74
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Proses Penelitian
Observasi awal terhadap subyek sebagai narasumber dalam penelitian dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian. Observasi awal
dilakukan untuk mengetahui lebih jelas gambaran kondisi subyek sehingga akan lebih memudahkan proses pelaksanaan penelitian. Hal ini dilakukan juga sebagai
bentuk pendekatan dan penyesuaian sejak awal terhadap subyek agar terbina hubungan yang baik selama penelitian berlangsung.
Observasi dan identifikasi awal dilakukan dengan diawali perkenalan antara peneliti dan subyek. Peneliti berusaha untuk mengikuti aktifitas keseharian dari
subyek tanpa melakukan wawancara khusus. Peneliti juga berusaha membangun hubungan yang baik terhadap subyek selama proses observasi dilakukan. Hal ini
diperlukan untuk membangun kepercayaan yang kuat oleh subyek terhadap peneliti.
Peneliti melakukan pengamatan, pendekatan, dan wawancara awal yang dilakukan selama observasi awal. Kegiatan tersebut dilakukan terhadap subyek
dan sejumlah informan pendukung untuk memperoleh data-data informasi penelitian. Awalnya peneliti mengalami kesulitan dalam memperoleh subyek
dalam penelitian. Hal ini dikarenakan tidak semua mahasiswi yang pernah mengalami kesurupan memenuhi kriteria dan sesuai dengan kebutuhan penelitian.
74
Kendala lain adalah tidak semua mahasiswi yang pernah mengalami kesurupan mau membicarakan hal tersebut karena kejadian tersebut masih dianggap tabu dan
mengerikan oleh sebagian orang. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun kepercayaan subyek terhadap peneliti. Selain itu berbagai kesibukan
yang dimiliki subyek menjadi kesulitan bagi peneliti untuk melakukan interaksi selama penelitian berlangsung.
Berdasarkan pertimbangan dan informasi yang diperoleh melalui observasi awal maka dipilih FF dan IA sebagai subyek utama dalam penelitian. Subyek FF
merupakan seorang mahasiswi jurusan Pendidikan Sejarah di Universitas Negeri Semarang yang digali informasinya sehubungan dengan tema penelitian. Pada
penelitian ini juga diperoleh informasi data dari subyek sekunderinforman yang nantinya akan sangat membantu dalam proses pengolahan data. Peneliti
menggunakan satu orang informan untuk melakukan pengecekan pada data yang diperoleh dari FF. Subyek kedua adalah IA seorang mahasiswi semester delapan
jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Semarang. Dan peneliti menggunakan satu orang informan untuk melakukan pengecekan pada data yang
diperoleh dari IA. Untuk memperkuat temuan maka peneliti juga mengambil data dengan minta informan ahli yaitu seorang psikiater.
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendukung penelitian adalah wawancara dan observasi. Sebagai teknik pengumpulan data pelengkap,
dilakukan perekaman dan juga alat tes psikologi. Penggunaan metode tersebut diharapkan dapat merinci fenomena yang diteliti. Alat yang digunakan untuk
merekam proses wawancara melalui media telepon genggam peneliti. Tidak
terdapat kendala yang begitu berarti menyangkut penggunaan alat perekam saat proses wawancara. Pada penelitian ini juga digunakan alat tes psikologi berupa tes
grafis. Alat tes grafis yang digunakan berupa DAM Draw A Man, BAUM dan HTP House, Tree, Person. Alat tes psikologi digunakan dalam penelitian
dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana tipe kepribadian subyek secara umum yang secara tidak langsung mempengaruhi perilakunya, terutama yang berkaitan
dengan kesurupan yang dialami subyek. Pelaksanaan wawancara mendalam dan observasi yang intens berlangsung
pada bulan Mei dan Juli 2013. Proses wawancara terhadap subyek dilakukan
beberapa kali pertemuan agar diperoleh lebih banyak informasi dan dan lebih mendalam. Wawancara dengan subyek pertama FF berlangsung pada hari rabu, 22
Mei dan 27 Mei 2013. Wawancara dengan subyek kedua IA berlangsung pada hari 23 Mei dan 18 Juni 2013. Selain itu, peneliti juga melakukan pengecekan
data melalui masing-masing satu orang informan yang merupakan teman terdekat subyek. Wawancara dengan informan pertama RZ berlangsung pada hari Kamis,
30 Mei 2013. Wawancara dengan informan kedua LD berlangsung pada hari 21 Juni 2013. Wawancara dengan iforman ahli yaitu psikiater Rumah Sakit
Bhayangkara Semarang dr. Endang Septiningsih, Sp.KJ berlangsung pada hari Selasa, 9 Juli 2013.
Keseluruhan proses wawancara dengan subyek berjalan cukup lancar karena dapat berlangsung mengalir seperti halnya pembicaraan biasa. Hal ini semakin
didukung dengan terkadang diselingi dengan humor-humor santai sehingga menciptakan suasana wawancara yang tidak kaku. Sikap keterbukaan yang
dimiliki subyek dalam menjawab setiap pertanyaan sangat membantu dalam penggalian data yang dibutuhkan. Proses observasi tidak hanya dilakukan pada
saat wawancara berlangsung, tetapi juga di luar proses wawancara. Cara yang dilakukan adalah peneliti datang ke lokasi kegiatan subyek di luar jadwal
wawancara. Melalui cara ini diharapkan dapat diketahui pola keseharian subyek tanpa harus merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Secara keseluruhan proses wawancara dengan subyek berjalan dengan baik walau ada beberapa penghambat proses tersebut berlangsung. Beberapa hal yang
menjadi penghambat antara lain: 1
Beberapa kali subyek mendapat telepon atau sms yang terkadang sedikit mengganggu proses wawancara.
2 Subyek memiliki aktivitas yang cukup menyita waktunya, subyek pertama
sedang disibukkan dengan kegiatannya membantu temannya menyelesaikan TA pagelaran tari, jadi dia sering ada latihan menari dikampus. Lalu subyek
yang kedua sedang sibuk melakukan penelitian skripsinya. Praktis waktu untuk melakukan wawancara juga terbatas.
4.2 Identitas Subyek dan Informan