Ikhtisar ZONASI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA DAN

kencang dengan arah bervariasi dari barat dan barat laut dengan kecepatan rata- rata 7-16 knot, dan dapat pula mencapai 21 knot. Setelah musim penghujan kemudian dilanjutkan dengan musim pancaroba kedua yang biasa terjadi antara April-Mei, arah angin lebih bervariasi dari barat dan timur silih berganti dengan kecepatan rata-rata 4-10 knot BTNKJ dalam Irnawati 2008. Nelayan kompressor mencari ikan dengan jarak sekitar 50-2000 meter dari garis pantai pulau terdekat, pada kedalaman 5-30 meter pada musim biasa, dan 5- 15 meter pada musim terang bulan. Nelayan kompressor tidak memiliki musim paceklik, karena hampir sepanjang tahun mereka dapat beroperasi kecuali pada saat angin besar dan terang bulan. Dalam satu bulan, rata-rata aktivitas melaut mereka sebanyak 19 kali, kecuali bulan Januari yang tidak dapat diprediksi. Nelayan kompressor bekerja dalam tim yang terdiri dari lima sampai delapan orang dalam satu kapal, dan bekerja pada malam hari, sekitar pukul 20.00 – 03.00 WIB.

5.5 Ikhtisar

Zonasi Taman Nasional Karimunjawa ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal PHKA Nomor: 79IVSet-32005 tanggal 30 Juni 2005. Penetapan ini dilakukan karena zonasi sebelumnya dirasakan tidak lagi relevan dengan kondisi yang ada, dan sebagai respon atas masalah-masalah yang dihadapi dalam pengelolaannya. Masalah tersebut adalah: 1. Zonasi tersebut belum mengakomodir berbagai kepentingan pengelolaan terutama dari aspek ekologi, sosial ekonomi serta budaya termasuk kearifan lokal 2. Banyak terjadi tumpang tindih kebijakan berbagai pihak, baik di tingkat propinsi maupun kabupaten. Setelah ditetapkannya Zonasi Taman Nasional pada 2005, BTNKJ melakukan berbagai upaya untuk mensosialisasikan zonasi pada nelayan. Namun pengetahuan masyarakat tentang zonasi kawasan hanya mencakup eksistensi zonasi TN, belum mengetahui isi dan bentuk zonasi. Ketidaktahuan masyarakat tentang isi dan maksud dari Zonasi Taman Nasional menyebabkan maraknya penangkapan ikan di zona inti dan zona perlindungan. Penerimaan dan peran serta masyarakat terhadap pola pengelolaan sangat menentukan efektivitas dari pengelolaan tersebut. Tidak efektifnya pengelolaan kawasan perlindungan alam di Karimunjawa terutama disebabkan oleh kurangnya apresiasi dan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan Nelayan kompressor merupakan kelompok nelayan yang memiliki resiko tinggi dalam mencari nafkah, namun memiliki penghasilan yang rata-rata lebih tinggi dari nelayan tradisional. Mayoritas nelayan kompressor berusia muda, yakni sebanyak 65,7 persen. Tingkat pendidikan nelayan berada pada kelompok rendah, yakni sebanyak 94 persen tidak bersekolah atau hanya lulus sd, sedangkan 6 mengenyam pendidikan SMP-SMA. Minimnya tingkat pendidikan ini terjadi karena hampir semua responden mulai mencari nafkah di laut sejak berusia 11-13 tahun. Pengalaman melaut responden bervariasi dari 8-35 tahun, dengan rata-rata pengalaman melaut selama 16 tahun. Kapasitas mesin kapal responden sebagian besar tinggi 66, yakni lebih dari 20 PK. Kapasitas mesin kapal yang tinggi dibutuhkan untuk dapat menjelajahi pulau-pulau yang memiliki stock ikan yang melimpah. Nilai hasil tangkapan responden merupakan bagi rata hasil tangkapan yang didapat setiap kali melaut. Nilai tersebut sangat bervariasi bergantung hasil “peruntungan” nelayan. Penghasilan terendah yang didapat nelayan adalah sebesar Rp. 30.000 sekali melaut, sedangkan yang tertinggi mencapai Rp. 200.000. Penghasilan rata-rata nelayan kompressor sebesar Rp 1.956.000 per bulan. Nilai tangkapan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan mesin kapal dan kegigihan nelayan dalam mencari lokasi-lokasi yang memiliki stock ikan melimpah. Ikan hasil tangkapan nelayan sangat bervariasi, karena alat tangkap speargun- kompressor dapat mengambil semua jenis ikan. Ikan yang paling banyak dicari oleh nelayan kompressor adalah ikan Sunuk dan Kerapu karena memiliki harga yang mahal. Nelayan kompressor bekerja tidak bergantung pada musim, karena mereka mencari ikan di sekitar terumbu karang yang menyediakan stock ikan sepanjang tahun. Meski demikian, nelayan kompressor pada umumnya tidak melaut pada saat terang bulan dan pada saat angin barat, terutama bulan Januari- Februari.

BAB VI DAMPAK ZONASI TAMAN NASIONAL TERHADAP

STRATEGI NAFKAH NELAYAN KOMPRESSOR

6.1 Daerah Tangkap

Daerah tangkap yang dicakup oleh nelayan kompressor meliputi seluruh kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Ikan tangkapan yang diambil oleh nelayan berada di wilayah yang tidak terlalu jauh dari pulau, yang artinya kawasan terumbu karang yang memiliki kedalaman sekitar 5-30 meter pada musim biasa, dan 5-15 meter pada musim terang bulan. Pada umumnya nelayan kompressor tidak memiliki aturan khusus tentang pulau mana yang akan didatangi setiap kali mereka pergi melaut. Hampir semua pulau di kawasan Taman Nasional Karimunjawa pernah menjadi tempat mereka mencari ikan, termasuk zona inti dan perlindungan. Berikut merupakan Tabel yang menunjukkan daerah tangkap nelayan kompressor. Tabel 12 Daerah Tangkap Responden Sebelum dan Sesudah Zonasi Kawasan di Karimunjawa Tahun 2005 Kelompok Nelayan Kompressor Daerah Tangkap 2005 2005 7,5 km 7,5 km 7,5 km 7,5 km ZI ZL ZP ZI ZL ZP ZI ZL ZP ZI ZL ZP HKM RDN SRN AJB YD HD = intensitas penangkapan rendah sesekali ZI = Zona Inti = intensitas penangkapan sedang ZL=Zona Perlindungan = intensitas penangkapan tinggi ZP= Zona Pemanfaatan