cuman kalau aku liat sih mungkin mereka Cuma secara teori, jadikan mereka sering pengajian, cuman kalau implementasinya di dalam
kehidupan sehari-hari sih biasa gitu.B1-W20:230513 Ya biasa sih mas, kalau ibuku sih agamis, cuman nek bapakku biasa
demokrat gitu, kalau simbahku, nenek sama kakek agamis banget.B1- W21:230513
4.3.2.5 Treatment yang di lakukan
IA mengaku kalau Ia tidak tahu bagaimana penanganan teman-teman atau orang di sekitarnya saat melihat Ia mengalami kesurupan, Ia mengaku hanya di
ceritakan temannya kalau Ia saat tak sadarkan diri itu di bacakan ayat-ayat suci al quran.
Itu aku nggak tau, itu malah temen-temenku yang tau, kalau katanya sih ya dibacain ayat-ayat apa gitu terus ya nggak tau gimana dengan metodenya
mereka sendiri entah itu dengan supranatural apa aku nggak tau.B1- W63:230513
Informasi dari LD saat IA pingsan LD dan teman-temannya mengolesi minyak di hidung dan sekitar leher, lalu saat IA mengalami kesurupan teman-
temannya membacakan ayat-ayat suci al quran. Yak biasane dibacain ayat-ayat kursi alquran, biasanya kalau belum sadar
sih dikasih minyak hidungnya, sama leher, itu pas pingsan.D1- W65:210613
Setelah IA mengalami kesurupan beberapa kali itu, Ia mengaku sempat di rukyah di suatu tempat pengobatan alternatif di dekat rumahnya. Proses rukyah
yang dilakukan terhadap IA adalah dengan dibacakan doa-doa, lalu disuruh mandi, kemudian ditutup kain putih lalu didoakan.
…terus aku dirukyah terus bapaknya bilang yaudah jalanin pola hidup sehat dengan ya itu nggak tidur malem.B1-W59:230513
Ya rukyah biasa, paling ya doa-doa gitu, suruh mandi pas pertamanya, terus abis itu yaaa ditutupin kain putih terus didoain, udah gitu abis itu
lumayan sih.B1-W64:230513 Iya sih ditempatnya kiyai deket rumah.B1-W65:230513
LD juga mengetahui kalau setelah beberapa kejadian kesurupan yang
dialami IA, IA lalu di rukyah. Dirukyah? Kalau dirukyah sih keliatane pernah, ya gara-gara KKN itu, dia
kan langsung nyari kiyai untuk langsung dirukyah katanya.D1- W68:210613
4.3.2.6 Paska Terjadinya Trans disosiatif
IA mengalami kesurupan terakhir saat Ia sedang KKN akhir tahun 2012. Ia mengaku setelah beberapa kejadian itu efeknya Ia rasakan lama, seperti gangguan
tidur, sering mimpi buruk dan hatinya tidak tenang. Selain itu IA juga mengaku kalau sering melamun.
Iya pas KKN itu emang udah agak lama, tapi efeknya juga lama itu jadi aku sering kayak kok hatiku nggak enak ya, kalau tidur juga sering mimpi buruk
gitu, pokokknya nggak enak rasanya.B1-W67:230513 Abis beberapa kejadian itu aku jadi sering melamun, sebelumnya aku jarang
tapi habis kejadian itu aku jadi sering melamun.B1-W59:230513 Setelah mengalami kesurupan IA nampak lemas, lalu setelah mengalami
kesurupan IA menjadi sering sakit-sakitan, bahkan sampai mengalami muntah darah. IA sudah sempat di periksa di klinik namun IA hanya mengaku kalau Ia
sedang masuk angin biasa. Lemes.D1-W60:2106130
Sakit-sakitan terus lo, setelah kejadian itu, sebelum kejadianpun dia juga sering sakit-sakitan, bahkan sampai muntah darah.D1-W61:2106130
Cuma dibawa ke klinik doang.D1-W62:2106130 Aku nggak tau malahan, dia itu selalu tertutup, dia itu nggak bilang, dia
sakit apa nggak bilang, dokter ngomongnya ah masuk angin biasa, kan nggak mungkin masuk angin sampai muntah darah.D1-W63:2106130
Menurut LD setelah IA sadar dari kesurupannya sikap IA kembali seperti IA yang biasanya.
Balik lagi kayak biasanya.D1-W62:2106130 Upaya IA untuk mencegah Ia mengalami kesurupan lagi adalah cenderung
mendekatkan diri dengan Tuhan, dengan lebih banyak ibadah, dzikir dan juga lebih memperbanyak intensitas berinteraksi dengan teman.
…sebenarnya kaya gitu itu bisa hilang dengan caranya kita sendiri aku juga baru nemuin caranya itu baru sebulan yang lalu, nggak tau mungkin dapet
hidayah dari allah sih, lebih perbanyak dzikir terus lebih perbanyak sholat terus srawungan sama temen itu intensitasnya lebih ditambah gitu ya,
akhirnya aku titik fokusku di tertuju dengan banyak hal jadi nggak pernah mikirin masalah-masalah yang lainnya, jadinya lebih enak, lebih
enteng.B1-W64:230513
Upaya yang di lakukan LD dan teman-temannya agar mencegah IA mengalami kesurupan adalah dengan mengalihkan pikiran IA atau LD dan teman-
temannya cenderung lebih perhatian kepada IA. Kita kayak ngasih pengalihan.B1-W69:230513
Pengalihan pikiran, yo kalau pikiran kosong dia, dia pasti mudah kerasukan gitu, nah aku dulu itu sering ngalihin diajak ngobrol, kalau nggak diajak
ngobrol, ya diajak main apa gitu, pokoknya harus ada kegiatan, kalau nggak ada kegiatan biasanya ya jadi kayak gitu.B1-W70:230513
Sikap orang-orang di sekitar IA setelah Ia mengalami beberapa kali
kesurupan cenderung lebih perhatian kepada IA. Emm mereka ya agak lebih perhatian soalnya mereka takut kalau aku
kesurupan ditempat-tempat yang nggak seharusnya kan bahaya.B1- W66:230513
4.3.3 Hasil Observasi Subyek Satu
a Kondisi umum subyek
1. Kondisi fisik subyek FF memiliki ciri-ciri fisik secara umum kulit putih bersih terawat,
memiliki tinggi badan kira-kira 165 cm dengan berat badan yang cukup ideal kira-kira 50 kg. FF terlihat mempunyai penampilan yang menarik,
untuk masalah penampilan dikampus FF sering memakai jilbab namun kalau untuk keseharian dikos dan diluar kos bukan kampus, FF sering melepas
jilbabnya, rambutnya lurus panjang dengan di cat agak kecoklatan. FF memiliki bekas luka dikaki kanannya. FF terlihat perhatian dengan
penampilannya, bisa dilihat dari penampilannya yang sering memakai soft lens yang berwarna dan pakaian yang selalu modis dengan aksesoris yang
bisa di bilang lengkap. 2.
Kondisi tempat tinggal subyek FF merupakan seorang mahasiswa pendidikan sejarah semester empat
di fakultas ilmu sosial FIS, Universitas Negeri Semarang yang beralamat di sekaran, kecamatan gunungpati, kota semarang. Seperti mahasiswa pada
umumnya yang jauh dari rumah, FF kos didaerah sekaran, gunungpati, tepatnya di gang cempaka. FF berasal dari Bumisari, Purbalingga dan sudah
berdomisili di semarang kurang lebih dua tahun. Kos FF nampak seperti rumah kontrakan, namun yang punya kos ada di rumah belakang, di ksekitar
kos FF kebanyakan adalah kos putra. Kos FF terlihat bersih dan rapi. 3.
Lokasi kegiatan subyek
