dapat berpikir adolensi, yaitu masa di mana ia dapat merumuskan banyak alternatif hipotesis dalam menanggapi masalah, tetapi ia belum mempunyai kemampuan untuk
menerima atau menolak hipotesis, 2 Siswa sudah mulai mampu berpikir secara proporsional yaitu berpikir yang tidak hanya terbatas pada peristiwa-peristiwa konkrit
saja, 3 Siswa mampu berpikir kombinatorial, yaitu berpikir yang meliputi kombinasi benda-benda, gagasan-gagasan yang abstrak dan konkret dengan menggunakan pola
pikir kemungkinan, 4 Siswa mampu berpikir reflektif, yaitu berpikir kembali pada satu seri operasional mental, atau sudah mampu berpikir tentang berikutnya.
Pada tahap-tahap perkembangan kognitif tersebut di atas, setiap tahap yang dialami seseorang selalu berbeda. Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan
kognitif seseorang akan semakin teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya.
b. Teori Ausubel
David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Teori belajar David Ausubel memberi penekanan pada ”belajar bermakna”. Ratna Willis
1989:110. Belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep yang relevan pada struktur kognitif seseorang. Hal ini dapat
terjadi melalui belajar konsep, di mana perubahan konsep yang telah ada akan mengakibatkan pertumbuhan dan perubahan struktur kognitif seseorang.
Ausubel dalam Asri Budiningsih 2005:44 juga mengembangkan advance organizers yang merupakan penerapan konsepsi tentang struktur kognitif di dalam
merancang pembelajaran. Penggunaan advance organizers akan meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru, dan advance organizers akan
memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran yang baru, serta hubungannya dengan materi tang telah dipelajari.
Bila informasi baru tidak dapat dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kogninif siswa, maka informasi baru tersebut harus dipelajari
melalui proses menghafal. Dalam proses belajar menghafal, siswa bisa mencoba-coba menghafalkan informasi baru tanpa menghubungkan pada konsep-konsep yang telah
ada.
Dasar-dasar biologi belajar bermakna menyangkut perubahan-perubahan dalam jumlah atau ciri-ciri neron yang berpartisipasi dalam belajar bermakna. Jadi
berlangsung tidaknya belajar bermakna tergantung pada struktur kognitif yang ada, serta kesiapan anak dan niat anak untuk belajar bermakna, dan kebermaknaan materi
pelajaran secara potensial. Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, guru perlu memperhatikan adanya pengatur awal pelajaran untuk mengaitkan konsep-
konsep adanya proses defrensiasi progesif dan rekonsiliasi interaktif. Menurut Ausubel dalam Ratna Wilis Dahar 1989:112 ada tiga kelebihan
dalam belajar bermakna, yaitu : 1 Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama diingat, 2 Informasi yang tersubsumsi meningkatkan deferensiasi dari sub
sumer-sub sumer yang memudahkan proses belajar selanjutnya yang mirip, 3 Informasi yang dilupakan sesudah sub sumsi obliteratif, meninggalkan efek residual
pada sum sumer, sehingga mempermudah belajar pada materi yang mirip walaupun telah lupa.
3. Teori Belajar Konstruktivisme