Makna Pembelajaran Media Pembelajaran Interaktif

15

2.2 Media Pembelajaran Interaktif

2.2.1 Makna Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi siswa. Wenger 1998:227; 2006:1 sebagaimana dikutip oleh Huda 2014:2 pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain. Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi di mana saja dan pada level yang berbeda-beda secara individual, kolektif, ataupun sosial. Pembelajaran merupakan proses sistematis yang terdiri atas banyak komponen pengajaran yang tidak bersifat patrial terpisah atau berjalan sendiri- sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling komplementer berkesinambungan. Untuk itu diperlukan pengelolaan pembelajaran yang baik, harus dikembangkan berdasrkan prinsip-prinsip pengelolaan dan prinsip-prinsip pengajaran. Sanjaya 2008:102 sebagaimana yang dikutip oleh Suprihatiningrum 2013:76 mengemukakan kata pembelajaran adalah terjemah dari instruction, yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu melalui berbagai macam media, seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio, dan lain sebagainya. Sehingga dapat mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari peran guru sebagai 16 sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan sarana pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran tidak didefinisikan dengan merujuk pada perubahan tingkah laku, sangat sulit untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung. Beberapa teoretikus juga melihat adanya kelemahan dalam definisi ini tidak menjelaskan secara meyakinkan elemen-elemen penting dalam pembelajaran itu sendiri. Sebagai contoh suatu pengajaran akan berhasil secara baik apabila seorang guru mampu mengubah diri siswa dalam arti luas menumbuhkembangkan keadaan siswa untuk belajar, sehingga dari pengalaman yang diperoleh siswa selama ia mengikuti proses pembelajaran tersebut dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadi siswa. Hilgard dan Bower 1972 sebagaimana dikutip oleh Huda 2014:4 berpendapat bahwa kontroversi mengenai pembelajaran pada hakikatnya adalah perdebatan mengenai fakta-fakta, interprestasi atas fakta-fakta, dan bukan definis istilah pembelajaran itu sendiri. Meski demikian, hampir semua orang sepakat bahwa pembelajaran berkaitan erat dengan pemahaman. Meski demikian, tampaknya ada dua definisi yang cukup mewakili berbagai perspektif teoritis terkait dengan praktik pembelajaran: 1 Pembelajaran sebagai perubahan perilaku. Salah satu contoh perubahannya adalah ketika seorang pembelajar yang awalnya tidak begitu perhatian dalam kerlas ternyata berubah menjadi sangat perhatian; 2 Pembelajaran sebagai perubahan kapasitas. 17 Salah satu contoh perubahannya adalah ketika seorang pembelajar yang awalnya takut pada pelajaran tertentu ternyata berubah menjadi seorang yang sangat percaya diri dalam menyelesaikan pelajaran tersebut. Pembelajaran merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Yang jelas, ia merupakan rekonstruksi dari pengalaman masa lalu yang berpengaruh terhadap perilaku dan kapasitas seseorang atau suatu kelompok.

2.2.2 Pengertian Media