melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan educational leader; dan 3 Penguatan sarana dan prasarana
untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
d Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Pendalaman dan perluasan materi yang
dilakukan oleh guru sebagai pendidik dimaksudkan agar peserta didik semakin memahami apa yang diberikan guru serta memiliki wawasan yang luas. Materi
yang relevan yaitu materi yang sesuai dengan konteks lingkungan siswa dan memiliki satu kesatuan yang utuh holistik. Materi yang relevan perlu untuk
diberikan kepada siswa. meskipun guru memberikan materi, namun bukan berarti guru yang lebih aktif dalam mentransfer pengetahuan, namun siswa
yang lebih aktif menggali dan menemukan sendiri pengetahuan yang dibutuhkannya. Guru hanya memfasilitasi siswa untuk dapat belajar secara
aktif dan mandiri.
b. Penguatan Pendidikan Karakter
Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003, pasal 1 butir 1, menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
”.
Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona 1991 dalam Mahmud 2012: 23 adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui
pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang
lain, kerja keras, dan sebagainya. Menurut Scerenko 1997 dalam Samani dan Hariyanto 2012:45 mengatakan
bahwa pendidikan karakter dimaknani sebagai upaya yang sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan
diperdayakan melalui keteladanan, kajian sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar, serta praktik emulasi usaha yang maksimal untuk mewujudkan
hikmah dari apa-apa yang diamati dan dipelajari. Pendidikan karakter diperlukan agar setiap individu menjadi orang yang lebih baik, menjadi warga masyarakat
yang lebih baik, dan menjadi warga negara yang lebih baik. Raka,Geda dkk 2011:xi
Sejalan dengan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan karakter adalah usaha untuk menanamkan nilai, budi pekerti, moral,
watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan
kebaikan itu dalam kehidupan itu sehari-hari dengan sepenuh hati sehingga kelak ia akan menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik dan berkarakter
unggul. Penguatan pendidikan karakter sangat dibutuhkan bagi sekolah karena
pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna
membangun karakter pribadi dan atau kelompok yang unik baik sebagai warga Negara. Di sekolah, peran guru sangat diperlukan dalam menguatkan karakter
siswanya. Guru sebagai tenaga pendidik dan kependidikan harus berusaha dan berupaya mengubah sikap atau kepribadian menjadi lebih baik dan profesional
sehingga dapat memberikan manfaat besar dalam mencerdaskan bangsa. Salahudin, 2013:136.
Sebagai tenaga profesional kependidikan, guru harus memiliki tiga komponen yang menyatu dalam dirinya, yaitu sebagai berikut:
1. Capable personal, yaitu guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan,
dan keterampilan serta sikap yang memadai sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif
2. Innovator, yaitu sebagai tenaga kependidikan yang memiliki komitmen
terhadap upaya perubahan dan reformasi. Para guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang tepat terhadap
pembaharuan sekaligus merupakan penyebaran ide pembaharuan yang efektif 3.
Developer, yaitu sebagai seorang guru harus memiliki visi keguruan yang mantap dan luas perspektifnya. Guru harus mampu melihat ke depan dalam
menjawab tantangan yang dihadapi oleh sektor pendidikan sebagai suatu sistem
Guru sebagai tenaga profesional dalam strategi penyelenggara pendidikan karakter harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Konsekuensi yang fundamental terhadap program pendidikan, terutama
berkenaan dengan komponen tenaga kependidikan dalam kaitannya dengan
pelayanan masyarakat. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki kemampuan kualifikasi yang lebih memadai
2. Memiliki persepsi filosofis dan tanggapan yang bijaksana dalam menyikapi
dan melaksanakan pekerjaannya. Kompetensi seorang tenaga profesional kependidikan ditandai dengan serentetan diagnosis dan menyesuaikan dengan
sifatnya terus-menerus, di samping kecermatannya untuk menentukan langkah, guru harus bersabar, ulet dan telaten serta tanggap terhadap semua kondisi
sehingga di akhir pekerjaannya akan membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
Adapun peranan strategis penyelenggara pendidikan karakter dalam menciptakan suasana kondusif dalam pengajaran adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan suasana kondusif dalam pelaksanaan pengajaran. Pelaksanaan
pengajaran akan berlangsung secara aman, tertib, lancar dan terkendali yang terangkum dalam suasana yang kondusif apabila eksistensi tersebut disertai dengan
suasana penerapan strategi yang mantap dan efektif, baik bagi pengajar maupun peserta didik sebagai komponen dari objek belajar
2. Strategi belajar mengajar akan menjadi titik kulminasi dalam pemberdayaan sistem
pembelajaran yang lebih komprehensif sehingga segala fenomena yang terkait dan terkandung di dalamnya dapat dicermati dan ditelaah secara mendalam oleh
komponen yang terkait di dalamnya Dalam proses pembelajaran berdasarkan UUSPN Nomor 20 tahun 2003, terdapat
empat faktor yang mendukung pendidikan karakter dibutuhkan di antaranya; 1.
Melalui pemberian wewenang penuh terhadap satuan pendidikan sekolah yang didalamnya terdapat unsur guru sebagai pelaku utama pendidikan, diharapkan guru
dapat lebih mengembangkan dan memberdayakan diri untuk mengembangkan potensi dan dimensi peserta didik agar mampu hidup bermasyarakat.
2. Tujuan pendidikan nasional sangat memberi perhatian dan menitikberatkan pada
penanaman dan pembinaan aspek keimanan dan ketaqwaan. Hal ini sebagai isyarat bahwa pengembangan pendidikan karakter bangsa bersumber dari kesadaran beragama
religius, artinya input, proses dan output pendidikan harus berasal dan bermuara pada penguatan nilai-nilai ketuhanan yang dilandasi keyakinan dan kesadaran penuh sesuia
agama yang diyakininya masing-masing. 3.
Strategi pengembangan kurikulum pendidikan dasar adalah penekanan pada empat pilar pendidikan yang ditetapkan UNESCO, yaitu belajar mengetahui leraning to
know, menjadi dirinya sendiri learning to be, belajar bekerja learning to do, dan belajar hidup bersama learning to live together. Pengembangan kurikulum program
belajar pendidikan dasar harus memfasilitasi peserta didik untuk belajar lebih bebas dan mempunyai pandangan sendiri yang disertai dengan rasa tanggung jawab pribadi
yang lebih kuat untuk mencapai tujuan hidup pribadinya atau tujuan bersama sebagai anggota masyarakat.
4. Menjadi hakekat dari pendidikan karakter.
Sekolah sangat dituntut dalam membangun penguatan pendidikan karakter dengan baik dan serius, karena pendidikan sangat penting terutama pendidikan karakter, selain
pendidikan karakter yang hanya mendidik pemikiran tanpa membangun karakter maka sulit untuk diharapkan bisa membangun masa depan diri, serta masa depan bangsa.
c. Pendekatan Tematik Integratif