Penyebab Trans Disosiatif Disosiatif

bersifat sementara dan disebabkan karena stress emosional, kelelahan fisik dan trauma. Gangguan trans disosiatif lebih banyak diderita perempuan dari pada laki- laki. Setelah seseorang mengalami gangguan trans disosiatif orang itu akan mengalami amnesia total atau sebagian.

2.1.1.4 Penyebab Trans Disosiatif

Kartono 1981: 86 menyebutkan penyebab trans disosiatif adalah faktor psikologis dan kultural yang menimbulkan munculnya stres dan ketegangan kuat yang kronis pada seseorang. Selain itu faktor-faktor penyebabnya adalah: a Predisposisi pembawaan berupa sistem syaraf yang lemah. b Tekanan-tekanan mental stres yang disebabkan oleh kesusahan, kekecewaan, shocks dan pengalaman-pengalaman pahit yang menjadi trauma. c Disiplin dan kebiasaan hidup yang salah. Hal ini mengakibatkan kontrol pribadi yang kurang baik, atau memunculkan integrasi kepribadian yang sangat rapuh. d Mempergunakan defence mechanism yang negatifkeliru dan maladjustment, sehingga menimbulkan semakin banyak kesulitan. e Kondisi fisikorganis yang tidak menguntungkan; misalnya sakit, lemah, lelah, fungsi-fungsi organik yang lemah, gangguan pikiran dan badan. f Adanya self-sugesti untuk melarikan diri dari kesulitan-kesulitan dan realitas hidup. Atau ada usaha untuk “menguasai keadaan” dan “menetralisir” lingkungan dengan tingkah laku y ang “kondisikan”di buat-buat. Menurut charcot dalam Kartono, 1981: 86, trans disosiatif adalah penyakit yang spesifik, dan mempunyai dasar organis. Sebenarnya bukan suatu penyakit tapi satu alat yang dipelajari untuk mengontrol atau menghindari situasi tertentu. Menurut Janet dalam Kartono, 1981: 86, kondisi dan pembawaan yang lemah, ditambah mengalami shock emosional dalam keadaan lelah sehingga timbul gangguan integrasi dalam diri dari disosiasi. Sedangkan dalam psikoanalisa disebutkan bahwa kelemahan pribadi yang berupa pembawaan menimbulkan fiksasi yang keliru dan macam-macam perasaan dan pikiran yang ditekan Kartono, 1981: 86-87. Maramis 1998: 262 menyebutkan bahwa sebab terjadinya trans disosiatif adalah adanya konflik dan menimbulkan kecemasan, kemudian perasaan itu direpresi dan diubah atau dialihkan pada fungsi somatosensorik atau somatomotorik. Penyebab gangguan disosiatif adalah menggunakan mekanisme pertahanan diri untuk menghindari perasaan yang menyakitkan dengan mentransfer distress kedalam tubuh secara tidak sadar. Freud dalam Kuntjojo, 2009 berpendapat bahwa trans disosiatif terjadi karena pengalaman traumatis yang kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam tidak sadar, hal ini dimaksudkan untuk melupakan atau menghilangkan pengalaman tersebut http:ebekunt.wordpress.com diakses 1 Juni 2012 Burton dan Lane dalam Liftiah, 2009: 87 gangguan disosiatif menurut teori psikoanalisa adalah satu bagian dari jiwa atau kesadaran memisahkan diri atau tidak berhubungan dengan bagian yang lain akibat represi, harapan seksual kanak-kanak tahap oedipal yang tidak dapat diterima. Teori psikoanalisa menganggap gangguan disosiatif sebagai represi massif berbagai kejadian atau aspek diri yang tidak dikehendaki. Psikoanalisa berusaha membantu orang yang menderita gangguan identitas disosiatif untuk mengungkapkan dan belajar mengatasi trauma-trauma masa kecil dengan cara membangun kontak langsung dengan alur kepribadian-kepribadian. Dengan memisahkan sebagian kepribadian dari kesadaran atau dengan membuat identitas baru, yang dibentuk dengan hypnosis diri Bliss dalam Liftiah, 2009: 87.

2.1.1.5 Dinamika Psikologi Penderita Trans Disosiatif