Tugas Perkembangan Anak Tahap Akhir Usia 6-12 Tahun
34
Perceraian dapat memberikan dampak di berbagai aspek kehidupan, diantaranya adalah dampak secara hukum yaitu konsekuensi
mengenai harta bersama yang diatur dalam Pasal 37 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan UUP yaitu apabila perceraian terjadi, harta bersama
diatur menurut hukum yang digunakan oleh pihak yang bercerai hukum adat atau hukum agama. Berdasarkan Pasal 126 KUHPer, harta bersama
dibagi dua antara suami dan istri, atau antara para ahli waris mereka, tanpa mempersoalkan dari pihak mana asal barang-barang tersebut. Dampak
hukum lainnya berkaitan dengan masalah pemeliharaan anak setelah perceraian diatur dalam Pasal 41 UU No. 1 Tahun 1947, yaitu baik suami
maupun istri memiliki kewajiban yang sama untuk memelihara dan mendidik anak meskipun telah bercerai.
Selain memiliki dampak secara hukum, perceraian juga memiliki dampak psikologis, yaitu adanya gangguan emosi. Maksudnya adalah,
ketika perceraian terjadi terkadang bukan merupakan keinginan dari masing-masing individu yang menikah; dan ketika perceraian itu terjadi,
salah satu dari pasangan yang bercerai itu masih menyimpan perasaan cinta terhadap mantan pasangan, sehingga masih memiliki harapan untuk
hidup bersama hingga tua. Namun harapan tersebut tidak dapat terpenuhi karena sudah bercerai, hal tersebut menyebabkan perasaan kecewa yang
sangat besar dan terasa menyakitkan. Bahkan tak jarang pula muncul perasaan takut jika tidak ada lagi orang yang akan mencintai sepenuh hati
atau bahkan perasaan takut ditinggalkan lagi dikemudian hari. Perasaan
35
lain yang mungkin dialami adalah perasaan terhina atau perasaan marah dan kesal akibat sikap buruk pasangan atau mungkin merasa kesepian
karena sudah tidak ada lagi tempat untuk berbagi cerita, mencurahkan dan mendapatkan bentuk kasih sayang. Serangkaian masalah kesehatan juga
dapat muncul akibat depresi karena bercerai.