2.2. Konsep Penilaian Kinerja
Jika perusahaan ingin membangun kemampuan bersaing melalui SDM sebagai sumber keunggulan kompetitif, maka sistim penilaian terhadap kinerja SDM
dalam organisasi harus memiliki daya pembeda mana karyawan yang berprestasi dan mana yang tidak berprestasi. Pada akhirnya penilaian kinerja, baik yang menyatakan
kelemahan maupun keberhasilannya, pada dasarnya merupakan informasi yang sangat penting bagi manajemen. Keberhasilan yang perlu dipertahankan bahkan
ditingkatkan atau sebaliknya kegagalan pekerja yang harus diperbaiki, sebagian diantaranya disebabkan oleh keputusan atau kebijaksanaan yang tepat ataupun tidak
tepat dari pada manajer. Menurut Nawawi 1996, penilaian kinerja adalah sebuah proses manajemen
SDM yang melakukan proses pengamatan observasi terhadap pelaksanaan pekerjaan oleh seorang pekerja. Dari hasil observasi itu dilakukan pengukuran yang
dinyatakan dalam bentuk penetapan keputusan mengenai keberhasilan atau kegagalannya dalam bekerja.
Selanjutnya menurut Mangkuprawira 2002 penilaian kinerja bermanfaat untuk pengembangan perusahaan, khususnya departemen sumber daya manusia,
diantaranya adalah untuk: a.
Perbaikan kinerja, Penilaian kinerja akan menjadi umpan balik yang bermanfaat bagi karyawan,
manajer dan pihak yang berkepentingan lainnya untuk memperbaiki kinerja
Tirta Perdana : Analisis penerapan konsep balanced scorecard bsc sebagai suatu alat pengukuran kinerja sumber daya manusia di pt. Excelcomindo pratama, tbk regional sumatera, 2008.
USU Repository©2008
pekerjaan itu sendiri. Sehingga dengan demikian pekerjaan dapat lebih up to date dengan kondisi perusahaan saat ini
b. Penyesuaian kompensasi,
Membantu manajemen untuk menentukan siapa yang sebenarnya berhak mendapatkan kenaikan gaji maupun bonus dari perusahaan. Sehingga fairness
dalam perusahaan dapat terjaga jika akhirnya kompensasi tersebut diberikan. c.
Keputusan penempatan, Promosi, transfer dan penuruan jabatan biasanya didasarkan pada kinerja.
d. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan,
Manajemen dapat menentukan dan memilah-milah kira-kira training atau pelatihan yang tepat sesuai bagi karyawannya untuk menunjang kinerja
karyawan perusahaan agar dapat bekerja lebih baik lagi dan dapat memberikan kontribusi kepada perusahaan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
e. Perencanaan dan pengembangan karir,
Hasil dari kinerja yang telah dilakukan dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk pengembangan karir karyawan perusahaan tersebut.
f. Defisiensi proses penempatan staf,
Penilaian kinerja juga bermanfaat untuk melihat kelemahan maupun keunggulan dari sebuah departemen yang ada pada perusahaan tersebut, yang kemudian dapat
memberikan kesempatan manajemen perusahaan untuk mengambil langkah korektif terhadap departemen terkait.
Tirta Perdana : Analisis penerapan konsep balanced scorecard bsc sebagai suatu alat pengukuran kinerja sumber daya manusia di pt. Excelcomindo pratama, tbk regional sumatera, 2008.
USU Repository©2008
Saat ini hampir sebahagian besar perusahaan melakukan penilaian kinerja karyawannya dengan mengukur faktor finansial saja. Sementara pengukuran
keuangan tidak dapat menjelaskan penyebab perubahan yang disebabkan misalnya dari banyaknya produk baru yang diciptakan oleh karyawan yang sangat berdampak
terhadap kemajuan perusahaan tersebut. Pendekatan penilaian kinerja hendaknya mengidentifikasikan standar kerja
yang terkait, mengukur kriteria, dan kemudian memberikan umpan balik pada karyawan dan departement SDM.
Sumber: Mulyadi, 2001 Gambar 2.1 : Elemen-elemen Kunci Sistem Penilaian Kinerja
Kinerja Karyawan
Ukuran Kinerja Penilaian Kinerja
Keputusan SDM Umpan Balik
Karyawan
Standar Kinerja
Catatan Karyawan
Tirta Perdana : Analisis penerapan konsep balanced scorecard bsc sebagai suatu alat pengukuran kinerja sumber daya manusia di pt. Excelcomindo pratama, tbk regional sumatera, 2008.
USU Repository©2008
2.3. Konsep Perumusan Misi dan Strategi