Hubungan kedisiplinan belajar, jumlah jam belajar, dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta di Yogyakarta.

(1)

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR, JUMLAH JAM BELAJAR, DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR AKUNTANSI DENGAN PRESTASI BELEJAR

AKUNTANSI

Studi Kasus Pada SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta

Yoseph Kurniawan

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan: (1)

kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi. (2) jumlah jam belajar

dengan prestasi belajar akuntansi. (3) kemandirian belajar akuntansi dengan prestasi

belajar akuntansi. (4) hubungan kedisiplinan belajar, jumlah jam belajar,

kemandirian belajar dengan prestasi belajar akuntansi kelas XI IPS.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMA GAMA Yogyakarta pada

bulan

Januari-April 2011. Populasi penelitian ini adalah siswa IPS yang

berjumlah 109 dan sampel yang diambil 40 siswa dikelas XI IPS. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik

purposive sampling

. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dan observasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi

product moment

dan regresi

linier ganda. Pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan positif antara

kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi

sebesar 0,212 (

Asymp. Sign

0,190); (2) tidak ada hubungan positif antara jumlah

jam belajar dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi sebesar

0,240 (

Asymp. Sign

0,136); (3) tidak ada hubungan positif antara kemandirian

belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi

sebesar 0,138 (

Asymp. Sign

0,396); (4) tidak ada hubungan antara kedisiplinan

belajar, jumlah jam belajar, dan kemandirian belajar akuntansi dengan prestasi

belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi ganda sebesar 0,313 (

Asymp. Sign

0,289 dan F

hitung

1,302).


(2)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN DISCIPLINE IN STUDYING,

LEARNING TIME ALLOCATION, AND INDEPENDENCE IN STUDYING

ACCOUNTING AND THE STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT ON

THE SUBJECT OF ACCOUNTING

A Case Study on Students of GAMA Senior High School (Third March)

In Yogyakarta

Yoseph Kurniawan

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2011

The aim of this research is to know whether there are any relationship

between: (1) the students’ discipline in studying accounting; (2) the students’

learning time allocation in studying accounting; (3) the students’ learning

independence in studying accounting; and (4) the students’ discipline, learning time

allocation, learning independence in studying accounting and the students’ learning

achievement on the subject of accounting.

The research was conducted at GAMA Senior High School in Yogyakarta

from January until april 2011. The research population was 109 students of the

Social Sciences Department. The samples were 40 students of the eleventh grade of

Social Sciences Department. The technique of taking samples was porpusive

sampling technique. The data gathering technique were questionnaire and

documentation. Data analysis techniques that the researcher used in the research

were the correlation product moment and double regression. The significan level of

the hypothesis testing was 5%.

The results show that there are not positive and significant relationships

between: (1) the students’ discipline in studying accounting and their learning

achievement, with the correlation coefficience is 0,212 (P= 0,190); (2) the students’

learning time allocation in studying accounting and their learning achievement, with

the correlation coefficience is 0,240 (P= 0,136); (3) the students’ learning

independence in studying accounting and their learning achievement, with the

correlation coefficience is 0,138 (P= 0,396); (4) the students’ discipline, learning

time allocation, learning independence in studying accounting and the students’

learning achievement on the subject of accounting, with the correlation coefficience

is 0,313 (P= 0,289).


(3)

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR, JUMLAH JAM

BELAJAR, DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus: SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta

di Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

Yoseph Kurniawan

(061334021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011


(4)

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR, JUMLAH JAM

BELAJAR, DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus: SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta

di Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

Yoseph Kurniawan

(061334021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011


(5)

(6)

(7)

Skripsi ini kupe rse m b a hka n untuk Tuha n Ye sus Kristus da n Bunda Ma ria O ra ng Tua ku Alm .Sim o n Pa ty da n Enda ng Purwo sa so ng ko (Akhirnya sa la h sa tu c ita - c ita te rb e sa rm u te rc a pa i b pa k..) Ka ka k- ka ka kku Ma s Tinus Se ke lua rg a , Mb a k Ana Se ke lua rg a , da n Ma s Erik Se ke lua rg a Istriku Ste fa ni Ing g it(da n Sa ha b a t Ke c ilku A.Da re ll)


(8)

MOTTO

“Manfaatkanlah Waktu dan Kesempatan yang ada untuk meraih sebuah keberhasilan dan kesuksesan”

“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa (Roma 12:22).”

Semua “orang berhasil” memiliki kenangan manis berupa

saat – saat terpahit yang pernah mereka lewati .”

“Berusaha sekuat tenaga mengatasi kesulitan saudara

walaupun berat sekalipun, lalu serahkan kepada Allah.”


(9)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Juli 2011


(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: Yoseph Kurniawan

Nomor Mahasiswa : 061334021

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Hubungan Kedisiplinan Belajar, Jumlah Jam Belajar, dan Kemandirian Belajar

Akuntansi dengan Prestasi Belajar Akuntansi.

Studi Kasus Siswa-siswi SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 20 Juli 2011

Yang menyatakan,


(11)

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR, JUMLAH JAM BELAJAR, DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR AKUNTANSI DENGAN PRESTASI BELEJAR

AKUNTANSI

Studi Kasus Pada SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta

Yoseph Kurniawan

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan: (1)

kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi. (2) jumlah jam belajar

dengan prestasi belajar akuntansi. (3) kemandirian belajar akuntansi dengan prestasi

belajar akuntansi. (4) hubungan kedisiplinan belajar, jumlah jam belajar,

kemandirian belajar dengan prestasi belajar akuntansi kelas XI IPS.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMA GAMA Yogyakarta pada

bulan

Januari-April 2011. Populasi penelitian ini adalah siswa IPS yang

berjumlah 109 dan sampel yang diambil 40 siswa dikelas XI IPS. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik

purposive sampling

. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dan observasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi

product moment

dan regresi

linier ganda. Pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan positif antara

kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi

sebesar 0,212 (

Asymp. Sign

0,190); (2) tidak ada hubungan positif antara jumlah

jam belajar dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi sebesar

0,240 (

Asymp. Sign

0,136); (3) tidak ada hubungan positif antara kemandirian

belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi

sebesar 0,138 (

Asymp. Sign

0,396); (4) tidak ada hubungan antara kedisiplinan

belajar, jumlah jam belajar, dan kemandirian belajar akuntansi dengan prestasi

belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi ganda sebesar 0,313 (

Asymp. Sign

0,289 dan F

hitung

1,302).


(12)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN DISCIPLINE IN STUDYING,

LEARNING TIME ALLOCATION, AND INDEPENDENCE IN STUDYING

ACCOUNTING AND THE STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT ON

THE SUBJECT OF ACCOUNTING

A Case Study on Students of GAMA Senior High School (Third March)

In Yogyakarta

Yoseph Kurniawan

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2011

The aim of this research is to know whether there are any relationship

between: (1) the students’ discipline in studying accounting; (2) the students’

learning time allocation in studying accounting; (3) the students’ learning

independence in studying accounting; and (4) the students’ discipline, learning time

allocation, learning independence in studying accounting and the students’ learning

achievement on the subject of accounting.

The research was conducted at GAMA Senior High School in Yogyakarta

from January until april 2011. The research population was 109 students of the

Social Sciences Department. The samples were 40 students of the eleventh grade of

Social Sciences Department. The technique of taking samples was porpusive

sampling technique. The data gathering technique were questionnaire and

documentation. Data analysis techniques that the researcher used in the research

were the correlation product moment and double regression. The significan level of

the hypothesis testing was 5%.

The results show that there are not positive and significant relationships

between: (1) the students’ discipline in studying accounting and their learning

achievement, with the correlation coefficience is 0,212 (P= 0,190); (2) the students’

learning time allocation in studying accounting and their learning achievement, with

the correlation coefficience is 0,240 (P= 0,136); (3) the students’ learning

independence in studying accounting and their learning achievement, with the

correlation coefficience is 0,138 (P= 0,396); (4) the students’ discipline, learning

time allocation, learning independence in studying accounting and the students’

learning achievement on the subject of accounting, with the correlation coefficience

is 0,313 (P= 0,289).


(13)

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Hubungan Kedisiplinan Belajar, Jumlah Jam Belajar, dan Kemandirian Belajar

Akuntansi dengan Prestasi Belajar Akuntansi. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi

Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak lepas

dari bantuan, bimbingan, dorongan, dan perhatian yang tidak ternilai harganya dari

berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1.

Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dekan fakultas keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3.

Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4.

Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsiku yang

telah bersedia menyediakan waktu, memberikan saran dan kritik yang sangat

berarti dalam membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.


(14)

5.

Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik,

dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6.

Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran

untuk kesempurnaan skripsi ini.

7.

Bapak Drs. Untung Sudarmaji, selaku kepala sekolah SMA GAMA yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SMA GAMA Yogyakarta.

8.

Segenap dosen serta seluruh staff karyawan FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta (terutama untuk mbak Aris dan mas Antok) yang telah memberikan

kelancaran dan bantuan sehingga skripsi ini selesai pada waktunya.

9.

Orang Tuaku Ibu Simon Paty, Eyangku di klaten (I Love You so much),

mertuaku dan Kakak-Kakakku, Istriku Inggit dan anakku Darel yang tercinta yang

telah memberikan doa, dukungan moril dan materil dalam kelancaran skripsi ini.

10.

Teman-temanku PAK ’04 (Bang Weli, Ms.Brintil, Lutfi, dan Acong), Pak ’05

(Ms Eka, Yanto, Budiman, Yansen, Lilik, Vebran, mbak Ratna), dan Suempak

’06 (Johan, Ardidut, Arcil, Beni, Fery Klepu, Sisil, Wahyu, Tio, Lina, Daru,

Lena, Ninin) terimakasih atas semangat, doa dan bantuannya.

Yogyakarta, Juli 2011

Penulis


(15)

HALAMAN JUDUL

………. I

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

... ii

HALAMAN PENGESAHAN

... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

... iv

MOTTO

... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI

... vii

ABSTRAK

... viii

ABSTRACT

... ix

KATA PENGANTAR

... xi

DAFTAR ISI

... xii

DAFTAR TABEL

... xv

DAFTAR GAMBAR

... xvi

DAFTAR LAMPIRAN

... xvii

BAB I Pendahuluan ... 1

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Identifikasi Masalah ... 7

C.

Batasan Masalah ... 7

D.

Rumusan Masalah ... 8

E.

Tujuan Penelitian ... 8

F.

Manfaat Penelitian ... 9

BAB II Tinjauan Pustaka ... 10

A.

Deskripsi Teoritik ... 10

1.

Belajar ... 10

a.

Pengertian Belajar ... 10

b.

Faktor-faktor Belajar ... 11

c.

Tujuan Belajar ... 14

d.

Prinsip-prinsip Belajar ... 14

2.

Prestasi Belajar ... 17

a.

Pengertian Prestasi Belajar ... 17

b.

Fungsi dan Kegunaan ... 19

c.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ... 20

3.

Kedisiplinan Belajar ... 21

a.

Pengertian Disiplin Belajar ... 21

b.

Macam-macam Disiplin Belajar ... 25

1)

Kedisiplinan di Sekolah ... 25

2)

Kedisiplinan di Rumah ... 27

4.

Jumlah Jam Belajar ... 29

5.

Kemandirian Belajar ... 30

a.

Pengertian Kemandirian Belajar ... 30

b.

Ciri-ciri Kemandirian ... 31


(16)

d.

Kemandirian Belajar Akuntansi ... 34

B.

Kerangka Berfikir ... 35

C.

Paradigma Penelitian ... 39

D.

Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III Metodologi Penelitian ... 41

A.

Jenis Penelitian ... 41

B.

Tempat dan Waktu Penelitian ... 41

C.

Subjek dan Objek Penelitian ... 41

D.

Populasi dan Sampel ... 42

1.

Populasi………… ... 42

2.

Sampel

...

43

3.

Tehnik Pengambilan Sampel ... 43

E.

Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 44

1.

Variabel Penelitian ... 44

2.

Pengukuran Variabel ... 45

F.

Data Yang diperlukan ... 46

G.

Tekhnik Pengumpulan Data ... 47

H.

Instrument Penelitian ... 48

I.

Uji Coba Instrument ... 51

J.

Tekhnik Analisis Data ... 57

1.

Uji Deskriptif Data ... 57

2.

Uji Prasarat……... ... 58

3.

Uji Asumsi Klasik ... 60

4.

Uji Hipotesa……. ... 62

BAB IV Hasil Temuan Lapangan ... 66

A.

Sejarah Sekolah ... 66

B.

Visi, Misi, dan Tujuan ... 67

C.

Sistem Pendidikan SMA GAMA ... 68

D.

Kurikulum SMA GAMA ... 70

E.

Struktur Oranisasi SMA GAMA ... 71

F.

Sumber Daya SMA GAMA ... 77

G.

Siswa SMA GAMA ... 77

H.

Kondisi Fisik dan Linkungan SMA GAMA ... 78

I.

Hubungan Antara Satuan Pendidikan dan Instansi Lain ... 81

J.

Komite SMA GAMA ... 82

BAB V Pembahasan ... 85

A.

Deskripsi Data ... 85

B.

Pengujian Prasarat Analisis ... 92

1.

Uji Normalitas ... 92

2.

Uji Linieritas ... 93

3.

Uji Asumsi Klasik ... 95

C.

Hipotesis Penelitian ... 97

D.

Pembahasan Hasil Penelitian ... 103

BAB VI Kesimpulan, Keterbatasan, Dan Saran ... 110


(17)

C.

Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA

... 114

LAMPIRAN

... 117


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.

Observasi Kegiatan Siswa ... 6

Tabel 3.1.

Kisi-kisi dan Indikator ... 49

Tabel 3.2.

Uji 1 Validitas variabel Kedisiplinan belajar ... 53

Tabel 3.3

Uji 2 Validitas variabel kedisiplinan belajar ... 54

Tabel 3.4

Uji 1 Validitas Jumlah Jam Belajar ... 54

Tabel 3.5

Uji 2 Validitas Jumlah Jam Belajar ... 55

Tabel 3.6

Uji Validitas Kemandirian Belajar ... 55

Tabel 3.7

Uji Reliabilitas ... 57

Tabel 3.8

PAP Tipe II ... 58

Tabel 3.9

Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ... 63

Tabel 4.1

Data Siswa SMA GAMA ... 78

Tabel 5.1

Interpretasi PAP Kedisiplinan Belajar ... 87

Tabel 5.2

Interpretasi PAP Jumlah Jam Belajar ... 88

Tabel 5.3

Interpretasi PAP Kemandirian Belajar ... 90

Tabel 5.4

Interpretasi PAP Prestasi Belajar ... 92

Tabel 5.5

Uji Normalitas ... 93

Tabel 5.6

Uji Multikolinearitas ... 95

Tabel 5.7

Uji Heteroskedastisitas ... 96

Tabel 5.8

Uji Autokorelasi ... 97

Tabel 5.10

Hasil Korelasi Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 98

Tabel 5.11

Korelasi Kedisiplinan belajar ... 99

Tabel 5.12

Korelasi Jumlah Jam Belajar ... 100


(19)

(20)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Observasi dan Nilai Rapor ... 117

Instrumen

Observasi

...

118

Nilai Rapor kelas XI IPS semester 1 ... 119

KKM siswa kelas XI IPS ... 123

Lampiran 2 Kuesioner dan Uji Validitas dan Reliabilitas ... 124

Kuesioner

...

125

Data

Induk

...

130

Uji Validitas dan Reliabilitas ... 132

Lampiran 3 Kuesioner dan Data Induk ... 135

Kuesioner

...

136

Data

Induk

...

141

Lampiran 4 Uji Prasarat dan Uji Asumsi Klasik ... 148

Normalitas

dan

Linieritas

...

149

Uji

Asumsi

Klasik

...

152

Deskriptif

Data

...

156

PAP tipe II ... 173


(21)

BAB 1 PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bidang yang terpenting dalam pembangunan masyarakat suatu negara. Hal ini disebabkan pembangunan di berbagai bidang membutuhkan manusia yang cerdas, terampil, dan berbudi pekerti serta taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mengingat hal demikian, melalui pendidikan upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan dapat diwujudkan.

Perwujudan masyarakat Indonesia yang berkualitas merupakan tanggung jawab bersama dan sekaligus menjadi tanggung jawab pemerintah, karena kualitas pendidikan merupakan indikator dari kualitas masyarakat. Tanggung jawab tersebut terfokus pada upaya mempersiapkan peserta didik yang mempunyai keunggulan, kreatif, mandiri, dan profesional dalam bidangnya masing-masing. Oleh karena itu upaya pemerintah yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan saat ini yaitu dengan mengganti kurikulum 1994 dengan kurikulum baru yaitu kurikulum 2004 atau disebut juga dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) (Indriani, 2006:16).

Membentuk suatu masyarakat yang berkualitas tidaklah mudah, hal ini perlu ditanamkan semangat untuk terus berprestasi. Manusia yang berprestasi sangat dibutuhkan di jaman sekarang ini, karena merupakan tuntutan yang harus dipenuhi agar dapat bersaing dengan manusia lainnya. untuk mencapai


(22)

 

prestasi, banyak hal yang mempengaruhi anak didik antara lain peranan orang tua dalam penanaman nilai disiplin, jumlah jam belajar, kemandirian belajar serta peranan guru dalam memotivasi belajar siswa, pengaruh lingkungan, fasilitas pendukung, bimbingan guru, dan sebagainya.

Sekolah merupakan lembaga formal sebagai wadah untuk kegiatan belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa harus mematuhi tata tertib dengan penuh rasa disiplin yang tinggi. Menurut Poerwadarminto (Sakdiyah, 2006:3) disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari serangkain perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, atau keterikatan terhadap suatu peraturan tata tertib. Disiplin juga dapat memberikan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Perilaku disiplin sangat dibutuhkan dalam pembinaan perkembangan siswa menuju masa depan yang lebih baik.

Perlunya disiplin di sekolah adalah mendidik siswa untuk berprilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan. Masalah disiplin siswa di sekolah tidak dapat dipisahkan dari masalah tata tertib sekolah. Jadi disiplin sekolah merupakan cerminan langsung dari kepatuhan seorang siswa dalam melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata tertib di sekolahnya akan mendukung terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan berguna untuk mencapai hasil belajar yang optimal (Sakdiyah, 2006:4).

Perilaku disiplin ini juga harus diterapkan di luar lingkungan sekolah, misalnya di rumah. Perilaku disiplin tidak hanya mengontrol tingkah laku


(23)

siswa di luar jam pelajaran, melainkan juga saat siswa belajar. Menurut Tu’u siswa yang memiliki disiplin belajar akan menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti pelajaran di kelas, mengerjakan tugas-tugas pekerjaan rumah, dan memiliki kelengkapan belajar misalnya buku dan alat belajar lainnya. sebaliknya siswa yang kurang disiplin belajar tidak menunjukkan kesiapan dalam mengikuti pelajaran, tidak mengerjakan tugas-tugas, suka membolos, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, dan tidak memiliki kelengkapan belajar (Sakdiyah, 2006:4).

Perubahan kurikulum dari kurikulum 1994 menjadi 2004, atau sering disebut dengan KBK membuat siswa harus dapat aktif dan mencari sendiri pengetahuan yang diajarkan. Dalam hal ini siswa dituntut kemandiriannya agar dapat memahami materi, khususnya akuntansi. Salah satu indikator keberhasilan KBK menurut Mulyasa adalah tumbuhnya kemandirian dan berkurangnya ketergantungan di kalangan warga sekolah, bersifat adaptif, dan proaktif serta memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi (ulet, inovatif, berani menanggung resiko), sehingga siswa dituntut untuk mencapai kemandirian belajar yang tinggi agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai (Indriani, 2006:18).

Dalam usaha pencapain prestasi belajar, jumlah jam belajar yang dipergunakan untuk belajar perlu diperhatikan. Sebagai seorang pelajar hendaknya terampil dalam mengelola waktu. Keterampilan mengelola waktu dan menggunakan waktu secara efesien merupakan hal yang terpenting dalam masa studi maupun seluruh kehidupan seseorang (Gie dalam Theresia,


(24)

 

2009:4). Sesungguhnya kemampuan menggunakan waktu secara efesien merupakan salah satu prestasi yang terpenting dari seluruh hidup anda. Keterampilan mengelola waktu khususnya untuk keperluan studi harus dikembangkan dan diterapkan dalam studi.

Gie mengatakan bahwa waktu senantiasa ada dan tersedia setiap saat, dengan demikian waktu tidak bisa ditabung atau disimpan pada kesempatan lain. Maka sebagai seorang pelajar hendaknya memiliki suatu kebiasaan mengunakan waktu sekarang juga atau pada saat ini juga. Kebiasaan memanfaatkan waktu sekarang juga dapat mengikis kecenderungan diri siswa untuk menunda-nunda waktu, mengulur-ngulur tempo, mencari-cari alasan untuk tidak mengerjakan tugas saat ini juga, atau bahkan mencari hari yang baik ataupun menanti saat yang cocok untuk memulai menyempurnakan catatan, membaca buku wajib, membuat catatan studi, menghafal bahan pelajaran, dan menulis tugas. Seorang siswa yang unggul memiliki kebiasaan baik untuk melakukan studi mulai sekarang juga dan pada setiap saat yang tersedia. Dengan demikian, siswa yang unggul mempunyai kelebihan waktu untuk belajar dan beristirahat, sehingga berdampak terhadap pretasi belajarnya di sekolah (Theresia, 2009:4).

Dalam kurikulum 2004 mata pelajaran akuntansi telah diberikan di SMA kelas XI IPS. Mata pelajaran akuntansi yang dipelajari di kelas XI semester 1 dan 2 biasanya dimulai terlebih dahulu dengan pengenalan dasar-dasar akuntansi, yang meliputi bentuk-bentuk jurnal, macam-macam buku besar, dan diakhiri dengan proses pencatatannya. Karena dalam praktiknya


(25)

akuntansi merupakan seni pencatatan, maka dibutuhkan penalaran-penalaran dalam mengerjakan dan memahaminya. Penalaran-penalaran tersebut tidak begitu saja muncul dari dalam diri siswa, tetapi harus dilatih sesering mungkin. Proses melatih nalar tersebut membutuhkan kemandirian, kedisiplinan, dan jam belajar yang efektif mengenai akuntansi. Semakin sering siswa membaca dan mencatat transaksi-transaksi yang terdapat dalam akuntansi, semakin siswa memahami mata pelajaran akuntansi ini.

Akuntansi adalah suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi data kuantitatif terutama yang mempunyai sifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomi yang kegiatannya meliputi pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisaan data keuangan yang digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam memilih alternatif dalam suatu keadaan (Baridwan, 1999:1). Oleh karena itu siswa dituntut untuk memiliki kedisiplinan, jam belajar yang efektif dan kemandirian belajar, guna memecahkan masalah yang berhubungan dengan mata pelajaran akuntansi. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, siswa dituntut mewujudkan motivasi dan percaya diri dalam belajar, mampu bekerja mandiri dan bekerja sama dengan orang lain (Depdiknas, 2003:8).

Berdasarkan observasi dan pengamatan yang peneliti lakukan di SMA GAMA pada kelas XI IPS 1 dan 2 yang berjumlah 40 siswa terhadap kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan dengan menggunakan alat observasi PPL Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah peneliti modifikasi, baik di


(26)

 

kelas maupun di sekitar halaman sekolah dari jam 07.00-14.00, peneliti menemukan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.1

Observasi Kegiatan Siswa Kelas XI IPS 1 dan IPS 2

NO Kegiatan-Kegiatan Siswa

1. Siswa sering datang terlambat

2. Saat jam kosong siswa senang memanfaatkan waktunya di kelas dengan mengobrol

3. Siswa sering melamun di kelas 4. Siswa sering mengantuk di kelas 5. Emosi Siswa masih labil

6. Apabila ada tugas, siswa lebih senang untuk mencontek kepunyaan teman 7 Siswa tidak mempunyai catatan

Sikap siswa tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal meliputi pola asuh orang tua yang cenderung memanjakan anak, kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua, pola guru dalam mengajar yang terlalu monoton walaupun telah menggunakan media pengajaran seperti power point, pengaruh pergaulan dengan teman, motivasi dalam belajar, disiplin yang kurang, tidak mempergunakan waktu dengan efektif, dan kemandirian dalam belajar yang kurang optimal. Tetapi dari nilai raport ekonomi-akuntansi yang mereka peroleh pada semester ganjil, nilai mereka terkesan tuntas, yaitu berada pada KKM 65. Sedangkan menurut Florentina Budi Rina ada hubungan yang positif antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi, sementara menurut Theresia ada hubungan yang positif antara kemandirian dan jumlah jam belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

Dari uraian di atas maka penulis ingin membuktikan apakah ada hubungan kedisiplinan belajar, jumlah jam belajar dan kemandirian belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi di kelas XI IPS SMA GAMA


(27)

Yogyakarta dengan alasan karena mata pelajaran Akuntansi mulai diajarkan di kelas XI IPS.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan siswa tersebut disebabkan antara lain oleh: kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak, kurangnya motivasi anak dalam belajar,pola guru dalam mengajar yang terlalu monoton, lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung dalam belajar, sehingga berdampak pada kurangnya disiplin anak dalam belajar, ketidakmampuan anak dalam menggunakan waktu secara efektif dan ketergantungan anak kepada orang lain dalam belajar.

C. Batasan Masalah

Siswa yang memiliki disiplin yang rendah, berakibat siswa tersebut tidak dapat mengatur waktu belajarnya dengan baik, dan tergantung kepada orang lain. Implikasinya adalah siswa tersebut memiliki prestasi belajar yang juga rendah, dibandingkan dengan siswa yang memiliki disiplin, jumlah jam belajar, dan kemandirian yang baik. Maka untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan yang terjadi, maka peneliti membatasi penelitiannya hanya pada “Hubungan Kedisiplinan Belajar, Jumlah Jam Belajar, dan Kemandirian Belajar Akuntansi dengan Prestasi Belajar Akuntansi”.


(28)

 

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan postif antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

2. Apakah ada hubungan positif antara jumlah jam belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

3. Apakah ada hubungan positif antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

4. Apakah ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar, jumlah jam belajar, dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar Akuntansi

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang: 1. Hubungan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi 2. Hubungan jumlah jam belajar dengan prestasi belajar akuntansi 3. Hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar akuntansi

4. Hubungan kedisiplinan belajar, jumlah jam belajar, kemandirian belajar dengan prestasi belajar Akuntansi


(29)

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi para guru SMA GAMA Yogyakarta sebagai pelaksana pendidikan

Dengan hasil penelitian ini diharapkan para guru bidang akuntansi dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan cara menumbuhkan semangat kemandirian belajar pada siswa.

2. Bagi Peneliti

Peneliti berharap bahwa proses penelitian ini bisa dijadikan sebuah pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini digunakan sebagai acuan penelitian lebih lanjut, dan sebagai sumber bacaan perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

4. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi siswa untuk memiliki kedisiplinan belajar yang tinggi. Siswa diharapkan juga dapat memiliki jumlah jam belajar yang tinggi dan kemandirian belajar agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya, khususnya mata pelajaran akuntansi.


(30)

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik 1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:14) belajar berusaha memperoleh kepandain dan ilmu. Dari arti belajar menurut kamus ini, maka belajar merupakan kegiatan atau aktivitas, sebab “berusaha” mesti berupa kegiatan. Menurut Hintzman (Syah, 1997:90) “Learning is a change in organism due to experience which can effect the organism’s behavior”. Belajar berarti suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Witig (Syah, 1997:90) “Learning is any relatively permanent change in an organizm’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience”. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengamatan.

Menurut Hamalik (2001:154) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar yang dilakukan manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup yang tidak dapat ditentukan sebelumnya. Namun satu hal yang sudah pasti bahwa belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh ikhtikad dan


(31)

maksud tertentu. Menurut Lester D. Crow et.all., (Roestiyah, 1982:149) “Belajar ialah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap”. Hal ini juga didukung dengan pernyataan Withaker (Koban, 2007:19) yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku ditimbulkan melalui tingkah laku dan pengalaman. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh W.S. Winkle (1989:36) yang menyatakan bahwa belajar terjadi karena suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai.

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor (Slameto, 2003:2).

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar diklasifikasikan menjadi: 1) Faktor Interen: faktor yang berada dalam diri pelajar, faktor ini berupa

(Roestiyah, 1982:159): a) Faktor phisiologis b) Faktor Psikologis


(32)

 

Faktor phisik atau faktor yang berasal dari jasmani dan faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari kondisi kejiwaan. Antara faktor phisik dengan psikis saling berhubungan, namun dimungkinkan juga masing-masing faktor berdiri sendiri.

Hal-hal yang dapat disebut dan termasuk faktor intern ini antara lain:

(1)Faktor kematangan jiwa dan fisik. Seorang siswa akan belajar dengan baik apabila kematangannya sudah tiba, belajar akan sukar apabila kematangannya belum tiba

(2)Keadaan fisik atau jasmani. Keadaan fisik yang sehat akan menguntungkan perbuatan belajar

(3)Keadaan psikis. Keadaan psikis yang sehat membuat seorang siswa lebih cepat dalam memahami atau mempelajari sesuatu.

(4)Alat-alat inderanya. Panca indera yang berfungsi baik akan membantu perbuatan belajar.

2) Faktor Ekstern: faktor yang berada diluar diri pelajar. Faktor ini dapat berupa manusia dan bukan manusia. Yang termasuk faktor ini adalah:

a) Adanya orang lain sewaktu belajar akan mengganggu perbuatan belajar b) Letak sekolah yang berada di keramaian misalnya pasar atau tempat

pertunjukkan akan menggangu proses belajar mengajar karena situasi menjadi tidak kondusif lagi untuk belajar dan mengganggu konsentrasi baik guru maupun siswa

c) Tersedianya alat-alat pelajaran, yaitu semua alat yang membantu terselenggaranya proses belajar


(33)

d) Kondisi ekonomi, siswa yang berasal dari keluarga yang kondisi perekonomiannya mapan dan berkecukupan tentu akan berbeda dengan siswa yang berasal dari keluarga yang kondisinya serba kekurangan karena belum tentu beda dengan penyediaannya.

e) Keadaan iklim yang panas tidak begitu menguntungkan dalam proses belajar mengajar dibandingkan dengan keadaan iklim yang relatif lebih dingin karena iklim yang panas biasanya menyebabkan gerah, tidak nyaman, cepat lelah dan mengantuk.

f) Keadaan keluarga, siswa yang berasal dari keluarga yang bahagia berbeda dengan siswa yang berasal dari keluarga yang kurang bahagia atau bermasalah, karena siswa yang berasal dari keluarga bahagia akan lebih mampu belajar dengan baik karena ditunjang dengan lingkungan keluarga yang tenang dan situasi yang diciptakan bahagia.

g) Keadaan waktu, siswa yang belajar terlalu malam akan kesulitan untuk memahami pelajaran yang dipelajari karena sudah mengantuk, lelah, dan pada pagi hari menjadi kurang segar. Waktu belajar yang paling tepat adalah pukul 19.00-21.00

h) Metode belajar, siswa menggunkan metode belajar yang berbeda satu sama lain ada yang dengan cara meringkas, menghafal, membuat daftar pertanyaan dan lain-lain. Siswa sendirilah yang dapat menentukan metode belajar yang tepat untuk dirinya.


(34)

 

c. Tujuan Belajar

Jika dilihat dari tujuannya maka belajar dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis tujuan, antara lain sebagai berikut (Surakhmad, 1978:61):

1) Penanaman konsep dan keterampilan

Untuk dapat menanamkan konsep diperlukan adanya keterampilan. Keterampilan dapat dicapai dengan suatu didikan yaitu dengan banyak melatih kemampuan.

2) Pengumpulan data

Pemahaman akan pengetahuan dan kemampuan berpikir merupakan dua hal yang tidak dipisahkan. Ini dikarenakan seseorang tidak akan mampu mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.

3) Pembentukan sikap dan perbuatan

Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak terlepas dari soal-soal penanaman nilai-nilai, oleh karena itu guru bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga harus menjadi pendidik.

d. Prinsip-prinsip Belajar

Ada beberapa prinsip belajar yang dikemukakan oleh Darsono (2000:21), yaitu:

1) Kesiapan Belajar

Faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik yang tidak kondusif, misalnya sakit akan mempengaruhi proses belajar. Demikian juga faktor psikologis yang kurang


(35)

baik misalnya gelisah, tertekan, dan sebagainya merupakan kondisi awal yang tidak menguntungkan bagi kelancaran belajar.

2) Perhatian

Perhatian adalah pemusatan tenaga dan psikis tertuju pada suatu objek, dapat pula dikatakan bahwa perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan.

3) Motivasi

Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut untuk melakukan kegitan tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan aktivitas.

4) Keaktifan siswa

Yang melakukan kegiatan belajar adalah siswa. Oleh karena itu siswa harus aktif dan tidak boleh pasif. Dengan bantuan guru siswa mampu mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang dimilkinya.

5) Mengalami sendiri

Prinsip mengalami sendiri ini sangat penting dalam belajar dan erat kaitannya dengan prinsip keaktifan dan kemandirian. Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri (tidak minta tolong orang lain) akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih mendalam.

6) Pengulangan

Materi pelajaran ada yang mudah dan ada yang sulit. Untuk mempelajari materi siswa perlu membaca, berpikir, mengingat, dan yang tidak kalah


(36)

 

penting adalah latihan. Dengan latihan berarti siswa mengulang-ngulang materi yang dipelajari sehingga materi tersebut semakin mudah diingat. Dengan pengulangan, tanggapan tentang materi semakin segar dalam pikiran siswa, sehingga makin mudah direproduksi. Prinsip pengulangan ini sama kaitannya dengan prinsip kedisiplinan dan jumlah jam belajar.

7) Materi pelajaran yang menantang

Keberhasilan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu siswa terhadap persoalan. Rasa ingin tahu siswa timbul bila materi pelajaran yang dihadapi menantang atau problematis. Oleh karena itu guru hendaknya membrikan materi pelajaran yang menantang untuk merangsang rasa ingin tahu siswa yang akan membuat siswa aktif belajar.

8) Balikan dan Penguatan

Balikan adalah masukan yang sangat penting baik bagi siswa maupun guru. Dengan balikan siswa mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam suatu hal, dimana letak kekuatan dan kelemahannya. Penguatan adalah suatu tindakan

9) Perbedaan Individual

Siswa dalam suatu kelas yang dihadapi oleh guru tidak boleh disamakan kondisinya seperti benda mati. Masing-masing siswa mempunyai karakteristik yang berbeda, baik dilihat dari segi fisik maupun psikis.


(37)

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar pada akhirnya ingin mengetahui hasilnya. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil dari suatu proses pembelajaran yang dicapai, maka diadakan suatu tes. Hasil dari suatu tes tersebut untuk mengetahui seberapa besar perubahan maupun kecakapan yang diperoleh siswa. Prestasi merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki oleh seseorang dan merupakan hasil dari proses yang dilakukannya (Winkle, 1983:161).

Prestasi tidak dapat dilepaskan dengan proses belajar. Proses merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur dan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil kecakapan yang baru dari proses belajar seseorang, sehingga mendapatkan pengalaman dan perubahan tingkah laku yang baru dari interaksi dengan lingkungannya (Suryabrata, 2001:232).

Belajar di sekolah mengakibatkan siswa memperoleh suatu perubahan tingkah laku berupa pengetahuan, sikap atau perilaku sesuai dengan tujuan belajar. Dalam kamus Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan Nasional prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian (Sakdiyah, 2006:45).


(38)

 

Ada dua jenis penilain atau evaluasi yaitu penilain proses dan penilain hasil belajar (Masidjo, 1995:30). Sasaran penilain hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa. Sedangkan sasaran dari penilain proses adalah bagaimana kegiatan instruksional seharusnya berlangsung. Kedua jenis penilain tersebut mempunyai hubungan yang erat dan saling melengkapi. Penilaian hasil belajar harus berusaha menemukan kekurangan-kekurangan dalam kegiatan instruksional, sementara penilaian proses berusaha mencari sebab-sebab dari kekurangan tersebut.

Dalam dunia pendidikan yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai, dilakukan, dan dikerjakan. Nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu (Suryabrata, 2001:296). Untuk mengetahui prestasi belajar siswa bisa dilihat pada nilai-nilai yang tertera dalam raport. Siswa yang nilai raportnya tinggi dikatakan mempunyai prestasi belajar tinggi, sebaliknya siswa yang nilai raportnya rendah dikatakan mempunyai prestasi belajar rendah.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa setelah mengikuti pelajaran di sekolah sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dengan melihat hasil penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh guru setelah mengikuti penilain dan evaluasi. Penilain dan evaluasi ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa yang merupakan tujuan dari pembelajaran.


(39)

b. Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar

Sepanjang rentang kehidupannya, manusia selalu mengejar suatu prestasi atau hasil usaha menurut aktivitas yang dilakukan sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing yang akan memberikan kepuasan tertentu pada diri manusia khususnya yang berada di lingkungan sekolah. Adapun fungsi dari prestasi belajar (Arifin, 1990:3) yaitu:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu 3) Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi pendidikan

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu instansi pendidikan

5) Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Kegunaan prestasi belajar menurut Arifin (1990:4) adalah sebagai berikut:

1) Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar 2) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan 3) Untuk keperluan penempatan dan penjurusan 4) Untuk menentukan isi kurikulum

5) Untuk menentukan kebijaksanaan sekolah

Mengingat betapa pentingnya fungsi dan kegunaan dari prestasi belajar, maka siswa diharapkan untuk selalu berusaha mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin.


(40)

 

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri atas faktor intern dan faktor ekstern (Sakdiyah, 2006:48):

1) Faktor Intern, dibagi menjadi 3 faktor, yaitu: a) Faktor Jasmaniah

(1) Kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit

(2) Cacat tubuh, sesuatu yang menyebabkan kurang baik/kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara lain adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan, kecakapan, sikap, kebiasaan, motivasi, disiplin, dan partisipasi.

c) Faktor Kelelahan

Kelelahan dapat berupa kelelahan jasmani maupun kelelahan rohani. Agar siswa memperoleh prestasi yang baik, maka dalam belajar siswa jangan sampai mengalami kelelahan, baik saat sebelum belajar ataupun setelah belajar. Sehingga ilmu yang dipelajari dapat lebih tersimpan dalam pikiran.

2) Faktor Ekstern, dibagi menjadi 3 faktor, yaitu: a) Faktor Keluarga


(41)

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.

b) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencangkup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c) Faktor Masyarakat

Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat, kegiatan siswa dalam masyarakat, media elekronik, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat, yang kesemuanya mempengaruhi belajar.

Berdasarkan uraian di atas, prestasi belajar merupakan sesuatu yang kompleks sehingga faktor-faktor yang mempengaruhinya juga sangat kompleks, mulai dari diri sendiri sampai pada keluarga, sekolah dan masyarakat. Prestasi belajar akan tercapai, apabila kesemua faktor-faktor tersebut terpenuhi dan saling bekerjasama.

3. Kedisiplinan Belajar a. Pengertian Disiplin Belajar

Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya, yaitu terkait dengan pengetahuan, sikap dan perilaku. Masalah disiplin yang dibahas dalam penelitian ini adalah disiplin yang dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan


(42)

 

belajarnya baik di rumah maupun di sekolah. Untuk lebih memahami tentang disiplin belajar terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian disiplin menurut beberapa ahli.

Disiplin merupakan sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi suatu ketentuan atau tata tertib yang berlaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Pelaksanaan pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar dengan disertai disiplin akan membuat peserta didik mempunyai cara belajar yang baik. Sifat bermalas-malasan, keinginan mencari kemudahan saja tanpa disertai proses, kurang fokus dan konsentrasi, serta kebiasaan melamun akan dapat teratasi apabila anak tersebut memiliki disiplin, karena disiplin akan menciptakan kemauan untuk bekerja secara teratur (Gie, 1979:51).

Menurut Bernhardt (1964:1) disciplin is an essential characteristic of any society. No family, school, club or community can run smoothly, without rules and regulations. Disiplin yang dimaksud disini adalah sebuah karakteristik utama pada setiap masyarakat. Tidak ada keluarga, sekolah dan komunitas yang bisa berjalan dengan lancar tanpa ketetapan dan peraturan. Bernhardt mengungkapkan bahwa discipline is thought of as a plane of a training, not just as correction or punishment. Disiplin disini adalah suatu rencana pelatihan, tetapi bukan merupakan suatu aksi pembenaran atau hukuman (Kurniatun, 2007:15).

Menurut Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas, 1997:11), makna kata disiplin dapat dipahami dalam kaitannya dengan latihan yang


(43)

memperkuat, koreksi dan sanksi, kendali atau terciptanya ketertiban dan keteraturan dan sistem aturan tata laku.

Disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Disiplin mempunyai empat unsur pokok yaitu (Hurlock, 1999:84):

1) Peraturan

Adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut mungkin ditetapkan orang lain, guru atau teman bermain. Tujuannya membekali anak dengan perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu, misalnya peraturan di sekolah dan peraturan di rumah. Fungsi peraturan adalah mempunyai nilai pendidikan sebab peraturan memperkenalkan kepada anak perilaku yang disetujui anggota kelompok.

2) Hukuman

Fungsi hukuman ada tiga macam, yaitu pertama menghalangi, maksudnya hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan di masyarakat. Kedua mendidik, sebelum anak mengerti peraturan mereka akan dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah. Sedangkan fungsi ketiga memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat. Untuk penegakan disiplin hukuman harus memenuhi suatu persyaratan yang baik, yaitu: Hurlock (Listani, 2005:11)

a) Hukuman harus disesuaikan dengan pelanggaran, maksudnya berat dan ringannya pelanggaran yang dilakukan anak, harus sebanding dengan


(44)

 

hukuman yang diberikan. Sehingga anak memiliki rasa tanggung jawab dengan tindakan yang dilakukannya.

b) Hukuman yang diberikan harus konsisten, sehingga anak tersebut akan mengetahui kapan saja suatu peraturan dilanggar, serta anak akan mengetahui bahwa hukuman tidak dapat dihindari begitu saja.

c) Hukuman tidak boleh membuat anak merasa terhina atau menimbulkan rasa permusuhan

d) Hukuman yang diberikan sifatnya harus impersonal sehingga anak tersebut tidak akan menginterpretasikannya sebagai kejahatan si pemberi hukuman e) Hukuman harus mengarah kepembentukan hati nurani untuk menjamin

pengendalian perilaku dari dalam di masa yang akan datang. 3) Penghargaan

Penghargaan berarti suatu bentuk perbuatan yang dilakukan oleh orang lain kepada kita, karena kita telah membantunya, ataupun melakukan sesuatu yang membuahkan prestasi. Penghargaan tidak hanya berupa materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian, senyuman, ataupun tepukan. Fungsi penghargaan adalah memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial. Dengan adanya penghargaan akan melemahkan keinginan seseorang untuk mengulangi perilaku yang tidak disetujui secara sosial, sehingga seseorang akan disiplin dalam mengerjakan sesuatu.


(45)

4) Konsistensi

Konsistensi adalah tingkat keseragaman atau stabilitas. Bila disiplin itu konstan akan ada perubahan ke arah perkembangan yang lebih baik dalam diri seseorang.

Secara psikologis, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar dalam penelitian ini adalah sikap siswa yang terbentuk melalui proses dari serangkain perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan dan keteraturan berdasarkan acuan nilai moral individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang mencangkup perubahan berfikir, sikap, dan tindakan yang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan seseorang dalam belajar secara konsisten dan konsekuen.

b. Macam-Macam Disiplin Belajar 1) Disiplin Belajar di Sekolah

Setiap sekolah memiliki peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh semua siswa. Peraturan yang dibuat sekolah merupakan kebijakan sekolah yang tertulis dan berlaku sebagai standar untuk tingkah laku siswa sehingga siswa mengetahui batasan-batasan dalam bertingkah laku.


(46)

 

Menurut Sulistiyowati (Listani, 2005:18) agar seorang siswa dapat belajar dengan baik maka ia harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam hal-hal sebagai berikut:

a) disiplin dalam menempati jadwal pelajaran

b) disiplin dalam mengatasi semua godaan yang akan menunda-nunda waktu belajar

c) disiplin terhadap diri sendiri untuk dapat menumbuhkan kemaun dan semangat belajar di sekolah, misalnya menaati tata tertib sekolah

d) disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan cara makan yang teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur.

Menurut Subari (Listiani, 2005:24) siswa yang disiplin dalam belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Mengarahkan energi untuk belajar secara kontinyu

b) Melakukan belajar dengan kesungguhan dan tidak membiarkan waktu luang c) Patuh terhadap rambu-rambu yang diberikan guru dalam belajar

d) Patuh dan taat terhadap tata tertib belajar di sekolah e) Menunjukkan sikap antusias dalam belajar

f) Mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dengan gairah dan partisipatif g) Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dengan baik

h) Tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh guru berkenaan dengan kegiatan belajar, misalnya mencontek, membolos, berkelahi, dan membuat gaduh di kelas.


(47)

Menurut Depdikbud (Listiani, 2005:25) dalam melaksanakan kegiatan belajar siswa diwajibkan untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

a) Berusaha belajar keras dan teratur

b) Melaksanakan semua pekerjaan yang ditugaskan guru yang berupa pekerjaan rumah, tugas kelompok belajar, dan tugas ekstrakurikuler

c) Menyerahkan tugas rumah kepada guru

d) Menyediakan semua peralatan belajar yang dibutuhkan e) Mengikuti semua tes, ujian, atau penilain hasil belajar

f) Meminta bantuan guru atau teman yang pandai untuk mata pelajaran yang belum dipahami.

Menurut Hurlock (1999:82), disiplin belajar di sekolah adalah suatu cara masyarakat untuk mengajar anak perilaku moral yang disetujui kelompok. Adapun indikator belajar di sekolah menurut Hurlock (1999:83) yang dijadikan indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Patuh dan taat terhadap tata tertib sekolah b) Persiapan belajar

c) Perhatian terhadap kegiatan belajar di kelas d) Perhatian terhadap materi pelajaran

e) Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya 2) Kedisiplinan Belajar di Rumah

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang paling kecil dan linkungan yang memegang peranan penting bagi individu dalam pembentukan disiplin. Kondisi belajar yang buruk dan cara penanaman kedisiplinan belajar


(48)

 

yang salah akan menghasilkan individu yang tidak disiplin. Oleh karena itu orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar dalam pengembangan disiplin individu.

Menurut Hurlock (1999:166) pelanggaran yang sering dilakukan anak di rumah yaitu:

a) berkelahi dengan saudaranya b) merusak milik saudaranya c) malas melakukan kegiatan rutin d) mencuri barang milik saudaranya

Menurut Imelda (Listiani, 2005:27), individu yang memiliki kedisiplinan belajar di rumah akan menunjukkan ciri sebagai berikut:

a) memiliki waktu belajar yang teratur b) belajar dengan mencicil

c) menyelesaikan tugas pada waktunya d) belajar dalam suasana yang mendukung

Dalam penelitian ini kedisiplinan belajar di rumah memiliki beberapa indikator, sebagai berikut (Listiani, 2005:27):

a) rencana atau jadwal mengajar

b) ketaatan dan keteraturan dalam belajar c) mengerjakan tugas pada waktunya


(49)

4. Jumlah Jam Belajar

Dalam kegiatan belajar, waktu merupakan faktor yang penting sehingga perlu diperhatikan, misalnya berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar atau berapa jumlah jam belajar yang digunakan untuk belajar, berapa kali waktu yang disediakan untuk belajar dalam sehari. Menurut Gie setiap siswa umumnya mempunyai waktu 11 jam setiap hari untuk belajar. Sisanya 8 jam digunakan untuk tidur, 3 jam untuk keperluan pemeliharaan diri, dan tiga jam untuk keperluan pribadi dan urusan sosial (Theresia, 2009:17). Jika dalam 11 jam tersebut 7 jam digunakan untuk belajar di sekolah maka sisanya 4 jam digunakan untuk belajar di rumah, di lembaga bimbingan, atau kelompok masyarakat.

Dalam belajar sebaiknya siswa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sehingga hasil akan optimal. Jumlah jam yang digunakan oleh siswa untuk belajar sangat menentukan tingi rendahnya hasil belajar. Semakin banyak jumlah jam yang digunakan untuk belajar maka hasil yang dicapai akan semakin tinggi. Sebaliknya jika jumlah jam belajar yang digunakan sedikit maka hasil yang dicapai semakin rendah.

Jumlah jam belajar berarti waktu yang digunakan oleh siswa untuk belajar dihitung dalam jam. Jam belajar yang digunakan ini tidak hanya berkaitan dengan jumlah jam belajar di sekolah, melainkan juga jam belajar di luar sekolah, misalnya rumah, di lembaga bimbingan belajar atau kelompok belajar masyarakat.


(50)

 

5. Kemandirian Belajar

a. Pengertian Kemandirian Belajar

Orang ingin menjadi mandiri maka seseorang harus belajar, sehingga dapat dicapai suatu kemandirian belajar. Pengertian kemandirian belajar menurut Masrun (Theresia, 2009:12) adalah suatu sifat yang memunkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh ketekunan serta keinginan untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain, mampu berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi linkungannya, mempunyai rasa percaya diri sendiri dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Bandura mendefinisikan kemandirian belajar sebagai kemampuan memantau perilaku sendiri, dan merupakan kerja keras personaliti manusia. Bandura menyarankan tiga langkah dalam melaksanakan kemandirian belajar yaitu: (1) Mengamati dan mengawasi diri sendiri; (2) Membandingkan posisi diri dengan standar tertentu; (3) Memberikan respon sendiri (respon positif dan respon negatif). Strategi kemandirian belajar mencangkup beberapa kegiatan, misalnya: mengevaluasi diri, menetapkan tujuan dan rancangan, mencari informasi, mencatat dan memantau, menyusun lingkungan, mencari konsekuensi sendiri, mengulang dan mengingat, dan mereview catatan (http://yusuf-karya.blogspot.com/2011/04/belajar-mandiri.html).

Kemandirian belajar siswa diperlukan agar mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya, selain itu dalam


(51)

mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Sikap-sikap tersebut perlu dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik karena hal tersebut merupakan kedewasaan orang terpelajar (Indriani, 2009:34). Selanjutnya menurut Samana, kemandirian belajar seseorang merupakan sikap bagaimana seseorang itu dapat mengatur dan mengendalikan kegiatan belajarnya, atas dasar pertimbangan keputusan dan tanggung jawabnya sendiri (Elly, 1998:37).

Dimyati mengatakan (Indriani, 2006:35) kemandirian dalam belajar dapat diartikan sebagai aktivitas belajar dan berlangsungnya lebih didorong oleh kemaun sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar. Siswa dikatakan telah mampu belajar secara mandiri apabila telah mampu melakukan tugas belajar tanpa ketergantungan dengan orang lain. Pada dasarnya kemandirian merupakan perilaku individu yang mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri dengan bantuan orang lain.

Berdasarkan urain di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah suatu aktivitas/kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa atas kemaunnya sendiri dengan tidak tergantung pada orang lain, serta mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dalam menyelesaikan tugasnya.

b. Ciri-ciri Kemandirian

Menurut Slameto (1991:46) mengemukakan ciri-ciri kemandirian sebagai berikut:

1) dapat menemukan identitas dirinya


(52)

 

3) membuat pertimbangan-pertimbangan dalam tindakannya 4) bertanggung jawab atas tindakannya

5) dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhannya sendiri

Suyata mengatakan (Theresia, 2009:15) bahwa seseorang dikatakan mandiri apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) percaya diri 2) memiliki inisiatif

3) mampu membuat pertimbangan-pertimbangan sendiri 4) mampu mempertanggungjawabkan semua tindakannya 5) mampu membebaskan diri dari keterikatan yang tidak perlu 6) dapat mengambil keputusan sendiri dalam bentuk memilih

Menurut Samana dan Elly (Indarti, 2006:13) ciri-ciri kemandirian belajar adalah:

Kemandirian belajar nampak dalam usaha seseorang untuk menyadari, serta memiliki tujuan belajar, keteraturan serta kesungguhan mendalami bahan, kritis, taktis dalam memilih serta menggunakan metode serta sarana, berdisiplin dalam aturan serta perencanaan, berinisiatif dan berani menciptakan hal-hal baru untuk meningkatkan efesiensi belajar, percaya diri dan optimis terhadap hasil yang dicapainya, dan bersikap realistis serta bertanggung jawab.

Suardiman (1984:40) mengatakan bahwa kemandirian memiliki ciri sebagai berikut:

1) adanya kecenderungan untuk berpendapat

2) memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan

3) membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet dan tekun untuk mewujudkan harapan


(53)

4) mampu untuk berfikir dan bertindak kreatif, penuh inisiatif dan tidak sekedar meniru

5) memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar

6) mampu menentukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan pengarahan orang lain

Menurut Lenner et.all., yang dikutip oleh Gendon (Indarti, 2006:14), aspek-aspek kemandirian mencangkup:

Kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung kepada orang lain, tidak terpengaruh lingkungan, bebas mengatur kebutuhan sendiri, kebebasan untuk mengambil inisiatif mengatasi hambatan, melakukan sesuatu dengan tepat, gigih dalam usaha, melakukan sendiri segala sesuatu tanpa bantuan orang lain, aktivitas perilaku yang terarah pada diri sendiri, tidak mengharapkan pengarahan dari orang lain, dan mencoba memecahkan atau menyelesaikan masalah sendiri tanpa minta bantuan kepada orang lain, dan mampu mengatur atau memerintah diri sendiri.

Dari beberapa pendapat di atas ciri-ciri kemandirian belajar terdiri atas beberapa indikator sebagai berikut:

1) belajar atas inisiatif sendiri 2) mempunyai rasa percaya diri

3) adanya kemaun yang kuat untuk belajar

4) berusaha mengatasi kesulitan belajar secara mandiri

5) mempunyai perencanaan belajar dan berusaha ulet serta tekun dalam menjalaninya


(54)

 

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar menurut Ali (2010:118) meliputi:

1) gen atau keturunan orang tua, orang tua yang memiliki sifat kemandirian yang tinggi sering kali menurun pada anaknya sehingga anak memiliki kemandirian yang tinggi juga

2) pola asuh orang tua, cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan berpengaruh terhadap perkembangan kemandirian anak

3) sistem pendidikan di sekolah, dalam proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokratisasi pendidikan, akan cenderun menekankan indokrinasi tanpa argumen akan menghambat kemandirian anak

4) Sistem kehidupan masyarakat, di dalam sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur sosial, kemandirian menjadi faktor yang penting dalam mempertahankan hidup, karena perbedaan tingkatan sosial yang membuat seseoran hidup dalam kelompoknya sendiri. d. Kemandirian Belajar Akuntansi

Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran inti dalam bidang Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah. Materi pelajaran akuntansi tidak hanya bersifat abstrak seperti ilmu-ilmu sosial lainnya, tetapi sebagian ilmu Akuntansi berupa perhitungan-perhitungan.

Akuntansi tidak terlalu rumit, namun dalam pemahamannya memerlukan ketelitian dan keuletan. Siswa tidak cukup hanya sekedar mengahafal, namun siswa juga dituntut mempuyai konsentrasi, ketelitian, dan


(55)

keterampilan yang tinggi. Dengan kata lain siswa dituntut memiliki kemandirian belajar khususnya didalam memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan mata pelajaran akuntansi. Sehingga dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan Akuntansi siswa tidak tergantung pada orang lain (Indriani, 2006:28).

Peneliti menyimpulkan, bahwa kemandirian belajar siswa atas mata pelajaran Akuntansi dipengaruhi oleh beberapa indikator. Indikator-indikator tersebut sebagai berikut:

1) belajar akuntansi atas inisiatif sendiri

2) mempunyai rasa percaya diri dalam mempelajari Akuntansi 3) adanya kemaun yang kuat untuk belajar Akuntansi

4) berusaha mengatasi kesulitan belajar akuntansi secara mandiri

5) mempunyai perencanaan belajar dan berusaha ulet serta tekun dalam mempelajari Akuntansi

B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Kedisiplinan Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi

Disiplin belajar sangat penting dalam proses belajar mengajar karena kedisiplinan belajar akan mempengaruhi prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Gie (1979:51) bahwa berdisiplin selain akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik. Seseorang yang teratur dalam belajarnya akan mempunyai sifat yang positif dan merasa


(56)

 

senang dengan kesadaran yang penuh untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan meningkat, khusunya pelajaran Akuntansi (Kurniatun, 2007:25).

Menurut Prastiwi (2009:11), dalam kaitannya dengan belajar, disiplin dapat diartikan sebagai ketaatan dan kepatuhan yang dilakukan oleh siswa untuk melaksanakan segala kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sehingga kegiatan pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal. Dengan disiplin para siswa bersedia untuk tunduk dan berkelakuan sesuai dengan aturan tertentu.

Disiplin dapat diartikan sebagai suatu keadaaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati. Disiplin di sekolah bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan dirinya, dan mengatasi serta mencegah timbulnya problem-problem disiplin dan berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, terutama pembelajaran Akuntansi (Mulyasa, 2003:108).

Disiplin belajar yang baik akan membantu siswa dalam membentuk sikap, perilaku dan tata kehidupan berdisiplin yang akan mengantarkan seorang siswa sukses dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa yang berdisiplin tinggi akan memiliki keteraturan dalam belajar. Banyaknya bahan pelajaran yang harus dikuasai siswa, menuntut pembagian waktu yang sesuai dengan kedalaman dan keluasan pelajaran. Terutama pelajaran Akuntansi yang sangat memerlukan banyak latihan, kedisiplinan sangat diperlukan agar siswa


(57)

memiliki keteraturan dalam belajar Akuntansi. Penguasaan atas bidang Akuntansi dituntut secara dini tidak harus menunggu menjelang ulangan atau ujian (Sakdiyah, 2006:52).

2. Hubungan Jumlah Jam Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi

Dalam proses belajar, jumlah jam belajar perlu diperhatikan. Jumlah jam dalam hal ini adalah seberapa banyak waktu yang digunakan seorang siswa di luar jam belajar di kelas. Siswa yang memanfaatkan waktu yang ada dengan mengikuti bimbingan belajar, akan sangat membantu proses pencapaian prestasi belajar. Maka semakin banyak jumlah jam belajar yang digunakan untuk belajar maka hasil yang dicapai semakin baik, terutama dalam hal ini prestasi belajar Akuntansi (Theresia, 2009:20).

Setiap hari siswa membutuhkan dan menyediakan waktu untuk kegiatan belajarnya agar bisa menguasai bahan pelajaran yang dipelajari. Seberapa banyak jumlah jam atau waktu yang digunakan siswa untuk belajar akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Semakin banyak jumlah jam yang digunakan untuk belajar maka hasil yang dicapai akan semakin tinggi. Begitu pun sebaliknya, semakin sedikit waktu yang digunakan untuk belajar maka hasil yang dicapai akan semakin rendah (Indarti, 2006:4).

Dalam masalah waktu belajar, siswa sering mengeluh kehabisan waktu atau kekurangan waktu untuk belajar. Alasan kehabisan waktu tidaklah benar, karena waktu bukanlah semacam barang konsumsi yang akan habis kalau dipergunakan terus dan sifat dasar dari waktu tidak pernah berhenti, melainkan terus-menerus berlalu di hadapan setiap orang (The Liang Gie, 1995:168).


(58)

 

3. Hubungan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi

Seorang siswa dituntut untuk terus belajar karena dengan belajar dalam diri siswa akan muncul suatu keadaan kemandirian, dan sebaliknya kemandirian tidak akan muncul dengan sendirinya bila seseorang tidak ingin belajar. Terlebih lagi kemandirian dalam belajar tidak akan muncul apabila siswa tidak dibekali dengan ilmu yang cukup. Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi akan cenderung belajar lebih baik dalam pengawasannya sendiri dari pada dalam pengawasan program, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu dalam menyelesaikan tugasnya, dan mengatur belajar dan waktu secara efesien (http://yusuf-karya.blogspot.com/2011/04/belajar-mandiri.html).

Kemandirian belajar penting bagi siswa, karena dengan memiliki kemandirian belajar siswa akan bertanggung jawab dan tidak tergantung kepada orang lain, siswa akan menggunakan kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan masalah secara bebas, progresif, dan penuh dengan inisiatif. Dengan kemandirian belajar, siswa akan memperoleh prestasi belajar sebagai bukti keberhasilan yang telah dicapai dalam hal ini prestasi belajar Akuntansi (Theresia, 2009:19).

Pada dasarnya kemandirian merupakan perilaku individu yang mampu berinisiatif, mampu mengatasi masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Pendapat tersebut diperkuat oleh Mu’tadin et. al., (2002:2) yang mengatakan bahwa kemandirian


(59)

adalah hasrat untuk mengerjakan sesuatu untuk diri sendiri. Kemandirian belajar seseorang sangat tergantung pada seberapa jauh seseorang tersebut dapat belajar mandiri.

Keberhasilan usaha belajar juga didukung oleh kemandirian siswa. Siswa yang mempunyai kemandirian dalam belajar akan mencapai prestasi belajar yang optimal. Pada kenyataannya, masih banyak siswa yang belum mampu mengatur atau mengarahkan dirinya sendiri dalam aktivitas belajar. Terdapat kecenderungan pada diri siswa untuk bergantung pada orang lain, tidak punya inisiatif sehingga lebih mengharapkan untuk diberi daripada mencari sendiri (Indarti, 2006:3).

C. Paradigma Penelitian

Berdasarkan pada deskripsi dan kerangka berpikir, maka akan dibuat paradigma penelitian sebagai beriku

rx3Y

X1

Y X2

X3

      rx2Y       

       rx1Y 

 


(60)

 

Melalui gambar diatas maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan kedisiplinan belajar (X1), Kedisiplinan belajar (X2), dan jumlah jam belajar (X3), dengan prestasi belajar Akuntansi.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian yang bisa dirumuskan dalam bentuk yang bisa diuji secara empirik. Berdasarkan landasan di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai dasar pengumpulan data, yaitu:

1. Ada hubungan positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar Akuntansi 2. Ada hubungan positif antara jumlah jam belajar dengan prestasi belajar

Akuntansi

3. Ada hubungan positif antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar Akuntansi

4. Ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar, jumlah jam belajar, kemandirian belajar dengan prestasi belajar Akuntansi.


(61)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan meliputi: 1. Deskriptif

Yaitu suatu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta yang tampak.

2. Studi Kasus adalah penelitian yang mengambil suatu tempat atau daerah yang telah ditentukan sebelumnya sebagai subjek penelitian dan kesimpulannya hanya berlaku pada subjek yang diteliti (Theresia, 2009:22).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SMA GAMA Yogyakarta, jalan Affandi no 54. waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – April 2011.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi SMA GAMA Yogyakarta yang meliputi kelas XI IPS1, dan XI IPS 2.


(62)

 

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obejek penelitian adalah kedisiplinan belajar, jumlah jam belajar, kemandirian belajar, dan prestasi belajar Akuntansi.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang diteliti itu (Sugiyono, 2010:61). Pendapat ini didukung pula oleh Arikunto yang menyatakan bahwa populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya karakteristik yang berlainan (Yulia, 2006:28). Sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu hubungan antara kedisiplinan belajar, jumlah jam belajar, dan kemandirian belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi, maka populasi penelitian ini adalah adalah seluruh siswa IPS SMA GAMA yang berjumlah 109 orang.


(63)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Dalam menentukan besar kecilnya sampel, tidak ada ketergantungan mutlak. Hal ini didukung oleh pernyataan Arikunto yang mengatakan dalam bukunya “apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila jumlah subyeknya besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari (Kurniatun, 2007:29).

a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang resikonya lebih besar, dan tentu saja, jika sampelnya lebih besar hasilnya akan lebih baik.

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti dan mengobservasi seluruh subjek dari kelas XI IPS 1 yang berjumlah 19 orang dan XI IPS II yang berjumlah 21 orang.

3. Tehnik Pengambilan Sampel

Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:68). Pertimbangan tertentu disini karena mata pelajaran akuntansi pertama kali diajarkan di kelas XI IPS. Dengan demikian kondisi tersebut sangat relevan dengan topik penelitian.


(64)

 

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1991:102). Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

a. Kedisiplinan Belajar

Kedisiplinan belajar adalah pengendalian diri peserta didik dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah dengan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, sehingga membentuk kepribadian peserta didik ke arah perkembangan yang lebih baik.

b. Jumlah Jam Belajar

Jumlah jam belajar adalah banyaknya waktu yang disediakan dan digunakan siswa untuk belajar yang dihitung dalam jam. Dengan jumlah jam belajar yang lebih, diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya.

c. Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar adalah suatu sifat yang memungkinkan seseorang bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri, mengejar prestasi, mampu berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri sendiri dan memperoleh kepuasan dari usahanya.


(65)

d. Prestasi Belajar Akuntansi

Prestasi belajar adalah hasil belajar akuntansi dari kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik karena penguasaan yang dikembangkan oleh mata pelajaran akuntansi, yang bisa diukur dengan tes atau evaluasi belajar.

Adapun pengelompokan variabel dalam penelitian ini adalah:

1) Variabel Bebas (Independent Variabel), yaitu variabel yang mendahului atau mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: (1)Kedisiplinan belajar sebagai variabel bebas pertama atau disebut X1 (2)Jumlah jam belajar sebagai variabel bebas kedua atau disebut X2

(3)Kemandirian belajar akuntansi sebagai variabel bebas ketiga atau disebut X3

2) Variabel Terikat (Dependent Variabel), yaitu variabel yang merupakan akibat, atau tergantung pada variabel yang mendahuluinya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “Prestasi Belajar Akuntansi”, yang dilambangkan dengan huruf Y.

2. Pengukuran Variabel

Setiap variabel penelitian yang akan dianalisis perlu diukur dengan cara pengukuran masing-masing. Maka pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah:

a. Variabel Bebas (Kedisiplinan belajar, Jumlah jam belajar, Kemandirian belajar akuntansi)

Data mengenai kedisiplinan belajar, jumlah jam belajar, dan kemandirian belajar akuntansi diperoleh melalui jawaban kueisoner yang berupa daftar


(66)

 

pertanyaan. Kuesioner yang digunakan berbentuk pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan positif dan tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban yang tersedia. Kuesioner ini dibagikan kepada siswa kelas XI IPS1 dan IPS 2. Jawaban yang diperoleh dari kuesioner tersebut bersifat kualitatif. Untuk itu diperlukan model skala sikap dari likert dengan menggunakan 4 kategori penilaian. Adapun penilainnya adalah sebagai berikut:

Jika siswa memilih Sangat Setuju (SS), skornya 4 Jika siswa memilih Setuju (S), skornya 3

Jika siswa memilih Tidak Setuju (TS), slornya 2

Jika siswa memilih Sangat Tidak Setuju (STS), skornya 1 b. Variabel Terikat (Prestasi Belajar)

Prestasi belajar siswa adalah sejauh mana anak menguasai dan memahami materi pelajaran yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang dicapai siswa dengan menggunakan rapor.

F. Data Yang Diperlukan 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui daftar pertanyaan atau kuesioner, meliputi data tentang kedisiplinan belajar, jumlah jam belajar, dan kemandirian belajar akuntansi. Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah siswa siswi kelas XI IPS I dan XI IPS II yang meliputi sebagai berikut:


(1)

rXY =

rXY =

rXY =

rXY = 0,138

D. Hipotesis IV (Sugiyono, 2010:280)

∑X1 = 796 ∑X2 = 247 ∑X3 = 1090

∑X12 = 16036 ∑X22 = 1557 = 30432

∑X1Y = 58751 ∑X2Y = 18246 ∑X3Y = 80439

∑X1X2= 4919 ∑X1X3 = 21882 ∑X2X3= 6763

∑Y = 2947 ∑Y = 2947 ∑Y = 2947 ∑Y2 = 218397 ∑Y2 = 218397 ∑Y2 = 218397 N = 40 n = 40 n = 40

2 =

= 6,18

3

=

=

= = 16036 -

∑x22 =

∑x32 =

∑x1y =

∑x2y =


(2)

185   

∑y2 = ∑x1x2 =

∑x1x3 =

∑x2x3 =  

PERSAMAAN GARIS REGRESI

Y= a + b1x12 + b2∑x1x2 + b3∑x1x3

Untuk mencari koefisien regresi a, b1, b2, dan b3 digunakan persamaan

simulasi sebagai berikut:

1. ∑x1y= b1∑x12 + b2∑x1x2 + b3∑x1x3

2. ∑x2y= b1∑x1x2 + b2∑x22 + b3∑x2x3

3. ∑x3y= b1∑x1x3 + b2∑x2x3 + b3 ∑x32

a = - b1 1 – b2 2 – b3 3

Apabila harga-harga dari data di atas dimasukkan dalam persamaan tersebut maka:

1. 106= 196 b1 + 4 b2 + 191 b3

2. 48 = 4b1 + 32 b2 + 32 b3

3. 133= 191 b1 + 32 b2 + 730 b3

Selanjutnya menghilangkan nilai b1, b2, dan b3, dengan cara sebagai:

0,555 = 1,026 b1 + 0,021 b2 + b3 ………..(4)

1,5 = 0,125 b1 + b2 + b3……….(5)

0,182 = 0,262 b1 + 0,044 b2 + b3………..(6)

Persamaan 4 dikurangi dengan persamaan 5 0,555 = 1,026 b1+ 0,021b2 + b3


(3)

1,5 = 0,125 b1 + b2 + b3 –

-0,945 = 0,901 b1 – 0,979 b2………..(7)

Persamaan 5 dikurangi persamaan 6 1,5 = 0,125 b1 + b2 + b3

0,182 = 0,262 b1 + 0,044 b2 + b3 –

1,318 = -0,137 b1 + 0,956 b2………(8)

Menghilangkan nilai b2 pada persamaan 7 dan persamaan 8, sehingga akan

menghasilkan persamaan 9 dan 10

0,965 = -0,92 b1 + b2...(9)

1,379 = -0,143 b1 + b2 - ………(10)

-0,414 = -0,777 b1

b1 = 0,533

untuk mencari b2, maka dimasukkan ke persamaan 10

1,379 = -0,143 b1 + b2

1,379 = -0,143 (0,533) + b2

1,379 = -0,076 + b2

1,379 + 0,076 = b2

b2 = 1,455

untuk mencari b3, maka dimasukkan ke persamaan 6

0,182 = 0,262 b1 + 0,044 b2 + b3

0,182 = 0,262 (0,533) + 0,044 (1,455) + b3

0,182 = 0,140 + 0,064 + b3

-b3 = 0,204 – 0,182

b3 = -0,022

Mencari nilai a

a =

- b

1 1

– b

2

X

2

– b

3 3


(4)

187   

a = 73,68 – 10,61 -8,992 + 0,5995

a = 54,678

Penarikan Kesimpulan:

Y= a + b1 Σ X1 + b2∑X2 + b3∑X3

Y = 54,678 + 0,533 X1 + 1,455 X2 – 0,022 X3

Mencari koefisien korelasi antara variabel Y dengan prediktor x1, x2, x3

digunakan rumus korelasi ganda (Hadi, 2001:33) sebagai berikut:

= = = 0,313

Uji signifikansi koefisien korelasi ganda adalah sebagai berikut:

F =

F =

F =

F = F = 1,303


(5)

(6)