diperoleh sebesar 81,25 dengan persentase ketuntasan mencapai 85. Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus II ditunjukkan
dengan adanya peningkatan rata-rata nilai yang dicapai oleh siswa dari proses pembelajaran siklus I ke siklus II. Siklus I diperoleh nilai rata-rata
77,05 sedangkan siklus II rata-rata nilai meningkat 4,2 menjadi 81,25. Nilai persentase pada siklus I sebesar 65, sedangkan pada siklus II
meningkat 20 menjadi 85.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini memiliki keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut.
1. Penelitian tidak dapat digeneralisasikan.
2. Uji reliabilitas instrumen tidak dilakukan karena penelitian ini tidak
diuji cobakan kepada kelas lain karena kelas tidak paralel. 3.
Keterampilan berbicara siswa tidak hanya dipengaruhi oleh metode yang digunakan dalam pembelajaran. Ada banyak faktor lain yang
mempengaruhi keterampilan berbicara siswa. 4.
Teori keterampilan berbicara belum diterapkan guru secara maksimal dalam pembelajaran karena keterbatasan waktu.
106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia melalui teknik cerita
berantai dapat meningkatkan kualitas proses hasil keterampilan berbicara dan meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri 3 Kaliori.
Tindakan pembelajaran pada siklus I siswa menggunakan teknik cerita berantai berdasarkan cerita yang diberikan guru. Berdasarkan hasil tes
pengamatan keterampilan berbicara, siswa tidak mengalami kendala dalam aspek kebahasaan kosakataungkapan atau diksi dan struktur kalimat yang
digunakan dan aspek nonkebahasaan keberanian, keramahan, dan sikap, sedangkan tindakan penggunaan teknik cerita berantai siklus II berdasarkan
cerita yang dibuat siswa. Siklus II ini lebih difokuskan pada aspek kebahasaan tekanan, ucapan, serta nada dan irama dan aspek nonkebahasaan
kelancaran dan penguasaan materi yang masih kurang dikuasai oleh siswa. Peningkatan keterampilan berbicara siswa melalui teknik cerita berantai
ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas yang telah diperoleh. Pada saat pratindakan, nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 63,15 dengan
persentase pencapaian nilai ≥75 sebesar 15,. Setelah dilakukan tindakan teknik cerita berantai berdasarkan cerita yang dibuat guru pada siklus I nilai
rata-rata meningkat 13,4 menjadi 77,05 dengan persentase pencapaian meningkat 50 menjadi 65. Sedangkan tindakan cerita berantai
berdasarkan cerita yang dibuat siswa pada siklus II nilai rata-rata meningkat 107