53
d. Operasional formal usia 11 tahun hingga dewasa
Jadi dapat disimpulkan bahwa, dalam perkembangan anak terdapat fase-fase atau tahap-tahap perkembangan kognitif yang merupakan
proses menemukan pengalaman dengan melibatkan kemampuan otak dan fisik tubuh. Siswa kelas V SD berusia 10 hingga 11 tahun,
berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Piaget, maka berada pada tahap operasional konkrit. Karakter siswa pada tahap ini adalah belum
dapat berpikir secara abstrak. Untuk memasuki tahapan selanjutnya yakni tahap operasional formal maka siswa perlu dilatih untuk
mengasah kemampuan abstraksi melalui membaca pemahaman. Membaca pemahaman lebih efisien dilakukan dengan teknik membaca
dalam hati.
D. Kerangka Pikir
Membaca merupakan hal utama yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar di sekolah untuk dapat menerima dan memahami pelajaran. Untuk
meningkatkan kemampuan membaca, hal yang penting dilakukan adalah kontinuitas dalam aktivitas membaca. Dengan meningkatnya intensitas
dan generalisasi. hanya dengan menggunakan simbol-simbol, ide-ide, astraksi
Penalaran terjadi dalam struktur kognitifnya telah mampu menggunakan hal-hal yang abstrak dan menggunakan logika.
Anak telah
mampu melakukan
penalaran dengan
54
membaca maka siswa akan terlatih memahami dan mengerti isi suatu bacaan. Di lingkungan sekolah, perpustakaan merupakan salah satu penyedia fasilitas
terlaksananya kegiatan membaca. Membaca dapat diawali dari adanya motivasi membaca pada siswa.
Motivasi dapat timbul dari diri sendiri minat baca siswa atau motivasi yang datang dari luar yaitu melalui tugas yang diberikan oleh guru sehingga
menuntut siswa untuk membaca buku. Siswa yang memiliki minat baca akan memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca. Berdasarkan hasil observasi
dan dari daftar pengunjung, aktivitas di perpustakaan SD N Winongkidul cenderung sepi. Sebagian besar minat baca siswa SD Negeri Winongkidul
terutama kelas V masih rendah. Hal itu dikarenakan pada waktu istirahat ataupun apabila ada jam kosong karena guru berhalangan hadir atau
terlambat datang ke kelas untuk mengajar tidak dimanfaatkan siswa untuk membaca di perpustakaan sekolah melainkan digunakan siswa untuk
mengobrol dengan teman, bermain di halaman sekolah maupun jajan di kantin sekolah.
Perpustakaan sekolah merupakan media yang sangat berperan dalam pengembangan kemampuan membaca siswa. Pemanfaatan perpustakaan
sekolah yang baik dapat menjadi alat untuk menumbuhkan minat baca dan meningkatkan kemampuan membaca siswa. Sebuah perpustakaan sekolah
yang nyaman dan tenang akan mencirikan suatu tempat yang ramah dan menyenangkan bagi siswa. Setelah itu, secara aktif dan kontinu perpustakaan
55
Siswa senang membaca
sekolah akan menarik minat siswa untuk mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan bacaan sebagai bagian dari kebutuhan.
Gambar 2. Kerangka Berpikir
E. Hipotesis Tindakan