Industri Gaya Hidup Iklan Gaya Hidup Kerangka Konseptual

2.4.2 Bentuk-Bentuk Gaya Hidup Ada beberapa bentuk gaya hidup Susanto, 2001:5 antara lain :

a. Industri Gaya Hidup

Dalam abad gaya hidup, penampilan diri itu justru mengalami perubahan bahkan tubuhdiri bodyself pun ikut mengalami perubahan. Tubuhdiri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup. Itulah sebabnya industri gaya hidup untuk sebagian besar adalah industri penampilan.

b. Iklan Gaya Hidup

Di dalam era globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang berperan besar dalam membentuk budaya citra image culture dan budaya cita rasa taste culture adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang kadang- kadang mempesona dan memabukkan. Iklan merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara halus subtle arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.

c. Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup

Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada kesimpulan bahwa dalam budaya berbasis-selebriti celebrity based-culture, dimana para selebriti membantu dalam pembentukan identitas dari para konsumen kontemporer. Dalam budaya konsumen, identitas menjadi suatu sandaran “aksesori fashion”. Universitas Sumatera Utara d. Gaya hidup mandiri Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat untuk menyusun strategi. Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan secara sadar dan memahami betuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung resiko dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri. Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut. e. Gaya Hidup Hedonis Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan , seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pusat perhatian.

2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup

Kotler 2001:208 berpendapat bahwa gaya hidup adalah pola interaksi hidup seseorang yang diungkapkan dalam kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Loudon dan Bitta 1993:121 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu internal dan faktor yang berasal dari luar eksternal. Universitas Sumatera Utara A. Faktor Internal Faktor internal terdiri dari sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi Loudon dan Bitta, 1993:121: 1. Sikap Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya. 2. Pengalaman dan pengamatan Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek. 3. Kepribadian Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu. 4. Konsep diri Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian Universitas Sumatera Utara akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku. 5. Motif Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.

6. Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia. B. Faktor Eksternal Adapun faktor eksternal terdiri dari kelompok referensi, keluarga, kelas sosial dan kebudayaan Loudon dan Bitta, 1993:124 : 1. Kelompok referensi Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalam kelompok Universitas Sumatera Utara tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu. 2. Keluarga Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya. 3. Kelas sosial Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan status dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan. 4. Kebudayaan Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang Universitas Sumatera Utara dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.

2.5 Keputusan Pembelian

2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan salah satu bentuk perilaku konsumen dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk. Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli atau memakai suatu produk akan melalui sebuah proses di mana proses tersebut merupakan gambaran dari bagaimana konsumen menganalisis berbagai macam masukan untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian. Schiffman dan Kanuk Ujang, 2002:289 mendefenisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilhan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Jika konsumen tidak memiliki alternatif, ini bukanlah suatu situasi konsumen melakukan keputusan. Suatu keputusan tanpa pilihan disebut sebagai sebuah “Hobson’s Choice” Schiffman dan Kanuk. Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Keputusan Pembelian

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keputusan pembelian Kotler, 1993:231 : A. Faktor Kebudayaan 1. Kebudayaan Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Perilaku manusia sebagian besarnya merupakan hasil proses belajar. Sewaktu tumbuh dalam suatu masyarakat, seorang anak belajar mengenai nilai persepsi, keinginan dan perilaku dasar dari keluarga dan institusi penting lainnya. 2. Subbudaya Setiap budaya terdiri dari sub-sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan wilayah geografis. 3. Kelas sosial Kelas sosial adalah sekelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama. Kelas sosial menunjukkan perbedaan pilihan produk dan merek dalam suatu barang atau jasa. Universitas Sumatera Utara B. Faktor Sosial 1. Kelompok referensi Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok. Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. 2. Keluarga Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku membeli. Ada dua macam keluarga dalam kehidupan pembeli yaitu keluarga sebagai sumber orientasi dan keluarga sebagai sumber keturunan. 3. Peran dan status Orang memilih produk yang mencerminkan dan mengkomunikasikan peran mereka serta status actual atau status yang diinginkan dalam masyarakat. C. Faktor Pribadi 1. Usia dan tahap daur hidup Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan dengan usianya. 2. Pekerjaan Pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsi seseorang. Seorang pekerja kasar akan berbeda pola konsumsinya dengan seorang pekerja biasa. Universitas Sumatera Utara 3. Keadaan ekonomi Keadaan ekonomi seseorang akan besar pengaruhnya terhadap pilihan produk. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan, tabungan dan milik kekayaan, kemampuan meminjam, dan sikapnya terhadap pengeluaran lawan menabung. 4. Kepribadian dan konsep diri Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah cirri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang sedangkan konsep lebih kearah citra diri. 5. Gaya hidup dan nilai Gaya hidup adalah pola hidup dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup melukiskan “keseluruhan pribadi” yang berinteraksi dengan lingkungannya. D. Faktor Psikologis 1. Motivasi Motivasi merupakan dorongan kebutuhan yang membentuk perilaku bersifat biologis, psikologis serta aktualisasi optimal. 2. Persepsi Persepsi merupakan proses individu dalam memilih, mengorganisasi, dan menafsirkan masukan-masukan informasi untuk menciptakan sebuah gambar yang bermakna. Universitas Sumatera Utara 3. Belajar Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. 4. Kepercayaan dan sikap Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Kepercayaan membentuk citra merek dan produk, dan orang berbuat sesuai kepercayaannya. Sikap adalah penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional, dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.

2.5.3 Proses Keputusan Pembelian

Ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian yaitu: Gambar 1.1 Tahap Proses Keputusan Pembelian Sumber : Supranto dan Nanda 2007:213 1. Pengenalan Masalah Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalaah, yaitu suatu keadaan di mana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Kebutuhan harus diaktifkan activated terlebih dahulu sebelum ia bisa dikenali recognized. Ada Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian Universitas Sumatera Utara beberapa faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan, yaitu waktu, perubahan situasi, pemilikan produk, konsumsi produk, perbedaan individu, dan pengaruh pemasaran. 2. Pencarian Informasi Ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk maka selanjutnya konsumen mencari informasi baik pencarian informasi secara internal di dalam ingatan atau pencarian informasi secara eksternal dari luar. Ada tiga faktor yang menentukan proses pencarian informasi yang ekstensif, yitu faktor risiko produk, karakteristik konsumen, dan faktor situasi. 3. Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Pada proses ini, konsumen membandingkan pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Evaluasi alternatif muncul karena banyaknya alternatif pilihan. Ada tiga kriteria penting yang digunakan untuk evaluasi, yaitu harga, merek, dan Negara asal atau pembuat produk. Setelah konsumen menentukan kriteria dari produk atau merek yang dievaluasi, ,maka langkah berikutnya konsumen menentukan alternatif pilihan. Setelah menentukan alternatif yang akan dipilih, selanjutnya konsumen akan menentukan produk atau merek yang dipilih. 4. Keputusan Pembelian Setelah konsumen memutuskan alternatif yang akan dipilih, selanjutnya konsumen melakukan pembelian. Universitas Sumatera Utara 5. Perilaku Pasca Pembelian Di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak akan berhenti hanya sampai proses konsumsi. Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya. Hasil dari proses evaluasi pasca pembelian adalah konsumen puas atau tidak puas terhadap komsumsi produk atau merek yang telah dilakukannya Apabila konsumen merasa puas dengan produk yang dibelinya maka keinginan membeli produk tersebut cenderung lebih kuat. Sebaliknya apabila konsumen merasa tidak puas dengan produk tersebut, maka konsumen akan bersikap negatif terhadap produk tersebut. Ada lima peran konsumen dalam keputusan pembelian Kotler, 2005: 220 yaitu : a. Pencetus : Orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa. b. Pemberi pengaruh : Orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan. c. Pengambil keputusan: Orang yang mengambil keputusan mengenai setiap konponen keputusan pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli. d. Pembeli : Orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya. e. Pemakai : Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu. Universitas Sumatera Utara

2.5.4 Tipe-tipe Perilaku Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen berbeda-beda sesuai dengan tipe keputusan membeli. Kotler 1999:253 membedakan empat tipe perilaku konsumen yaitu : 1. Perilaku Membeli yang Kompleks Konsumen menjalani atau menempuh suatu perilaku membeli yang kompleks bila mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli membeli dan menyadari perbedaan penting di antara beberapa merek produk yang ada. 2. Perilaku Membeli yang Mengurangi Keridakcocokkan Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam kegiatan membeli sesuatu, tetapi konsumen hanya melihat sedikit perbedaan dalam merek. Konsumen akan memilih-milih sambil mempelajari apa yang tersedia, tetapi akan cepat membeli karena perbedaan merek tidak ditekankan. Konsumen hanya memfokuskan terhadap harga atau kemudahan saat pembelian dari segi waktu atau tempat. 3. Perilaku Membeli Berdasarkan Kebiasaan Banyak konsumen yang tidak telibat dalam keputusan pembelian apabila membeli sesuatu yang harganya murah, atau produknya sudah sering mereka beli. Konsumen tidak melakukan pencarian informasi yang luas tentang berbagai merek, menilai cirri-cirinya, dan menimbang-nimbang keputusan guna menentukan yang aman akan dibeli. Konsumen hanya menerima informasi melalui iklan saat mereka menonton televisi atau media cetak lainnya. Konsumen dapat dipikat dengan periklanan yang menggerakkan Universitas Sumatera Utara emosi yang kuat yang bertalian dengan nilai pribadi untuk membeli suatu produk. 4. Perilaku Membeli yang Mencari Keragaman Sering sekali konsumen banyak yang melakukan pergantian merek terhadap produk yang dibelinya. Pergantian merek ini dilakukan mungkin karena konsumen bosan dengan merek yang biasa dibelinya atau sekedar ada keinginan untuk mencoba-coba. Pergantian merek ini terjadi semata-mata untuk memperoleh keragaman, bukan karena ketidakpuasan.

2.6 Kerangka Konseptual

Dalam suatu proses pembelian, biasanya konsumen mempertimbangkan lebih dahulu tentang produk apa yang akan dibelinya, apa manfaatnya, apa kelebihannya dari suatu produk, sehingga konsumen mempunyai keyakinan untuk mengambil keputusan pembelian. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen, seperti harga, lokasi. Selain itu gaya hidup juga merupakan salah satu faktor pendorong keputusan pembelian. Seperti yang dikemukakan Supranto dan Nanda 2007:145 bahwa gaya hidup seseorang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen. Berdasarkan teori maka dapat dilihat kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan dari variabel independen, dalam hal ini adalah harga X 1 , lokasi X 2 , dan gaya hidup X 3 terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian Y yang dilakukan oleh konsumen. Variabel-variabel tersebut akan dianalisis dalam penelitian sehingga diketahui beberapa besar pengaruh masing-masing variabel tersebut dapat Universitas Sumatera Utara mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Kerangka konseptual dapat dilihat sebagai berikut : X 1 X 2 Y X 3 Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual HARGA KEPUTUSAN PEMBELIAN LOKASI GAYA HIDUP Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dalam permasalahan asosiatif adalah penelitian yang berupaya untuk mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya, atau apakah suatu variabel menjadi sebab perubahan variabel lainnya Juliandi, 2013:14.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Music Coffee yang terletak di Jl. Dr.Mansyur No. 76 Medan dan penelitian ini mulai dilakukan sejak Desember 2013 hingga April 2014.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen dan pelanggan Music Coffee Jl. Dr.Mansyur Medan. Dari data yang diperoleh dari Music Coffee mulai bulan Juni - November 2013, maka didapat rata-rata pengunjung adalah 3.000 orang setiap bulannya. Universitas Sumatera Utara