Pandangan terhadap instrumen dikatakan reliabel menurut Sekaran 1992 adalah bila realibilitas kurang dari 0,6 tergolong kurang
baik. Reabilitas 0,7 dapat diterima sementara diatas 0,8 adalah baik.
K. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis regresi dalam melakukan estimasi hubungan fungsional antara variabel acak Y dan variabel X.
1. Analisis Regresi Sederhana
Atmaja dalam Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi 2009:166 mengemukakan bahwa analisis regresi sederhana digunakan untuk
menjawab rumusan masalah. Maka analisis dalam hal ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yakni:
a. Bagaimanakah pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta?
b. Bagaimanakah pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta?
Untuk menjawab diajukan persamaan regresi sederhana Umar, 2003:170 antara lain disajikan seperti berikut:
Y = a + b . X Keterangan:
Y = variabel tidak bebas
a = nilai konstan
b = koefisien arah regresi
X = variabel bebas
2. Analisis Regresi Berganda
Untuk menjawab persoalan yang hendak dijawab melalui penelitian ini digunakan beberapa teknik analisis. Berkaitan dengan hal
tersebut teknik analisis regresi berganda akan dipakai untuk menjawab rumusan masalah ketiga yakni,
Apakah Komunikasi internal dan budaya organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta? Untuk menjawab analisa regresi linear berganda digunakan
rumusan berikut: Y = a + b X
1
+ c X
2
Keterangan: Y
= Kinerja karyawan a
= Konstanta b1
= Koefisien regresi X
1
terhadap Y c2
= Koefisien regresi X
2
terhadap Y di mana,
X
1
= Variabel independen komunikasi internal X
2
= Variabel independen budaya organisasi
a. Uji Asumsi Klasik Persamaan regresi perlu menyakinkan linearitasnya dan
memenuhi tingkat validitas yang diharapkan untuk memenuhi peramalan. Hal ini membutuhkan uji asumsi klasik dengan
memakai uji normalitas, uji heterokedastisitas dan uji multikolonieritas. Dilanjutkan dengan uji t serta uji statistik f.
1 Uji Normalitas Tujuan dari uji normalitas adalah untuk melihat variabel
residual memiliki distibusi normal dalam model regresi. Distribusi data yang normal atau mendekati menunjukkan
ukuran model regresi yang baik. Maka untuk membuktikan apakah data memiliki distribusi normal dapat digunakan
histogram dan normal probability plot dalam rangka melihat bentuk distribusi daya yang ada.
Histogram yang membentuk formasi lonceng merupakan sebuah indikasi bahwa data memiliki distribusi normal.
Sementara pada normal probability plot data dapat dikatakan normal bila ada penyebaran titik-titik di sekitar garis diagonal
dan sebaran mengikuti pola garis diagonal. Sebaran data di sekitar garis normal menunjukkan model regresi memenuhi
asumsi normalitas. 2 Uji Multikolonieritas
Model regresi linear berganda mengasumsikan bahwa tidak terjadi korelasi yang signifikan antarvariabel bebasnya. Dalam
statistika tidak terjadi multikolinearitas. Untuk dapat mengetahui multikolinearitas maka dapat dilihat
melalui indikasi berikut dimana:
a Korelasi yang
tinggi memberi
petunjuk adanya
kolinearitas tetapi tidak sebaliknya, yakni adanya kolinearitas akan mengakibatkan korelasi yang tinggi.
Kolinearitas dapat saja muncul walau dalam korelasi yang rendah.
b Untuk melihat dapat digunakan koefisien korelasi parsial. Jika R
2
sangat tinggi tetapi masing-masing r2 parsialnya rendah, ini merupakan indikasi bahwa variabel-variabel
bebas mempunyai korelasi yang tinggi dan setidaknya salah satu berlebihan.
3 Uji Heteroskedastisitas Untuk mengetahui keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan
varian dari residual pada model regresi, perlu dilakukan uji heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini uji ini akan
menggunakan metode pengamatan terhadap pola titik-titik scatterplot regresi. Dimana bila ditemukan titik-titik menyebar
dengan pola yang tidak jelas diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka dapat disimpulkan tidak terdapat
masalah heterosdekastisitas pada model regresi yang tengah diuji.
b. Uji t test Mengukur signifikansi variabel komunikasi internal terhadap
Kinerja karyawan dan Budaya organisasi terhadap Kinerja
karyawan, maka perlu digunakan uji t test yang rumusannya sebagai berikut:
r √ n - 2
t-
hitung
= √ 1 - r
2
Keterangan: t
= nilai hitung r
= koefisien korelasi n
= jumlah sampel
Melalui analisis ini maka pengambilan keputusan akan berdasar pada:
1 Nilai t
hitung
≥ t
tabel
pada α 0,05 atau t
hitung
pada ρ- value ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
2 Nilai t
hitung
≤ t
tabel
pada α 0,05 atau t
hitung
pada ρ- value 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
c. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Model uji Statistik F digunakan untuk melihat apakah semua
variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama terhadap variabel dependen. Uji hipotesis dengan statistif F
dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F pada hasil perhitungan dengan nilai F pada tabel. Bila nilai F
hitung
lebih besar dari nilai F
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Mekanisme uji F antara lain sebagai berikut:
1 Melakukan pembuatan hipotesis untuk kasus pengujian F – test yakni
Ho : b1 = b2 = 0 Artinya Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel-
variabel independen, komunikasi internal X1 dan budaya organisasi X2 secara simultan terhadap variabel
dependen Kinerja karyawan Y Ha : b1
– b2 0 Artinya Ada pengaruh yang signifikan dari variabel-
variabel independen, komunikasi internal X1 dan budaya organisasi X2 secara simultan terhadap variabel
dependen Kinerja karyawan Y 2 Menentukan F
Tabel
dan F
hitung
dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 atau taraf signifikansi sebesar 5 dengan
asumsi berikut, Jika F
hitung
F
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya kedua variabel independen secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Jika F
hitung
F
tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya kedua variabel independen secara simultan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3 Mengambil Keputusan a Ho diterima,
Artinya bahwa komunikasi internal dan budaya organisasi secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja
karyawan b Ha ditolak
Artinya bahwa komunikasi internal dan budaya organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan
49
BAB IV RUMAH SAKIT PANTI RAPIH
A. Sejarah Rumah Sakit Panti Rapih
Perkembangan sebuah usaha tak terlepas dari sejarah berdiri serta tujuannya didirikan. Demikian pun Rumah Sakit Panti Rapih
sebagai salah satu rumah sakit terkemuka di Yogyakarta. Keberadaan Rumah Sakit Panti Rapih berkaitan dengan sejarah perkembangan
Gereja Katolik di Yogyakarta. Pewartaan iman Katolik di Yogyakarta bermula pada tahun 1914 melalui katekese di rumah R.P Himadjaja
yang merupakan ayahanda dari Mgr. Djajasepoetro, SJ. Misionaris pada masa itu bersama para murid dari Xaverius College di Muntilan terlibat
dalam pengembangan karya misi hingga mampu mendirikan Standaart- School sebagai lembaga pendidikan Katolik pertama di Yogyakarta pada
tahun 1917. Perkembangan umat yang semakin nyata, terlebih setelah
berdirinya lembaga pendidikan katolik, memunculkan keinginan para misionaris untuk mendorong karya yang lebih bagi masyarakat pribumi.
Keinginan tersebut secara khusus berkaitan dengan karya pelayanan kesehatan melalui kehadiran Rumah Sakit di Yogyakarta. Demi
mewujudkan cita-cita luhur tersebut, para pengurus gereja di Yogyakarta mencoba menjalin kerjasama dengan para Suster Fransiskanes dalam
mengelola rumah sakit. Sayangnya keinginan kerjasama tersebut harus