Kecerdasan Emosi Anak-anak dengan Ibu sebagai Orangtua Tunggal Akibat Perceraian

41 penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa perceraian dan konflik pernikahan dapat menempatkan anak pada suatu lintasan yang menjurus pada masalah-masalah berat dikemudian hari Gottman DeClaire, 2008. Untuk lebih memperjelas mengenai terbentuknya kecerdasan emosi pada anak, maka di bawah ini akan digambarkan sebuah skema: Skema Gambaran Umum tentang Terbentuknya Kecerdasan Emosi pada Anak

E. Pertanyaan Penelitian

Dari uraian di atas, maka muncul pertanyaan: “Bagaimanakah kecerdasan emosi anak-anak dengan ibu sebagai orangtua tunggal akibat perceraian?” Kecerdasan Emosi Anak? Efek Parenting ibu terhadap anak:  Pendampingan pada anak relative kurang  Rentan terhadap relasi kurang hangat Ibu sebagai Orangtua Tunggal:  Ibu yang bekerja  Waktu yang terbatas dengan anak Anak MiddleLate Childhood 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang dipakai adalah studi deskriptif kualitatif. Studi deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi, tapi hanya memaparkan situasi atau peristiwa Azwar, 2010. Penelitian deskriptif memiliki ciri-ciri: a berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu; b menguraikan satu variabel saja. Jika ada beberapa variabel yang akan diuraikan, dijelaskan satu persatu; c variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan treatment terhadap variabel Kountur, 2007. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menggambarkan karakteristik dari individu, situasi atau kelompok tertentu. Sesuai dengan sifatnya yang deskriptif, maka data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka Moleong, 2004. Selain itu, penelitian deskriptif juga ditujukan untuk: 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-parktek yang berlaku. 43 3. Membuat perbandingan atau evaluasi Azwar, 2010. Menurut Poerwandari 1998 penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain. Patton mengatakan bahwa dalam penelitan kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata dalam Poerwandari, 1998. Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah manusia, baik peneliti sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Oleh karena itu, kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan dalam menguraikan data nantinya. Karena dengan terjun langsung ke lapangan maka peneliti dapat melihat secara langsung fenomena di daerah lapangan seperti: “ kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi hasil pelapor dari hasil penelitiannya ” Moleong, 2005. Dalam penelitian kualitatif, peneliti berusaha menggali informasi dari lapangan tanpa berusaha mempengaruhi informan. Moleong 2002 mengatakan bahwa data yang dihasilkan dalam penelitian kualitatif adalah data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang serta perilaku yang dapat diamati. 44 Sebagai penelitian sosial, penelitian kualitatif memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan penelitian lain, diantaranya adalah dalam Catatan Ringan tentang Penelitian Kualitatif, 2008: 1 Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif merupakan suatu entitas yang utuh, sehingga penelitian kualitatif menekankan pada kajian terhadap pelbagai hal yang terjadi di lapangan. 2 Pendekatan yang dilakukan oleh penelitian jenis ini adalah pendekatan yang bersifat definition of situation, yaitu pendekatan yang dilakukan secara intens guna mendefinisikan sebuah situasi. 3 Jika dilihat dari segi hubungan antara peneliti dengan subjek penelitian, jenis penelitian ini mensyaratkan kedekatan dan komunikasi yang intens antara peneliti dan subjek. 4 Analisis data dalam penelitian ini bersifat induktif, dimana data yang diperoleh harus lengkap dan dapat direlasikan dengan teori-teori yang membicarakan objek dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Dengan melihat kelebihan studi deskriptif kualitatif, maka metode ini sesuai untuk menggali informasi mengenai gambaran kecerdasan emosi anak dengan ibu sebagai orangtua tunggal akibat perceraian.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecerdasan emosi anak dengan ibu sebagai orangtua tunggal akibat perceraian. Kecerdasan 45 emosi merupakan serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan. Kecerdasan emosi ini terdiri dari 5 aspek, yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosi dalam penelitian ini terbentuk dari ibu sebagai orangtua tunggal yang mengasuh anak. Anak yang dinilai cerdas secara emosi memiliki kemampuan dalam aspek-aspek kecerdasan emosi yang akan dijelaskan sebagai berikut Goleman, 2001: 1. Mengenali Emosi Diri; anak sadar akan perasaan diri sehingga memikirkan tindakan dan perasaaan sebelum melakukan sesuatu. 2. Mengelola Emosi; anak mampu mengendalikan perasaan-perasaan yang dirasakan. Sebagai contoh, anak mampu mengendalikan perasan marah, ketidaksabaran dan menahan diri untuk tidak bersikap agresif, serta mampu mengendalikan mood dan perasaan negatif yang dirasakan. 3. Memotivasi Diri; anak berusaha dan mempunyai daya tahan untuk mencapai tujuan hidup. 4. Mengenali Emosi Orang Lain; anak peka terhadap perasaan orang lain sehingga mampu berempati dengan orang lain. 5. Membina Hubungan dengan Orang Lain; anak mahir dalam berkomunikasi sehingga mudah menjalin persahabatan dengan orang lain.