32
sebagai anggota individual dan sebagai sebuah unit sosial, antara lain: a Fungsi Ekonomi, meliputi pemenuhan kebutuhan materi; b Fungsi
Perlindungan, dimaksudkan untuk menambahkan rasa aman dan kehangatan pada setiap anggota keluarga; c Fungsi Agama, fungsi ini
perlu didorong dan dikembangkan dalam keluarga dan anggotanya agar kehidupan keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya
bangsa; d Fungsi Pendidikan, keluarga merupakan tempat pendidikan bagi semua anggotanya dimana orangtua memiliki peran yang cukup
penting untuk membawa anak menuju kedewasaan jasmani dan rohani dalam dimensi kognitif, afektif maupun skill; e Fungsi Rekreasi, keluarga
merupakan tempat yang dapat memberikan kesejukkan dan melepas lelah dari seluruh aktivitas masing-masing anggota keluarga sehingga dapat
mewujudkan suasana keluarga yang menyenangkan, menghargai, menghormati dan menghibur; f Fungsi Afeksi, meliputi pengertian,
perhatian, pemberian kasih sayang dan penerimaan; dan g Fungsi Sosialisasi, mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
yang mampu memegang norma-norma kehidupan.
2. Perceraian
Perceraian adalah berakhirnya suatu hubungan pernikahan yang dapat disebabkan oleh berbagai hal. Dalam menjelaskan definisi mengenai
perceraian, Benokraitis 1996, memberikan pemaknaan yang berbeda antara berpisah dengan bercerai. Berpisah adalah jeda sementara dari
33
situasi yang sangat menekan dalam pernikahan, kemudian pasangan memutuskan apakah pernikahan akan dilanjutkan atau tidak. Sedangkan
perceraian dimaknai sebagai putusnya ikatan pernikahan secara sah dan resmi. Jadi berpisah tidak sama dengan bercerai. Berpisah dapat diartikan
sebagai awal dari perceraian walaupun berpisah tidak berarti bercerai dalam Regina Risnawaty, 2007.
Perceraian disebabkan oleh banyak faktor. Menurut Bird dan Melville 1993 terdapat 2 hal yang dapat menyebabkan timbulnya konflik
dalam pernikahan, yaitu keinginan untuk mengendalikan atau mengontrol need of control dan rasa cemburu jealousy. Atwater dan Duffy 1999
mengungkapkan beberapa penyebab perceraian, antara lain: keterbatasan finansial, ketidakpuasan dalam hubungan intim, harapan yang tidak
realistis terhadap pernikahan maupun pasangan, berebut kekuasaan ingin saling menguasai dan mengatur, ketidaksamaan pandangan dalam
pengasuhan dan
pendidikan anak,
kurangnya komunikasi
dan peselingkuhan dalam Regina Risnawaty, 2007. Henderson-King dan
Veroff dikutip oleh Atwater Duffy, 1999 berpendapat bahwa ketidakpuasan dalam hubungan intim juga dapat menimbulkan konflik
karena sebagian besar pasangan dalam hubungan pernikahan masih menganggap hubungan seks penting dalam keharmonisan rumah tangga.
Ther 1998 menyatakan bahwa perselingkuhan merupakan salah satu faktor terbesar yang menyebabkan perceraian dalam Regina Risnawaty,
2007.
34
Perceraian dapat memberikan dampak di berbagai aspek kehidupan, diantaranya adalah dampak secara hukum yaitu konsekuensi
mengenai harta bersama yang diatur dalam Pasal 37 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan UUP yaitu apabila perceraian terjadi, harta bersama
diatur menurut hukum yang digunakan oleh pihak yang bercerai hukum adat atau hukum agama. Berdasarkan Pasal 126 KUHPer, harta bersama
dibagi dua antara suami dan istri, atau antara para ahli waris mereka, tanpa mempersoalkan dari pihak mana asal barang-barang tersebut. Dampak
hukum lainnya berkaitan dengan masalah pemeliharaan anak setelah perceraian diatur dalam Pasal 41 UU No. 1 Tahun 1947, yaitu baik suami
maupun istri memiliki kewajiban yang sama untuk memelihara dan mendidik anak meskipun telah bercerai.
Selain memiliki dampak secara hukum, perceraian juga memiliki dampak psikologis, yaitu adanya gangguan emosi. Maksudnya adalah,
ketika perceraian terjadi terkadang bukan merupakan keinginan dari masing-masing individu yang menikah; dan ketika perceraian itu terjadi,
salah satu dari pasangan yang bercerai itu masih menyimpan perasaan cinta terhadap mantan pasangan, sehingga masih memiliki harapan untuk
hidup bersama hingga tua. Namun harapan tersebut tidak dapat terpenuhi karena sudah bercerai, hal tersebut menyebabkan perasaan kecewa yang
sangat besar dan terasa menyakitkan. Bahkan tak jarang pula muncul perasaan takut jika tidak ada lagi orang yang akan mencintai sepenuh hati
atau bahkan perasaan takut ditinggalkan lagi dikemudian hari. Perasaan