Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

sebanyak 2 siswa 8,69. Sedangkan skor tertinggi 95 dengan jumlah siswa yang mendapat skor tertinggi pada interval 90 sampai 98 sebanyak 3 siswa 13,04. Skor terbanyak berada pada interval 72 sampai 80 sebanyak 11 siswa 47,82, skor rata-rata sebesar 75,6 dengan siswa mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 17 siswa 73,91 dan siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 6 siswa 26,08, varians sebesar 136,06 dan standar deviasi sebesar 11,664. Hasil perhitungan data posttest hasil belajar pada kelompok kontrol dari 23 siswa yang dijadikan sampel, diperoleh data skor terendah 30 dengan jumlah siswa yang mendapat skor terendah pada interval 30 sampai 38 sebanyak 3 siswa 13,04. Sedangkan skor tertinggi 80 dengan jumlah siswa yang mendapat skor tertinggi pada interval 75 sampai 83 sebanyak 6 siswa 26,08 dan merupakan terbanyak, skor rata-rata sebesar 57,08 dengan siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 8 siswa 34,72 dan siswa yang mendapat skor di bawah rata- rata sebanyak 15 siswa 52,17 , varians sebesar 293,26 dan standar deviasi sebesar 17,124. Data di atas dapat dilihat pada Gambar 4.2 sedangkan perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Gambar 4.2 Histogram Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang terdiri dari 23 siswa. disajikan dalam bentuk rekapitulasi analisis deskriptif berupa rata-rata mean, nilai tengah median, skor terbanyak yang diperoleh siswa modus, dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini: Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Postest Pretest Postest Nilai tertinggi 80 95 90 80 Nilai terendah 20 45 25 30 Mean 44,6 75,6 50,32 57,08 Median 42,6 76 49,1 55,6 Modus 36 75,7 50,5 78,1 Standar Deviasi 16,233 11,664 15,182 17,124 Berdasarkan tabel di atas, ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest untuk kelompok eksperimen yaitu: nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 20, rata-rata mean sebesar 44,6, media sebesar 42,6, modus sebesar 36, dan standar deviasi 16,233. Untuk kelompok kontrol diperoleh skor terbesar 90 dan skor terkecil 25, rata-rata mean sebesar 50,32, median sebesar 50,32, modus sebesar 50,5 dan standar deviasi sebesar 15,182. Sedangkan ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil posttest untuk kelompok eksperimen yaitu: nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 45, rata-rata mean sebesar 75,6, media sebesar 76, modus sebesar 75,7, dan standar deviasi 11,664. Untuk kelompok kontrol diperoleh skor terbesar 80 dan skor terkecil 30, rata-rata mean sebesar 57,08, median sebesar 55,6, modus sebesar 78,1 dan standar deviasi sebesar 17,124.

3. Deskripsi Hasil Belajar Berdasarkan Indikator dan Jengjang kognitif

Dalam penelitian ini terdapat dua materi yang dibahas yaitu materi sifat benda dan perubahan wujud benda. Dengan dua kompetensi dasar peneliti membuatnya kedalam tujuh indikator, jadi dalam penelitian ini ada tujuh indikator yang harus dicapai siswa. Selanjutnya pencapaian hasil belajar per indikator akan disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Pretest dan Postest Per Indikator Materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda No Indikator Pretest Postest Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol 1 Menyebutkan contoh benda padat dan cair dan gas dalam kehidupan sehari-hari. 1 butir soal 91,30 95,65 100 100 2. Mendeskripsikan sifat benda padat, cair, dan gas. 4 butir soal 40,21 39,13 84,78 45,65 3. Menunjukan bukti sifat benda padat, cair, dan gas. 4 butir soal 41,30 46,73 75 68,47 4. Membedakan antara benda padat, cair, dan gas. 4 butir soal 50 53,26 78,26 61,95 5. Mengidentifikasi perubahan wujud benda dari cair → padat → cair.1 butir soal 60,87 86,95 82,60 86,95 6. Mengidentifikasi perubahan wujud benda cair → gas → cair. 3 butir soal 31,88 37,68 50,72 49,27 7. Mengidentifikasi perubahan wujud benda padat → gas. 3 butir soal 33,33 56,52 84,05 79,71 Dari tabel 4.2 terlihat bahwa ketercapaian indikator satu pada tes pretest kelas kontrol lebih tinggi dari pada kelas eksperimen, begitu pula pada indikator empat, enam, dan tujuh. Sedangkan pada indikator dua, tiga, dan lima kelas eksperimen lebih unggul di banding kelas kontrol. Ketercapaian indikator pada tes posttest terjadi peningkatan, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, dimana pada indikator satu terjadi peningkatan 100 pada kedua kelas. Sedangkan indikator dua terdapat selisih 39,13 antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, indikator tiga mempunyai selisih 6,6 antara kelas eksperimen dan kontrol, indikator empat terdapat selisih 16,31, pada indikator tujuh terdapat selilih 4,34 antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan pada indikator lima kelas kontrol lebih unggul dibanding kelas eksperimen hal ini dikarenakan pada indikator lima hanya terwakilkan oleh satu butir soal yang berkaitan tentang perubahan wujud benda dari cair ke padat. Sedangkan pada indikator enam masing-masing dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen belum mencapai nilai KKM hal ini dikarenakan pada satu pertemuan terdapat tiga indikator yang dibahas dan dilakukannya percobaan sehingga peneliti kurang mengontrol tiap kelompok untuk melakukan percobaan sesuai prosedur. Hal ini mengakibatkan peneliti kurang mengetahui indikator yang belum dipahami oleh peserta didik. Namun dari ketujuh indikator yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan sudah mencapai nilai rata- rata yang signifikan. Analisis data pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif ditunjukan pada diagram berikut : Gambar 4.3 Diagram Persentase Data Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif Hasil Belajar Siswa Gambar 4.3 menunjukkan persentase pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif C 1 , C 2 , dan C 3 . Pada diagram di atas, terlihat bahwa persentase data pretest kelas eksperimen pada jenjang kognitif C 2 dan C 3 lebih rendah daripada kelas kontrol, sedangkan pada jenjang kognitif C 1 lebih tinggi daripada kelas kontrol. Perbedaan tersebut disebabkan karena siswa lebih banyak mempelajari konsep IPA secara konvensional, sehingga kemampuan siswa tidak merata pada semua jenjang kognitif. Sedangkan analisis data posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif ditunjukan pada diagram berikut : Gambar 4.4 Diagram Persentase Data Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif Hasil Belajar Siswa Gambar 4.4 menunjukkan persentase posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif pada kemampuan C 1 , C 2 , dan C 3 . Pada diagram di atas, terlihat bahwa kelas eksperimen dan kontrol setelah diberi perlakuan yang berbeda, memiliki kemampuan akhir yang berbeda pada semua proses kognitif. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa hasil postest siswa kelas eksperimen pada semua jenjang kognitif C 1 , C 2 , dan C 3 mengalami peningkatan dan nilai kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu model pembelajaran CLIS berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada askpek kognitif yakni C 1 , C 2 , dan C 3.

4. Deskriptif Hasil Observasi Penelitian

Hasil observasi penelitian, observasi ini dilakukan oleh guru mata pelajaran IPA terhadap peneliti ketika melaksanakan perlakuan terhadap kelas eksperimen maupun kontrol. observasi ini sebanyak 4 kali, sesuai dengan pertemuan yang dilakukan. Indikator observasi yang digunakan berupa rangkaian kegiatan pada rencana pelaksanaan pembelajaran RPP hal ini dilakukan untuk menguatkan bahwa peneliti telah benar-benar melaksanakan penelitian dan memberikan perlakuan pada kelas eksperimen sesuai dengan tahapan-tahapan pada model pembelajaran model pembelajaran CLIS Children Learning in Science. Untuk lebih jelasnya peneliti menyajikannya dalam bentuk tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4. 3 Persentase Hasil Observasi Guru Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen No Kegiatan Guru Pertemuan I II III IV 1 Persiapan 100 100 100 50 2 Fase orientasi 100 100 100 100 3 Fase Elistisasi 100 100 100 100 4 Fase restrukturisasi 100 87,5 87,5 100 5 Fase aplikasi 100 100 100 100 6 Fase review 100 100 100 100 Kelas Kontrol 1. Pendahuluan 100 75 75 100 2. Kegiatan inti 100 100 100 100 3. Penutup 100 66.6 66,6 100 Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa terdapat beberapa tahapan yang tidak dilaksanakan oleh peneliti pada kelas eksperimen misalnya pada pertemuan dua,tiga, dan empat. Pada tahap persiapan peneliti tidak melakukan ice breaking dan pada fase restrukturisasi peneliti tidak dapat menilai langsung hasil kerja siswa karena keterbatasan waktu. Sedangkan pada kelas kontrol terjadi hal yang sama pada pertemuan dua dan tiga, pada tahap pendahuluan peneliti tidak melakukan ice breaking sedangkan pada tahap penutup peneliti tidak dapat menilai langsung hasil kerja siswa karena keterbatasn waktu.

B. Analisis dan Interpretasi Data

Berdasarkan uji persyaratan analisis data, maka sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap data hasil penelitian. Uji persyaratan analisis yang perlu dipenuhi adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Beberapa hasil uji prasyarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: a. Hasil uji normalitas Hasil uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors. Data dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu data pretest dan posttest. 1 Hasil uji normalitas pretest eksperimen dan kontrol Dari hasil pengujian eksperimen diperoleh nilai L hitung = 0,017 dan untuk kelompok kontrol diperoleh L hitung = 0,080. Dari tabel harga kritis uji Liliefors dengan taraf sig nifikan α = 0,05 untuk n = 23 maka didapat harga L tabel = 0,190 dengan kriteria: L hitung ≤ L tabel : data terdistribusi normal L hitung ˃ L tabel : data tidak terdistribusi normal Hasil pengujian normalitas pretest eksperimen dan kontrol, dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest Eksperimen dan Kontrol Data Eksperimen Kontrol N 23 23 L hitung 0,017 0,080 L tabel 0,190 0,190 Kesimpulan Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa data pretest kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal, karena memenuhi kriteria L hitung ≤ L tabel . 2 Hasil uji normalitas posttest eksperimen dan kontrol Dari hasil pengujian eksperimen diperoleh nilai L hitung = 0,044 dan untuk kelompok kontrol diperoleh L hitung = 0,055. Dari tabel harga kritis uji Liliefors dengan taraf signifikan α = 0,05 untuk n = 23 maka didapat harga L tabel = 0,190 dengan kriteria: L hitung ≤ L tabel : data berdistribusi normal L hitung ˃ L tabel : data tidak berdistribusi normal Hasil pengujian normalitas posttest eksperimen dan kontrol, dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Posttest Eksperimen dan Kontrol Data Eksperimen Kontrol N 23 23 L hitung 0,044 0,055 L tabel 0,149 0,149 Kesimpulan Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa data posttest kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal, karena memenuhi kriteria L hitung ≤ L tabel. b. Hasil uji homogenitas Hasil uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher. Data dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu data pretest dan posttest. 1 Hasil uji homogenitas pretest Dari hasil pengujian homogenitas pretest, diperoleh nilai F hitung = 0.96 sedangkan nilai F tabel = 2.04 pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan jumlah siswa sebanyak 23, sehingga berdasarkan hasil tersebut, dinyatakan bahwa kedua kelompok homogen. 2 Hasil uji homogenitas posttest Dari hasil pengujian homogenitas posttest, diperoleh nilai F hitung = 0,49 sedangkan nilai F tabel = 2.04 pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan jumlah siswa sebanyak 23, sehingga berdasarkan hasil tersebut, dinyatakan bahwa kedua kelompok homogen. Hasil uji homogenitas, peneliti sajikan dalam tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Eksperimen dan Kontrol Data Pretest Posttest n data 23 23 S 2 Eksperim en 233,6484 134.6881 S 2 Kontrol 241,966 273.8185 F Hitung 0,96 0,49 F Tabel 2,04 2,04 Kesimpulan Homogen Homogen Berdasarkan hasil dari variansi kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol memiliki kriteria yang berbeda, maka dari pengujian kedua kelompok tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua sampel yang diuji adalah berasal dari kelompok yang homogen.

2. Hasil Uji Hipotesis

Analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu pengujian hipotesis: a. Hipotesa statistic Hipotesa statistik pada hasil penelitian ini adalah: Ho : µ A ≤ µ B Ha : µ A ˃ µ B Ho : Tolak Ho karena µ A ˃ µ B 76,08 ˃ 56,08 Ha : Terima Ha atau tolak Ho karena µ A ˃ µ B 76,08 ˃ 56,08 Maka berdasarkan hipotesa statistik tersebut, dapat dirumuskan suatu kesimpulan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model guided discovery learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi (quasi eksperimen di SMAN 72 Jakarta Utara)

5 19 165

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Upaya peningkatan hasil belajar IPS melalui project based learning (pembelajaran berbasis proyek) pada siswa kelas V di SD Islam Al-Syukro Universal

1 26 253

Pengaruh model pembelajan CLIS (Children Learning in Science) terhadap hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda

0 6 256

Peranan Sarana dan Prasarana Pendidikan Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal

1 16 107

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

0 12 65

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 KOTA TEGAL

0 15 402

Penerapan Model Pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) untuk Pemahaman Konsep Siswa SD.

2 5 30

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Children Learning in Scinece (CLIS) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Ngembatpadas I Kecamatan

0 1 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE(CLIS) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASARKELAS V PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA.

0 0 41