30
tersebut. Garnefski dan rekannya 2001 menggungkapkan bahwa regulasi emosi juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
mengevaluasi dan mengubah reaksi-reaksi emosional untuk bertingkah laku tertentu yang sesuai dengan situasi yang sedang terjadi dalam
Salamah, 2008. Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah terpapar di atas,
dapat disimpulkan bahwa meskipun emosi anak pada tahap usia pertengahan dan akhir kanak-kanak sedang berkembang. Namun
demikian, anak-anak pada masa tersebut pada dasarnya telah memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dan mengontrol emosi yang
dirasakan.
3. Tugas Perkembangan Anak Tahap Akhir Usia 6-12 Tahun
Menurut Havighurst dalam Desmita, 2010, tugas perkembangan anak usia sekolah 6-12 tahun antara lain adalah a belajar bergaul dan
bekerjasama dalam kelompok sebaya; b mengembangkan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung; c mengembangkan konsep-
konsep penting dalam kehidupan sehari-hari; d mengembangkan hati nurani, moralitas dan sistem nilai sebagai pedoman perilaku; e belajar
menjadi pribadi yang mandiri. Pada masa ini, pengertian anak tentang baik-buruk, tentang norma-
norma aturan serta nilai-nilai yang berlaku di lingkungannya menjadi bertambah dan juga lebih fleksibel. Mereka diharapkan sudah dapat
31
menguasai ledakan-ledakan emosinya, mampu mengendalikan emosi yang tidak sesuai dengan harapan lingkungannya. Peran orangtua dalam
mengembangkan kecerdasan dan perkembangan emosi anak secara bertahap, akan mendorong potensi anak untuk tumbuh menjadi pribadi
yang memiliki kemampuan kecerdasan yang tinggi, pengendalian emosi yang baik, serta kuat mental spiritualnya Desmita, 2010.
C. Keluarga dengan Ibu sebagai Orangtua Tunggal Akibat Perceraian 1. Pengertian dan Fungsi Keluarga
Menurut Gerungan 2009, keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat untuk belajar dan
menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Keluarga tidak hanya berfungsi sebagai penerus keturunan
saja. Dalam bidang pendidikan, keluarga merupakan sumber pendidikan utama karena segala pengetahuan dan kecerdasan intelektual manusia
diperoleh pertama kali dari orangtua dan anggota keluarganya sendiri. Keluarga merupakan produsen dan konsumen sekaligus dan harus
mempersiapkan dan menyediakan segala kebutuhan sehari-hari seperti sandang dan pangan. Setiap anggota keluarga dibutuhkan dan saling
membutuhkan satu sama lain, supaya mereka dapat lebih hidup senang dan tenang.
Ogburn dalam Dewi Utami, 2009 mengelompokkan ada 7 fungsi besar sebuah keluarga yang menggambarkan bahwa keluarga
32
sebagai anggota individual dan sebagai sebuah unit sosial, antara lain: a Fungsi Ekonomi, meliputi pemenuhan kebutuhan materi; b Fungsi
Perlindungan, dimaksudkan untuk menambahkan rasa aman dan kehangatan pada setiap anggota keluarga; c Fungsi Agama, fungsi ini
perlu didorong dan dikembangkan dalam keluarga dan anggotanya agar kehidupan keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya
bangsa; d Fungsi Pendidikan, keluarga merupakan tempat pendidikan bagi semua anggotanya dimana orangtua memiliki peran yang cukup
penting untuk membawa anak menuju kedewasaan jasmani dan rohani dalam dimensi kognitif, afektif maupun skill; e Fungsi Rekreasi, keluarga
merupakan tempat yang dapat memberikan kesejukkan dan melepas lelah dari seluruh aktivitas masing-masing anggota keluarga sehingga dapat
mewujudkan suasana keluarga yang menyenangkan, menghargai, menghormati dan menghibur; f Fungsi Afeksi, meliputi pengertian,
perhatian, pemberian kasih sayang dan penerimaan; dan g Fungsi Sosialisasi, mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
yang mampu memegang norma-norma kehidupan.
2. Perceraian
Perceraian adalah berakhirnya suatu hubungan pernikahan yang dapat disebabkan oleh berbagai hal. Dalam menjelaskan definisi mengenai
perceraian, Benokraitis 1996, memberikan pemaknaan yang berbeda antara berpisah dengan bercerai. Berpisah adalah jeda sementara dari