bentuk mekanisme pertahanan terhadap stres yang salah, yaitu kecenderungan untuk lari dari masalah yang diahadapi.
Simptom-simpom yang muncul saat mengalami gangguan trans disosiatif atau kesurupan antara lain: Kepala terasa sakit, kepala berkunang-kunang, perut
terasa sakit atau kram, merasa lelah dan lemah, pingsantak sadarkan diri, hiperventilasikesulitan bernafas, merasa cemas dan takut, berteriak-teriak, batuk
dan dada sesak, kejang, kesemutan dan kelumpuhan, badan terasa panas dingin, kebingungan, berjalan atau berlari tanpa tujuan, merasa mual, mengantuk, sakit
tenggorokaan seperti terbakar, mata berairiritasi, dada terasa sesakterasa nyeri, tidak bisa berkosentrasisulit berpikir, muntah, gangguan penglihatan.
2.3 Dinamika Psikologis
Dinamika psikologis digunakan untuk mempermudah pelaksanaan penelitian hingga penganalisisan penelitian. Dinamika psikologis berkaitan
dengan bagaimana alur psikologis dan segala peristiwa psikologis yang berlangsung dalam kaitan atas gambaran gangguan trans disosiatif.
Trans disosiatif merupakan gangguan dengan gejala kehilangan kesadaran, aspek pengahayatan dan identitas diri dan diganti oleh identitas lain possessing
agent, terjadi secara tiba-tiba, bersifat sementara dan disebabkan karena stress emosional, kelelahan fisik dan trauma. Gangguan ini merupakan reaksi abnormal
yang terjadi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan kecemasan yang timbul karena suatu konflik dan stres yang tidak dapat diatasi dengan baik, sehingga
reaksi manusia adalah dengan mekanisme pertahanan diri.
Gangguan trans disosiatif dengan simptom-simptom yang muncul dan hanya dirasakan oleh individu yang mengalami seperti: Kepala terasa sakit, kepala
berkunang-kunang, perut terasa sakit atau kram, merasa lelah dan lemah, pingsantak sadarkan diri, hiperventilasikesulitan bernafas, merasa cemas dan
takut, berteriak-teriak, batuk dan dada sesak, kejang, kesemutan dan kelumpuhan, badan terasa panas dingin, kebingungan, berjalan atau berlari tanpa tujuan, merasa
mual, mengantuk, sakit tenggorokaan seperti terbakar, mata berairiritasi, dada terasa sesakterasa nyeri, tidak bisa berkosentrasisulit berpikir, muntah, gangguan
penglihatan. Sedangkan gejala yang dapat dilihat oleh orang lain antara lain: kejang-kejang menggelepar, jatuh ke tanah, atau berbaring seakan mati. Seseorang
juga biasanya menangis, berteriak, mengaduh, atau mengeluarkan caci maki semaunya, menjadi histeris, dan mencoba untuk menyakiti dirinya sendiri atau
memukul orang lain atau melemparkan barang-barang. Semua simptom yang muncul itu merupakan perwujudan dari gangguan
trans disosiatif atau kesurupan yang diakibatkan oleh dua faktor besar yaitu: 1 faktor psikologis, termasuk stress emosional, gejala kecemasan, depresi, gangguan
kepribadian, trauma pada masa kanak-kanak dan nilai-nilai kepercayaan individu. 2 faktor-faktor sosial, termasuk predisposisi budaya adat istiadat, nilai-nilai
kepercayaan keluarga. Seorang mahasiswi yang sedang mengalami berbagai konflik seperti
masalah kuliah, masalah keluarga, masalah pertemanan kemudian sampai menyebabkan timbulnya stres emosional, gejala kecemasan bahkan depresi, tiga
hal ini merupakan pemicu utama timbulnya gangguan trans disosiatif atau
kesurupan, kemudian hal ini ditambah atau diperkuat dengan adanya gangguan kepribadian, trauma pada masa kanak-kanak dan nilai-nilai kepercayaan individu.
Semua itu merupakan faktor dari segi psikologis individu. Dari segi faktor sosial antara lain ada predisposisi budaya dan adat istiadat dimasyarakat yang
mempunyai peran terhadap munculnya gangguan ini, selain itu juga ada nilai-nilai kepercayaan keluarga yang ditanamkan pada individu. Dua hal ini merupakan
faktor yang melatar belakangi pengetahuan yang keliru mengenai gangguan kesurupan dan telah diwariskan secara turun menurun.
Saat seorang mahasiswi mengalami stres emosional yang begitu akut dan mempunyai kecenderungan psikologis yang potensial, kemudian juga dilatar
belakangi faktor sosial yang potensial juga untuk timbulnya gangguan ini maka respon yang dilakukan adalah mekanisme pertahanan diri yang salah yaitu dengan
mengalami trans disosiatif. Mekanisme pertahanan diri dengan trans disosiatif ini merupakan respon dengan melarikan dari situasi yang tidak menyenangkan atau
dengan kata lain lari dari masalah yang sedang dihadapi, namun ini diluar dari kesadaran, karena saat mengalami trans terjadi perpecahan identitas atau
kepribadian dan saat seseorang melarikan diri dari masalah maka masalah yang dihadapi tak akan pernah dia selesaikan maka saat dia mengalami suatu masalah
yang mengakibatkan stress emosional yang hampir sama maka respon yang dilakukan juga akan sama yaitu kecenderungan untuk mengalami trans disosiatif
lagi. Kejadian ini akan terus berulang jika tidak ada penyelesaian disetiap masalah yang dihadapi oleh seseorang yang mempunyai potensi untuk mengalami
gangguan trans disosiatif. Kemudian pengobatan atau perawatan pada penederita
gangguan trans disosiatif atau kesurupan ini juga masih menggunakan pendekatan mistik, ritual-ritual keagamaan dan rukyah tanpa ada intervensi pendekatan atau
perawatan medis yang telah terstandar. Pengobatan dengan pendekatan mistik dan ritual keagamaan ini juga mendapat latar belakang pada predisposisi budaya, adat
istiadat dan nilai kepercayaan agama atau faktor sosial, jadi akar permasalahan yang sebenarnya tidak terselesaikan. Maka gangguan ini akan terus ada
dimasyarakat kita dan menjadi semacam lingkaran setan yang akan terus berulang.
48 Gambar 2.1
Dinamika psikologis mahasiswi yang pernah mengalami gangguan trans disosiatif kesurupan
Faktor Psikologis Masalah perkuliahan
Masalah keluarga Masalah pertemanan
Masalah percintaan remaja Gejala kecemasan
Nilai kepercayaan individu Stres emosional
Depresi Gangguan kepribadian
Trauma masa kanak-kanak
Faktor sosial Predisposisi budaya adat istiadat
Nilai kepercayaan keluarga Mahasiswi
Trans disosiatif kesurupan Pengobatan dengan pendekatan
mistik ritual keagamaan
49
BAB 3 METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan masalah yang diteliti. Metode penelitian sangat penting dalam
penelitian karena dapat mempengaruhi keefektifan dan keefisienan suatu penelitian. Metode penelitian yang digunakan harus sesuai dengan objek
penelitian dan tujuan yang akan dicapai. Untuk mendapatkan hasil yang optimal metode yang digunakan dalam penelitian harus tepat serta dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah. Adapun hal-hal yang akan dibahas dalam bab ini adalah: Jenis dan desain penelitian, Unit analisis, Sumber data, Metode dan alat
pengumpulan data, Keabsahan data dan Analisis data.
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati Bodgan dan Taylor dalam Moleong, 2006: 4. Tujuan menggunakan penelitian kualitatif adalah untuk
memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman yang mendalam Moleong, 2006: 31.
Moleong 2006: 6 mendefinisikan pendekatan kualitatif secara lengkap sebagai berikut:
“Suatu pendekatan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
52 64
49