Hasil : Kecerdasan Emosi Subjek 3

88 Namun demikian, berdasarkan hasil wawancara, ketika mengalami kesulitan, subjek akan menyerah begitu saja. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari kutipan wawancara berikut: “Langsung tanya sama temen-temen.” c-- 172; 174 Hasil wawancara tersebut bertentangan dengan hasil observasi skala rating yang dilakukan oleh ibu subjek, yang menyatakan bahwa subjek selalu bersemangat dalam melakukan sesuatu dan subjek sering mencoba lagi setelah mengalami kegagalan dalam melakukan sesuatu. 4 Pengenalan terhadap Emosi Orang Lain Hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam berhubungan dengan orang lain, subjek mampu mengenali emosi yang dirasakan oleh orang lain. Sebagai contoh, subjek mampu mengetahui emosi yang dirasakan oleh sahabat subjek, yaitu ketika sahabat subjek sedang marah. Hal ini terlihat dari kutipan wawancara sebagai berikut : “Tau. Kalo pasti kalo mm baru ngomong-ngomongin baru marah gitu, mesti aku kan lagi di dalam kelas, dia tu baru di depan kelas, kalo aku keluar mesti aku denger.” d++ 215; 217-222 Selain itu subjek juga mampu mengenali emosi sedih yang dirasakan oleh sahabat subjek. Ketika sahabat subjek sedang sedih, 89 subjek akan berusaha untuk menghibur. Hal tersebut terlihat dari kutipan wawancara berikut: “Mm ya.. apa.. bikin seneng. Caranya yaa disuruh diem.” e++ 229; 231 Namun demikian, subjek kurang tepat dalam menyikapi emosi yang dirasakan oleh orang lain tersebut. Sebagai contoh, ketika sahabat subjek sedang marah, subjek akan diam saja e-- 202. Subjek tidak berusaha untuk menenangkan sahabatnya tersebut. Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan hasil observasi skala rating yang dilakukan oleh ibu subjek, yang menyatakan bahwa meskipun subjek hanya kadang-kadang menghibur teman yang sedang sedih, namun subjek selalu membantu teman yang mengalami kesulitan. 5 Pembinaan Hubungan dengan Orang Lain Berdasarkan hasil wawancara, subjek mampu menyesuaikan diri di lingkungan baru dan mampu membina hubungan dengan orang yang baru saja ditemui. Subjek akan mengajak orang yang baru ditemuinya untuk berkenalan e++ 250; 253-254 meskipun hanya kadang-kadang mau memperkenalkan diri terlebih dahulu pada teman yang baru ditemui tersebut. Selain itu, subjek juga mampu bersikap secara tepat dalam berhubungan dengan orang lain. Misalnya ketika ada teman yang suka berkata kasar dan nakal, 90 subjek akan memberitahu temannya untuk tidak bersikap seperti itu lagi meskipun pada akhirnya temannya tidak mendengarkan subjek e++ 333-334; 349-352. Dalam berhubungan dengan orang lain, subjek pernah bertengkar dengan teman lain. Namun tidak ada inisiatif dari subjek untuk berdamai dengan temannya tersebut e-- 300. Meskipun demikian, subjek mampu mengambil tindakan yang tepat apabila sahabatnya melanggar janji yang telah disepakati bersama. Hal tersebut terlihat dari kutipan wawancara berikut: “Aku ya nanya sama Anin kalo gak jadi ya udah aku juga ikut gak jadi. Ya udah kalo mau main sama temen, aku nanti cari temen yang lain.” e++ 363-365; 375-377 Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan hasil observasi skala rating yang dilakukan oleh ibu subjek. Hasil observasi skala rating yang dilakukan oleh ibu subjek menyatakan bahwa sesekali subjek menggunakan kata ‘terima kasih’ setelah mendapatkan pertolongan atau hadiah, menggunakan kata ‘maaf’ ketika melakukan kesalahan, dan menggunakan kata ‘tolong’ ketika membutuhkan bantuanpertolongan dari orang lain. Dari hasil skala rating diperoleh skor sebesar 56. Angka ini dapat digolongkan menjadi kategori “cukup baik” dalam mendeskripsikan gambaran kecerdasan emosi yang dimiliki oleh subjek 91 jika dibandingkan dengan mean teoritik sebesar 48. Hal ini disebabkan selisih yang terdapat pada angka 56 dengan angka 48 adalah 8.

4. Subjek 4 a. Latar Belakang Subjek 4

Berdasarkan data yang diperoleh, subjek adalah anak tunggal. Menurut ibu subjek, sejak kecil subjek sering kali mudah marah. Khususnya ketika keinginannya tidak dapat dipenuhi. Meskipun mudah marah, namun subjek adalah anak yang pemalu. Subjek sudah tinggal dan dibesarkan oleh ibu subjek sejak dari bayi, yaitu sejak tahun 2003. Meskipun demikian, subjek jarang menceritakan masalah-masalah yang dialami dan masalah yang menimpa temannya pada ibunya, apalagi untuk memberitahukan perasaan-perasaannya, tidak pernah subjek lakukan. Ketika belajar di rumah, subjek tidak selalu didampingi oleh ibunya. Hanya saja ketika subjek mengalami kesulitan dalam mengerjakan PR, ibu subjek baru akan mendampingi subjek belajar di rumah. Dalam mengasuh dan membesarkan subjek, ibu subjek masih mengarahkan perilaku subjek. Sebagai contoh, ketika bermain dengan teman apabila subjek salah, subjek harus meminta maaf pada temannya tersebut. Selain itu, ibu subjek juga mengajarkan kemandirian pada subjek. Yaitu ketika bangun tidur subjek harus menyiapkan sendiri apa yang dibutuhkan. 92 Saat ini subjek duduk di kelas 3 Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh ibu subjek, subjek termasuk orang yang jarang mencoba lagi setelah gagal melakukan sesuatu. Subjek juga jarang bersemangat dalam melakukan sesuatu. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa subjek hanya akan menunggu jawaban dari guru ketika subjek mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas ketika di sekolah. Selain itu, subjek juga hanya akan tenang saja ketika mengalami kegagalan. Meskipun demikian, di sisi lain subjek akan langsung mengerjakan tugas yang diperoleh dari guru dan meneliti kembali hasil ulangannya ketika memperoleh nilai jelek. Kegiatan subjek setiap hari sepulang sekolah adalah bermain bersama teman sampai pukul 3 sore. Setelah bermain bersama teman, khususnya hari Senin, Rabu dan Jumat subjek disibukkan dengan kegiatan TPA di Masjid hingga pukul setengah 6 sore. Kegiatan subjek setelah TPA dilanjutkan dengan belajar di rumah hingga pukul 8 malam, kemudian subjek tidur. Subjek cukup mampu untuk mengenali beberapa emosi yang dirasakan dan menyebutkan penyebab dari munculnya perasaan tersebut dengan baik. Subjek juga cukup mampu untuk mengelola emosinya. Namun hal tersebut bertentangan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh ibu subjek. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh, subjek tidak pernah menjelaskan alasan mengapa merasa sedih, cemas dan iri. Selain itu, subjek juga jarang dapat menjelaskan alasan mengapa 93 merasa marah, bersalah dan takut. Dalam mengelola emosinya, subjek tidak pernah menghibur diri ketika merasa sedih dan juga jarang dapat menenangkan diri kerika marah. Dalam hubungannya dengan orang lain, subjek memiliki dua orang sahabat yang paling dekat. Subjek dan sahabat-sahabatnya sering melakukan aktivitas bersama, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Hubungan subjek dan sahabatnya terjalin dengan baik. Selain itu, subjek cukup mampu mengenali emosi-emosi dan perasaan-perasaan yang dirasakan oleh orang lain dengan baik. Hal tersebut didukung dengan hasil observasi yang dilakukan oleh ibu subjek yang menyatakan bahwa subjek sering menghibur teman yang sedang sedih dan membantu teman yang mengalami kesulitan. Menurut pengamatan yang dilakukan oleh ibu subjek apabila subjek memiliki sesuatu, subjek selalu mau berbagi dengan temannya. Sebagai contoh, ketika ada teman yang lupa membawa alat tulis, subjek akan segera meminjamkan kepada teman tersebut. Selain itu, ketika ada teman yang tidak membawa uang jajan, subjek juga akan memberikan uangnya kepada temannya tersebut agar temannya dapat jajan. Hal tersebut sesuai dengan data hasil observasi yang dilakukan oleh ibu subjek yang mengatakan bahwa subjek selalu mau berbagi dengan temannya. Jika berada di lingkungan yang baru, subjek hanya kadang- kadang memberanikan diri untuk berkenalan dengan orang yang baru 94 ditemui. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh ibu subjek, subjek juga hanya kadang-kadang menyapa temannya terlebih dahulu.

b. Hasil : Kecerdasan Emosi Subjek 4

Subjek 4 memiliki pengenalan emosi diri, motivasi terhadap diri sendiri, pengenalan terhadap emosi orang lain serta pembinaan hubungan dengan orang lain yang tergolong cukup baik. Akan tetapi untuk pengelolaan emosi yang dimiliki oleh subjek tergolong kurang baik. Hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: 1 Pengenalan Emosi Diri Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu, subjek mampu untuk mengenali emosi-emosi yang dirasakannya serta menyebutkan penyebab dari munculnya emosi yang dirasakannya tersebut. Sebagai contoh, subjek merasa senang ketika liburan ke Kids Fun bersama rombongan teman-teman TPA. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan wawancara berikut: “Liburan di Kids Fun, main sepeda air, liat-liat pada bermain.” a1++ 23; 28; 31-33; 37-38 Subjek merasa sedih ketika dimarahi oleh ibunya karena tidak diberi uang jajan. Hal tersebut terlihat dari kutipan wawancara berikut: “Pernah dimarahin sama ibu gara-garanya nggak boleh minta uang jajan, mau jajan gak punya uang.” a2++ 41; 43; 45; 52; 56; 58 95 Emosi-emosi lain yang mampu dikenali oleh subjek adalah perasaan marah, iri, takut, cemas, bersalah dan kecewa. Berdasarkan hasil wawancara, subjek akan merasa marah ketika diejek oleh temannya a3++ 65; 68-70; 72. Subjek merasa iri ketika tidak berhasil mengoreksi jawaban PR seperti yang dilakukan oleh temannya a5++ 134; 136-137; 139-141; 143; 146. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa subjek merasa takut menyelam saat berenang a7++ 191; 193; 195. Selain itu, subjek akan merasa cemas ketika kesulitan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan wawancara berikut: “Pas ngerjain tugas matematika. Sulit.” a4++ 112; 114; 116; 119 Subjek merasa bersalah kerika tidak sengaja menjegal temannya saat bermain bersama a6++ 172; 174-175; 178. Emosi lain yang mampu dikenali oleh subjek adalah perasaan kecewa. Subjek akan merasa kecewa ketika tidak bisa ikut jalan-jalan naik sepeda bersama temannya karena ban sepeda milik subjek bocor. Hal tersebut terlihat dari kutipan wawancara sebagai berikut: “Mmm kalo diajak main sepedaan, terus sepedaku bocor.” a8++ 211; 214-215 Namun demikian, hasil wawancara tersebut kurang diperkuat dengan hasil observasi skala rating yang dilakukan oleh ibu subjek. Hasil observasi yang dilakukan oleh ibu subjek menyatakan bahwa