Subjek Penelitian Metode Pengambilan Data
                                                                                50
3. Apa  yang Anda sukai  dari  teman  itu?  Kenapa memilih berteman dengannya?
4. Apa  saja  yang Anda lakukan  ketika  bersama teman?
5. Apakah Anda pernah  marahbertengkar  dengan teman?  Bagaimana  ceritanya?  Apa  yang Anda
lakukan  setelah  itu?  Apakah  ada  upaya  untuk berdamai  dengan  teman?  Seperti  apa  upayanya?
Bagaimana situasi tersebut diselasaikan? 6. Apa  saja  yang Anda lakukan  saat  bermain  dengan
teman? 7. Apa  saja  yang Anda lakukan  saat  bekerjasama
dengan teman? 8. Apakah  ada  teman  yang  nakal?  Seperti  apa
nakalnya? Bagaimana
sikap Anda
dalam menanggapi teman yang demikian?
9. Bagaimana cara  Anda menanggapi  perlakuan  dari teman, misalnya ketika:
- Teman berkata kasar
- Memukul
- Menendang
- Marah-marah
- Mengejek
- Merebutmengambil barang
- Melanggar janji
Selain  menggunakan wawancara, penelitian  ini  juga  menggunakan observasi. Yang  akan  diamati  adalah  perilaku yang  menunjukkan  kecerdasan
emosi anak ketika di rumah.
51
Patton dalam Poerwandari, 2005, menyatakan bahwa hasil observasi menjadi  data  penting  karena  memungkinkan  peneliti  untuk  bersikap  terbuka,
berorientasi  pada  penemuan  daripada  penelitian.  Selain  itu  memungkinkan peneliti  melihat  hal-hal  yang  oleh  subjek  penelitian  sendiri  kurang  disadari
dan  juga  memungkinkan  peneliti  memperoleh  data  tentang  hal-hal  yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka
dalam wawancara. Observasi  yang  digunakan  bersifat  deskriptif,  yaitu  mencatat  data
konkrit  berkaitan  dengan  fenomena  yang  diamati  agar  memungkinkan pembaca untuk dapat memvisualisasikan setting yang diamati. Dengan uraian
deskriptif, pengamat meminimalkan biasnya, sehingga dengan sendirinya juga dapat  mengembangkan  analisis  yang  lebih  akurat  saat  menginterprestasi
seluruh  data  yang  ada  Poerwandari,  2005.  Alat  pengumpulan  data  yang digunakan  adalah  pedoman  observasi  yang  akan  dijadikan  pedoman  dalam
pengamatan terhadap subjek.
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Skala Rating
Aspek Kecerdasan Emosi Indikator Perilaku
Mengenali emosi diri a. Anak menceritakan masalah-masalah yang
dialaminya pada orangtuaorang lain guru b. Anak memberitahukan perasaan-
perasaannya pada orangtuaorang lain guru
52
c. Anak menjelaskan mengapa ia: -
Sedih, atau -
Marah, atau -
Senang, atau -
Cemas, atau -
Iri, atau -
Bersalah, atau -
Takut, atau -
Kecewa Mengelola emosi
a. Anak menghibur diri sendiri di saat sedih b. Anak menenangkan diri sendiri di saat
cemas c. Anak menenangkan diri sendiri di saat
marah Memotivasi diri sendiri
a. Anak mencoba lagi setelah gagal melakukan sesuatu
b. Anak bersemangat melakukan sesuatu Mengenali  emosi  orang
lain atau empati a. Anak menghibur teman yang sedang sedih
b. Anak membantu teman yang mengalami kesulitan
c. Anak menceritakan masalah apa yang menimpa temannya pada orangtuaguru
Membina  hubungan  atau kecakapan sosial
a. Anak mau menyapa temannya terlebih dahulu
b. Anak memperkenalkan diri pada teman yang baru ditemui
c. Anak mau berbagi dengan temannya d. Anak menggunakan kata ‘tolong’ ketika
membutuhkan bantuanpertolongan dari
53
orang lain e. Anak menggunakan kata ‘maaf’ ketika
melakukan kesalahan f.
Anak menggunakan kata ‘terima kasih’ setelah mendapatkan pertolongan atau
hadiah
Dalam  penelitian  ini,  pengamatan akan  dilakukan di  rumah  subjek selama  satu  minggu oleh ibu subjek.  Data  mengenai  kecerdasan  emosi yang
berupa hasil observasi dalam penelitian ini akan dicatat dengan menggunakan ratings recording. Ratings recording adalah metode pencatatan hasil observasi
yang  menilai  perilaku  berdasarkan  skala  atau checklist.  Biasanya  dilakukan pada  akhir  periode  pengamatan.  Skala  tersebut  didesain  untuk  menunjukkan
tingkat  perilaku  yang  diamati  misalnya  seperti  kerjasama  dan  agresi.  Skala peringkat  berguna  untuk  menilai  perilaku  yang  sulit  untuk  diukur  secara
langsung  dan  mudah  untuk  distandarisasi  serta  dapat  digunakan  untuk berbagai tujuan dalam berbagai pengaturan Sattler, 2002. Peringkat rating
yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  meliputi  selalu,  sering,  kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah.
Untuk  memperoleh  data  tambahan  mengenai  subjek,  maka  selain melakukan wawancara langsung dengan subjek, peneliti juga akan melakukan
wawancara  dengan  ibu  subjek.  Data  tambahan  yang  dimaksud  adalah mengenai latar belakang subjek. Wawancara yang akan dilakukan dengan ibu
54
subjek  juga  merupakan  wawancara  terbuka  semi  terstruktur.  Berikut  adalah pedoman wawancara yang telah disusun:
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara
Kecerdasan Emosi Anak dengan Ibu sebagai Orangtua Tunggal untuk Wawancara dengan Significant Others Ibu
Latar belakang anak
1. Keseharian  anak  sejak  pulang  sekolah  hingga  malam  hari
sebelum tidur 2.
Aktivitaskesibukan anak selain kegiatan belajar di sekolah 3.
Perkembangan emosi anak dari kecil 4.
Karakteristiksifat-sifat anak 5.
Emosi yang paling menonjol yang sering diperlihatkan oleh anak saat ini
6. Pertemanan anak
7. Lama mengasuh dan membesarkan anak seorang diri
8. Kesulitan
yang dirasakan
selama mengasuh
dan membesarkan anak
9. Gambaran kedekatan ibu dengan anak dalam hal keseharian
dan belajar anak 10. Cara ibu dalam mengarahkan perilaku anak
11. Pola  asuh  yang  diterapkan  dalam  mengasuh  dan membesarkan anak