT berada diantara titik beban TB dan titik kuasa TK.Bentuk ini adalah bentuk dasar atau bentuk paling umum dari pengungkit. Contohnya jungkat-jungkit, gunting, palu dan tang 14 Gambar 1:contoh pengungkit jenis pertama Sumber: Sulistyanto:2008: 110 b. Pengungkit jenis kedua Pengungkit jenis kedua memiliki letak titik beban yang berada diantara titik kuasa dan titik tumpu. Contoh pemanfaatan pengungkit jenis kedua antara lain gerobak dorong, pembuka botol, pemecah kemiri Gambar 2: contoh Pengungkit Jenis Kedua Sumber: Sulistyanto :2008: 112 c. Pengungkit jenis ketiga Pengungkit jenis ketiga memiliki letak titik kuasa yang berada diantara titik beban dan titik tumpu. Contoh pemanfaatan pengungkit jenis ketiga diantaranya pinset, stapler dan alat pancing a b c keterangan a:titik tumpu, b:kuasa, c:beban Gambar 3:contoh pengungkit jenis ketiga Sumber: Asmiyawati :2008:100 2. Bidang Miring Menurut Tim Bina IPA 2010:97 bidang miring merupakan salah satu pesawat sederhana, yaitu berupa alat yang permukaanya dibuat miring. Tujuan penggunaan bidang miring adalah mempermudah seseorang memindahkan atau menggerakkan suatu benda. Beberapa alat yang menggunakan prinsip bidang miring adalah jalan di pegunungan yang 15 berliku-liku, papan yang dimiringkan, baji, sekrup, pisau, pahat, paku dan baut. a b c d Gambar 4: alat-alat yang menggunakan prinsip bidang miring, antara lain, a kapak, b pisau, c obeng, dan d skrup Sumber:Sulistyanto:2008: 115 3. Katrol Menurut Tim Bina IPA 2010:98 katrol adalah roda berputar pada porosnya tetapi tidak berjalan seperti roda pada sepeda.Katrol berfungsi untuk mempermudah menarik atau mengangkat benda.Katrol dilengkapi dengan rantai dan tali. Berdasarkan jenisnya ada empat macam katrol, yaitu: a Katrol tetap Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan.Katrol jenis ini biasanya dipasang pada tempat tertentu.Katrol yang digunakan pada tiang bendera dan sumur timba adalah contoh katrol tetap a b Gambar 5: contoh penggunaan katrol tetap a katrol pada tiang bendera b katrol pada sumur timba Sumber:Sulistyanto:2008: 117 b Katrol bebas Pada katrol bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat tertentu.Katrol jenis ini biasanya ditempatkan di atas tali yang kedudukannya dapat berubah, seperti tampak pada gambar berikut ini. 16 Gambar 6: contoh katrol bebas Sumber: Sulistyanto:2008: 118 c Katrol majemuk Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lain ditarik maka beban akan terangkat beserta geraknya katrol bebas ke atas Gambar 7: contoh katrol majemuk Sumber: Sulistyanto:2008: 118 4. Roda Berporos Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos digunakan untuk memudahkan memindahkan barang. Roda dapat mengurangi gesekan dengan jalan karena bentuknya yang bulat sehingga mudah bergerak. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhanayang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, gerinda Gambar 8: Roda berporos pada sepeda Sumber: Sulistyanto: 2008: 119 17 Jadi dapat ditarik benang merah bahwa pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia antara lain: pengungkit, bidang miring, roda berporos, dan katrol

2.2 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

2 26 214

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 6 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta.

0 0 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 162

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 0 156

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta

0 3 160

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta

0 2 190

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 154

PERBEDAAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIMELINE TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN

0 0 203