NO ASPEK YANG DIAMATI
SKOR 2. Menghasilkan pesan yang menarik
1 2 4 5 3. Menggunakan media secara efektif dan efisien
1 2 4 5 4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
1 2 4 5 D.
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
1 2 4 5 2. Merespon positif partisipasi siswa
1 2 4 5 3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa
dan siswa-siswa 1 2 4 5
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
1 2 4 5 5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang
kondusif 1 2 4 5
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasisme siswa dalam belajar
1 2 4 5 E.
Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi
1. Menumbuhkan sikap ekonomis 1 2 4 5
2. Menumbuhkan sikap produktif 1 2 4 5
F. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Melakukan penilaian awal 1 2 4 5
2. Memantau kemajuan belajar 1 2 4 5
3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 1 2 4 5
4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
1 2 4 5
G. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
1 2 4 5 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 4 5
3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 4 5
IV. PENUTUP A.
Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
1 2 4 5 2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan
siswa 1 2 4 5
B. Pelaksanaan tindak lanjut
1. Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas 1 2 4 5
2. Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan
1 2 4 5
1 Kegiatan membuka pelajaran
Guru memeriksa kesiapan media pembelajaran dengan melibatkan siswa untuk membantu menyalakan viewer. Akan
tetapi, guru kurang memperhatikan kesiapan siswa untuk belajar apakah sudah siap atau belum, terlihat masih ada
beberapa siswa mengerjakan PR selain mata pelajaran akuntansi.
Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang materi sistem informasi akuntansi yang
telah dibahas pada pertemuan sebelumnya, akan tetapi tujuan pembelajaran tidak disampaikan. Hal ini dikarenakan
pembelajaran melanjutkan pertemuan sebelumnya. 2
Kegiatan inti Guru terlihat menguasai materi pembelajaran, akan tetapi
dalam penyampaiannya kurang dapat mengaitkan dengan materi yang relevan, realitas kehidupan serta kurang memenuhi
hierarki belajar. Strategi pembelajaran yang digunakan kurang dapat
mendukung tercapainya kompetensi. Meskipun pembelajaran dilaksanakan secara runtut, akan tetapi kurang memperhatikan
tingkat kebutuhan siswa, kurang terkoordinasi dengan baik, serta kurang kontekstual sehingga kurang bisa menumbuhkan
kebiasaan positif untuk siswa, selain itu juga mengabaikan keberagaman siswa, dan pelaksanaan dari pembelajaran ini
kurang tepat waktu, guru sudah menyelesaikan pembelajaran sebelum waktunya selesai.
Guru terlihat terampil dalam penggunaan media, sudah cukup efektif dan efisien dalam penyajian dan melibatkan
siswa dalam penyiapannya, tetapi kurang memberikan pesan yang menarik untuk siswa. Pembelajaran kurang memicu siswa
untuk terlibat aktif. Meskipun guru bersifat terbuka dalam merespon dengan baik, tetapi kurangnya antusias dari guru,
serta kurang menunjukkan hubungan antar-pribadi, sehingga terlihat kurang memfasilitasi siswa untuk lebih terlibat aktif.
Guru masih kurang bisa menumbuhkan sikap produktif dan ekonomis kepada siswa. Guru melakukan penilaian awal dan
penilaian akhir kepada siswa, serta memberikan tugas yang sesuai dengan kompetensi, tetapi dalam prosesnya guru kurang
memantau kemajuan belajar siswa. Guru menggunakan bahasa tulis yang baik, tetapi bahasa
lisan kurang menarik, sehingga pesan kurang tersampaikan dengan baik.
3 Kegiatan penutup
Guru tidak mengajak siswa untuk merefleksikan pembelajaran, dan dalam menyusun rangkuman kurang
melibatkan siswa. Penyampaian tugas kurang disertai tindak lanjut dan tidak ada pengayaan.
b Observasi siswa
Tabel 5.2. Hasil Observasi Terhadap Perilaku Siswa di Kelas
No Aspek yang diamati
Ya Tidak
Keterangan
1. Siswa siap mengikuti
proses pembelajaran √
50 siswa siap mengikuti
pembelajaran, akan tetapi 50
yang lain masih asyik dengan
kegiatan yang dilakukan
sebelumnya.
2. Siswa memperhatikan
penjelasan guru √
43,75 siswa kurang
memperhatikan penjelasan dari
guru
3. Siswa menanggapi
pembahasan pelajaran √
Hanya 6-10 siswa saja yang
menanggapi
4. Siswa mencatat hal-
hal penting √
90 siswa mencatat materi
yang disampaikan
5. Siswa aktif bertanya
atas materi pembelajaran
√ Siswa kurang
menggunakan kesempatan
untuk bertanya
Pada saat pelajaran dimulai, 50 siswa sudah siap mengikuti pelajaran, tetapi 50 yang lain masih terlihat asyik
dengan kegiatannya sendiri. Pada saat guru menjelaskan sekitar 43 siswa masih terlihat kurang memperhatikan, dan ketika guru
memberikan pertanyaan kepada siswa hanya 6-10 orang yang mau
menanggapi pertanyaan tersebut. Hampir semua siswa 90 mencatat materi yang disampaikan oleh guru dalam bentuk power
point , tetapi siswa kurang menggunakan kesempatan bertanya atas
materi yang belum dipahami. Selain melakukan pengamatan, peneliti melakukan
pengukuran dan penilaian terhadap motivasi belajar siswa. Peneliti membagikan kuesioner untuk mengetahui tingkat motivasi belajar
siswa. Berikut adalah gambaran motivasi belajar siswa sebelum dilaksanakannya PTK, tabel disusun berdasarkan Patokan Acuan
Penilaian II PAP II lampiran 7 halaman 207
Tabel 5.3 Analisis Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Sebelum
Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif No
Interval Frek
Frek Relatif Interpretasi
1 69-80
Sangat tinggi 2
60-68 1
3,33 Tinggi
3 54-59
8 26,67
Sedang 4
48-53 21
70 Rendah
5 20-47
Sangat rendah
Total 30
100 Sumber: data primer
Tabel 5.3. menunjukkan bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi adalah 0 siswa 0, persentase
siswa dengan motivasi belajar tinggi 1 siswa 3,33, persentase siswa dengan motivasi belajar sedang 8 siswa 26,67, persentase
siswa dengan motivasi belajar rendah 21 siswa 70, dan persentase siswa dengan motivasi belajar sangat rendah adalah 0
siswa 0. Rata-rata motivasi awal siswa adalah 51,7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki
tingkat motivasi belajar awal yang rendah. c
Observasi kelas
Tabel 5.4 Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran
No Deskripsi
Ya Tidak Keterangan
1. Fasilitas di dalam kelas
mendukung proses pembelajaran
Papan tulis white
board ,
viewer, meja dan kursi
guru, buku
kemajuan belajar di kelas, meja dan
kursi siswa, kipas angin
2. Kondisi
kelas mendukung
proses pembelajaran
Hanya pada awal
pelajaran dan tidak 100
3. Siswa membuat
keributankegaduhan
Pada saat guru
menjelaskan, beberapa
siswa 15
membuat kegaduhan.
5. Siswa aktif bertanya
pada guru
Hanya ada beberapa siswa 10 yang
menggunakan kesempatan
bertanya
tentang materi
yang dipelajari.
6. Adanya kegiatan yang
menarik dalam proses pembelajaran
Proses
pembelajaran cenderung monoton
7. Adanya sumber belajar
dalam kelas
yang mendukung
proses pembelajaran
Sumber
belajar tidak ada di kelas,
tetapi ada
di perpustakaan
SMA N 6 Yogyakarta memberlakukan sistem moving class. Ruang kelas untuk mata pelajaran akuntansi kelas X adalah ruang
205 yang berada di lantai 2. Secara fisik, ruang kelas di SMA N 6 Yogyakarta sangat mendukung untuk proses pembelajaran.
Ruangan yang cukup luas dengan fasilitas yang ada antara lain: papan tulis white board, viewer, meja dan kursi guru, meja dan
kursi siswa, buku kemajuan kelas, kipas angin, serta terdapat jendela dan ventilasi yang cukup baik untuk sirkulasi udara. Selain
itu disediakan di dalam kelas sebuah galon air yang diperuntukkan warga SMA N 6 Yogyakarta. Meskipun terletak di pinggir jalan
raya, tetapi suara lalu lalang kendaraan bermotor tidak terlalu terdengar dan tidak mengganggu proses pembelajaran.
Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran hanya pada awal pembelajaran, itupun bebarapa siswa masih belum siap untuk
memulai pembelajaran. Pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran, terlihat beberapa siswa asyik sendiri dan
menimbulkan kegaduhan di kelas. Siswa kurang menggunakan kesempatan bertanya atas materi pembelajaran yang belum
dipahami, siswa cenderung kurang merespon ketika guru memberikan kesempatan bertanya. Proses pembelajaran cenderung
monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa. Sumber belajar siswa sangat kurang, siswa hanya mengandalkan catatan dari guru,
padahal sumber-sumber belajar di perpustakaan cukup memadai.
d Wawancara
Selain melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara terhadap siswa. Dari hasil wawancara tersebut dapat
diketahui bahwa siswa merasa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, siswa merasa interaksi antara siswa dengan guru
maupun siswa dengan siswa masih kurang, kalaupun ada antara siswa dengan siswa, interaksi tersebut di luar mata pelajaran
akuntansi misalnya bercandaberbincang-bincang dengan teman sebangku. Dikarenakan hal tesebut, siswa menjadi jenuh. Pada
masa-masa saat itu siswa sendiri mengakui bahwa mereka berada pada maa-masa dimana mereka sangat mudah terpengaruh teman
sebaya, sehingga apabila beberapa teman melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan dalam mata pelajaran akuntansi,
mereka akan cenderung untuk mengikuti. Hal ini menjadikan kegiatan belajar menjadi kurang efektif. lampiran 7 halaman 219
Berdasarkan hasil observasi pada guru, observasi pada siswa, observasi kelas, serta hasil wawancara kepada siswa, maka
berikut ini disajikan uraian identifikasi masalah serta alternatif solusi yang ditawarkan:
a. Identifikasi masalah
1 Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru cenderung
monoton, kurang menarik dan tidak bervariasi serta kurang melibatkan siswa. Oleh Karena itu siswa menjadi kurang
berantusias, pasif dalam mengikuti pembelajaran, tingkat kejenuhan menjadi tinggi sehingga siswa cenderung
melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak mendukung suasana belajar. Hal tersebut berdampak pada rendahnya
motivasi belajar siswa. 2
Rendahnya motivasi belajar siswa, rendahnya antusias serta keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran menjadi
penyebab rendahnya pemahaman siswa tentang materi pembelajaran.
b. Alternatif solusi
Dengan mengetahui adanya permasalahan serta penyebab- penyebabnya, alternatif untuk mengatasi hal tersebut adalah
guru diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran yang bervariasi, menarik dan menyenangkan, serta dapat melibatkan
interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Dengan proses belajar yang bervariasi siswa diharapkan
tidak merasa jenuh, dan merasa senang serta termotivasi untuk belajar, ketika hal itu sudah muncul dari siswa maka dapat
mendukung meningkatnya pemahaman siswa pada materi tersebut.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka peneliti bersama dengan guru mitra bermaksud untuk menerapkan model
pembelajaran yang bervariasi, model pembelajaran kooperatif
yaitu tipe Make a Match dan tipe Course Review Horay untuk memperbaiki proses pembelajaran akuntansi materi pencatatan
ke dalam jurnal umum. Penerapan model pembelajaran tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa, jika siswa melakukan
interaksi dengan sesama siswa maupun dengan guru, siswa akan merasa terlibat, tingkat kejenuhan akan dapat
terminimalisir, siswa merasa senang dan termotivasi untuk belajar, sehingga dapat mendukung adanya peningkatan
motivasi belajar siswa serta pemahaman terhadap materi tersebut.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Perencanaan Tindakan Kelas
Berdasarkan analisis hasil dari kegiatan observasi dan wawancara selanjutnya peneliti bersama dengan guru mitra menyusun rencana
tindakan, dengan langkah sebagai berikut: 1
Peneliti bersama dengan guru mitra memetakan para siswa berdasarkan kemampuan serta berdasarkan keaktifan siswa.
Selanjutnya membagi siswa dalam 8 kelompok heterogen yang beranggotakan 4 siswa setiap kelompok. Keheterogenan
kelompok berdasarkan jenis kelamin, kemampuan siswa serta keaktifan siswa. Berikut ini daftar pembagian kelompok yang
telah disusun:
Tabel 5.5 Daftar Pembagian Kelompok
No Kelompok
Nama
1 Kas
Azhar Khoiri Ulfah Anita Widowati
Skolastika Kirana Lintang Kusumandaru
2 Piutang
Gisela Ratih P S Chandra Mutiana D
Fileas Avidan P Sabrina Vita S
3 Perlengkapan
Kinda Reggi K Ganang Novita Tama
Siskia Firnawati Ganang Wicaksono
4 Peralatan
Agung Wicaksono K Maria Ditya W
Yoga Wahyu W Evel Arvianasari
5 Hutang
Meitriva Permatasari Rifky Ikhwan K
Asefin Nurul I Firdha Ayu R
6 Modal
Arsyanidda Gunapratita Mohammad Tegar N
Cartenz Noviantri H Florentinus Rafles Y F
7 Pendapatan
Benedictus Widya C Difa Isnadya A P
Rika Karunia L D Ken Iswari K F
8 Beban
Clara Pontifisia S Ayu Fitri Nur H
Arwan Saputro Mirshad Aldiansyah
2 Selain itu, peneliti bersama dengan guru mitra mempersiapkan
media dan perangkat pembelajaran, antara lain: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, materi pembelajaran
handout, pre-test dan post-test, lembar kerja siswa, soal-soal
latihan, kuesioner serta instrumen refleksi guru dan instrumen refleksi siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
PTK ini terselenggara dalam dua pertemuan yaitu pada hari Jumat, 16 dan 23 November 2012 jam 07.15
– 08.35. Peserta pembelajaran adalah siswa kelas X3 SMA N 6 Yogyakarta, dengan
jumlah keseluruhan 32 siswa. Pada pertemuan ini, 2 siswa tidak hadir dikarenakan sakit yaitu Skolastika Kirana dan Sabrina Vita S.
Berikut ini disajikan uraian tahap-tahap pelaksanaan PTK: 1
Pertemuan pertama model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
a Kegiatan pra pembelajaran
1 Memeriksa kesiapan media pembelajaran serta kesiapan
siswa dalam memulai mengikuti pembelajaran. 2
Memulai pembelajaran dengan salam, doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
3 Melakukan apersepsi.
4 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
5 Melakukan pre-test.
Berikut ini adalah penyajian tabel distribusi frekuensi variabel pemahaman awal siswa
Tabel 5.6 Analisis Pemahaman Awal Siswa dalam
Pre-test
No Interval Frek Frek
Relatif Interpretasi
1 81-100
1 3,33
Sangat tinggi 2
66-80 4
13,33 Tinggi
3 56-65
4 13,33
Sedang 4
46-55 6
20 Rendah
5 0-45
15 50
Sangat rendah Total
30 100
konversi dalam satuan 100 Sumber: Data Primer
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa persentase siswa yang memiliki pemahaman sangat tinggi adalah 1 siswa
3,33, persentase siswa dengan pemahaman tinggi 4 siswa 13,33, persentase siswa dengan pemahaman
sedang 4 siswa 13,33, persentase siswa dengan pemahaman rendah 6 siswa 20, dan persentase
siswa dengan pemahaman sangat rendah adalah 15 siswa 50. Rata-rata kelas 45, sedangkan nilai
tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan nilai terendah 10. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar siswa memiliki tingkat pemahaman awal yang sangat rendah lampiran 7
halaman 210 b
Kegiatan inti 1
Siswa mempelajari materi dalam handout yang telah disediakan.
2 Tanya jawab antara guru dan siswa untuk memperkuat
persepsi tentang materi pembelajaran jurnal umum. 3
Siswa melakukan diskusi kelompok yang telah dirancang dengan model pembelajaran tipe Make a
Match , langkah-langkah diskusi adalah sebagai berikut:
a Guru menjelaskan prosedur dan aturan main dalam
diskusi lampiran 6 halaman 201. b
Setiap kelompok akan mendapat selembar kertas besar sebagai media untuk menempel soal dan
jawaban. c
Setiap kelompok akan mendapatkan 25 kartu, yaitu 10 kartu soal dan 15 kartu jawaban.
d Kartu soal yang telah diterima selanjutnya diurutkan
oleh kelompok dan kemudian ditempelkan pada lembar yang sudah tersedia.
e Kelompok mendiskusikan jawaban yang tepat untuk
masing-masing soal yang telah tertempel, kemudian jawaban ditempelkan di samping soal.
4 Pembahasan soal yang telah dikerjakan dalam diskusi
dengan melibatkan siswa. c
Kegiatan penutup 1
Menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.
2 Refleksi atas proses pembelajaran secara tertulis.
Tabel 5. 7 Rangkuman Hasil Refleksi Siswa Setelah
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make a Match No
Uraian Komentar
1 Bagaimana perasaan anda
tentang proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
topik pembahasan, media
pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan
kelas,dll? 85 menyatakan
senang,asyik, dan antusias,
sedangkan 15 menyatakan biasa
saja
2 Apakah anda berminat
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif ? 96 menyatakan
berminat, bahkan sangat berminat,
dan hanya 4 menyatakan biasa
saja
3 Apakah yang anda lakukan
selama bekerja dalam kelompok?
80 menjawab mereka berdiskusi
dan bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas kelompok
4 Hambatan apa yang anda
temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif
60 menyatakan tidak ada
hambatan, 30 hambatan pada
posisi duduk yang kurang nyaman,
dan 10 mengalami
kekurangan waktu
5. Keuntungan apa yang telah anda capai ketika
diterapkannya pembelajaran kooperatif?
60 menyatakan lebih
mudah dalam memahami
materi, 50
menyatakan mereka
lebih leluasa
untuk
Tabel 5.7 merupakan rangkuman hasil refleksi siswa selama menggunakan metode pembelajaran
kooperatif yaitu dengan tipe Make a Match. Sebagian besar, siswa merasa senang dan bersemangat. Sebagian
besar siswa berminat dan tertarik dengan metode pembelajaran kooperatif, yang membuat materi
pembelajaran lebih mudah dipahami. Hambatan yang dihadapi adalah waktu yang terlalu singkat dan posisi
duduk yang kurang nyaman untuk beberapa siswa yang membelakangi guru.
3 Guru menyampaikan materi pembelajaran pada
pertemuan berikutnya serta mengingatkan siswa untuk tetap belajar.
2 Pertemuan kedua model pembelajaran kooperatif tipe Course
Review Horay a
Kegiatan pra pembelajaran bertukar pendapat,
serta kejenuhan
dapat terminimalisir
6. Menurut anda hal-hal mana saja yang masih perlu
ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran
kooperatif? 30 menyatakan
posisi duduk harus lebih dibenahi
kembali, waktu yang diberikan
agar lebih dilonggarkan
1 Memeriksa kesiapan media pembelajaran, serta
kesiapan siswa untuk memulai mengikuti pembelajaran. 2
Memulai pembelajaran dengan salam, doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
3 Melakukan apersepsi.
4 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai serta
menjelaskan prosedur
pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay
CRH. b
Kegiatan inti Siswa
melakukan pembelajaran
dengan model
pembelajaran kooperatif tipe CRH dengan langkah sebagai berikut:
1 Masing-masing kelompok mempunyai identitas
kelompok antara lain:
Tabel 5.8 Identitas Kelompok
Kelompok Identitas
Kas Love
kuning Piutang
Lingkaran kuning Perlengkapan
Segitiga kuning Peralatan
Bintang kuning Hutang
Love merah
Modal Lingkaran merah
Pendapatan Segitiga merah
Beban Bintang merah
2 Setiap kelompok mempunyai empat anggota yang
mempunyai identitas berupa nomor 1, 2, 3, dan 4. 3
Anggota kelompok dengan nomor anggota 1 maju mewakili kelompok dan seterusnya sesuai dengan
giliran. 4
Soal ditampilkan dalam power point. 5
Perwakilan kelompok memikirkan jawaban. 6
Wakil kelompok yang bisa mengerjakan terlebih dahulu, menyerahkan bendera identitas kepada
fasilitator supaya diberi kesempatan untuk menjawab.
7 Kelompok yang diberikan kesempatan menjawab,
terlebih dahulu menempelkan identitas pada kertas horay
, kemudian menjawab pertanyaan pada kertas yang telah ditempel di depan.
8 Apabila jawaban benar, lanjut nomor selanjutnya
dengan anggota selanjutnya, jika jawaban salah maka diberikan kesempatan untuk kelompok
berikutnya yang memberikan bendera identitas kepada fasilitator.
9 Seperti kelompok sebelumnya, sebelum menjawab
pertanyaan terlebih dulu menempelkan identitas pada kertas horay menutupi identitas kelompok
yang salah, dan dilanjutkan menjawab pertanyaan pada kertas yang ditempel di depan.
10 Apabila jawaban benar, berlanjut ke nomor
selanjutnya, apabila salah maka identitas kelompok yang telah tertempel di kertas horay akan ditutupi
kertas hitam zonk. 11
Begitu seterusnya sampai dengan soal kesembilan. 12
Pembahasan soal dilakukan setiap satu soal selesai dikerjakan.
13 Kelompok yang berhasil menempelkan 3 identitas
membentuk garis vertikalhorizontaldiagonal, maka kelompok tersebut adalah pemenang.
14 Jika tidak ada yang memenuhi persyaratan no 13,
maka pemenang
adalah kelompok
yang menempelkan identitas terbanyak pada kertas horay.
c Kegiatan penutup
1 Menyimpulkan materi pembelajaran.
2 Melakukan post-test.
Berikut ini adalah penyajian tabel distribusi frekuensi variabel pemahaman siswa:
Tabel 5.9 Analisis Pemahaman Siswa dalam
Post-test No
Interval Frek
Frek Relatif
Interpreatsi
1 81-100
10 33,33
Sangat tinggi 2
66-80 19
63,33 Tinggi
3 56-65
1 3,33
Sedang 4
46-55 Rendah
5 – 45
Sangat rendah Total
30 100
konversi dalam satuan 100 Sumber: Data Primer
Tabel 5.9 menunjukkan analisis pemahaman siswa yang telah diukur dengan post-test. Dari data tersebut,
dapat dilihat, siswa yang memiliki tingkat pemahaman sangat tinggi 10 orang 33,3, siswa yang memiliki
tingkat pemahaman tinggi 19 orang 63,3, siswa yang memiliki tingkat pemahaman sedang 1 orang
3,3, serta tidak ada siswa 0 dengan tingkat pemahaman rendah dan sangat rendah. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar siswa memiliki tingkat pemahaman tinggi yaitu 19
orang 59,375 dari populasi kelas. Rata-rata skor kelas yaitu 8,3, skor teringgi sebesar 10 diraih oleh 2
orang, sedangkan skor terendah sebesar 6 terdapat 1 orang.
3 Melakukan refleksi secara tertulis.
Tabel 5. 10 Rangkuman Hasil Refleksi Siswa Sesudah
Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Course Review Horay No
Uraian Komentar
1 Bagaimana perasaan anda
tentang proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Course Review Horay CRH topik pembahasan,
media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru,
lingkungan kelas,dll? Sekitar 75
merasa senang dan enjoy,
walaupun awalnya merasa
bingung
2 Apakah anda berminat
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif Course Review
Horay? 99 menyatakan
berminat mengikuti,
sedangkan 1 menyatakan
kurang senang dan kurang
berminat
3 Apakah yang anda lakukan
selama bekerja dalam kelompok?
Kebanyakan dari mereka
melakukan diskusi, agar
pada saat mendapat giliran
maju bisa mengerjakan.
4 Hambatan apa yang anda
temukan selama melaksanakan proses
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay?
Waktu yang terlalu singkat
dan posisi duduk yang kurang
nyaman menjadi jawaban
mayoritas. Bingung pada
saat awal permainan, serta
masih adanya rasa takut salah.
Tabel 5.10 merupakan rangkuman hasil refleksi siswa selama menggunakan model pembelajaran
kooperatif yaitu dengan tipe Course Review Horay. Sebagian besar, siswa merasa bingung pada awal
permainan, akan tetapi setelah dilaksanakan siswa merasa senang dan bersemangat. Sebagian besar siswa
berminat dan tertarik dengan metode pembelajaran kooperatif,
yang membuat pembelajaran lebih menyenangkan, mengurangi tingkat kejenuhan, lebih
melibatkan siswa dalam prosesnya, serta dapat membantu meningkatkan pemahaman. Hambatan yang
dihadapi adalah waktu yang terlalu singkat dan posisi duduk yang kurang nyaman untuk beberapa siswa yang
membelakangi guru. 5. Keuntungan apa yang telah
anda capai ketika diterapkannya pembelajaran
kooperatif tipe CRH? Lebih
menyenangkan dan mengurangi
tingkat kebosanan.
Dituntut
untuk lebih aktif.
6. Menurut anda hal-hal mana saja yang masih perlu
ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran
kooperatif? Waktu untuk
lebih dialokasikan
dengan baik, terutama pada
saat permainan yang
berhubungan dengan soal-soal.
4 Siswa mengisi kuesioner motivasi belajar.
Tabel 5.11 Analisis Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa
Sesudah Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif
No Interval Frek Frek Relatif
Interpretasi
1 69-80
1 3,33
Sangat tinggi 2
60-68 17
56,67 Tinggi
3 54-59
12 40
Sedang 4
48-53 Rendah
5 20-47
Sangat rendah
Total 30
100 Sumber: Data Primer
Tabel 5.11 menunjukkan analisis motivasi belajar siswa
setelah penerapan
model pembelajaran
kooperatif. Dari data tersebut, dapat dilihat, siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sangat tinggi 1 orang
3,33, siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi 17 orang 56,67, siswa yang memiliki tingkat
motivasi belajar sedang 12 orang 40, tidak ada siswa 0 dengan tingkat motivasi belajar rendah dan
sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar siswa memiliki tingkat motivasi
belajar tinggi yaitu sebesar 56,67.
c. Observasi
Saat penelitian berlangsung, peneliti bertugas untuk mengamati keseluruhan pelaksanaan tindakan, yaitu kegiatan guru, aktivitas
siswa serta bagaimana kondisi kelas saat diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada pertemuan
pertama, dan tipe Course Review Horay pada pertemuan kedua. 1
Pengamatan terhadap guru a
Pertemuan pertama
Tabel 5.12 Hasil Observasi Aktivitas Guru Saat Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
Aspek yang diamati Realisasi
Keterangan Ya
Tidak
Guru memeriksa
kesiapan ruang,
perangkat pembelajaran
√ Sebelum
pembelajaran dimulai,
guru menyiapkan
perangkat pembelajaran yang
diperlukan
Guru memeriksa
kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran √
Guru meminta
siswa untuk
mempersiapkan buku-buku
yang diperlukan dalam
pembelajaran akuntansi
Guru melakukan
apersepsi √
guru membahas
materi mekanisme debit dan kredit
Guru menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan rencana kegiatannya
√ Guru
menyampaikan kompetensi
pembelajaran yaitu mencatat transaksi
ke dalam jurnal umum,
dan
rencana kegiatan dengan
model pembelajaran
kooperatif tipe
Make a Match Guru
mengaitkan materi pembelajaran
dengan realitas
kehidupan √
Guru menggunakan
contoh bukti
transaksi pada
setiap pembahasan Guru
melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan tingkat
perkembangan dan
kebutuhan siswa √
Guru menerapkan model
pembelajaran kooperatif
untuk memenuhi
kebutuhan siswa
untuk berinteraksi dan lebih aktif
Melaksanakan pembelajaran
yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
√ Dengan
model pembelajaran
kooperatif, kebiasaan positif
akan
mulai tumbuh, misalnya
kebiasaan untuk
terlibat aktif dalam pembelajaran
Menunjukkan keterampilan
dalam penggunaan
media secara efisien dan
efektif sehingga
menghasilkan pesan yang menarik
√ Media
pembelajaran yang digunakan dibuat
menarik sehingga membuat
siswa lebih antusias
Menumbuhkan partisipasi
siswamemfasilitasi terjadinya
interaksi guru-siswa dan siswa-
siswa √
Setiap siswa
terlibat aktif untuk berpartisipasi dan
berinteraksi di
kelas dengan
adanya diskusi Merespon
positif partisipasi siswa
√ Guru memberikan
tanggapan positif atas
partisipasi siswa
Melakukan penilaian √
Dilaksanakan pre-
awal dan akhir, serta memantau kemajuan
belajar test
sebelum pembelajaran inti
dimulai, dan
memantau perkembangan
siswa
Melakukan refleksi
pembelajaran dengan melibatkan siswa
√ Melakukan
refleksi di akhir pembelajaran
bersama
dengan siswa
Menyusun rangkuman dengan
melibatkan siswa
√ Guru
mengajak siswa
untuk merangkum materi
yang telah
dipelajari
Tabel 5.12 menunjukkan bahwa sebelum memulai pembelajaran guru memeriksa kesiapan kelas, perangkat
pembelajaran, serta kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan mengingatkan bahwa pembelajaran
akuntansi segera dimulai agar siswa mempersiapkan sumber pembelajaran yang dibutuhkan.
Guru melakukan kegiatan apersepsi membahas materi mekanisme debet dan kredit. Guru menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan tersebut dan ditampilkan
dalam bentuk
power point,
serta menyampaikan rencana pembelajaran yaitu menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Guru menggunakan contoh bukti transaksi pada
setiap pembahasan. Guru menerapkan metode pembelajaran
kooperatif untuk memenuhi kebutuhan siswa untuk berinteraksi dan lebih aktif. Dengan model pembelajaran
kooperatif, kebiasaan positif akan mulai tumbuh, misalnya kebiasaan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Media
pembelajaran yang digunakan dibuat menarik sehingga membuat siswa lebih antusias. Setiap siswa terlibat aktif
untuk berpartisipasi dan berinteraksi di kelas dengan adanya diskusi. Guru memberikan tanggapan positif atas
partisipasi siswa.
Dilaksanakan pre-test
sebelum pembelajaran inti dimulai, dan memantau perkembangan
siswa. Dalam kegiatan penutup, guru melibatkan siswa
dalam merangkum materi pembelajaran yang dipelajari serta melakukan refleksi secara tertulis, guru memberikan
tugas untuk belajar. b
Pertemuan kedua
Tabel 5. 13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Saat Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay
Aspek yang diamati Realisasi
keterangan Ya
Tidak
Guru memeriksa
kesiapan ruang,
perangkat pembelajaran
√ Sebelum
pembelajaran dimulai,
guru menyiapkan
perangkat pembelajaran yang
diperlukan
Guru memeriksa
kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran √
Guru meminta
siswa untuk
mempersiapkan buku-buku
yang diperlukan dalam
pembelajaran akuntansi
Guru melakukan
apersepsi √
guru membahas
materi jurnal
umum yang telah dibahas
pada pertemuan
sebelumnya Guru menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai dan rencana
kegiatannya √
Guru menyampaikan
kompetensi pembelajaran yaitu
mencatat transaksi ke dalam jurnal
umum,
dan rencana kegiatan
dengan model
pembelajaran kooperatif
tipe Course
Review Horay
Guru mengaitkan
materi pembelajaran dengan
realitas kehidupan
√ Guru
menggunakan contoh
bukti transaksi
pada setiap pembahasan
Guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan
tingkat perkembangan
dan kebutuhan siswa
√ Guru menerapkan
model pembelajaran
kooperatif
untuk memenuhi
kebutuhan siswa
untuk berinteraksi dan lebih aktif
Melaksanakan pembelajaran
yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
√ Dengan
model pembelajaran
kooperatif, kebiasaan positif
akan
mulai tumbuh, misalnya
kebiasaan untuk
terlibat aktif dalam pembelajaran
Menunjukkan keterampilan
dalam penggunaan
media secara efisien dan
efektif sehingga
menghasilkan pesan yang menarik
√ Media
pembelajaran yang digunakan dibuat
menarik sehingga membuat
siswa lebih antusias.
Menumbuhkan partisipasi
siswamemfasilitasi terjadinya
interaksi guru-siswa dan siswa-
siswa √
Setiap siswa
terlibat aktif untuk berpartisipasi dan
berinteraksi di
kelas dengan
adanya diskusi Merespon
positif partisipasi siswa
√ Guru memberikan
tanggapan positif atas
partisipasi siswa,
dan memberikan
penghargaan. Melakukan penilaian
awal dan akhir, serta memantau kemajuan
belajar √
Dilaksanakan post- test
setelah pembelajaran inti
dan memantau
perkembangan siswa
Melakukan refleksi
pembelajaran dengan melibatkan siswa
√ Melakukan
refleksi di akhir pembelajaran
bersama
dengan siswa
Menyusun rangkuman dengan
melibatkan siswa
√ Guru
mengajak siswa
untuk merangkum materi
yang telah
dipelajari
Tabel 5.13 menunjukkan bahwa sebelum memulai pembelajaran guru memeriksa kesiapan kelas, perangkat
pembelajaran, serta kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan mengingatkan bahwa pembelajaran
akuntansi segera dimulai agar siswa mempersiapkan sumber pembelajaran yang dibutuhkan.
Guru melakukan kegiatan apersepsi membahas materi jurnal umum yang telah dibahas pada pertemuan
sebelumnya. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan tersebut dan ditampilkan dalam
bentuk power point, serta menyampaikan rencana pembelajaran yaitu menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay. Guru menggunakan contoh bukti transaksi pada
setiap pembahasan. Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk memenuhi kebutuhan siswa untuk
berinteraksi dan lebih aktif. Dengan model pembelajaran kooperatif, kebiasaan positif akan mulai tumbuh, misalnya
kebiasaan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dibuat menarik sehingga
membuat siswa lebih antusias. Setiap siswa terlibat aktif untuk berpartisipasi dan berinteraksi di kelas dengan
adanya diskusi. Guru memberikan tanggapan positif atas partisipasi
siswa, serta
memberikan penghargaan.
Dilaksanakan post-test setelah pembelajaran inti dan memantau perkembangan siswa.
Dalam kegiatan penutup, guru melibatkan siswa dalam merangkum materi pembelajaran yang dipelajari
serta melakukan refleksi secara tertulis, guru memberikan tugas untuk belajar.
2 Pengamatan terhadap siswa
Tabel 5.14 Hasil Observasi Terhadap Perilaku Siswa Saat
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
No Aspek yang
diamati Ya
Tidak Keterangan
1. Siswa siap
mengikuti proses pembelajaran
√ 90 siswa siap
mengikuti pembelajaran
2. Siswa
memperhatikan penjelasan guru
√ 90 siswa
memperhatikan penjelasan dari
guru
3. Siswa menanggapi
pembahasan pelajaran
√ Sebagian besar
siswa menanggapi
4. Siswa mencatat hal-
hal penting √
90 siswa mencatat materi
yang disampaikan
5. Siswa aktif
mengikuti proses pembelajaran
dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match
√ Siswa sangat
antusias dalam proses
pembelajaran
Tabel 5.14 menunjukkan bahwa pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match, sebagian besar
siswa telah siap mengikuti pembelajaran. Siswa ikut terlibat
aktif dalam proses pembelajaran, memperhatikan ketika guru memberikan penjelasan, dan berantusias.
Tabel 5.15 Hasil Observasi Terhadap Perilaku Siswa Saat Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay
NO Aspek yang
diamati Ya
Tidak Keterangan
1. Siswa siap
mengikuti proses pembelajaran
√ 90 siswa siap
mengikuti pembelajaran
2. Siswa
memperhatikan penjelasan guru
√ 90 siswa
memperhatikan penjelasan dari
guru
3. Siswa menanggapi
pembahasan pelajaran
√ Sebagian besar
siswa menanggapi
4. Siswa mencatat hal-
hal penting √
90 siswa mencatat materi
yang disampaikan
5. Siswa aktif
mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Course Review
Horay
√ Siswa sangat
antusias dalam proses
pembelajaran
Tabel 5.15 menunjukkan bahwa pada awal pembelajaran siswa merasa bingung, hal ini dikarenakan model pembelajaran
yang diterapkan berbeda dengan biasanya. Pada saat guru menjelaskan prosedurnya, siswa pun masih merasa bingung,
akan tetapi setelah dijalankan dan mereka sudah paham dengan cara bermain, mereka terlihat sangat antusias, bersemangat
dalam mengerjakan latihan yang dikemas dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Saat
pembahasan pun siswa berantusias untuk menjawab, memastikan apakah jawaban kelompok benar atau salah.
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, seluruh siswa terlihat berperan aktif.
3 Pengamatan kegiatan kelas
Tabel 5.16 Hasil Observasi Kelas Selama Menerapkan
Model Pembelajaran Kooperatif No
Deskripsi Ya
Tidak Keterangan
1. Kelas terdiri dari beberapa individu
yang berbeda
dalam hal
kemampuan belajar.
Siswa tediri dari
siswa yang
berkemampuan tinggi,
sedang, maupun rendah
2. Siswa menaati
aturan-aturan yang ada di dalam
pembelajaran.
Sebagian besar
90 siswa
menaati peraturan saat
dilaksanakannya model
pembelajaran kooperatif
3. Buku-buku dan
fasilitas pembelajaran
mudah ditemukan dalam lingkungan
siswa.
Buku sumber
belajar sangat minim ditemukan
di kelas,
akan tetapi banyak di
perpustakaan 4. Ruang
kelas tertata
dengan bersih dan rapi.
Kursi dan meja
siswa tertata rapi dengan
posisi berkelompok
5. Lingkungan kelas kondusif
untuk pembelajaran.
Lingkungan
kondusif untuk
melakukan
pembelajaran 6. Aktivitas
di kelompok kurang
baik karena ada siswa yang tidak
memainkan perannya dengan
baik.
Seluruh siswa
sangat antusias
dalam melaksanakan
pembelajaran, terlibat
secara langsung
7. Siswa tidak
mampu memanfaatkan
waktu dengan
baik di dalam kegiatan
pembelajaran dengan
model kooperatif
Siswa
memanfaatkan waktu dengan baik
8. Kondisi kelas
berjalan dengan baik
selama pembelajaran
dengan menggunakan
model kooperatif
Kondisi kelas
berjalan dengan
baik sehingga
kegiatan pembelajaran
menjadi lancar.
9. Beberapa siswa
dalam kelas lebih diandalkan
daripada yang
lainnya
Hampir 80
semua siswa
terlibat dalam
diskusi 10. Hampir
semua siswa
menganggap materi pelajaran
mudah dipahami
Sebagian besar,
hampir 90 siswa mengganggap
materi lebih mudah dipahami
11. Para siswa
memperlihatkan kepedulian yang
sama untuk
keberhasilan kelas
Siswa
peduli dengan
keberhasilan kelas
Tabel 5.16 menunjukkan bahwa siswa terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, maupun rendah, sehingga
dibagi dalam beberapa kelompok yang heterogen. Sebagian besar siswa telah menaati aturan yang telah dibuat untuk proses
pembelajaran. Sumber-sumber belajar masih kurang, padahal di perpustakaan cukup memadai.
Kondisi kelas yang memadai juga mempengaruhi lancar tidaknya proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran
berjalan dengan baik, dibutuhkan penataan kelas yang baik. Penataan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif
adalah penyusunan meja kursi dengan bentuk letter U mulai dari kelompok kas sampai dengan kelompok biaya. Letak SMA
N 6 Yogyakarta yang berada di pinggir jalan raya tidak mengganggu proses pembelajaran.
Siswa berantusias dalam mengikuti pembelajaran, memanfaatkan waktu dengan baik dengan terlibat dalam proses
pembelajaran. Kondisi kelas baik dan kondusif untuk proses pembelajaran.
Setiap anggota kelompok saling peduli untuk keberhasilan kelompok, siswa merasa bahwa materi pembelajaran lebih
mudah untuk dipahami.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setiap akhir pembelajaran sebagai kegiatan penutup, baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua.
Refleksi ini dilakukan oleh guru. Berikut akan disajikan hasil refleksi guru dan siswa untuk masing-masing pertemuan:
Tabel 5.17 Hasil Refleksi Guru Sesudah Pembelajaran Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
No Uraian Komentar
1 Kesan
guru terhadap
komponen pembelajaran
yang digunakan
dalam pembelajaran dengan model
pembelajaran tipe Make a Match
Baik, meskipun banyak yang harus
dipersiapkan
2 Kesan guru terhadap aktifitas
siswa ketika
mengikuti proses pembelajaran dengan
model pembelajaran tipe Make a Match
Sudah banyak siswa yang aktif
3 Kesan
guru terhadap
partisipasi dan minat siswa mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran tipe Make a Match.
Siswa awalnya bingung, tapi ketika
sudah mempraktikkan siswa
bersemangat
4 Kesan
guru terhadap
pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran tipe Make a Match
Melihat dari hasil diskusi,
pemahamannya baik, apalagi baru
diajarkan pertama kali.
5 Hambatan yang dihadapi
apabila nanti guru hendak melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran tipe Make a
Match. Jika dikerjakan
sendiri media terlalu banyak
6 Hal-hal yang mendukung
apabila guru nanti akan menggunakan
model Kematangan materi
dari guru, serta pengetahuan tentang
pembelajaran tipe Make a Match
model pembelajaran, masalah media bisa
lebih dibuat lebih sederhana
7 Manfaat
yang diperoleh
dengan merencanakan
rencana pembelajaran dan membuat
perangkat pembelajaran dengan model
pembelajaran tipe Make a Match
Siswa cenderung lebih terlibat,
sehingga minat belajarnya lebih
meningkat, jarang siswa yang asyik
dengan kegiatan di luar pelajaran.
8 Hal-hal apa saja yang masih
harus diperbaiki
dalam model pembelajaran tipe
Make a Match Persiapan yang
matang sangat diperlukan
Tabel 5. 18 Hasil Refleksi Guru Sesudah Pembelajaran
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay
No Uraian Komentar
1 Kesan
guru terhadap
komponen pembelajaran
yang digunakan
dalam pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay. Menyenangkan
2 Kesan guru terhadap aktifitas
siswa ketika
mengikuti proses pembelajaran dengan
model pembelajaran tipe Course Review Horay.
Siswa cenderung bingung pada awal
permainan, tetapi ketika sudah
mempraktikkan cukup lancar dan
siswa berantusias
3 Kesan
guru terhadap
partisipasi dan minat siswa mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran tipe Course Review Horay
Semua siswa berpartisipasi dalam
pembelajaran, karena mempunyai
kesempatan maju untuk mewakili
kelompok
4 Kesan
guru terhadap
pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model
Cukup baik
pembelajaran tipe Course Review Horay
5 Hambatan yang dihadapi
apabila nanti guru hendak melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran tipe Course
Review Horay
. Persiapan kurang
6 Hal-hal yang mendukung
apabila guru nanti akan menggunakan
model pembelajaran tipe Course
Review Horay .
Suara yang jelas dan keras
7 Manfaat
yang diperoleh
dengan merencanakan
rencana pembelajaran dan membuat
perangkat pembelajaran dengan model
pembelajaran tipe Course Review Horay
Lebih dekat dengan siswa
8 Hal-hal apa saja yang masih
harus diperbaiki
dalam pembelajaran tipe Course
Review Horay Persiapan
perlengkapan mengajar
Dari tabel 5.17 dan 5.18 menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan Course Review
Horay , cukup menyenangkan dan membuat siswa lebih
berantusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Model ini mampu membuat siswa lebih aktif.
Selain refleksi yang dilakukan oleh guru, peneliti melakukan wawancara terhadap siswa. Berikut ini adalah
rangkuman hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa:
Tabel 5.19 Rangkuman Hasil Wawancara kepada Siswa Sesudah PTK
Daftar pertanyaan Jawaban siswa
Bagaimana kesan anda tentang pembelajaran
dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif?
Beda dari biasanya dan itu sangat menyenangkan, belajar
sambil bermain sehingga tidak jenuh, interaksi dengan teman
yang lain lebih terjalin
Model apa
yang biasa
digunakan oleh guru? Teoritis, latihan soal
Apakah model pembelajaran dapat mengurangi kejenuhan
yang biasa terjadi di dalam kelas?
Bisa diminimalisir, bahkan bisa dibilang tidak ada karena siswa
cenderung lebih aktif
Apakah dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif
dapat memotivasi belajar anda? Ya, sangat termotivasi sekali.
Pembelajaran dengan sistem permainan
yang membuat
tertantang untuk belajar, rasa ingin tahu juga semakin tinggi
Apakah dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan
pemahaman anda? Ya, rasa ingin tahu yang lebih
tinggi, dan interaksi dengan teman pembelajaran dengan
teman lebih bisa membuat lebih paham
Apa kekurangan dari model pembelajaran
kooperatif menurut anda?
Waktu pembelajaran
yang terlalu singkat
Menurut anda apa yang masih perlu untuk diperbaiki dari
model pembelajaran kooperatif? Waktu
yang perlu
lebih diperpanjang, dan posisi duduk
sedikit kurang nyaman
Tabel 5.19 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil wawancara kepada siswa, siswa mengakui bahwa model
pembelajaran kooperatif sangat menyenangkan. Pembelajaran dilakukan seperti bermain sehingga menjadi lebih antusias, lebih
tertantang dan rasa ingin tahu lebih tinggi. Siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar. Dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif ini, siswa lebih terbantu dalam pemahaman materi.
B. Analisis Data