Pengembangan media video tematik kelas V tema 2 subtema 1 pembelajaran 5 kurikulum 2013 tahun ajaran 2014/2015.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO TEMATIK KELAS V TEMA 2 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 5 KURIKULUM 2013

TAHUN AJARAN 2014/2015

Fransisikus Asisi Handito Hanuswaraga Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk memaparkan prosedur pengembangan media pembelajaran berbasis audio visual berupa video tematik sesuai dengan kurikulum 2013 kelas V SD Negeri 1 Samigaluh dengan memaparkan kualitas pengembangan produk berupa video tematik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa media video tematik pada pembelajaran 5 subtema 1 tema 2 kelas V semester gasal

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (research and development) menurut Borg and Gall. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk video tematik melalui empat tahapan yaitu (1) analisis kebutuhan pengembangan program pembelajaran, (2) kajian Standar kompetensi dan materi pembelajaran, (3) memproduksi media audiovisual berupa video pembelajaran, dan (4) validasi serta revisi produk. Validasi dilakukan oleh pakar media dan guru kelas V SD Negeri 1 Samigaluh. Validasi oleh siswa terdiri dari tiga tahap: uji coba perorangan oleh 5 orang siswa, uji coba kelompok kecil oleh 10 orang siswa, dan uji coba lapangan oleh 20 orang siswa dengan subjek uji coba pengembangan adalah siswa kelas V. Data yang dikumpulkan berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk serta saran untuk merevisi produk.

Hasil pengembangan video tematik divalidasi oleh pakar media, guru kelas V dan siswa kelas V. Hasil validasi dari pakar media menunjukkan skor rerata 3,3 dengan kategori sangat tinggi. Validasi dari guru kelas V menunjukkan skor rerata 3,55 dengan kategori sangat tinggi. Penilaian kualitas video tematik pada uji coba perorangan menunjukkan skor rerata 3,3 dengan kategori sangat tinggi. Penilaian kualitas video tematik pada uji coba kelompok kecil menunjukkan skor rerata 3,58 dengan kategori sangat tinggi. Penilaian kualitas video tematik pada uji coba lapangan menunjukkan skor rerata 3,58 dengan kategori sangat tinggi. Skor rerata keseluruhan penilaian adalah 3,462 dengan kategori sangat tinggi.

Kesimpulan dari penelitian pengembangan ini adalah media video tematik

untuk siswa kelas V SD sudah “layak” digunakan sebagai media pembelajaran

kurikulum 2013.

Kata kunci: metode penelitian pengembangan, media audio visual, pembelajaran tematik, kurikulum 2013


(2)

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF THEMATIC VIDEO MEDIA ON CURRICULUM 2013 FOR CLASS V THEME 2 SUBTHEME 1

LEARNING 5 ACADEMIC YEAR 2014/ 2015

Fransisikus Asisi Handito Hanuswaraga Universitas Sanata Dharma

2015

The development of this research aims to present the development of media procedure learning based audio visual form of video thematic curriculum in accordance with the 2013 class v of Samigaluh 1 Elementary School describes the quality of product development in the form of video thematic. The purpose of this research was to produce products in the form of media thematic video on classes 5 subtema 2theme 1 grade 5 the first half.

This research research used the method development (research and development) with Borg and Gall type.The development of this research produce products thematic video through four stages which are (1) analysis of the needs of the development program of instruction, (2) standard study competence and materials of learning , (3) producing audiovisual media in the form of video learning , and (4) validation and the revision of the product. Experts validation done by the media and of teachers grade 5 Samigaluh 1Elementary School.Validation by students consists of three stages: trial by 5 individuals students, a pilot project for small groups by 10 students, and piloting the field by 20 students with the subject of the trial were students the development of grade 5. Data collected in the form of the results of judgment on the quality of the product and to revise advice products.

The results of the development of video thematic validated by experts of media class teachers and students v class v. Validation of the results of the experts media shows meanscore category 3.3 with very high. Validation from teachers grade 5 shows the mean score 3,55 with category was very high. Quality assessments of thematic video by the experiment try individuals show with the category of very high . Quality assessments of thematic video by the experiment try clusters of small shows a score 3,58 average with two categories of very high. Quality assessments of thematic video by the experiment try the field show a score 3,58 average with two categories of very high . Overall mean score assessment was with category 3,462 very high. Conclusion of the study the development was media thematic video for students grade 5 already “worthy” to

used as a media learning for Curriculum 2013.

Keywords: Research method development, audio visual media, thematic learning, Curriculum 2013.


(3)

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO TEMATIK KELAS V

TEMA 2 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 5 KURIKULUM 2013

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Fransiskus Asisi Handito Hanuswaraga NIM : 111134188

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015


(4)

i

HALAMAN JUDUL

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO TEMATIK KELAS V

TEMA 2 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 5 KURIKULUM 2013

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Fransiskus Asisi Handito Hanuswaraga NIM : 111134188

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus yang selalu memberi kekuatan kepada saya

Bapak Muji Sukapta dan Ibu Maria Magdalena Surati sebagai orang tua saya

yang telah membimbing dan mendidik saya selama ini dan memberikan kasih

sayang, semangat dan dukungan kepada saya

Keluarga besar saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya

Sahabat satu angkatan


(8)

v

MOTTO

“Lihat ke bawah untuk bersyukur, lihat ke atas untuk

memotivasi diri kita”

“Tiada kata seindah doa”

“Jangan pernah menyerah untuk berusaha sebelum

Tuhan berkata untuk pulang”


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 6 Maret 2015

Penulis


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fransiskus Asisi Handito Hanuswaraga

NIM : 111134188

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

Pengembangan Media Video Tematik Kelas V Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 5 Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 6 Maret 2015

Yang menyatakan,


(11)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO TEMATIK KELAS V TEMA 2 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 5 KURIKULUM 2013

TAHUN AJARAN 2014/2015

Fransisikus Asisi Handito Hanuswaraga Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk memaparkan prosedur pengembangan media pembelajaran berbasis audio visual berupa video tematik sesuai dengan kurikulum 2013 kelas V SD Negeri 1 Samigaluh dengan memaparkan kualitas pengembangan produk berupa video tematik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa media video tematik pada pembelajaran 5 subtema 1 tema 2 kelas V semester gasal

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (research and development) menurut Borg and Gall. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk video tematik melalui lima tahapan yaitu (1) analisis kebutuhan pengembangan program pembelajaran, (2) kajian Standar kompetensi dan materi pembelajaran, (3) pengembangan program pembelajaran, (4) memproduksi media audiovisual berupa video pembelajaran, dan (5) uji coba serta revisi produk. Validasi dilakukan oleh pakar media dan guru kelas V SD Negeri 1 Samigaluh. Validasi oleh siswa terdiri dari tiga tahap: uji coba perorangan oleh 5 orang siswa, uji coba kelompok kecil oleh 10 orang siswa, dan uji coba lapangan oleh 20 orang siswa dengan subjek uji coba pengembangan adalah siswa kelas V. Data yang dikumpulkan berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk serta saran untuk merevisi produk.

Hasil pengembangan video tematik divalidasi oleh pakar media, guru kelas V dan siswa kelas V. Hasil validasi dari pakar media menunjukkan skor rerata 3,3 dengan kategori sangat tinggi. Validasi dari guru kelas V menunjukkan skor rerata 3,55 dengan kategori sangat tinggi. Penilaian kualitas video tematik pada uji coba perorangan menunjukkan skor rerata 3,3 dengan kategori sangat tinggi. Penilaian kualitas video tematik pada uji coba kelompok kecil menunjukkan skor rerata 3,58 dengan kategori sangat tinggi. Penilaian kualitas video tematik pada uji coba lapangan menunjukkan skor rerata 3,58 dengan kategori sangat tinggi. Skor rerata keseluruhan penilaian adalah 3,462 dengan kategori sangat tinggi. Kesimpulan dari penelitian pengembangan ini adalah media video tematik untuk siswa kelas V

SD sudah “layak” digunakan sebagai media pembelajaran kurikulum 2013.

Kata kunci: metode penelitian pengembangan, media audio visual, pembelajaran tematik, kurikulum 2013.


(12)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF THEMATIC VIDEO MEDIA ON CURRICULUM 2013 FOR CLASS V THEME 2 SUBTHEME 1

LEARNING 5 ACADEMIC YEAR 2014/ 2015

Fransisikus Asisi Handito Hanuswaraga Universitas Sanata Dharma

2015

The development of this research aims to present the development of media procedure learning based audio visual form of video thematic curriculum in accordance with the 2013 class v of Samigaluh 1 Elementary School describes the quality of product development in the form of video thematic. The purpose of this research was to produce products in the form of media thematic video on classes 5 subtema 2theme 1 grade 5 the first half.

This research research used the method development (research and development) with Borg and Gall type.The development of this research produce products thematic video through five stages which are (1) analysis of the needs of the development program of instruction, (2) standard study competence and materials of learning , (3) development of learning program, (4) producing audiovisual media in the form of video learning , (5) trial and the revision of the product. Experts validation done by the media and of teachers grade 5 Samigaluh 1Elementary School.Validation by students consists of three stages: trial by 5 individuals students, a pilot project for small groups by 10 students, and piloting the field by 20 students with the subject of the trial were students the development of grade 5. Data collected in the form of the results of judgment on the quality of the product and to revise advice products.

The results of the development of video thematic validated by experts of media class teachers and students v class v. Validation of the results of the experts media shows meanscore category 3.3 with very high. Validation from teachers grade 5 shows the mean score 3,55 with category was very high. Quality assessments of thematic video by the experiment try individuals show with the category of very high . Quality assessments of thematic video by the experiment try clusters of small shows a score 3,58 average with two categories of very high. Quality assessments of thematic video by the experiment try the field show a score 3,58 average with two categories of very high . Overall mean score assessment was with category 3,462 very high. Conclusion of the study the development was media thematic video for students grade 5 already “worthy” to

used as a media learning for Curriculum 2013.

Keywords: Research method development, audio visual media, thematic learning, Curriculum 2013.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Pengembangan Media Video Tematik Kelas V Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 5 Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat

bantuan dan bimbingan beberapa pihak. Maka dari itu, penulis menyampaikan

penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah banyak membantu serta memberikan motivasi sehingga penyusunan

skripsi ini dapat selesai dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas

Sanata Dharma.

3. Ibu Christiyanti Aprianastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I,

terima kasih atas waktu, bimbingan, motivasi dan kesabaran yang


(14)

xi

5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II,

yang penuh kesabaran telah memberikan begitu banyak masukan dan

bimbingan yang sangat bermanfaat selama proses penyusunan skripsi.

6. Theresia Yunia S, S.Pd., M.Hum. selaku pakar media, yang telah memberi

masukan, komentar, dan saran untuk kualitas produk yang dikembangkan.

7. Dra. RR. Tri Rahayu, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Samigaluh yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. MM Surati selaku guru kelas V SD Negeri 1 Samigaluh yang telah

memberikan masukan dan saran sehingga penulis dapat melaksanakan

penelitian dengan baik.

9. Siswa kelas V semester gasal SD Negeri 1 Samigaluh tahun ajaran

2014/2015 yang telah mendukung pelaksanaan penelitian.

10. Para dosen PGSD, yang dengan sabar dan selalu mendampingi serta

mendidik penulis selama menempuh ilmu di PGSD.

11. Sekretariat PGSD, yang dengan sabar dan ramah telah memberikan

kemudahan berbagai urusan.

12. Kedua orang tua penulis, yang telah memberikan motivasi dan segala

sesuatu dalam mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman payung, yang telah membantu segala sesuatu dalam

berproses bersama dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman kelas E, yang telah memberikan semangat, bantuan dan rasa

solidaritas dalam berdinamika selama berkuliah.

15. Semua pihak yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuan dalam


(15)

xii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu dengan segala

kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Akhirnya semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 6 Maret 2015

Penulis


(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... xi

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xviii

DAFTAR TABEL ...xix

DAFTAR GAMBAR ... .xxi

DAFTAR BAGAN ... xxiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 9

F. Definisi Operasional ... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka... 11


(17)

xiv

1. Kurikulum 2013……... 11

a. Pengertian Kurikulum 2013…... 11

b. Tujuan Kurikulum 2013 …... 11

c. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 12

d. Kerangka Dasar Kurikulum 2013 ... 13

e. Penilaian Kurikulum 2013 ... 14

f. Ruang Lingkup Kurikulum 2013 ... 14

g. Pembelajaran Tematik... 15

2. Media Pembelajaran... 17

a. Pengertian Media Pembelajaran…………... 17

b. Fungsi Media Pembelajaran………... 18

c. Klasifikasi Media Pembelajaran………... 20

(1) Klasifikasi Media Audio Visual ………... 25

(2) Pengertian Video………... 27

(3) Televisi………... 29

3. Pembelajaran……... 31

a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 31


(18)

xv

C. Kerangka Berpikir ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Setting Penelitian ... 39

1. Subjek Penelitian ... 39

2. Tempat Penelitian ... 39

3. Waktu Penelitian ... 39

C. Rancangan Penelitian ... 40

D. Prosedur Pengembangan ... 41

E. Uji Validasi Produk ... 45

1. Desain Uji Validasi ... 45

2. Subjek Uji Validasi ... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 46

G. Instrumen Penelitian ... 48

1. Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa ... 48

2. Instrumen Analisis Kebutuhan Guru... 50

3. Instrumen Validasi Ahli………... 52

4. Instrumen Validasi Uji Lapangan………... 53

H. Teknik Analisis Data ... 55

1. Data Kualitatif ... 55

2. Data Kuantitatif ... 55

3. Analisis Kuesioner Kebutuhan Siswa………... 56


(19)

xvi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Data Analisis Kebutuhan... 59

B. Deskripsi Produk Awal ... 70

C. Data Hasil Validasi dan Revisi Produk ... 82

1. Data Validasi Ahli Media ... 82

a. Revisi Produk………... 85

2. Data Validasi Oleh Guru ... 87

a. Revisi Produk………... 88

3. Data Uji Coba Perorangan ... 89

a. Deskripsi Data Uji Coba Perorangan ... 89

4. Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 91

a. Deskripsi Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 91

5. Data Uji Coba Lapangan ... 93

a. Deskripsi Data Uji Coba Lapangan ... 93

D. Pembahasan…………... 95

1. Pembahasan Kajian Standar Kompetensi... 95

2. Pembahasan Hasil Analisis Kebutuhan Siswa………. 96 3. Pembahasan Hasil Analisis Kebutuhan Guru…... 100

4. Pembahasan Validasi dan Uji Coba Produk………... 103

a. Pembahasan Uji Coba Produk Perorangan ... 105

b. Pembahasan Uji Coba Produk Kelompok Kecil ... 112

c. Pembahasan Uji Coba Produk Lapangan... 120


(20)

xvii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 131

B. Keterbatasan Penelitian ... 132

C. Saran ... 132


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rpp Kurikulum 2013 dan LKS... 136

Lampiran 2 Petunjuk Penggunaan Video... 187

Lampiran 3 Desain Skenario Film. ... 190

Lampiran 4 Hasil Analisis Kebutuhan Siswa……... 196

Lampiran 5 Penilaian Produk untuk Ahli Media ... 199

Lampiran 6 Penilaian Produk untuk Guru…………... 203

Lampiran 7 Hasil Penilaian Uji Coba Perorangan ... 207

Lampiran 8 Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 212

Lampiran 9 Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan... 217

Lampiran 10 Foto Peneliian………... 222

Lampiran 11 Surat Izin Penelitian………... 226

Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 228


(22)

xix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa... 48

Tabel 3.2 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa………... 49 Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ... 51

Tabel 3.4 Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 51

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Ahli Media ... 52

Tabel 3.6 Kuesioner Validasi Ahli Media ... 52

Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Uji Lapangan ... 53

Tabel 3.8 Kuesioner Uji Lapangan... 53

Tabel 3.9 Skala 4 Menurut Mardapi... 57

Tabel 3.10 Pedoman Konversi Data Skala 4 ... 58

Tabel 3.11 Pedoman Penskoran Item Positif... 58

Tabel 3.12 Pedoman Penskoran Item Negatif ... 58

Tabel 4.1 Data Kuesioner Analisis Kebutuhan Indikator 1... 60

Tabel 4.2 Data Kuesioner Analisis Kebutuhan Indikator 2... 61

Tabel 4.3 Data Kuesioner Analisis Kebutuhan Indikator 3... 62

Tabel 4.4 Data Kuesioner Analisis Kebutuhan Indikator 4... 63

Tabel 4.5 Data Kuesioner Analisis Kebutuhan Indikator 5... 64

Tabel 4.6 Data Kuesioner Analisis Kebutuhan Indikator 6... 65

Tabel 4.7 Data Kuesioner Analisis Kebutuhan Indikator 7... 66

Tabel 4.8 Skala 4 Menurut Mardapi... 82

Tabel 4.9 Pedoman Konversi Data Skala 4 ... 83


(23)

xx

Tabel 4.11 Pedoman Penskoran Item Negatif ... 84

Tabel 4.12 Hasil Validasi Ahli Media……….84

Tabel 4.13 Hasil Validasi Guru Kelas V……….88

Tabel 4.14 Hasil Uji Coba Perorangan………90

Tabel 4.15 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil………...92

Tabel 4.16 Hasil Uji Coba Lapangan………...94

Tabel 4.17 Hasil Analisis Kebutuhan Siswa……….96

Tabel 4.18 Hasil Validasi Dosen dan Guru……….103

Tabel 4.19 Hasil Uji Coba Perorangan………105

Tabel 4.20 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil………...112


(24)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1 Sketsa Isi Video………... 73 Gambar 4.2 Tampilan Tema Video …………...………... 74

Gambar 4.3 Tampilan Identitas………..………... 74

Gambar 4.4 Tampilan Pembukaan Video………..………... 75

Gambar 4.5 Tampilan Inti Media video (1) ... 76

Gambar 4.6 Tampilan Inti Media video (2) ... 76

Gambar 4.7 Tampilan Inti Media video (3) ... 76

Gambar 4.8 Tampilan Inti Media video (4) ... 77

Gambar 4.9 Tampilan Inti Media video (5) ... 77

Gambar 4.10 Tampilan Inti Media video (6) ... 77

Gambar 4.11 Tampilan Inti Media video (7) ... 78

Gambar 4.12 Tampilan Inti Media video (8) ... 78

Gambar 4.13 Tampilan Inti Media video (9) ... 78

Gambar 4.14 Tampilan Inti Media video (10) ... 79

Gambar 4.15 Tampilan Inti Media video (11) ... 79

Gambar 4.16 Tampilan Inti Media video (12) ... 80

Gambar 4.17 Tampilan Inti Media video (13) ... 80

Gambar 4.18 Tampilan Inti Media video (14) ... 80

Gambar 4.19 Tampilan Penutup….…………... 81

Gambar 4.20 Tampilan Ucapan Terimakasih... 81

Gambar 4.21 Tampilan Sebelum Revisi.………... 85


(25)

xxii

Gambar 4.23 Revisi Penambahan Judul…..…... 86 Gambar 4.24 Revisi TampilanKilas Balik…………... 86

Gambar 4.25 Revisi Penambahan Cuplikan…………... 87

Gambar 4.26 Revisi Pergantian Tampilan…………... 87

Gambar 4.27 Diagram Batang Penilaian Dosen…………... 104

Gambar 4.28 Diagram Batang Penilaian Guru Kelas V…………... 104

Gambar 4.29 Diagram Batang Uji Coba Perorangan Indikator 1…….. 106

Gambar 4.30 Diagram Batang Uji Coba Perorangan Indikator 2…….. 106

Gambar 4.31 Diagram Batang Uji Coba Perorangan Indikator 3…….. 107

Gambar 4.32 Diagram Batang Uji Coba Perorangan Indikator 4…….. 107

Gambar 4.33 Diagram Batang Uji Coba Perorangan Indikator 5…….. 108

Gambar 4.34 Diagram Batang Uji Coba Perorangan Indikator 6…….. 109

Gambar 4.35 Diagram Batang Uji Coba Perorangan Indikator 6…….. 109

Gambar 4.36 Diagram Batang Uji Coba Perorangan Indikator 7…….. 110

Gambar 4.37 Diagram Batang Uji Coba Perorangan Indikator 8…….. 110

Gambar 4.38 Diagram Batang Uji Coba Perorangan Indikator 8…….. 111

Gambar 4.39 Diagram Batang Uji Coba Perorangan Indikator 9…….. 111

Gambar 4.40 Diagram Batang Uji Coba Perorangan Indikator 10.……112

Gambar 4.41 Diagram Batang Uji Kelompok Kecil Indikator1………114

Gambar 4.42 Diagram Batang Uji Kelompok Kecil Indikator 2………114

Gambar 4.43 Diagram Batang Uji Kelompok Kecil Indikator3………115

Gambar 4.44 Diagram Batang Uji Kelompok Kecil Indikator4………115

Gambar 4.45 Diagram Batang Uji Kelompok Kecil Indikator5………116


(26)

xxiii

Gambar 4.47 Diagram Batang Uji Kelompok Kecil Indikator6………117

Gambar 4.48 Diagram Batang Uji Kelompok Kecil Indikator 7………118

Gambar 4.49 Diagram Batang Uji Kelompok Kecil Indikator8………118

Gambar 4.50 Diagram Batang Uji Kelompok Kecil Indikator8………119

Gambar 4.51 Diagram Batang Uji Kelompok Kecil Indikator 9………119

Gambar 4.52 Diagram Batang Uji Kelompok Kecil Indikator 10……..120

Gambar 4.53 Diagram Batang Uji Lapangan Indikator1………122

Gambar 4.54 Diagram Batang Uji Lapangan Indikator2………122

Gambar 4.55 Diagram Batang Uji Lapangan Indikator3………123

Gambar 4.56 Diagram Batang Uji Lapangan Indikator4………123

Gambar 4.57 Diagram Batang Uji Lapangan Indikator5………124

Gambar 4.58 Diagram Batang Uji Lapangan Indikator6………125

Gambar 4.59 Diagram Batang Uji Lapangan Indikator6………125

Gambar 4.60 Diagram Batang Uji Lapangan Indikator7………126

Gambar 4.61 Diagram Batang Uji Lapangan Indikator8………126

Gambar 4.62 Diagram Batang Uji Lapangan Indikator8………127

Gambar 4.63 Diagram Batang Uji Lapangan Indikator9………127

Gambar 4.64 Diagram Batang Uji Lapangan Indikator10………..128

Gambar 4.65 Diagram Batang UjiCoba Siswa Keseluruhan…………...129


(27)

xxiv

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan………... 36 Bagan 3.1 PrototypeProsedur Pengembangan………..44


(28)

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan (a) latar belakang masalah, (b) rumusan

masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) spesifikasi produk yang

diharapkan, dan (f) definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Indikator maju tidaknya sebuah bangsa dapat dilihat dari kemajuan

pendidikan sebuah bangsa tersebut, hal itu dapat dilihat dari Negara-negara

maju seperti Jepang, Amerika Serikat, Inggris, dll. Majunya pendidikan

sebuah bangsa tentu saja akan meningkatkan pula aspek sumber daya

manusianya baik secara intelektual maupun skill/kemampuan. Setiap Negara

menerapkan kurikulum yang berbeda-beda, dan saat ini banyak Negara yang

mengadopsi sebagian atau keseluruhan kurikulum-kurikulum internasional

seperti IPC (International Primary Curriculum), kurikulum IB (International

Baccalaureate), kurikulum Cambridge, dll. Kurikulum internasional dapat

dijadikan kiblat kurikulum di Indonesia seperti pada perumusan kurikulum

2013 yang saat ini sudah pada tahap implementasi. Orientasi kurikulum 2013

adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap

(attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan

dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan

Pasal 35, yaitu kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan


(29)

nasional yang telah disepakati. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan

kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan

mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu

(Majid, 2014:28).

Dalam konteks makro, pemerintah sedang memperbaiki dan meningkatkan

pendidikan melalui implementasi kurikulum 2013 dan dalam konteks mikro

yang meliputi aspek-aspek yang menunjang terjadinya pendidikan sesuai

kurikulum 2013 seperti tenaga pendidik, kependidikan, dll yang termuat

dalam Standar Nasional Pendidikan. Peran guru dalam proses pendidikan

sangatlah penting dalam terselenggaranya proses pembelajaran apalagi dalam

kurikulum 2013 ini guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menyajikan

proses pembelajaran. Konsep guru sebagai pusat (teacher centered) kini telah

berubah menjadi student centered atau terpusat pada siswa. Keahlian guru

memadukan metode, teknik, strategi dan penggunaan media sangat diperlukan

dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif. Melalui proses belajar

yang dilakukan, seseorang membentuk skema, kategori, konsep dan struktur

pengetahuan yang diperlukan untuk suatu pengetahuan tertentu (Aunurahman,

2012:16).

Dalam implementasi kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat

diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang

terdapat dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat

dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau


(30)

dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari (Mulyasa, 2013:7).

Berbeda dengan proses pembelajaran pada kurikulum KTSP yang dilakukan

secara terpisah tiap mata pelajaran (IPA, IPS, PKN, Matematika, Bahasa

Indonesia, Agama) pada penerapan kurikulum 2013 ini proses pembelajaran

dilakukan dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam tema-tema

tertentu.

Proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menuntut guru untuk

inovatif dan kreatif dalam menyajikan materi pembelajaran. Maka dari itu,

guru memerlukan media yang tepat guna agar siswa dapat berpartisipasi aktif

dalam proses pembelajaran yang tentunya menarik. Alasan peneliti

mengembangkan sebuah produk berupa video pembelajaran yang mengacu

pada kurikulum 2013 ini dikarenakan terjadi perubahan sistem pendidikan di

Indonesia yakni dengan diimplementasikannya kurikulum 2013 yang semula

menggunakan kurikulum KTSP.

Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat

diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau informasi yang akan

disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa

kata-kata, musik, dansound effect(Rudi, 2009:19). Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2006) dalam Prastowo (2013:300-301) video diartikan sebagai rekaman

gambar hidup atau program televisi lewat tayangan televisi. Pembelajaran

audiovisual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat

keras di dalam proses pengajarannya. Pembelajaran audiovisual didefinisikan


(31)

melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu harus

bergantung pada pemahaman symbol-simbol atau kata-kata. Secara khusus,

teknologi audiovisual memproyeksikan bahan, seperti film, film bingkai dan

transparansi (Deni, 2012:16).

Fathurrohman (2007:20-21), mengatakan bahwa menggunakan media

berguna untuk memperjelas pesan, memberi rangsang yang sama,

menimbulkan gairah belajar siswa dapat belajar mandiri. Perpaduan antara

media audio dan visual dapat menjadi salah satu media yang efektif dan

efisien dalam menyampaikan materi pembelajaran, pada umumnya anak-anak

akan cenderung tertarik menonton sebuah video/film dibandingkan hanya

mendengarkan ceramah dari guru saja. Perolehan pengetahuan siswa seperti

yang digambarkan oleh kerucut pengalaman Edgar Dale bahwa pengetahuan

akan semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan secara verbal (Rudi,

2009:9).

Berdasarkan analisis kebutuhan berupa kuesioner, wawancara dan

pengamatan yang peneliti lakukan pada tanggal 25-26 November 2014 di SD

Negeri 1 Samigaluh di kelas V diketahui bahwa intensitas penggunaan media

audio visual pada pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013 masih

kurang karena beberapa faktor. Berdasarkan kuesioner analisis kebutuhan

siswa, dapat diketahui bahwa: Pertama, dari aspek teknik pembelajaran yang

diberikan oleh guru, guru lebih dominan menggunakan papan tulis dalam

menyampaikan pembelajaran dan juga dalam memberi cotoh nyata kegiatan


(32)

segi teknik pembelajaran yang diberikan guru, siswa lebih menyukai diskusi

kelompok. Ketiga, dari segi materi yang diberikan oleh guru, kebanyakan

siswa menjawab cukup menarik dan menambah pengetahuan. Keempat, dari

aspek cara guru mengevaluasi, siswa menjawab pilihan ganda. Kelima, dari

segi penggunaan media, kebanyakan siswa menjawab bahwa guru

kadang-kadang menggunakan media yang berupa gambar. Keenam, dari segi media

yang disukai siswa, kebanyakan siswa lebih menyukai media video yang

diperankan oleh guru atau orang lain. Berdasarkan pengamatan yang peneliti

lakukan ada beberapa faktor yang menghambat pelaksanaan pembelajaran

kurikulum 2013 yang mengacu pada penggunaan media audio visual

diantaranya: Pertama, kondisi kelas; pada kelas V di SD Negeri 1 Samigaluh

ini terdapat pintu dengan lubang ventilasi di atasnya dan juga sekat kelas

berupa pintu besi, hal ini tentunya jika dilaksanakan pemutaran video,

suaranya bisa terdengar di kelas sebelahnya dan bisa mengganggu

pembelajaran. Kedua, keadaan sekolah, area sekolah yang berdekatan jalan

raya yang sangat ramai sehingga menimbulkan kebisingan yang tentunya

mengganggu kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan wawancara analisis kebutuhan terhadap guru kelas V,

terdapat beberapa faktor yang menghambat prelaksanaan pembelajaran,

diantaranya: Pertama, guru belum sepenuhnya memahami implementasi

kurikulum 2013, pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya efektif karena

guru kelas masih belajar aspek pembelajaran kurikulum 2013 khususnya pada


(33)

karena harus mandiri mengembangkan tema yang ada pada buku guru agar

anak benar-benar mencapai kompetensi yang seharusnya. Ketiga, guru

mengalami kesulitan dalam proses penilaian yang mengacu pada buku guru,

guru kesulitan dalam mengamati berbagai aspek setiap individu. Keempat,

media pembelajaran audio visual seperti film yang ada masih mengacu pada

kurikulum KTSP dan masih terpisah-pisah dalam tiap mata pelajaran,

sedangkan guru disibukkan dengan hal yang lain da tidak ada waktu untuk

mencari media yang tepat merangkum semua aspek. Kelima, kurangnya

kesesuaian kurikulum 2013 dengan budaya lokal yang seharusnya diketahui

anak seperti tari di daerahnya atau kesenian tradisional yang lainnya. Keenam,

guru masih sering menggunakan media konvensional seperti papan tulis dan

gambar-gambar namun guru tetap menggunakan media yang bersifat

kontekstual.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mencoba memberikan

solusi dengan mengembangkan sebuah produk berupa video pembelajaran

yang mengintegrasikan beberapa mapel dalam sebuah pembelajaran sesuai

degan kurikulum 2013 pada tema 2 subtema 1 pembelajaran pada kelas V.

Dengan demikian peneliti mengambil judul penelitian “Pengembangan Media Video Tematik Kelas V Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 5 Kurikulum 2013

Ajaran 2014/2015”.Peneliti memilih kelas V Semester gasal di SD Negeri 1 Samigaluh sebagai sampel karena belum ada yang mengembangkan sebuah

media pembelajaran berupa video tematik pada tema 2 subtema 1


(34)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah

dirumuskan sebagai berikut ini.

1. Bagaimana pengembangan video tematik pada pembelajaran Tema 2

Subtema 1 Pembelajaran 5 di kelas V tahun ajaran 2014/2015?

2. Bagaimana kualitas video tematik yang dikembangkan pada

pembelajaran Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 5 di kelas V tahun ajaran

2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian

pengembangan ini dapat dirumuskan sebagai berikut ini.

1. Mengembangkan video tematik pada pembelajaran Tema 2 Subtema 1

Pembelajaran 5 di kelas V tahun ajaran 2014/2015.

2. Mengetahui kualitas video tematik yang dikembangkan pada

pembelajaran Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 5 di kelas V tahun ajaran


(35)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, manfaat dari penelitian

pengembangan ini adalah sebagai berikut ini.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, referensi

dan wawasan pengetahuan yang positif bagi peneliti untuk

mengembangkan dunia pendidikan khususnya dalam hal Pengembangan

media berupa Video Pembelajaran pada tema 2 subtema 1 pembelajaran 5

kelas V di SD Negeri 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015.

2. Manfaat Praktis

a. Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

sumbangan pemikiran kepada sekolah agar dapat mengembangkan

media pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan bagi siswa

kelas V di SD Negeri 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015.

b. Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif bagi

guru dalam mengimplementasikan sebuah media, serta acuan bagi para

guru khususnya kepada guru kelas V di SD Negeri 1 Samigaluh untuk

dapat memanfaatkan, mengembangkan, berinovasi dalam membuat


(36)

c. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman serta

pengetahuan baru sehingga dapat meningkatkan minat serta motivasi

bagi siswa kelas V di SD Negeri 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015

dalam belajar dan akan berdampak pada peningkatan prestasi

belajarnya.

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk media pembelajaran berupa video tematik kelas V SD semester

gasal memiliki spesifikasi sebagai berikut ini.

1. Penelitian ini mengembangkan dan menghasilkan sebuah produk media

pembelajaran dalam bentuk audiovisual yang berupa video pembelajaran

yang diimplementasikan di SD Negeri 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015.

2. Video pembelajaran yang dikembangkan didasari pada materi ajar tema 2

subtema 1 pembelajaran 5 yang memuat mata pelajaran: 1) SBDP mengenai

memahami karya seni rupa dan menggambar ilustrasi, 2) PJOK mengenai

permainan pada bola besar, 3) IPA mengenai siklus air dan keseimbangan

alam, 5) Bahasa Indonesia mengenai kegiatan mengidentifikasi dan

memberikan sebuah alasan tentang pentingnya air. Subtema yang dibahas

adalah “macam-macam peristiwa dalam kehidupan” dengan pokok bahasan


(37)

3. Video pembelajaran bersifat memaparkan kejadian-kejadian nyata yang ada

dalam kehidupan sehari-hari(kontekstual) serta memberikan tutorial dalam

pembelajaran berdasarkan materi ajar.

4. Video pembelajaran terintegrasi dengan RPP dan soal evaluasi.

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian pengembangan ini terdapat beberapa definisi operasional

sebagai berikut ini.

1. Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya

Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan

untuk mengembangkan sebuah produk tertentu dengan beberapa tahap uji

validasi untuk mengetahui keefektifan dan kelayakan dari produk tersebut.

2. Media pembelajaran adalah medium/perantara dalam proses transfer ilmu

pengetahuan sebagai upaya membantu guru dalam memberikan

pemahaman kepada siswa.

3. Video Pembelajaran merupakan suatu media pembelajaran yang

memadukan antara media audio dan media visual yang membantu proses

pembelajaran.

4. Kurikulum 2013 sebuah kurikulum yang dikembangkan dengan paradigma

keseimbangan soft skills dan hard skills dengan pendekatanscientific dan


(38)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan (a) kajian pustaka, (b) kajian penelitian yang

relevan, (c) kerangka berpikir, dan (d) hipotesis.

A. Kajian Pustaka 1. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada

tahun 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum yang telah

ada sebelumya (KBK & KTSP). Hanya saja yang menjadi titik tekan pada

kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan

hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.

Dalam konteks ini kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai

yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang

diperoleh peserta didik melalui pengetahuan di bangku sekolah (Fadlillah,

2013:16).

b. Tujuan kurikulum 2013

Menurut Fadlilah (2013:25), kurikulum 2013 memiliki tujuan sebagai berikut.

1. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skill dan soft

skill melalui kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam rangka

menghadapi tantangan global yang terus berkembang.

2. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif,


(39)

3. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan

administrasi mengajar.

4. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga

masyarakat scara seimbang dalam mengendalikan kualitas pelaksanaan

kurikulum di tingkat satuan pendidikan.

5. Meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas

pendidikan yang akan dicapai.

c. Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013

Menurut Fadlilah (2013:175-177), dalam pembelajaran kurikulum 2013,

terdapat karakteristik yang menjadi ciri khas pembeda dengan kurikulum yang

telah ada selama ini di Indonesia. Karakteristik kurikulum 2013 adalah sebagai

berikut.

1) Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan yang digunakan dalam pemelajaran Kurikulum 2013 ialah

pendekatan scientific dan tematik-integratif. Pendekatan scientific adalah

pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui

proses ilmiah. Apa yang dipelajari oleh peserta didik dilakukan dengan indra dan

akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses

mendapatkan ilmu pengetahuan. Pendekatan scientific dilakukan melalui proses

mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting),


(40)

2) Kompetensi Lulusan

Dalam konteks ini kompetensi lulusan berhubungan dengan kompetensi

sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Baik kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan harus berjalan dengan seimbang sehingga peserta didik mampu

memiliki ketiga kompetensi tersebut. kemampuan ini akan menjadi dasar dalam

menentukan keberhasilan di mana dan kapanpun peserta didik berada.

3) Penilaian

Pada kurikulum 2013 proses penilaian pembelajaran menggunakan

pendekatan penilaian otentik (authentic assessment)

d. Kerangka Dasar Kurikulum 2013

Menurut Kunandar (2013:31-35), kerangka dasar Kurikulum 2013 dapat

dijabarkan sebagai berikut ini.

1) Landasan Filosofis

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan

dasa bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia

berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

2) Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”

(standart-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi

(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan

adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci


(41)

dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

satndar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

3) Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.

1. UUD 1945

2. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 3. UU No 17 Tahun 2005

4. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005.

4) Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013

Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik

(authentic assessment). Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik

yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil

dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan

kompetensi yang ada di standar kompetensi (SK) atau kompetensi inti (KI) dan

kompetensi dasar (KD). Dalam penilaian autentik, peserta didik diminta untuk

menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Dalam penilaian autentik guru

melakukan penilaian tidak hanya pada penilaian level KD, tetapi juga kompetensi

Inti dan SKL.

5) Ruang Lingkup Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Kunandar (2013:168) mengatakan bahwa dalam ranah kompetensi

pengetahuan atau kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir sebagai


(42)

a) Pengetahuan (knowledge), adalah kemampuan seseorang untuk

mengingat-ingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala,

rumus-rumus, dan sebagainya.

b) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti

atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.

c) Penerapan (application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan

atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode,

prinsi-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya dalam situasi baru dan

konkret.

d) Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau

menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih

kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian yang satu

dengan bagian yang lainnya.

e) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan

dari proses analisis.

f) Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan seseorang untuk membuat

pertimbangan terhadap suatau situasi, nilai, atau ide.

e. Pembelajaran tematik

1) Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang

berdasarkan tema-tema tertentu (Triyanto, 2011:147). Model pembelajaran

tematik pada hakikatnya merupakan model pembelajaran terpadu. Pada


(43)

pembelajaran yang di dalamnya siswa sendiri aktif secara mental

membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur kognitif yang

telah dimilikinya. Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep, dapat

dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa

bidang studi untuk membrikan pengalaman yang bermakna pada anak

(Majid, 2013:119).

2) Karakteristik Pembelajaran Tematik

Depdiknas (dalam Triyanto 2010:91), mengutarakan bahwa

pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas antara lain: 1) pengalaman

dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan

kebutuhan anak usia sekolah dasar, 2) kegiatan yang dipilih bertolak dari

minat dan kebutuhan siswa, 3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan

berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama, 4)

Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa, 5) menyajikan

pembelajaran yang pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui

siswa dalam lingkungannya, 6) mengembangkan keterampilan sosial siswa,

seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang

lain.

Dari beberapa pengertian di atas terkait kurikulum 2013, maka dapat

disimpulkan bahawa kurikulum 2013 merupakan kurikulum penyempurnaan

dari kurikulum sebelumnya (KTSP) yang lebih menekankan pada soft skills

dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan


(44)

Pendekatan pada kurikulum 2013 ini adalah pendekatan scientific, yakni

pendekatan yang mewujudkan sebuah pembelajaran melalui proses ilmiah

karena apa yang dipelajari oleh peserta didik dilakukan dengan indra dan akal

pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses

mendapatkan ilmu pengetahuan.

Kurikulum 2013 juga menggunakan metode tematik integratif, yakni

pendekatan yang mewujudkan sebuah pembelajaran terpadu dalam arti

terdapat keterpaduan antara materi pembelajaran dalam berbagai macam mata

pelajaran yang akan disampaikan, pendekatan ini menuntut siswa untuk aktif

membangun pengetahuannya. Penerapan pembelajaran dilaksanakan dengan

tema-tema tertentu yang memadukan beberapa mata pelajaran yang

mempunyai keterkaitan. Pada penerapan kurikulum 2013 ini menuntut guru

untuk dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Penilaian di dalam kurikulum 2013 ini mengacu pada penilaian autentik

yang merupakan bentuk penilaian yang harus menilai apa yang seharusnya

dinilai. Penilaian autentik mengacu pada penilaian sikap, penilaian

pengetahuan dan penilaian keterampilan.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Susilana (2009:6), mengatakan bahwa media berasal dari bahasa latin dan

merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harafiahberarti

perantara yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a


(45)

yakni: (1) teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran (Schramm, 1982), (2) sarana fisik untuk menyampaikan

is/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan selengkapnya, (3)

sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk

teknologi perangkat kerasnya. Sutjipto (2011:8) mengatakan bahwa media

pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan

berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat

mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Munadi (2010:37), menjelaskan fungsi media pembelajaran dapat

dijabarkan sebagai berikut.

1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar.

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar.

Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai

penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. Mudhoffir dalam bukunya

yang berjudul “Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar (1992:1-2) menjelaskan bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen

sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan

lingkungan, yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam

sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan


(46)

2) Fungsi semantik

Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata

(simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipaham anak

didik (tidak verbalistik).

3) Fungsimanipulative

Fungsi manipulativeini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum

yang dimilikinya sebagaimana disebut di atas. Berdasarkan karakteristik

umum ini, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas

ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.

4) Fungsi psikologis

Fungsi psikologis terbagi dijabarkan lagi ke dalam 5 fungsi, yakni: (1)

fungsi atensi, media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian(attention)

siswa terhadap materi ajar, (2) fungsi afektif, yakni menggugah perasaan,

emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu, (3)

fungsi kognitif, siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan

memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili

objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau

kejadian/peristiwa, (4) fungsi imajinatif, media pembelajaran dapat

meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa, (5) fungsi motivasi,

motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan


(47)

5) Fungsi sosio cultural

Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan

sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran.

c. Klasifikasi Media Pembelajaran

Susilana (2009:14), mengatakan media pembelajaran dapat dikategorikan ke

dalam 6 kelompok media, yakni sebagai berikut.

1) Kelompok kesatu meliputi: (a) media grafis, adalah media visual yang

menyajikan fakta, idea atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat,

angka-angka, dan simbol/gambar. (b) media bahan cetak, adalah media visual

yang pembuatannya melalui proses pencetakan/printing atau offset. (c) media

gambar diam, adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan

melalui proses fotografi.

2) Kelompok kedua (media proyeksi diam) adalah media visual yang

diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil

proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media

ini diantaranya; OHP/OHT,Opaque Projektor, Slide, dan Film-strip.

3) Kelompok ketiga (media audio) adalah media yang penyampaian pesannya

hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau informasi yang

akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa

kata-kata, music, dan sound effect. Jenis media ini diantaranya: media radio,


(48)

a) Media audio

Media audio berkaitan dengan indra pendengaran. Pesan yang

disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang auditif,baik verbal

maupun nonverbal. Terdapat beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan

dalam media audio, antara lain: radio, alat perekam pita magnetik, piringan

hitam, dan laboratorium bahasa (Sutjipto, 2011:57).

(1) Radio

Radio merupakan suatu media yang memiliki kelebihan dibandingkan

dengan media lain, yaitu: harga relatif murah, sifatnya mudah dipindahkan,

bisa mengatasi masalah waktu jika digunakan bersama-sama, dapat

mengembangkan daya imajinasi anak, dapat merangsang partisipasi aktif, dan

dapat memusatkan perhatian siswa. Sedangkan kelemahan yang dimiliki

media audio, antara lain: sifat komunikasinya satu arah, biasanya siaran

disentralisasikan, sehingga guru tidak dapat mengontrol, penjadwalan

pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah (Sutjipto, 2011:58).

(2) Alat perekam pita magnetik (tape recorder)

Kelebihan dari media ini adalah: (a) memiliki fungsi ganda yang efektif

untuk merekam, menampilkan rekaman, dan menghapusnya, (b) pita rekam

dapat diputar berulang-ulang, (c) rekaman dapat dihapus secara otomatis, (d)

pita rekam dapat digunakan sesuai jadwal yang ada, (e) program kaset

memberikan efisiensi dalam pembelajaran bahasa. Selain itu kelemahannya

adalah: daya jangkau terbatas dan dari segi biaya pengadaan,bila untuk sasaran


(49)

(3) Rekamanaudio tape

Keuntungan menggunakan rekaman audio tape adalah sebagai berikut:

harga cenderung terjangkau, rekaman dapat digandakan untuk keperluan

perorangan sehingga pesan dan isi pelajaran dapat berada di beberapa tempat

pada waktu yang bersamaan, merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk

digunakan untuk merekam pekerjaan siswa sendiri dapat dilakukan dengan

media audio, pengoperasian radio tape/tape recorderrelatif mudah.

4) Kelompok keempat (media audio visual diam) adalah media yang

penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera

penglihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkan adalah gambar diam atau

sedikit memiliki unsur gerak. Jenis media ini antara lain media sound slide

(slide suara), film strip bersuara dan halaman bersuara.

5) Kelompok kelima (film/motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam (still

pictures) yang meuncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga

menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media yang

menyajikan pesan audiovisual dan gerak. Oleh karena itu, film memberi kesan

yang impresif bagi pemirsanya.

6) Kelompok keenam (televisi) adalah media yang dapat menampilkan pesan

secara audiovisual dan gerak (sama dengan film). Jenis media ini diantaranya :

televise terbuka (open boardcast television), televisi siaran terbatas/TVST


(50)

a) Media visual

Menurut Sutjipto (2011:41-50), media visual dapat dikelompokkan

dalam media sederhana sebagai berikut.

(1) Gambar atau foto

Gambar atau foto adalah media pembelajaran yang sering digunakan. Gambar

atau foto berfungsi untukmenyampaikan pesan melalui gambar yang

menyangkut indra penglihatan.

(2) Sketsa

Sketsa merupakan media visual sederhana sebagai sarana yang paling singkat

dan abstrak untuk menggambarkan suatu objek sehingga dapat menambah

pemahaman visual siswa terhadap suatu objek dan memperlancar penguasaan

objek-objek yang dihayati.

(3) Bagan(chart)

Fungsi dari media ini adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang

sulit bila hanya disampaikan secara tertulis dan lisan.

(4) Grafik

Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau

gambar, sering kali digunakan simbol-simbol verbal untuk melengkapinya.

(5) Poster

Poster adalah media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan


(51)

(6) Peta

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala

tertentu melalui suatu sitem proyeksi.

(7) Globe

Globe adalah tiruan bola bumi dalam bentuk kecil.

(8) Bangun ruang

Bangun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi ataupun

volume.

(9) Diorama

Diorama adalah gambaran kejadian, baik yang mempunyai nilai sejarah atau

tidak, yang disajikan dalam bentuk mini.

b) Media Audio Visual

Menurut Sutjipto (2011:34), media hasil teknologi audio visual merupakan

cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin

mekanis dan elektronik, untuk menyajkan pesan-pesan audio dan visual.

Karakteristik media audio visual menurut Sutjipto adalah sebagai berikut:

Bersifat linear, menyajikan visualisasi yang dinamis, digunakan dengan cara yang

telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya, merupakan

representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak, dikembangkan menurut

prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif, umumnya berorientasi kepada guru,


(52)

(1) Klasifikasi Media Audio Visual

Menurut Munadi (2010:113), media audio visual ini dapat dibagi

menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan

gambar dalam satu unit, dinamakan media audio-visual murni, seperti film

gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah media

audiovisual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide opaque, OHP

dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang

dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu proses

pembelajaran.

(a) Film

Menurut Munadi (2010:116), dilihat dari indera yang terlibat, film

adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif.

Apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan

lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dibaca saja atau hanya didengar

saja.

Manfaat dan karakteristik lainnya dari media film dalam meningkatkan

efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran, diantaranya adalah: mengatasi

keterbatasan jarak dan waktu, mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa

masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat, film dapat membawa

anak dari Negara yang satu ke Negara yang lain dari masa satu ke masa yang

lain, film dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan, pesan yang

disampaikannya cepat dan mudah diingat, mengembangkan pikiran dan


(53)

hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistis, sangat

kuat mempengaruhi emosi seseorang, film sangat baik menjelaskan suatu

proses dan dapat menjelaskan suatu keterampilan, dan lain-lain, semua peserta

didik dapat belajar dari film, baik yang pandai maupun yang kurang pandai,

menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

Menurut Munadi (2010:119), langkah-langkah pemanfaatan film

hendaknya memperhatikan hal-hal berikut. Pertama, film harus dipilih agar

sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kedua, film untuk tujuan kognitif dapat

digunakan untuk mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep, seperti

konsep jujur, sabar, demokrasi, dan lain-lain. Di samping itu mengajarkan

aturan dan prinsip. Ketiga, film untuk tujuan psikomotor dapat digunakan

untuk memperlihatkan contoh suatu keterampilan yang harus ditiru. Misalnya,

keterampilan gerak karena media ini mampu memperjelas gerak dan

memperlambat atau mempercepatnya. Keempat, film paling tepat bila

digunakan untuk mempengaruhi sikap dan emosi. Kelima, guru harus

mengenal film yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya untuk mengetahui

manfaatnya bagi pelajaran. Keenam, sesudah film dipertunjukkan, perlu

diadakan diskusi, yang juga perlu dipersiapkan sebelumnya. Di sini siswa

melatih diri untuk mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab

pertanyaan. Ketujuh, adakalanya film tertentu perlu diputar dua kali atau lebih

untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu. Kedelapan, agar siswa tidak


(54)

untuk memperhatikan bagian-bagian tertentu. Kesembilan, sesudah itu dapat

di test berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari film itu.

Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Hamalik sebagaimana dikutip

Asnawir (2002:98), mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri

sebagai berikut: dapat menarik minat siswa, benar atau autentik, up to datedalam

seting, pakaian, dan lingkungan, sesuai dengan tingkatan kematangan audiens,

perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar, kesatuan dan

sequence-nya cukup teratur, teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan

cukup memuaskan.

Sudarman (2010:19), menjelaskan film pedidikan dianggap efektif untuk

digunakan sebagai alat bantu pengajaran. Film yang diputar di depan siswa harus

merupakan bagian integral dari kegiatan pengajaran. Film mempunyai nilai

tertentu, seperti dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar, memancing

inspirasi baru, menarik perhatian, penyajian lebih baik karena mengandung

nilai-nilai rekreasi.

(2) Video

Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Prastowo 2013:300-301), video

diartikan sebagai rekaman gambar hidup atau program televisi lewat tayangan

televisi. Video termasuk dalam kategori bahan ajar audiovisual atau bahan ajar

pandang dengar. Bahan ajar audiovisual merupakan bahan ajar yang


(55)

kombinasi dua materi ini, pendidik dapat menciptakan proses pembelajaran

yang lebih berkualitas, karena komunikasi berlangsung secara lebih efektif.

(a) Manfaat video

Manfaat program video dalam kegiatan pembelajaran: (1) memberikan

pengalaman yang tak terduga kepada peserta didik misalanya dengan cara

memperagakan sirkulasi arah yang kompleks, (2) memperlihatkan secara nyata

sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin dilihat, (3) jika dikombinasikan

dengan animasi dan pengaturan kecepatan, dapat mendemonstrasikan

perubahan dari waktu ke waktu, (4) menampilkan presentasi studi kasus

tentang kehidupan sebenarnya yang dapat memicu diskusi peserta didik, (5)

menunjukan cara penggunaan alat atau perkakas, (6) memperagakan

keterampilan yang akan dipelajari, (7) menunjukkan tahapan prosedur, (8)

menghadirkan penampilan drama atau musik, (9) menganalisis perubahan

dalam periode waktu tertentu (Prastowo, 2013:302)

(b) Kelebihan dan keterbatasan video menurut Anderson dalam Prastowo

(2013:304), adalah sebagai berikut.

Kelebihan video: (1) dengan video (disertai suara atau tidak), kita dapat

menunjukkan kembali gerakan tertentu, (2) dengan video, penampilan peserta

didik dapat segera dilihat kembali untuk dikritik atau dievaluasi, (3) dengan

menggunakan efek tertentu, dapat memperkokoh proses belajar maupun nilai

hiburan dari penyajian tersebut, (4) dengan video, kita mendapatkan isi dan

susunan yang masih utuh dari materi pelajaran atau latihan, yang dapat


(56)

informasi dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di lokasi yang

berbeda dengan jumlah peserta yang tidak terbatas. Caranya yaitu dengan

menempatkan monitor di kelas-kelas, (6) pembelajaran dengan video

merupakan suatu kegiatan pembelajaran mandiri, dimana siswa belajar sesuai

dengan kecepatan masing-masing dapat dirancang.

Pada bidang studi yang banyak mempelajari ketrampilan motorik dapat

mengembangkan kemampuan video. Melatih kemampuan kegiatan dengan

prosedur tertentu akan membantu dengan pemanfaatan video. Dengan

kemampuan untuk menyajikan gerakan lambat (slow motion), media video

membantu pengajar untuk menjelaskan gerakan atau prosedur tertentu dengan

lebih rinci (Lamatenggo, 2013: 135).

Pengajar dapat memilih program-program video yang sesuai dengan materi

yang diajarkan, menyaksikan bersama diruang kelas dan kemudian membahas

serta mendiskusikannya. Kemampuan video untuk mengabadikan

kejadian-kejadian factual dalam bentuk program documenter bermanfaat untuk membantu

pengajar dalam mengetengahkan fakta. Kemudian fakta tersebut dibahas secara

lebih rinci dan mendiskusikannya di ruang kelas (Lamatenggo, 2013:136).

(3) Televisi

Menurut Sutjipto (2011:65), televisi adalah sistem elektronik yang

mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau

ruang. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yan direncanakan

untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa melihat siapa yang


(57)

Karakteristik televisi adalah sebagai berikut: dituntun oleh guru–seorang guru menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman visual, sistematis – siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman

belajar yang terencana, teratur dan berurutan – siaran disajikan dengan selang waktu yang berurutan di mana siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya,

terpadu – siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis dan pemecahan masalah.

(a) Keuntungan dan kelemahan televisi menurut Sutjipto (2011:66) adalah

sebagai berikut.

Keuntungan televisi: (1) televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan

audio visual, termasuk gambar diam, film, objek, spesimen, dan drama, (2)

televisi dapat menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa, (3)

televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar

diri sendiri, (4) televisi dapat menyajikan program-program yang dapat

dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.

Kelemahan televisi adalah sebagai berikut. (1) televisi hanya mampu

menyajikan komunikasi searah, (2) televisi pada saat disiarkan akan berjalan

terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan

kemampuan individual siswa, (3) guru tidak memiliki kesempatan untuk

merevisi film sebelum disiarkan, (4) kekhawatiran muncul bahawa siswa tidak

memiliki hubungan pribadi dengan guru dan siswa bisa jadi bersikap pasif


(58)

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah sebuah alat atau segala sesuatu yang membantu guru untuk

menyampaikan pesan informasi (penglihatan, pendengaran, dll) kepada siswa,

media pembelajaran berfungsi untuk membantu guru dalam menyalurkan

informasi pengetahuan kepada siswa. Dilihat dari jenisnya media pembelajaran

dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni media audio (berkaitan dengan

pendengaran), media visual (berkaitan dengan penglihatan) dan audio visual

(penggabungan pendengaran dan penglihatan). Media memegang peran penting

bagi guru untuk menjembatani pengetahuan-pengetahuan/konsep-konsep abstrak

agar dapat tersalurkan bagi siswa.

3. Pembelajaran

a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Aunurahman (2012:18) mengungkapkan bahwa belajar merupakan suatu

proses mengkontruksi pengetahuan melalui keterlibatan fisik dan mental siswa

secara aktif. Belajar juga merupakan suatu proses mengasimilasikan dan

menghubungkan bahan yang dipelajari dengan pengalaman-pengalaman yang

dimiliki seseorang sehingga pengetahuannya tentang obyek tertentu menjadi lebih

kokoh. Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang didalamnya terkandung

beberapa aspek. Aspek-aspek tersebuat adalah: (1) bertambahnya jumlah

pengetahuan, (2) adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, (3) ada

penerapan pengetahuan, (4) menyimpulkan makna, (5) menafsirkan dan

mengaitkannya dengan realitas, dan (6) adanya perubahan sebagai pribadi


(59)

juga harus dipahami sebagai sesuatu kegiatan dalam mencari dan membuktikan

kebenaran (Daryanto, 2012:17).

Majid (2013:4) menjelaskan bahwa pembelajaran (instructional) bermakna

sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui

berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah

pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Pembelajaran dapat pula dipandang

sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk

membuat siswa belajar secara aktif yang menkankan pada penyediaan sumber

belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No. 20 tahun 2003).

Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung

proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang

berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami

siswa (Winkel, 1991). Sementara Gagne (1985), mendefinisikan pembelajaran

sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar

dan membuatnya berhasil guna. Dalam pengertian lainnya, Winkel (1991),

mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan dan penciptaan kondisi-kondisi

ekstern sedemikian rupa, sehingga menunjang proses belajar siswa dan

menghambatnya (Siregar, 2010:12).

Piaget (1950), mengatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam

menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan

kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut


(60)

tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan

objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran dan akomodasi (proses

memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua

proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama

dan pengetahuan baru menjadi seimbang (Majid, 2014:9).

Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu

proses dalam sebuah tindakan yang dilakukan untuk memperoleh sebuah

pengetahuan dan perubahan berbagai aspek (kognitif, psikomotorik, afektif)

karena pengalamannya dalam proses tersebut. Sedangkan prestasi merupakan

hasil pencapaian yang bisa dilihat setelah proses belajar, prestasi belajar pada

hakikatnya merupakan hasil akhir dari proses belajar. Prestasi belajar dan proses

belajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu;

Wea (2014) dengan penelitian yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Mengacu

Kurikulum 2013 Subtema Bersatu Dalam Keberagaman Untuk Siswa Kelas IV

Sekolah Dasar. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa bahan ajar merupakan

kebutuhan penting bagi para guru maupun siswa. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian dan pengembangan modifikasi dari Kemp dan Borg and Gall.

Tujuan penggunaan metode ini adalah mengetahui (1) prosedur pengembangan,

(2) kualitas produk bahan ajar mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV SD.


(61)

keberagaman untuk siswa keals IV SD memiliki kualitas sangat baik dan layak

digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013 berdasarkan validasi pakar

Kurikulum 2013, guru kelas IV pelaksana kurrikulum 2013 dan siswa kelas IV.

Skor rerata produk menunjukkan 4,67 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”

ditinjau dari aspek tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi, topik,

dan metodologi.

Natalia (2012) melakukan penelitian yang berjudul, Pengembangan

Multimedia Interaktif untuk Keterampilan Menyimak Unsur-Unsur Cerita Bahasa

Indonesia Kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Dalam penelitian ini

bertujuan untuk memaparkan prosedur pengembangan multimedia interaktif untuk

keterampilan menyimak pada kompetensi dasar menidentifikasi unsure-unsur crita

(penokohan, tema, latar, amanat) bahasa Indonesia kelas V semester genap SD

Kanisius Sorowajan Yogyakarta dan memaparkan kualitas pengembangan

multimedia interaktif untuk keterampilan menyimak pada kompetensi dasar

mengidentifikasi unsur-unsur cerita (penokohan, tema, latar, amanat) bahasa

Indonesia kelas V semester genap SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

Hasil pengembangan multimedia interaktif berupa media dan modul

pembelajaran divalidasi oleh pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru

Bahasa Indonesia, dan siswa kelas V. Hasil validasi dari pakar pembelajaran

bahasa menunjukkan skor rerata 4,55 dengan kategori “sangat baik”. Validasi dari pakar media menunjukkan skor rerata 4,15 dengan kategori “baik”. Validasi dari guru Bahasa Indonesia memperoleh skor rerata 4,85 dengan kategori “sangat


(62)

baik”. Validasi lapangan memperoleh skor rata-rata keseluruhan 4,63 dengan

kategori “sangat baik”.

Riyanti (2012) melakukan penelitian yang berjudul, Model Pengembangan

Perangkat Pembelajaran IPS Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan

Belajar untuk Peserta Didik Kelas IVA SD Kanisius Sengkan. Penelitian ini

merupakan penelitian kolaboratif yang berawal dari keprihatinan dosen sebagai

peneliti utama Universitas Sanata Dharma atas kebutuhan guru terhadap perangkat

pembelajaran yang tereintegrasi dengan ragam bimbingan. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran IPS

terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar. Kelayakan model

perangkat pembelajaran ini diperoleh melalui penilaian para ahli dalam bidang

mata pelajaran IPS, Bimbingan Konseling (BK), dan pengembangan perangkat

pembelajaran dengan mengacu pada Penilaian Acuan Patokan 1 (PAP 1).

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan ini, tidak hanya bermanfaat

untuk memberi materi sesuai mata pelajaran, akan tetapi juga dapat digunakan

untuk menyampaikan layanan bimbingan yang dapat membantu tugas

perkembangan peserta didik khususnya dalam hal ketelitian dan mengerjakan


(63)

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian I Maria Imakulata Wea

Penelitian III Agatha Novi Riyanti Penelitian II Kristin Natalia Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Keterampilan Menyimak Unsur-unsur Cerita Bahasa Indonesia

kelas V

Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPS Terintregrasi dengan

Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar di

Kelas IV Pengembangan bahan

ajar kurikulum 2013 subtema Bersatu Dalam

Keberagaman di kelas IV

Menghasilkan Produk berupa perangkat pembelajaran IPS yang

teritegrasi bimbingan pribadi dan belajar Menghasilkan Produk

berupa multimedia interaktif sebagai media pembelajaran menyimak Membantu guru dan

siswa dalam kegiatan pembelajaran dan siswa

dalam memahami materi.

Menghasilkan produk pembelajaran berupa bahan ajar, multimedia interaktif, perangkat pembelajaran untuk

membantu proses pembelajaran. dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Pengembangan Media Video Tematik Kelas V Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 5 Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Negeri 1 Samigaluh Tahun Ajaran


(64)

C. Kerangka Berpikir

Kurikulum 2013 menuntut guru untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran

yang menarik dan bermakna bagi siswa karena pada kurikulum ini paradigma

teacher center sudah bergeser menjadistudent center, anak dibimbing untuk dapat

menemukan dan membentuk pengetahuannya sendiri (kontruktivisme). Tentu saja

ini menjadi tantangan yang berat dalam menyelenggarakan pembelajaran tersebut,

perencanaan pembelajaran harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh, karena

pada pembelajaran kurikulum 2013, pembelajaran dilakukan secara terpadu pada

setiap mata pelajaran. Peneliti mencoba membantu meningkatkan efektifitas

pembelajaran dengan mengembangkan sebuah produk berupa video pembelajaran

tematik agar dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran. Tentu saja

produk tersebut akan menjadi efektif dan efisien jika kreatifitas guru dalam

melaksanakan pembelajaran dapat terlaksana.

Peneliti memilih kelas V untuk mengetahui kelayakan produk yang dibuat

serta sebagai sasaran penerapan produk. Video pembelajaran yang dibuat

merangkum satu pembelajaran utuh yakni pembelajaran 5 subtema 1 tema 1 kelas

V SD sedangkan perangkat pembelajaran juga disesuaikan dengan video

pembelajaran tersebut. Berbagai kelebihan video pembelajaran dapat dijadikan

salah satu cara untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran yang bermakana

karena dengan video pembelajaran dapat menarik perhatian siswa. Setelah

divalidasi atau diuji kelayakannya oleh beberapa validator diharapkan produk

tersebut dapat digunakan oleh para guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai


(65)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3)

rancangan penelitian, (4) prosedur pengembangan, (5) uji validasi produk, (6)

instrumen penelitian, (7) teknik pengumpulan data, dan (8) teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan

metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

Sugiyono (2010:297) mengatakan “metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

produk tersebut. Pada umumnya penelitian R & D bersifat longitudinal (beberapa

tahap). Untuk penelitian analisis kebutuhan sehingga mampu dihasilkan produk

yang bersifat hipotetik sering digunakan metode penelitian dasar (basic research).

Selanjutnya untuk menguji produk yang masih bersifat hipotetik

tersebut,digunakan eksperimen atau action research. Setelah produk teruji, maka

dapat diaplikasikan. Proses pengujian produk dengan eksperimen tersebut,

dinamakan penelitian terapan (applied research) (Sugiono, 2010:11).

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sebuah produk berupa

media video pembelajaran dan perangkat pembelajaran untuk kelas V semester 1

tentang tema 2 subtema 1 pembelajaran 5 di SD Negeri 1 Samigaluh. Borg and


(66)

development/R&D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam

pendidikan dan pembelajaran (Sugiono, 2010:9). Sugiyono (2010:409-426)

mengemukakan bahwa dalam penelitian pengembangan terdapat 10 langkah yang

harus dilakukan, yaitu: (1) Potensi dan masalah, (2) Mengumpulkan informasi, (3)

Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Perbaikan desain, (6) Uji coba produk, (7)

Revisi produk, (8) Uji coba pemakaian, (9) Revisi produk, dan (10) Pembuatan

produk massal.

B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 1

Samigaluh tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 20 orang. Terdiri dari 11

siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan sebagai subjek analisis kebutuhan

dan juga subjek uji coba penelitian.

2. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Negeri 1 Samigaluh yang

beralamatkan di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta sebagai tempat penelitian.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, dari bulan Oktober sampai Januari


(1)

226

LAMPIRAN 11

SURAT IJIN PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

227

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

228

LAMPIRAN 12

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

229

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

230

LAMPIRAN 13

BIODATA PENULIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

231

BIODATA PENULIS

Fransiskus Asisi Handito Hanuswaraga, lahir di Yogyakarta, 2 Oktober 1992. Penulis masuk Sekolah Dasar pada tahun 1996 di SD Marsudirini Boro dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005-2008 penulis menyelesaikan jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Pangudi Luhur 1 Boro, Kulon Progo.

Kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas pada tahun 2008-20011 di SMA Negeri 1 Sentolo, Kulon Progo. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan studi ke Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis juga pernah mengikuti beberapa seminar dan workshop. Seminar dan workshop yang pernah diikuti penulis antara lain: (1) Seminar dan Workshop Pembuatan Awetan Tanaman dan Hewan, (2) Seminar Hibah Program MBS, (3) Seminar “learning from Post – War German Experience” (4) Seminar Diseminasi Model Pembelajaran Montessori, (5) Seminar “Roh Sang Guru”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI