13
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Budidaya Tanaman Murbei 2.1.1 Biologi Tanaman Murbei
Tanaman murbei termasuk ke dalam marga Morus dari keluarga Moraceae.
Berdasarkan morfologi, bunga marga Morus dibagi menjadi 29 jenis. Tanaman murbei termasuk tanaman yang mempunyai bunga kelamin tunggal,
meskipun kadang-kadang terdapat pula tanaman murbei yang berkelamin rangkap. Di Indonesia, tanaman murbei yang banyak dibudidayakan adalah jenis Morus
alba karena menghasilkan daun yang banyak dan berkualitas tinggi. Jenis murbei
lain yang juga ditanam di Indonesia adalah Morus nigra dan Morus multicaulis.
2.1.2. Pertumbuhan Tanaman Murbei
Daun murbei merupakan pakan utama ulat sutera, sehingga dibutuhkan pemeliharaan yang baik untuk menghasilkan daun yang lebat. Salah satu syarat
tumbuh varietas murbei untuk tumbuh di daerah tropis adalah kemampuannya untuk mengatasi berbagai kendala alam, seperti suhu tinggi, pergantian musim
hujan dan kemarau, dan ketahanan terhadap hama dan penyakit. Lokasi untuk pemeliharaan tanaman murbei sangat bergantung pada lokasi
pemeliharaan ulat sutera, karena lahan murbei harus berada dekat kandang pemeliharaan ulat sutera agar memudahkan pemeliharaan ulat sutera dan panen
daun murbei. Pembudidayaan tanaman murbei di iklim tropis membuat tanaman murbei dapat tumbuh sepanjang tahun sehingga pembudidayaan ulat sutera dapat
dilakukan terus-menerus. Namun demikian, untuk mendapatkan hasil daun murbei yang maksimal, tanaman murbei harus diperlakukan dengan baik. Syarat tumbuh
bagi tanaman murbei di daerah tropis diantaranya adalah kondisi lingkungan yang bersih terbebas dari polusi dan irigasi serta drainase yang cukup.
2.1.3. Penanaman Tanaman Murbei
Lahan yang harus dipersiapkan untuk pemeliharaan tanaman murbei adalah lahan yang bebas dari pepohonan dan semak belukar, karena dapat
menghambat pertumbuhan murbei. Namun demikian, pembudidayaan murbei dapat dilakukan tumpang sari dengan tanaman-tanaman semusim.
14 Setelah persiapan lahan dilakukan, proses pembibitan murbei dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menggunakan biji dan stek batang. Namun penggunaan biji tidak dapat digunakan karena tanaman yang dihasilkan
sangat terlalu beragam akibat sifat heterogenik dari tanaman murbei. Rencana penanaman, luas lahan yang digunakan, dan cara penanaman
murbei harus disesuaikan dengan rencana pemeliharaan ulat sutera. Karakteristik ulat sutera yang membutuhkan pasokan pakan yang banyak selama siklus
hidupnya membuat kontinuitas produksi daun murbei harus terjaga untuk keberhasilan pembudidayaan.
Daun murbei dapat dipanen untuk pertama kalinya saat berusia 5-6 bulan, dimana cabang-cabang yang dihasilkan pada proses stek batang sudah cukup
besar. Setelah itu, setiap 2-3 bulan, tanaman murbei dapat dipanen. Untuk meningkatkan produktivitas daun murbei, dilakukan pemangkasan secara berkala.
Produktivitas tanaman murbei dapat terus dipertahankan hingga tahun ke-15, setalah melewati tahun ke-15, penggantian tanaman murbei dengan tanaman yang
baru dilakukan untuk memperbaiki produktivitasnya kembali.
2.1.4 Pemeliharaan Tanaman Murbei