Siti Khadijah Parinduri : Perencanaan Perbaikan Mutu Produk Jadi Berdasarkan Metode Kaizen Di PT. Growth Pakanindo Spesial, 2009.
USU Repository © 2009
6.6. Penghapusan Muda
Muda merujuk pada semua kegiatan yang tidak memberi nilai tambah pada hasil produksi, untuk menghindari pemborosan pada pada perusahaan maka dapat
dilakukan penerapan penghapusan pemborosan di lantai produksi seperti: 1. Membuat Jadwal Induk Produksi JIP dan melakukan kegiatan produksi sesuai
jadwal, jangan sekali-kali mendahului jadwal karena hanya akan menimbulkan pemborosan pada setiap aspek perusahaan baik itu konsumsi material, tenaga
pekerja, energi dan utilitas, penambahan gudang persediaan dan hal-hal lain di pabrik yang akan hanya semakin merugikan perusahaan.
2. Pembelian material sebaiknya lebih selektif dan tidak berlebihan sesuai dengan kebutuhan produksi saja, karena jika terlalu lama bahan baku disimpan maka
akan mengurangi kualitas material dan tidak akan memberi nilai tambah bagi perusahaan bahkan hanya akan merugikan karena perusahaan harus membuat
gudang material yang lebih besar. 3. Pengulangan proses produksi untuk produk yang tidak memenuhi spesifikasi
standar mutu perusahaan kembali ke dalam bin penampungan produk cacat untuk dip roses kembali sampai memenuhi standar mutu adalah suatu
pemborosan yangmemerlukan biaya maha, karena tidk hanya menguras tenaga pekerja tetapi juga akan berakibat buruk pada kualitas mesin-mesin produksi
karena spesifikasi bahan baku tidaksesuai dengan spesifikasi bahan yang seharusnya di olah mesin produksi. Untuk itu harus dilakukan peningkatan
kinerja operator untuk meningkatkan kelancaran proses produksi di pabrik
Siti Khadijah Parinduri : Perencanaan Perbaikan Mutu Produk Jadi Berdasarkan Metode Kaizen Di PT. Growth Pakanindo Spesial, 2009.
USU Repository © 2009
6.7. Standarisasi Kegiatan pabrik berfungsi mengikuti formula yang telah disepakati bersama.
Hal ini tidak hanya berarti sekedar mematuhi teknologi, manajerial maupun standar operasional yang berlaku, tetapi juga memperbaiki proses yang ada dalam
rangka membawa standar yang menuju ke tingkat yang lebih tinggi. Setelah dilakukan penelitian di PT. Growth Pakanindo maka diperoleh
beberapa hal yang dapat menjadi standar dalam pengolahan pakan ternak yaitu: 1.
Dalam hal penerimaan bahan baku sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan dan pemilihan bahan baku yang berkualitas baik, seperti bahan baku jagung,
SBM Soya Bean Meal yang lebih dikenal dengan bungkil kacang kedelai, kopra dan lain-lain harus memiliki spesifikasi mutu yang baik sehingga akan
menunjang hasil produksi, misalnya untuk bahan baku jagung yang baik adalah memiliki 16 – 17 kandungan air dan harus jagungyang sudah
matang, bungkil kacang kedelai yang berkualitas baik adalah bungkil yang matang dan memiliki aroma yang khas, dan kopra yang bermutu baik dapat
dilihat dari baunya wanginya yang enak. Dengan demikian bahan baku lebih dapat terjamin kualitasnya.
2. Perawatan mesin dilakukan secara berkala bersifat prefentive untuk
mencegah adanya gangguan mesin ketika proses produksi berlangsung, perawatan dilakukan dengan cara rutin yaitu membersihkan dan melakukan
pemanasan untuk setiap mesin dan material handling confeyor, bucket elevator, elevator sebelum dan sesudah proses produksi, sehingga kualitas
Siti Khadijah Parinduri : Perencanaan Perbaikan Mutu Produk Jadi Berdasarkan Metode Kaizen Di PT. Growth Pakanindo Spesial, 2009.
USU Repository © 2009 mesin dapat terjaga. Untuk penggantian spare part mesin dilakukan
pemeriksaan berkala untuk setiap jenis mesin, seperti untuk mesin mixer pemeriksaan spare part mesin dilakukan setiap 3 minggu sekali. Diharapkan
dengan penerapan perawatan efisiensimesindapat terus dipertahankan.
3. Operator diwajibkan mengikuti prosedur pengolahan pakan di setiap
departemen di lantai pabrik misalnya memasukkan bahan baku ke dalam bin penampungan sebelum proses produksi dan memeriksa jumlah bahan baku
yang tersimpan dalam bin-bin penampungan bahan baku tersebut sebelum memulai proses produksi, dan mengunakan seluruh kelengkapan
pelaksanaan kegiatan produksi di lantai pabrik selama proses produksi berlangsung untuk mencegah dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja
dan cacat produk. Seperti mengenakan masker, tutup kepala, sepatu boot dan pakaian kerja yang telah disediakan perusahaan. Serta mengembalikan
seluruh peralatan pelaksanaan proses produksi pada tempatnya untuk menjaga kerapian dan keringkasan penyimpanan dan pemakaian peralatan
setiap pelaksanaan proses produksi.
4. Operator memiliki kemampuan dan kesiapan diri sebelum melaksanakan
kegiatan produksi di lantai pabrik, misalnya sudah mengikuti traning yang diselenggarakan perusahaan dalam hal pengolahan atau pengoperasian
mesin-mesin produksi dan stamina yang kuat sudah sarapan dan dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani agar proses produksi berjalan dengan baik
5. Disiplin waktu kerja harus tetap dilaksanakan sesuai jadwal kerja yang telah
dibuat oleh pihak manajemen perusahaan. Shift-shift kerja arus ditaati agar
Siti Khadijah Parinduri : Perencanaan Perbaikan Mutu Produk Jadi Berdasarkan Metode Kaizen Di PT. Growth Pakanindo Spesial, 2009.
USU Repository © 2009 kelelahan kerja dapat dihindari atau stamina pekerja dapat terjaga, hindari
double shift yang akan menguras tenaga pekerja yang menyebabkan timbulnya kelelahan kerja yang akan menurunkan produktivitas pekerja.
Pemeriksaan barang-barang pekerja dilakukan ketika melewati pintuk masuk dan keluar pabrik demi menjaga keamanan dan pencurian bahan baku
maupun produk jadi pabrik.
BAB VII
Siti Khadijah Parinduri : Perencanaan Perbaikan Mutu Produk Jadi Berdasarkan Metode Kaizen Di PT. Growth Pakanindo Spesial, 2009.
USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan