Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat masalah dalam ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Ada beberapa model untuk melihat apakah terdapat masalah heteroskedastisitas dalam sebuah uji regresi atau tidak. Penulis memilih untuk melihat masalah tersebut berdasarkan pola titik-titik pada scatterplots regresi. Gambar V2. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Sebagaimana menurut Priyatno 2010:74, bilamana titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang tengah diuji.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi sebuah korelasi diantara data pengamatan atau tidak. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksir mempunyai varians tidak minimum dan uji-t tidak dapat digunakan, karena akan memberikan kesimpulan yang salah. Ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada tidaknya autokorelasi yaitu apabila nilai statistik Durbin-Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi. Sebaliknya bila angka yang ditemukan mencapai angka 2 atau lebih maka dinyatakan terdapat autokorelasi. Berkaitan dengan itu perhatikan gambar tabel berikut untuk melihat hasil uji autokorelasi yang telah dilakukan oleh penulis. Tabel V.12 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .758 a .575 .560 2.57124 2.016 a. Predictors: Constant, Komunikasi_Skor, Budaya_Skor b. Dependent Variable: Kinerja_Skor Merujuk pada tabel hasil analisis, diketahui bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2.016. Nilai uji menunjukkan angka mencapai bahkan melebihi nilai 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi diantara data pengamatan.

D. Pembahasan Hasil Uji Persyaratan Regresi

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN RUMAH SAKIT DI KABUPATEN JEMBER

0 40 17

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Yarsis Surakarta).

0 3 14

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Yarsis Surakarta).

0 2 12

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi (studi kasus pada Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta).

7 41 94

Persepsi karyawan atas pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas pengendalian internal : studi kasus pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

5 23 131

Pengaruh relationship marketing terhadap kepuasan pasien dan keluarga pasien rumah sakit : studi kasus di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

0 0 93

PERSEPSI PADA STRUKTUR ORGANISASI, KEPUASAN KERJA, DAN KOMITMEN PERAWAT PADA RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA.

0 1 32

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA PASIEN RUMAH SAKIT Studi Kasus Pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

0 0 91

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA PASIEN RUMAH SAKIT Studi Kasus Pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

0 0 91

Analisis pengaruh komunikasi internal dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan : studi kasus pada karyawan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta - USD Repository

0 0 138