Karakterisasi Pigmen Antosianin Kulit Buah Duwet pada Beberapa Variasi pH

dengan kecepatan 4000 rpm untuk memisahkan filtrat dan residu. Filtrat yang diperoleh ditampung dalam erlenmeyer, dan residu diekstrak kembali dengan cara yang sama. Filtrat dari hasil maserasi dengan pelarut etanol yang diperoleh digabung, kemudian difiltrasi dengan vakum filter, dan dievaporasi dengan rotary vacumm evaporator pada suhu 36 o C, sehingga menghasilkan ekstrak pekat dan di keringkan dengan freeze drying. Untuk ekstraksi dengan menggunakan metode kombinasi pengepresan dan maserasi, sampel berupa bubur buah dipres sehingga menghasilkan filtrat dan residu, kemudian residu diekstraksi kembali dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol sesuai dengan metode sebelumnya, filtrat yang diperoleh dari hasil pengepresan dan ekstraksi dengan pelarut etanol digabungkan dalam erlenmeyer, dievaporasi dan kemudian dikeringkan dengan freeze drying. Setelah dikeringkan, ekstrak yang diperoleh diukur total rendemen ekstrak, konsentrasi antosianin menggunakan metoda pH- differential Prior et al., 1998 dan rendemen pigmen antosianin.

3.3.3 Karakterisasi Pigmen Antosianin Kulit Buah Duwet pada Beberapa Variasi pH

Ekstrak kulit buah duwet dianggap sebagai antosianin Petunidin-3- rhamnosa BM = 463, yang didasarkan dari penelitian sebelumnya oleh Leimena 2008. Karakteristik antosianin ekstrak buah duwet dalam beberapa variasi pH dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak dianggap sebagai petunidin-3- rhamnosa dalam buffer potasium klorida 0.06 M untuk pH 1 sampai 4 dan buffer sodium asetat 0.06 M untuk pH 5 sampai 8 dengan konsentrasi 0.6mM. Larutan antosianin dicampur dengan perbandingan 1:1 dengan buffer pH masing- masing, sehingga konsentrasi akhir larutan antosianin adalah 0.3mM. Kemudian larutan yang telah dicampur diatur pHnya menjadi pH 1 sampai 8 dengan 10M HCl atau 25 NaOH dan didiamkan selama 30 menit. Pengujian karakteristik antosianin dengan penambahan asam ferulik dan asam galat sebagai kopigmen dilakukan dengan melarutkan antosianin dalam potasium klorida 0.06 M untuk pH 1 sampai 4 dan buffer sodium asetat 0.06 M untuk pH 5 sampai 8 dengan konsentrasi 0.6mM. Kopigmen asam ferulik dilarutkan dalam 30 DMSO dalam masing-masing buffer dengan konsentrasi 0.06M Lampiran 1, sedangkan asam galat dilarutkan dalam 10 DMSO dalam masing-masing buffer dengan konsentrasi 0.06M. Larutan antosianin dan kopigmen dicampur dengan perbandingan 1:1, sehingga konsentrasi akhir larutan campuran adalah 0.3mM antosianin dan 0.03M kopigmen, sehingga perbandingan molar kedua larutan 1:100. Kemudian larutan yang telah dicampur diatur pHnya menjadi pH 1 sampai 8 dengan 10 M HCl atau 25 NaOH dan didiamkan selama 30 menit. Metode kopigmentasi ini didasarkan pada metode yang digunakan oleh Maarit et al. 2002 yang dimodifikasi. Spektra UV-visibel larutan antosianin pada setiap nilai pH diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 400 sampai 650 nm untuk melihat pergeseran panjang gelombang maksimum. Perubahan nilai absorbansi akibat perlakuan pH juga diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum max pigmen antosianin buah duwet Sari et al. 2005.

3.3.4 Uji Stabilitas dan Kopigmentasi Pigmen Antosianin Buah Duwet Terpilih