Dinamika Psikologi Trans disosiatif Subyek Dua IA

padahal ada kemungkinan mengalami trans disosiatif seperti yang dialami FF, maka setelah FF di rukyah FF masih sering mengalami trans disosiatif yang dianggap sebagai kesurupan. Teman-teman kos FF juga lebih mempercayai bahwa FF di masuki makhluk ghaib dan mereka pun lebih memilih memanggil orang pintar yang mengetahui hal ghaib daripada mencoba membawa FF ke psikiater atau psikolog. Gambar 4.1 Dinamika Psikologis Trans Disosiatif Subyek Satu FF

4.6.2 Dinamika Psikologi Trans disosiatif Subyek Dua IA

Berdasarkan kriteria diagnostik DSM-IV dan dari hasil temuan pembahasan kesurupan yang dialami IA merupakan trans disosiatif. Karena IA mengalami perubahan tunggal atau episodik dalam keadaan kesadaran yang ditandai oleh penggantian rasa identitas pribadi yang lain dengan identitas pribadi, Latar belakang a. Pola asuh orang tua yang longgar b. Kecenderungan kepribadian Histrionik Faktor Penyebab Faktor internal a. Stres dan Frustasi b. Kelelahan fisik Faktor Eksternal a. Kondisi sosial pertemanan b. Masalah percintaan remaja Trans disosiatif Treatment dengan pendekatan mistik dan ritual keagamaan Predisposisi nilai kepercayaan dan budaya hal ini nampak dari gaya bicara dan perilaku IA yang berbeda dengan Ia yang biasanya, dan trans disosiatif yang terjadi pada IA bukan merupakan sebuah praktek budaya dan ke agamaan. Trans disosiatif IA di dasari oleh dua faktor utama yaitu faktor internal berupa stres, frustasi karena masalah keluarga yang bahkan masalahnya ini membuat IA selalu merasa cemas, gangguan tidur insomnia dan mempengaruhi hubungan atau interaksinya dengan sosial. Karena Ia cenderung menarik diri dari lingkungan dengan seringnya menyendiri dan menangis sendiri di kamar. Faktor eksternal yang mempengaruhi secara langsung terjadinya kesurupan pada IA adalah masalah keluarga yaitu IA terus dipaksa oleh Ibunya untuk meninggalkan kuliah dan saat itu juga Bapak dan Ibunya sering bertengkar hebat. Selain itu IA juga mengaku sedang mengalami masalah dengan perkuliahan dan organisasi. Kedua faktor utama yang berpengaruh secara langsung munculnya trans disosiatif pada IA ini juga saling berhubungan yaitu karena faktor eksternal berupa masalah keluarga, perkuliahan dan organisasi membuat IA merasa stres, frustasi, kecemasan, dan insomnia. Ada juga latar belakang yang mempengaruhi secara tidak langsung trans disosiatif yang dialami oleh IA yaitu pola asuh keluarga yang terlalu keras, selain itu IA juga mempunyai cerita yang tidak menyenangkan waktu kecil yaitu berupa tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang tuanya, saat IA masih kecil Ia sering di pukuli dan bahkan sering sampai di seret-seret oleh Ibunya, tidak adanya sosok Bapak dalam keluarga membuat kendali keluarga di pegang oleh sosok Ibu sepenuhnya. Subyek yang mempunyai pengalaman trans dan kesurupan, umumnya penderita trans disosiatif berlatar belakang dari kelas ekonomi bawah dan masa kecil yang tidak menyenangkan yaitu memiliki pengalaman trauma berupa tindak kekerasan saat masih kecil Hidajat, 2008: 336-337. Latar belakang lain adalah kecenderungan kepribadian dependen hal ini terlihat dari hasil tes grafis bahwa gambaran secara umum IA adalah orang yang pencemas dan ragu-ragu. Dari hasil observasi juga menunjukkan bahwa saat IA berada di suatu tempat dengan orang-orang yang tidak begitu dia kenal IA nampak terlihat gelisah dan cemas, namun saat IA sudah berada dengan atau di dekat teman yang sudah dia kenal akrab dia terlihat lepas, salah satu kriteria gangguan kepribadian dependen menurut DSM IV TR 2002 adadalh merasa tidak nyaman atau tidak berdaya jika sendirian karena timbulnya rasa takut tidak mampu merawat diri sendiri. IA juga mengaku tidak bisa hidup sendiri dia selalu meminta pendapat atau pertimbangan orang saat mau memutuskan sesuatu, Orang dengan gangguan kepribadian dependen tidak mampu untuk mengambil keputusan tanpa nasehat dan pertimbangan yang banyak dari orang lain. Pesimisme, keraguan diri, pasivitas, dan ketakutan untuk mengekspresikan perasaan Kaplan, Sadock dan Grebb, 2010: 263-264. Setelah beberapa kali IA mengalami kesurupan kemudian Ibu IA membawa IA ke suatu tempat pengobatan alternatif untuk di rukyah. Karena Ibu IA mempercayai bahwa IA di ganggu oleh makhluk ghaib, teman-teman IA juga sama yaitu mempercayai bahwa IA murni karena di masuki makhluk ghaib. Hal ini di pengaruhi oleh predisposisi nilai kepercayaan dan kebudayaan yang sudah diwariskan turun temurun. Jadi masyarakat sudah mempercayai pendekatan ghaib atau memberi treatment dengan ritual keagamaan dari pada memilih membawa penderita trans disosiatif ke psikiater atau psikolog untuk di selesaikan dasar masalah yang sebenarnya dialami. Gambar 4.2 Dinamika Psikologi Trans Disosiatif Subyek Dua IA

4.7 Gambaran Trans Disosiatif pada Mahasiswi