2. Bagaimana proses
pengobatannya √
√ √
3. Upaya untuk mencegah
kembali terjadinya
kesurupan √
√ √
Paska terjadinya
trans disosiatif
1. Apa yang dirasakan subjek
setelah mengalami kesurupan
√ √
√ 2.
Bagaimana sikap orang- orang sekitarnya setelah
subjek tersebut sadar dari kesurupannya
√ √
√
3. Bagaimana sikap subyek
sendiri terhadap orang lain setelah mengalami
kesurupan √
√ √
4. Perubahan
sikap dan
perilaku subyek
setelah mengalami kesurupan
√ √
√
Lanjutan tabel 3.1 Unit Analisis
3.3 Sumber Data
Lofland dan Lofland dalam Moleong 2009 :157 menyatakan sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan yang dimaksud tentu berasal dari subjek penelitian. Subjek penelitian merupakan
sumber data utama dalam penelitian ini. Penulis menggunakan lima narasumber dalam penelitian ini, yakni dua
orang narasumber primer dan tiga orang informan. Narasumber primer berfungsi sebagai tempat penggalian informasi yang utama. Informan berfungsi sebagai
kroscek atas informasi yang didapatkan dari narasumber utama. Pemilihan
narasumber utama didasarkan atas kriteria tertentu, yaitu wanita usia remaja sampai dewasa muda, sering mengalami kesurupan atau pernah mengalami
kesurupan lebih dari lima kali dapat berkomunikasi dengan baik. Tidak semua orang yang pernah mengalami trans disosiatif kesurupan bersedia dan tidak
keberatan bila kehidupan pribadinya diekspos untuk dijadikan bahan penelitian, maka responden sebagai narasumber yang diambil dalam penelitian ini adalah
mahasiswi yang pernah mengalami trans disosiatif yang memiliki karakteristik dan pertimbangan tertentu.
Subyek utama merupakan seorang mahasiswi yang pernah mengalami trans disosiatif yang berdomisili di Semarang. Subyek petama bernama FF yang berasal
dari Banyumas dan berdomisili di Semarang. FF 21 th adalah mahasiswi semester empat di Universitas Negeri Semarang. Dan subyek yang kedua bernama
IA 22 th, beralamat Semarang berasal dari Pati. IA adalah seorang mahasiswi tingkat akhir di Universitas Negeri Semarang. Pemilihan subyek dilakukan
dengan cara melakukan studi pendahuluan terhadap mahasiswi yang pernah mengalami kesurupan di Semarang, kemudian memilih subyek sesuai dengan
kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya. Peneliti memilih FF dan IA sebagai subjek utama karena mereka berdua
memiliki kriteria yang sesuai yang telah ditentukan. Sebelum mengalami kesurupan FF mengaku mempunyai masalah yang membuat dia stress secara
emosional yaitu masalah percintaan dengan pacarnya yang telah menjalin hubungan selama empat tahun. Lalu IA beberapa kali mengalami kesurupan
antara bulan November – Desember tahun 2012 sebelum kejadian dia juga
mengaku mempunyai masalah keluarga yang tak bisa dia selesaikan. Pemilihan informan juga didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria tersebut
sesuai dengan sub unit analisis dan subyek utama. Informasi atau data lain diperoleh dari informan yang dapat memberikan informasi seputar fokus kajian
penelitian yang berhubungan dengan subyek utama penelitian. Informan yang dapat diambil informasinya sebagai data pendukung sesuai dengan kondisi subyek
yang sebenarnya adalah individu yang memiliki hubungan kedekatan serta mengenal dekat subyek dan seorang ahli kejiwaan dalam hal ini adalah seorang
psikiater. Informan pertama bernama RZ, RZ adalah teman kost FF, RZ telah
mengenal FF selama dua tahun. FF merupakan teman pertama saat FF kuliah di semarang. Dengan kedekatan RZ dengan FF diharapkan dapat memberikan
informasi yang lengkap dan mendalam. Informan kedua adalah teman IA bernama LD, LD merupakan teman IA
sejak kelas satu SMA, dan sejak kuliah di UNNES LD satu kamar kost dengan IA. LD merupakan teman terdekat dari IA. LD merupakan mahasiswa semester
delapan. Dengan kedekatan LD dengan IA diharapkan dapat memberikan info dan data yang lengkap mengenai IA.
Informan ketiga adalah seorang psikiater atau informan ahli. Pengambilan data dari psikiater digunakan karena fenomena kesurupan ini sampai sekarang
belum banyak dikupas dari segi yang lebih rasionalitas yaitu segi medis, yang bisa
dijelaskan dengan sisi seorang psikiater. Hal ini diharapkan peneliti mendapat informasi mengenai fenomena kesurupan yang lebih mendalam dari segi medis.
3.4 Metode dan Alat Pengumpulan Data