Faktor Eksternal Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Trans disosiatif

kayak gitu cowoknya ngajak balikan lagi, jadi udahlah, sampek kemarin kan yang tau kesurupan itu katanya itunya terlalu kuat banget ya itunya. Terus dipanggilin seseorang, entah diceramahin apa gitu sama orangnya juga, pokoknya mbak FF sekarang dia mungkin lebih kayak jaga dirinya sendiri.C1-W74:300513 He‟e entah itu statusnya gimana nggak ngerti, pokoknya kalau putus pasti gitu, maksudnya udah tau resikonya kalau rebut kayak gini, masih tetep dilakuin gitu.C1-W76:300513 RZ mengaku tidak pernah tahu kalau subyek selalu mempunyai masalah, karena subyek tidak pernah menceritakan masalahnya ke RZ. Enggak, itu ya paling ya cemburuan-cemburuan gitu.C1-W71:300513 Enggak tau si, soalnya dia juga nggak pernah cerita.C1-W72:300513 Aku nggak tau, aku nggak mudeng kalau ada masalah, pokoknya kayak gitu.C1-W73:300513

4.3.1.4.2 Faktor Eksternal

Ibu FF dalam mendidik dan membesarkan kurang menanamkan nilai-nilai keluarga kepada FF, karena FF mengaku setelah Bapaknya meninggal dunia, Ia merasa berkembang sendiri. Tidak adanya sosok bapak dalam keluarga yang berfungsi sebagai model pemimpin lingkup keluarga menyebabkan FF merasa seperti berkembang tanpa ada yang pembimbing secara psikis dalam perkembangan FF. Saat masih kecil FF sudah merasa bahwa dia sangat merasa kehilangan atau berkabung secara psikologis. Dan secara tidak sadar ini juga akan mempengaruhi perkembangan FF secara tidak langsung. Semenjak Bapaknya tidak meninggal dunia, FF merasa menjadi tertutup pada lingkungan, ini juga menunjukkan bahwa secara psikis dampaknya sudah dirasakan oleh FF yang baru kelas lima SD atau berumur dua belas tahun. tapi aku semenjak bapak aku meninngal, aku jadi lebih tertutup sama orang, kaya aku itu berasa kaya besar sendiri gitu lo mas, iri sama temen teman yang masih ada bapak ibu kaya gitu, ya dulu itu mikir kok kaya gini sih, kok cepet banget sih.A2-W29:270513 Kondisi kepercayaan agama keluarga FF kuat tapi juga tidak terlalu ekstrim dan lingkungan sekitar rumah juga kuat, karena masih sering mengadakan acara keagamaanpengajian rutin setiap minggunya dan FF saat masih di rumah juga pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Semenjak Bapak FF tidak ada atau meninggal dunia, praktis semua tanggung jawab diambil alih oleh Ibu FF, jadi Ibu FF menjadi sosok pengganti Bapak FF, yang sebenarnya penggantian sosok Bapak oleh Ibu sebenarnya sangat sulit untuk di lakukan. Dan dalam perkembangannya FF juga kurang begitu mantap dengan pola asuh ibunya. Karena memang dari awal FF memang sudah terlanjur lebih dekat secara emosional dengan Bapaknya. Kepercayaan atau kondisi agama keluarga dan lingkungan FF termasuk kuat tapi tidak menjurus ke ekstrim, jadi kepercayaan atau nilai-nilai agama di lingkungan sekitar FF begitu kuat sehingga mempengaruhi dalam pola tindakan dan perilaku masyarakat dalam kesehariannya. Kuatnya kepercayaan atau agama lingkungan sekitar ini juga mempengaruhi FF secara langsung, karena FF mengaku juga sering terlibat dalam kegiatan keagamaan di lingkungannya, FF sempat menjadi anggota kepengurusan sebagai sekertaris. Hal ini secara tidak langsung juga mempengaruhi pola pikir dan tanggung jawab FF sebagai umat yang baik dan tanggung jawabnya sebagai pengurus. Jadi kepercayaan dan nilai-nilai agama yang di anut FF juga bisa dikatakan cukup kuat. Ya keluargaku agamanya agak kuat ya mas, tapi bapak sudah nggak ada, jadi kalau ada apa-apa ya ngurus ibu.A1-W36:220513 Ya kalau masalah kepercayaan, agama keluargaku termasuk kuat mas, tapi juga nggak terlalu ekstrim mas.A2-W18:27052013 Ya kuat mas, sering ada pengajian kaya gitu, kalau laki-laki tiap malam jumat, kalau perempuan hari sabtu.A2-W19:27052013 Iya tapi dulu pas disana, malah sempet jadi sekertaris juga mas.A2- W20:27052013 FF juga mengaku kalau dulu saat mengalami kesurupan dia juga pernah sedang mempunyai kondisi yang kurang baik dalam kondisi sosialnya, yaitu ada masalah dengan temannya. Dan sampai mengakibatkan Ia mengalami stres secara psikis. Kondisi sosial pertemanan FF yang sempat mengalami masa kurang baik ini juga pernah menjadi penyebab FF mengalami stres, teman merupakan suatu tempat yang selalu terjadi kontak atau interaksi, jika suatu saat mengalami masalah, juga akhirnya dapat menyebabkan beban emosional, apalagi di tambah dengan kecenderungan FF jika setiap ada atau menghadapi suatu masalah Ia cenderung diam dan tak mengutarakannya kepada temannya yang lain, yang mungkin bisa menjembatani permasalahan yang dialami FF dengan salah satu orang temannya itu. Masalah ini hanya dipendam FF seorang diri dan dia hanya memikirkannya tanpa ada niat untuk berbicara langsung dengan teman yang bersangkutan, masalah yang di pendam ini akhirnya menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja saat pemicu-pemicu kecil di temui FF. kondisi pertemenan yang mengalami masalah ini di rasa menjadi masalah yang riskan karena terbatasnya tempat pengaduan, dan ini berhubungan langsung dengan lingkungan sosial FF sehari-hari. Dan masalah ini akhirnya menyababkan FF stres secara emosional. Hal ini secara tidak langsung juga mempengaruhi perfomansi FF setiap harinya, FF nampak kelelehan dengan permasalahnnya yang dipendam ini, dan hal siap meledak kapan saja. …emmm dulu pernah ada masalah sama teman, jadi berantem sama temenku cewek juga.A1-W25:220513 Emmm itu gara-gara, kenapa ya? Pokoknya temenku marah ke aku, tapi aku nggak tau cara gimana itunya ke temenku, stress lah pokoknya.A1- W26:220513

4.3.1.5 Treatment yang Dilakukan