FF, ibunya juga tidak terlalu otoriter, tapi karena sayangnya ibunya terhadap FF, FF cenderung banyak menghabiskan waktu dirumah daripada berinteraksi dengan
lingkungan sekitar. FF saat SMA pernah terlibat dalam sebuah kesurupan masal. Ia sebagai pemicu, dan FF mengaku waktu kecil Ia sering sakit-sakitan.
4.4.1.2 Hubungan Sosial Subyek
Pola hidup FF juga seperti mahasiswa biasa, namun dia sedang mengalami sibuk-sibuknya masa kuliah, karena biasanya dia kuliah sehari bisa penuh dari
pagi sampai malam, jadi hari-hari tertentu waktunya banyak dihabiskan di kampus. Dan dalam menjalani aktifitasnya tersebut cenderung di buat
menyenangkan, karena menurut FF, Ia juga tidak merasa terlalu disibukkan dengan aktifitas-aktifitasnya tersebut. Interaksi FF dengan lingkungan baik,
karena dia termasuk orang yang ramah, namun FF adalah orang yang cenderung tertutup bahkan sama teman dekatnya sekalipun.
FF adalah orang yang ramah dan baik, ia sering menyapa dengan orang yang dia kenal. FF juga sering menjadi tempat curhat teman-temannya. Teman-teman
dekat FF terutama teman kos sering menceritakan masalah-masalah yang sedang dihadapi dan walaiupun masalah-masalah kecil. Dan FF sendiri juga sering
memberi semacam nasehat-nasehat kepada dengan temannya. Namun kebalikannya saat FF sedang mengalami banyak masalah ia tidak pernah
menceritakan masalahnya bahkan FF juga sangat jarang menceritakan tentang kehidupan pribadinya kepada teman-temannya. Kondisi hubungan sosial FF baik,
terutama pada lingkungan kos, karena selama dua tahun kos tidak pernah ada masalah dengan teman kos yang lain. Selain itu dia juga merasa nyaman dengan
teman-temannya yang sekarang. Interaksi dengan tetangga sekitar rumah juga baik. Namun FF mengaku kalau dia itu orangnya cenderung terlihat diam kalau
dengan orang yang belum begitu dia kenal.
4.4.1.3 Gejala Trans disosiatif
FF mempercayai bahwa kesurupan adalah saat ada suatu makhluk ghaib masuk ke dalam tubuh seorang manusia dan mengontrol tubuh manusia. Ia
mengaku saat mengalami kesurupan dalam kondisi setengah sadar dan kadang juga bisa mendengarkan suara-suara di sekitarnya.
Menurut Daradjat 1983: 38 gejala-gejala yang sering muncul saat orang mengalami disosiatif berupa kesurupan adalah badan seluruhnya menjadi kaku,
tidak sadar akan diri, kadang-kadang sangat keras, disertai dengan teriakan- teriakan dan keluhan-keluhan, tapi air mata tidak keluar. Kejang-kejang ini
biasanya terjadi pada siang hari selama beberapa menit saja, namun temuan yang didapatkan, FF mengalami kesurupan beberapa kali saat malam hari. FF
mengalami kesurupan pertama saat kelas dua SMA, waktu itu saat dia sedang mengikuti kegiatan pramuka di sekolahnya. Ia saat itu menjadi panitia dan
kejadian pertama itu terjadi saat panitia sedang berkumpul malam hari, berbaris, lalu tiba-tiba Ia pingsan, awalnya Ia mengaku masih setengah sadar tapi setelah
pingsan dia sudah tidak menyadari apa yang terjadi. Pertama kali FF mengalami kesurupan di kos adalah saat awal-awal tinggal
di kos, yaitu awal semester satu. Saat itu antara penghuni kos satu dengan yang lain belum begitu kenal. Kejadian itu terjadi saat FF dan teman-temannya makan
malam bersama di ruang tengah, saat sedang asik berkumpul lalu tiba-tiba FF
jatuh pingsan dan tak sadarkan diri. Seketika teman-teman FF langsung panik. Dan jika di buat rata-rata FF mengalami kesurupan hampir satu semester sekali
bahkan lebih. Sebelum mengalami kesurupan biasanya FF terlihat kelelahan, dan kalau subyek sudah terlihat nampak kelelahan lalu teman-teman kos sudah mulai
berjaga-jaga atau sudah mulai khawatir karena dari pengalaman peristiwa kesurupan-kesurupan sebelumnya yang dialami FF awalnya juga mempunyai
gejala yang sama yaitu FF nampak kelelahan. Kalau FF merasa lelah Ia sering bilang kalau dia sedang lelah. Entah kelelahan karena ktivitasnya atau karena stres
yang di alami teman-teman kos juga kurang begitu tahu. Kronologis FF saat mengalami kesurupan, biasanya Ia sudah sering
mengeluh kalau dia lelah, lalu tiba-tiba pingsan, tapi teman-temannya masih bingung karena FF juga punya riwayat penyakit mag, tapi kalau setelah pingsan
lalu teriak berarti FF memang benar mengalami kesurupan. Proses pingsan kira- kira sepuluh menit, lalu tiba-tiba teriak. FF teriak tanpa makna selain itu biasanya
giginya minggigit dengan kuat. Selain itu gejala kondisi fisik yang lain adalah tangan FF ada kecenderungan seperti menyakiti diri sendiri. Jadi saat FF
mengalami kesurupan jika tangannya tidak dipegangi kuat oleh teman-temannya dia akan menjambak-jambak rambutnya sendiri sambil teriak-teriak, namun FF
tidak mengalami kejang. Temuan ini hampir sama dengan teori yang di kemukakan oleh Hasanudin 2006 yaitu ciri trans disosiatif ini adalah kejang-
kejang menggelepar, jatuh ke tanah, atau berbaring seakan mati. Seseorang juga biasanya menangis, berteriak, mengaduh, atau mengeluarkan caci maki semaunya,
menjadi histeris, dan mencoba untuk menyakiti dirinya sendiri atau memukul
orang lain atau melemparkan barang-barang. Hal ini berlangsung tiba-tiba atau bertahap. Jadi lebih banyak fenomena yang bersifat gerak motorik. Namun yang
gejala yang muncul pada FF hanyalah berteriak dan mencoba menyakiti diri sendiri saja.
4.4.1.4 Faktor-faktor Terjadinya Trans disosiatif