Pembahasan Proses Pembelajaran Motivasi Belajar

dari kondisi awal 41,66, dan untuk indikator 3 angket motivasi siswa yaitu 95,8 dari kondisi awal 33,33. Sedangkan hasil belajar siswa untuk siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 83,33 yang kondisi awalnya hanya 60 dan untuk rata-rata kelas juga meningkat menjadi 74,57 yang pada kondisi awalnya 71,67. Berdasarkan hasil dari siklus 1, peneliti tidak akan melanjutkan ke siklus 2. Hal ini dilakukan oleh peneliti, karena setelah melihat dan merefleksikan hasil dari siklus 1 bahwa motivasi dan hasil belajar siswa sudah meningkat dan juga sudah mencapai target peneliti.

4.2. Pembahasan

Pada bab I peneliti sudah merumuskan masalah penelitian, yaitu bagaimana penggunaan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas III SD Kanisius Kintelan dan bagaimana penggunaan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas III SD Kanisius Kintelan.

4.2.1. Pembahasan Proses Pembelajaran Motivasi Belajar

Peningkatan motivasi siswa didasarkan pada indikator motivasi, diantaranya memiliki keinginan belajar, ulet menghadapi tugas, dan memiliki tujuan belajar. Siswa dikatakan memiliki keinginan belajar, jika siswa tersebut bertindak sesuai dengan kriteria memiliki keinginan belajar. Kriteria tersebut diantaranya kedatangan siswa dalam mengikuti pelajaran IPS, sikap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, rasa ingin tahu terhadap hal-hal baru, memiliki keinginan untuk belajar dirumah tanpa disuruh, dan partisipasinya dalam kegiatan kelompok. Kriteria tersebut diguanakan oleh peneliti untuk mengukur seberapa motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS dengan menggunakan metode demonstrasi. Selama proses kegiatan belajar berlangsung, siswa-siswa kelas III tersebut sangat antusias. Hal ini terlihat saat bel berbunyi siswa-siswa langsung bergegas bersiap di depan kelas, walaupun ada beberapa siswa yang susah sekali diatur oleh guru. Setelah siswa masuk ke dalam kelas, siswa-siswa tersebut tidak segera mempersiapkan buku-buku pelajarannya. Untuk mempersiapkan buku pelajarannya pun mereka harus disuruh oleh guru. Sebelum mereka mengikuti pelajaran, guru terlebih dahulu mengadakan pretes dengan menyebar angket motivasi. Setelah siswa menerima angket tersebut, terlihat sekali siswa kurang antusias dalam mengerjakan angket. Namun hal berbeda terlihat saat siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Di dalam kelompok siswa merasa sangat senang, tetapi masih saja ada 2 siswa yang berbicara sendiri. Kedua siswa tersebut tidak mau membantu temannya yang sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Setelah mereka berdiskusi dalam kelompok , mereka secara bergantian melihat proses demonstrasi langsung yang dilakukan oleh ibu kantin dan pedagang di SD Kanisius Kintelan. Setelah mereka melihat proses berjual beli yang dilakukan oleh ibu kantin dan pedagang, siswa-siswa boleh mengajukan pertanyaan. Dalam proses observasi ini siswa sangat antusias dan bersemangat. Setelah selesai bertanya terhadap pedagang, siswa-siswa langsung membuat laporan hasil wawancaranya dengan pedagang. Dalam pembuatan laporan ini, siswa terlihat sangat bersemangat dan saling bekerjasama satu sama lain. Hal ini terlihat berbeda dengan kondisi siswa saat masuk kelas dan mengerjakan pretest, yaitu mereka kurang antusias dan terlihat tidak bersemangat. Setelah selesai membuat laporan, siswa bersama guru membahas hasil kerja kelompok mereka. Dalam membahas hasil diskusi siswa tersebut, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Dalam pembahasan hasil diskusi ini siswa lain yang tidak presentasi di depan kelas dibebaskan untuk bertanya sebanyak-banyaknya kepada siswa yang presentasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur keingintahuan siswa terhadap suatu hal. Dalam proses ini ada beberapa siswa yang bertanya sesuai dengan konteks bahasan seperti pertanyaan yang diungkapkan oleh Ro “Apakah jual beli itu penting?”, namun ada juga yang bertanya tidak sesuai dengan konteks bahasan yaitu pertanyaan yang diungkapkan oleh De “Siapa yang menciptakan uang?”. Kedua siswa ini memang bertanya hal yang baru dan belum mereka ketahui, tetapi pertanyaan yang diungkapkan oleh Ro lebih sesuai dengan konteks bacaan dibandingkan pertanyaan yang diungkapkan oleh De. Dalam Indikator kedua, siswa dikatakan termotivasi jika siswa tersebut memiliki ciri, ulet menghadapi tugas. Dalam penelitian ini, peneliti melihat beberapa hal yang sesuai dengan deskriptor ulet menghadapi tugas. Deskriptor untuk ulet menghadapi tugas yaitu, usaha siswa dalam mengerjakan tugas, pantang menyerah, tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, kesiapan dalam belajar, kepuasan terhadap hasil belajar. Dalam mengerjakan tugas dari guru, siswa mempunyai usaha untuk menyelesaikan tugas walaupun ada hambatan. Hal ini terlihat saat diskusi kelompok, ada kelompok yang mengalami kesulitan dalam membuat pertanyaan. Kelompok tersebut merasa kebinggungan dalam menentukan pertanyaan yang akan diajukan. Kelompok tersebut mencoba bertanya kepada guru, namun guru meminta kelompok tersebut untuk berusaha lagi dan tidak mengandalkan bantuan dari orang lain. Kelompok tersebut segera mencari pertanyaan. Dari bukti diatas, siswa kelas III memiliki usaha untuk mengatasi masalah mereka. Dalam menyelesaikan tugas dari guru, siswa harus memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikannya. Tanggung jawab yang harus dimiliki siswa itu seperti, dalam kerja kelompok anggota kelompok harus ikut bekerja dalam menyelesaikan tugas. Jika ada siswa yang tidak ikut mengerjakan maka siswa tersebut mendapat hukuman dari guru, seperti diminta untuk mengerjakan sendiri. Hal ini diterapkan oleh guru agar para siswa memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas. Saat siswa mendapat tugas dari guru, siswa tersebut segera mengerjakan tugasnya. Hal ini terlihat saat siswa diminta oleh guru untuk mengerjakan laporan hasil wawancaranya dengan pedagang. Dalam mengerjakan laporan hasil wawancaranya, para siswa bersama dengan kelompoknya berusaha untuk segera menyelesaikannya. Anggota tiap kelompok sangat antusias dalam kerja kelompok tersebut. Walaupun ada sedikit masalah, namun anggota setiap kelompok berusaha menyelesaikan permasalahannya. Hal lain terlihat saat pertemuan kedua, dalam kegiatan demonstrasi jual beli yang dilakukan oleh para siswa, sangat terlihat kerjasama kelompok yang solid dan tidak mudah menyerah. Mereka berusaha untuk berjual beli dan mendapatkan untung. Namun hal ini tidak terjadi pd mereka, karena mereka terlalu semangat beberapa kelompok malah mengalami kerugian. Kerugian yang dialami oleh beberapa kelompok tidak membuat mereka patah semangat, justru kejadian tersebut menjadi pelajaran bagi mereka bagaimana berjualan yang baik dan benar agar mendapatkan untung. Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan pada siswa kelas III, membuktikan bahwa siswa termotivasi dalam belajar. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang selalu ingin mendapatkan nilai atau hasil yang terbaik. Dalam belajar siswa berusaha untuk mendapat respon baik dari guru, seperti pujian, “acungan jempol” dan lain-lain. Dengan pujian ataupun acungan jempol tersebut siswa menjadi termotivasi untuk berlomba mendapatkan nilai yang baik. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara secara lisan dengan salah seorang siswa. “bagaimana perasaan kamu setelah belajar dengan metode demonstrasi tadi? ” lalu siswa tersebut menjawab “Saya senang, karena saya bisa belajar hal baru dan tidak hanya di kelas saja bu. Saya bosan kalau hanya di kelas aja. Saya juga bisa bersemangat untuk belajar, dan saya juga senang bisa mendapat nilai yang bagus.” peneliti kembali bertanya “Apakah kalau kamu mendapat nilai yang baik, kamu mendapat hadiah dari orang tua?” siswa itu menjawab “ Iya bu, kalau nilai saya baik saya juga bisa mendapat bintang dari bu guru. Nanti kalau bintangnya sudah banyak bisa ditukar sama hadiah.” Berdasarkan wawancara dan observasi terhadap kegiatan belajar IPS dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas III tersebut, dapat ditemukan hal baru bahwa siswa termotivasi untuk belajar dan tidak menyerah begitu saja. Dalam hal ini terlihat bahwa siswa tidak hanya ingin mendapat nilai yang baik, tetapi siswa juga berusaha mendapat pujian dan hadiah dari guru kelas mereka.

4.2.2. Pembahasan Hasil Pembelajaran