Penilaian proses dan hasil belajar Penggunaan bahasa Pelaksanaan tindak lanjut

NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR 2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 4 5 3. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 4 5 4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 4 5 D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 4 5 2. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 4 5 3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa 1 2 4 5 4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 4 5 5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif 1 2 4 5 6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasisme siswa dalam belajar 1 2 4 5 E. Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi 1. Menumbuhkan sikap ekonomis 1 2 4 5 2. Menumbuhkan sikap produktif 1 2 4 5

F. Penilaian proses dan hasil belajar

1. Melakukan penilaian awal 1 2 4 5 2. Memantau kemajuan belajar 1 2 4 5 3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 1 2 4 5 4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi 1 2 4 5

G. Penggunaan bahasa

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 1 2 4 5 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 4 5 3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 4 5

IV. PENUTUP A.

Refleksi dan rangkuman pembelajaran 1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 1 2 4 5 2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 4 5

B. Pelaksanaan tindak lanjut

1. Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas 1 2 4 5 2. Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan 1 2 4 5 1 Kegiatan membuka pelajaran Guru memeriksa kesiapan media pembelajaran dengan melibatkan siswa untuk membantu menyalakan viewer. Akan tetapi, guru kurang memperhatikan kesiapan siswa untuk belajar apakah sudah siap atau belum, terlihat masih ada beberapa siswa mengerjakan PR selain mata pelajaran akuntansi. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang materi sistem informasi akuntansi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya, akan tetapi tujuan pembelajaran tidak disampaikan. Hal ini dikarenakan pembelajaran melanjutkan pertemuan sebelumnya. 2 Kegiatan inti Guru terlihat menguasai materi pembelajaran, akan tetapi dalam penyampaiannya kurang dapat mengaitkan dengan materi yang relevan, realitas kehidupan serta kurang memenuhi hierarki belajar. Strategi pembelajaran yang digunakan kurang dapat mendukung tercapainya kompetensi. Meskipun pembelajaran dilaksanakan secara runtut, akan tetapi kurang memperhatikan tingkat kebutuhan siswa, kurang terkoordinasi dengan baik, serta kurang kontekstual sehingga kurang bisa menumbuhkan kebiasaan positif untuk siswa, selain itu juga mengabaikan keberagaman siswa, dan pelaksanaan dari pembelajaran ini kurang tepat waktu, guru sudah menyelesaikan pembelajaran sebelum waktunya selesai. Guru terlihat terampil dalam penggunaan media, sudah cukup efektif dan efisien dalam penyajian dan melibatkan siswa dalam penyiapannya, tetapi kurang memberikan pesan yang menarik untuk siswa. Pembelajaran kurang memicu siswa untuk terlibat aktif. Meskipun guru bersifat terbuka dalam merespon dengan baik, tetapi kurangnya antusias dari guru, serta kurang menunjukkan hubungan antar-pribadi, sehingga terlihat kurang memfasilitasi siswa untuk lebih terlibat aktif. Guru masih kurang bisa menumbuhkan sikap produktif dan ekonomis kepada siswa. Guru melakukan penilaian awal dan penilaian akhir kepada siswa, serta memberikan tugas yang sesuai dengan kompetensi, tetapi dalam prosesnya guru kurang memantau kemajuan belajar siswa. Guru menggunakan bahasa tulis yang baik, tetapi bahasa lisan kurang menarik, sehingga pesan kurang tersampaikan dengan baik. 3 Kegiatan penutup Guru tidak mengajak siswa untuk merefleksikan pembelajaran, dan dalam menyusun rangkuman kurang melibatkan siswa. Penyampaian tugas kurang disertai tindak lanjut dan tidak ada pengayaan. b Observasi siswa Tabel 5.2. Hasil Observasi Terhadap Perilaku Siswa di Kelas No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan 1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 50 siswa siap mengikuti pembelajaran, akan tetapi 50 yang lain masih asyik dengan kegiatan yang dilakukan sebelumnya. 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 43,75 siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru 3. Siswa menanggapi pembahasan pelajaran √ Hanya 6-10 siswa saja yang menanggapi 4. Siswa mencatat hal- hal penting √ 90 siswa mencatat materi yang disampaikan 5. Siswa aktif bertanya atas materi pembelajaran √ Siswa kurang menggunakan kesempatan untuk bertanya Pada saat pelajaran dimulai, 50 siswa sudah siap mengikuti pelajaran, tetapi 50 yang lain masih terlihat asyik dengan kegiatannya sendiri. Pada saat guru menjelaskan sekitar 43 siswa masih terlihat kurang memperhatikan, dan ketika guru memberikan pertanyaan kepada siswa hanya 6-10 orang yang mau menanggapi pertanyaan tersebut. Hampir semua siswa 90 mencatat materi yang disampaikan oleh guru dalam bentuk power point , tetapi siswa kurang menggunakan kesempatan bertanya atas materi yang belum dipahami. Selain melakukan pengamatan, peneliti melakukan pengukuran dan penilaian terhadap motivasi belajar siswa. Peneliti membagikan kuesioner untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. Berikut adalah gambaran motivasi belajar siswa sebelum dilaksanakannya PTK, tabel disusun berdasarkan Patokan Acuan Penilaian II PAP II lampiran 7 halaman 207 Tabel 5.3 Analisis Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif No Interval Frek Frek Relatif Interpretasi 1 69-80 Sangat tinggi 2 60-68 1 3,33 Tinggi 3 54-59 8 26,67 Sedang 4 48-53 21 70 Rendah 5 20-47 Sangat rendah Total 30 100 Sumber: data primer Tabel 5.3. menunjukkan bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi adalah 0 siswa 0, persentase siswa dengan motivasi belajar tinggi 1 siswa 3,33, persentase siswa dengan motivasi belajar sedang 8 siswa 26,67, persentase siswa dengan motivasi belajar rendah 21 siswa 70, dan persentase siswa dengan motivasi belajar sangat rendah adalah 0 siswa 0. Rata-rata motivasi awal siswa adalah 51,7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki tingkat motivasi belajar awal yang rendah. c Observasi kelas Tabel 5.4 Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran No Deskripsi Ya Tidak Keterangan 1. Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran  Papan tulis white board , viewer, meja dan kursi guru, buku kemajuan belajar di kelas, meja dan kursi siswa, kipas angin 2. Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran  Hanya pada awal pelajaran dan tidak 100 3. Siswa membuat keributankegaduhan  Pada saat guru menjelaskan, beberapa siswa 15 membuat kegaduhan. 5. Siswa aktif bertanya pada guru  Hanya ada beberapa siswa 10 yang menggunakan kesempatan bertanya tentang materi yang dipelajari. 6. Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran  Proses pembelajaran cenderung monoton 7. Adanya sumber belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran  Sumber belajar tidak ada di kelas, tetapi ada di perpustakaan SMA N 6 Yogyakarta memberlakukan sistem moving class. Ruang kelas untuk mata pelajaran akuntansi kelas X adalah ruang 205 yang berada di lantai 2. Secara fisik, ruang kelas di SMA N 6 Yogyakarta sangat mendukung untuk proses pembelajaran. Ruangan yang cukup luas dengan fasilitas yang ada antara lain: papan tulis white board, viewer, meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa, buku kemajuan kelas, kipas angin, serta terdapat jendela dan ventilasi yang cukup baik untuk sirkulasi udara. Selain itu disediakan di dalam kelas sebuah galon air yang diperuntukkan warga SMA N 6 Yogyakarta. Meskipun terletak di pinggir jalan raya, tetapi suara lalu lalang kendaraan bermotor tidak terlalu terdengar dan tidak mengganggu proses pembelajaran. Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran hanya pada awal pembelajaran, itupun bebarapa siswa masih belum siap untuk memulai pembelajaran. Pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran, terlihat beberapa siswa asyik sendiri dan menimbulkan kegaduhan di kelas. Siswa kurang menggunakan kesempatan bertanya atas materi pembelajaran yang belum dipahami, siswa cenderung kurang merespon ketika guru memberikan kesempatan bertanya. Proses pembelajaran cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa. Sumber belajar siswa sangat kurang, siswa hanya mengandalkan catatan dari guru, padahal sumber-sumber belajar di perpustakaan cukup memadai. d Wawancara Selain melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara terhadap siswa. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa siswa merasa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, siswa merasa interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa masih kurang, kalaupun ada antara siswa dengan siswa, interaksi tersebut di luar mata pelajaran akuntansi misalnya bercandaberbincang-bincang dengan teman sebangku. Dikarenakan hal tesebut, siswa menjadi jenuh. Pada masa-masa saat itu siswa sendiri mengakui bahwa mereka berada pada maa-masa dimana mereka sangat mudah terpengaruh teman sebaya, sehingga apabila beberapa teman melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan dalam mata pelajaran akuntansi, mereka akan cenderung untuk mengikuti. Hal ini menjadikan kegiatan belajar menjadi kurang efektif. lampiran 7 halaman 219 Berdasarkan hasil observasi pada guru, observasi pada siswa, observasi kelas, serta hasil wawancara kepada siswa, maka berikut ini disajikan uraian identifikasi masalah serta alternatif solusi yang ditawarkan: a. Identifikasi masalah 1 Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru cenderung monoton, kurang menarik dan tidak bervariasi serta kurang melibatkan siswa. Oleh Karena itu siswa menjadi kurang berantusias, pasif dalam mengikuti pembelajaran, tingkat kejenuhan menjadi tinggi sehingga siswa cenderung melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak mendukung suasana belajar. Hal tersebut berdampak pada rendahnya motivasi belajar siswa. 2 Rendahnya motivasi belajar siswa, rendahnya antusias serta keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran menjadi penyebab rendahnya pemahaman siswa tentang materi pembelajaran. b. Alternatif solusi Dengan mengetahui adanya permasalahan serta penyebab- penyebabnya, alternatif untuk mengatasi hal tersebut adalah guru diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran yang bervariasi, menarik dan menyenangkan, serta dapat melibatkan interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Dengan proses belajar yang bervariasi siswa diharapkan tidak merasa jenuh, dan merasa senang serta termotivasi untuk belajar, ketika hal itu sudah muncul dari siswa maka dapat mendukung meningkatnya pemahaman siswa pada materi tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut, maka peneliti bersama dengan guru mitra bermaksud untuk menerapkan model pembelajaran yang bervariasi, model pembelajaran kooperatif yaitu tipe Make a Match dan tipe Course Review Horay untuk memperbaiki proses pembelajaran akuntansi materi pencatatan ke dalam jurnal umum. Penerapan model pembelajaran tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa, jika siswa melakukan interaksi dengan sesama siswa maupun dengan guru, siswa akan merasa terlibat, tingkat kejenuhan akan dapat terminimalisir, siswa merasa senang dan termotivasi untuk belajar, sehingga dapat mendukung adanya peningkatan motivasi belajar siswa serta pemahaman terhadap materi tersebut. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Perencanaan Tindakan Kelas Berdasarkan analisis hasil dari kegiatan observasi dan wawancara selanjutnya peneliti bersama dengan guru mitra menyusun rencana tindakan, dengan langkah sebagai berikut: 1 Peneliti bersama dengan guru mitra memetakan para siswa berdasarkan kemampuan serta berdasarkan keaktifan siswa. Selanjutnya membagi siswa dalam 8 kelompok heterogen yang beranggotakan 4 siswa setiap kelompok. Keheterogenan kelompok berdasarkan jenis kelamin, kemampuan siswa serta keaktifan siswa. Berikut ini daftar pembagian kelompok yang telah disusun: Tabel 5.5 Daftar Pembagian Kelompok No Kelompok Nama 1 Kas Azhar Khoiri Ulfah Anita Widowati Skolastika Kirana Lintang Kusumandaru 2 Piutang Gisela Ratih P S Chandra Mutiana D Fileas Avidan P Sabrina Vita S 3 Perlengkapan Kinda Reggi K Ganang Novita Tama Siskia Firnawati Ganang Wicaksono 4 Peralatan Agung Wicaksono K Maria Ditya W Yoga Wahyu W Evel Arvianasari 5 Hutang Meitriva Permatasari Rifky Ikhwan K Asefin Nurul I Firdha Ayu R 6 Modal Arsyanidda Gunapratita Mohammad Tegar N Cartenz Noviantri H Florentinus Rafles Y F 7 Pendapatan Benedictus Widya C Difa Isnadya A P Rika Karunia L D Ken Iswari K F 8 Beban Clara Pontifisia S Ayu Fitri Nur H Arwan Saputro Mirshad Aldiansyah 2 Selain itu, peneliti bersama dengan guru mitra mempersiapkan media dan perangkat pembelajaran, antara lain: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, materi pembelajaran handout, pre-test dan post-test, lembar kerja siswa, soal-soal latihan, kuesioner serta instrumen refleksi guru dan instrumen refleksi siswa. b. Pelaksanaan Tindakan PTK ini terselenggara dalam dua pertemuan yaitu pada hari Jumat, 16 dan 23 November 2012 jam 07.15 – 08.35. Peserta pembelajaran adalah siswa kelas X3 SMA N 6 Yogyakarta, dengan jumlah keseluruhan 32 siswa. Pada pertemuan ini, 2 siswa tidak hadir dikarenakan sakit yaitu Skolastika Kirana dan Sabrina Vita S. Berikut ini disajikan uraian tahap-tahap pelaksanaan PTK: 1 Pertemuan pertama model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match a Kegiatan pra pembelajaran 1 Memeriksa kesiapan media pembelajaran serta kesiapan siswa dalam memulai mengikuti pembelajaran. 2 Memulai pembelajaran dengan salam, doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. 3 Melakukan apersepsi. 4 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. 5 Melakukan pre-test. Berikut ini adalah penyajian tabel distribusi frekuensi variabel pemahaman awal siswa Tabel 5.6 Analisis Pemahaman Awal Siswa dalam Pre-test No Interval Frek Frek Relatif Interpretasi 1 81-100 1 3,33 Sangat tinggi 2 66-80 4 13,33 Tinggi 3 56-65 4 13,33 Sedang 4 46-55 6 20 Rendah 5 0-45 15 50 Sangat rendah Total 30 100 konversi dalam satuan 100 Sumber: Data Primer Tabel 5.6 menunjukkan bahwa persentase siswa yang memiliki pemahaman sangat tinggi adalah 1 siswa 3,33, persentase siswa dengan pemahaman tinggi 4 siswa 13,33, persentase siswa dengan pemahaman sedang 4 siswa 13,33, persentase siswa dengan pemahaman rendah 6 siswa 20, dan persentase siswa dengan pemahaman sangat rendah adalah 15 siswa 50. Rata-rata kelas 45, sedangkan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan nilai terendah 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki tingkat pemahaman awal yang sangat rendah lampiran 7 halaman 210 b Kegiatan inti 1 Siswa mempelajari materi dalam handout yang telah disediakan. 2 Tanya jawab antara guru dan siswa untuk memperkuat persepsi tentang materi pembelajaran jurnal umum. 3 Siswa melakukan diskusi kelompok yang telah dirancang dengan model pembelajaran tipe Make a Match , langkah-langkah diskusi adalah sebagai berikut: a Guru menjelaskan prosedur dan aturan main dalam diskusi lampiran 6 halaman 201. b Setiap kelompok akan mendapat selembar kertas besar sebagai media untuk menempel soal dan jawaban. c Setiap kelompok akan mendapatkan 25 kartu, yaitu 10 kartu soal dan 15 kartu jawaban. d Kartu soal yang telah diterima selanjutnya diurutkan oleh kelompok dan kemudian ditempelkan pada lembar yang sudah tersedia. e Kelompok mendiskusikan jawaban yang tepat untuk masing-masing soal yang telah tertempel, kemudian jawaban ditempelkan di samping soal. 4 Pembahasan soal yang telah dikerjakan dalam diskusi dengan melibatkan siswa. c Kegiatan penutup 1 Menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. 2 Refleksi atas proses pembelajaran secara tertulis. Tabel 5. 7 Rangkuman Hasil Refleksi Siswa Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match No Uraian Komentar 1 Bagaimana perasaan anda tentang proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas,dll? 85 menyatakan senang,asyik, dan antusias, sedangkan 15 menyatakan biasa saja 2 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif ? 96 menyatakan berminat, bahkan sangat berminat, dan hanya 4 menyatakan biasa saja 3 Apakah yang anda lakukan selama bekerja dalam kelompok? 80 menjawab mereka berdiskusi dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kelompok 4 Hambatan apa yang anda temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif 60 menyatakan tidak ada hambatan, 30 hambatan pada posisi duduk yang kurang nyaman, dan 10 mengalami kekurangan waktu 5. Keuntungan apa yang telah anda capai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif? 60 menyatakan lebih mudah dalam memahami materi, 50 menyatakan mereka lebih leluasa untuk Tabel 5.7 merupakan rangkuman hasil refleksi siswa selama menggunakan metode pembelajaran kooperatif yaitu dengan tipe Make a Match. Sebagian besar, siswa merasa senang dan bersemangat. Sebagian besar siswa berminat dan tertarik dengan metode pembelajaran kooperatif, yang membuat materi pembelajaran lebih mudah dipahami. Hambatan yang dihadapi adalah waktu yang terlalu singkat dan posisi duduk yang kurang nyaman untuk beberapa siswa yang membelakangi guru. 3 Guru menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya serta mengingatkan siswa untuk tetap belajar. 2 Pertemuan kedua model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay a Kegiatan pra pembelajaran bertukar pendapat, serta kejenuhan dapat terminimalisir 6. Menurut anda hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif? 30 menyatakan posisi duduk harus lebih dibenahi kembali, waktu yang diberikan agar lebih dilonggarkan 1 Memeriksa kesiapan media pembelajaran, serta kesiapan siswa untuk memulai mengikuti pembelajaran. 2 Memulai pembelajaran dengan salam, doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. 3 Melakukan apersepsi. 4 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai serta menjelaskan prosedur pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay CRH. b Kegiatan inti Siswa melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe CRH dengan langkah sebagai berikut: 1 Masing-masing kelompok mempunyai identitas kelompok antara lain: Tabel 5.8 Identitas Kelompok Kelompok Identitas Kas Love kuning Piutang Lingkaran kuning Perlengkapan Segitiga kuning Peralatan Bintang kuning Hutang Love merah Modal Lingkaran merah Pendapatan Segitiga merah Beban Bintang merah 2 Setiap kelompok mempunyai empat anggota yang mempunyai identitas berupa nomor 1, 2, 3, dan 4. 3 Anggota kelompok dengan nomor anggota 1 maju mewakili kelompok dan seterusnya sesuai dengan giliran. 4 Soal ditampilkan dalam power point. 5 Perwakilan kelompok memikirkan jawaban. 6 Wakil kelompok yang bisa mengerjakan terlebih dahulu, menyerahkan bendera identitas kepada fasilitator supaya diberi kesempatan untuk menjawab. 7 Kelompok yang diberikan kesempatan menjawab, terlebih dahulu menempelkan identitas pada kertas horay , kemudian menjawab pertanyaan pada kertas yang telah ditempel di depan. 8 Apabila jawaban benar, lanjut nomor selanjutnya dengan anggota selanjutnya, jika jawaban salah maka diberikan kesempatan untuk kelompok berikutnya yang memberikan bendera identitas kepada fasilitator. 9 Seperti kelompok sebelumnya, sebelum menjawab pertanyaan terlebih dulu menempelkan identitas pada kertas horay menutupi identitas kelompok yang salah, dan dilanjutkan menjawab pertanyaan pada kertas yang ditempel di depan. 10 Apabila jawaban benar, berlanjut ke nomor selanjutnya, apabila salah maka identitas kelompok yang telah tertempel di kertas horay akan ditutupi kertas hitam zonk. 11 Begitu seterusnya sampai dengan soal kesembilan. 12 Pembahasan soal dilakukan setiap satu soal selesai dikerjakan. 13 Kelompok yang berhasil menempelkan 3 identitas membentuk garis vertikalhorizontaldiagonal, maka kelompok tersebut adalah pemenang. 14 Jika tidak ada yang memenuhi persyaratan no 13, maka pemenang adalah kelompok yang menempelkan identitas terbanyak pada kertas horay. c Kegiatan penutup 1 Menyimpulkan materi pembelajaran. 2 Melakukan post-test. Berikut ini adalah penyajian tabel distribusi frekuensi variabel pemahaman siswa: Tabel 5.9 Analisis Pemahaman Siswa dalam Post-test No Interval Frek Frek Relatif Interpreatsi 1 81-100 10 33,33 Sangat tinggi 2 66-80 19 63,33 Tinggi 3 56-65 1 3,33 Sedang 4 46-55 Rendah 5 – 45 Sangat rendah Total 30 100 konversi dalam satuan 100 Sumber: Data Primer Tabel 5.9 menunjukkan analisis pemahaman siswa yang telah diukur dengan post-test. Dari data tersebut, dapat dilihat, siswa yang memiliki tingkat pemahaman sangat tinggi 10 orang 33,3, siswa yang memiliki tingkat pemahaman tinggi 19 orang 63,3, siswa yang memiliki tingkat pemahaman sedang 1 orang 3,3, serta tidak ada siswa 0 dengan tingkat pemahaman rendah dan sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar siswa memiliki tingkat pemahaman tinggi yaitu 19 orang 59,375 dari populasi kelas. Rata-rata skor kelas yaitu 8,3, skor teringgi sebesar 10 diraih oleh 2 orang, sedangkan skor terendah sebesar 6 terdapat 1 orang. 3 Melakukan refleksi secara tertulis. Tabel 5. 10 Rangkuman Hasil Refleksi Siswa Sesudah Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay No Uraian Komentar 1 Bagaimana perasaan anda tentang proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay CRH topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas,dll? Sekitar 75 merasa senang dan enjoy, walaupun awalnya merasa bingung 2 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Course Review Horay? 99 menyatakan berminat mengikuti, sedangkan 1 menyatakan kurang senang dan kurang berminat 3 Apakah yang anda lakukan selama bekerja dalam kelompok? Kebanyakan dari mereka melakukan diskusi, agar pada saat mendapat giliran maju bisa mengerjakan. 4 Hambatan apa yang anda temukan selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay? Waktu yang terlalu singkat dan posisi duduk yang kurang nyaman menjadi jawaban mayoritas. Bingung pada saat awal permainan, serta masih adanya rasa takut salah. Tabel 5.10 merupakan rangkuman hasil refleksi siswa selama menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu dengan tipe Course Review Horay. Sebagian besar, siswa merasa bingung pada awal permainan, akan tetapi setelah dilaksanakan siswa merasa senang dan bersemangat. Sebagian besar siswa berminat dan tertarik dengan metode pembelajaran kooperatif, yang membuat pembelajaran lebih menyenangkan, mengurangi tingkat kejenuhan, lebih melibatkan siswa dalam prosesnya, serta dapat membantu meningkatkan pemahaman. Hambatan yang dihadapi adalah waktu yang terlalu singkat dan posisi duduk yang kurang nyaman untuk beberapa siswa yang membelakangi guru. 5. Keuntungan apa yang telah anda capai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe CRH? Lebih menyenangkan dan mengurangi tingkat kebosanan. Dituntut untuk lebih aktif. 6. Menurut anda hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif? Waktu untuk lebih dialokasikan dengan baik, terutama pada saat permainan yang berhubungan dengan soal-soal. 4 Siswa mengisi kuesioner motivasi belajar. Tabel 5.11 Analisis Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Sesudah Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif No Interval Frek Frek Relatif Interpretasi 1 69-80 1 3,33 Sangat tinggi 2 60-68 17 56,67 Tinggi 3 54-59 12 40 Sedang 4 48-53 Rendah 5 20-47 Sangat rendah Total 30 100 Sumber: Data Primer Tabel 5.11 menunjukkan analisis motivasi belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif. Dari data tersebut, dapat dilihat, siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sangat tinggi 1 orang 3,33, siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi 17 orang 56,67, siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sedang 12 orang 40, tidak ada siswa 0 dengan tingkat motivasi belajar rendah dan sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar siswa memiliki tingkat motivasi belajar tinggi yaitu sebesar 56,67. c. Observasi Saat penelitian berlangsung, peneliti bertugas untuk mengamati keseluruhan pelaksanaan tindakan, yaitu kegiatan guru, aktivitas siswa serta bagaimana kondisi kelas saat diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada pertemuan pertama, dan tipe Course Review Horay pada pertemuan kedua. 1 Pengamatan terhadap guru a Pertemuan pertama Tabel 5.12 Hasil Observasi Aktivitas Guru Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Aspek yang diamati Realisasi Keterangan Ya Tidak Guru memeriksa kesiapan ruang, perangkat pembelajaran √ Sebelum pembelajaran dimulai, guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan Guru memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran √ Guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku-buku yang diperlukan dalam pembelajaran akuntansi Guru melakukan apersepsi √ guru membahas materi mekanisme debit dan kredit Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya √ Guru menyampaikan kompetensi pembelajaran yaitu mencatat transaksi ke dalam jurnal umum, dan rencana kegiatan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan realitas kehidupan √ Guru menggunakan contoh bukti transaksi pada setiap pembahasan Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa √ Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk memenuhi kebutuhan siswa untuk berinteraksi dan lebih aktif Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif √ Dengan model pembelajaran kooperatif, kebiasaan positif akan mulai tumbuh, misalnya kebiasaan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media secara efisien dan efektif sehingga menghasilkan pesan yang menarik √ Media pembelajaran yang digunakan dibuat menarik sehingga membuat siswa lebih antusias Menumbuhkan partisipasi siswamemfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa- siswa √ Setiap siswa terlibat aktif untuk berpartisipasi dan berinteraksi di kelas dengan adanya diskusi Merespon positif partisipasi siswa √ Guru memberikan tanggapan positif atas partisipasi siswa Melakukan penilaian √ Dilaksanakan pre- awal dan akhir, serta memantau kemajuan belajar test sebelum pembelajaran inti dimulai, dan memantau perkembangan siswa Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa √ Melakukan refleksi di akhir pembelajaran bersama dengan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa √ Guru mengajak siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari Tabel 5.12 menunjukkan bahwa sebelum memulai pembelajaran guru memeriksa kesiapan kelas, perangkat pembelajaran, serta kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan mengingatkan bahwa pembelajaran akuntansi segera dimulai agar siswa mempersiapkan sumber pembelajaran yang dibutuhkan. Guru melakukan kegiatan apersepsi membahas materi mekanisme debet dan kredit. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan tersebut dan ditampilkan dalam bentuk power point, serta menyampaikan rencana pembelajaran yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Guru menggunakan contoh bukti transaksi pada setiap pembahasan. Guru menerapkan metode pembelajaran kooperatif untuk memenuhi kebutuhan siswa untuk berinteraksi dan lebih aktif. Dengan model pembelajaran kooperatif, kebiasaan positif akan mulai tumbuh, misalnya kebiasaan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dibuat menarik sehingga membuat siswa lebih antusias. Setiap siswa terlibat aktif untuk berpartisipasi dan berinteraksi di kelas dengan adanya diskusi. Guru memberikan tanggapan positif atas partisipasi siswa. Dilaksanakan pre-test sebelum pembelajaran inti dimulai, dan memantau perkembangan siswa. Dalam kegiatan penutup, guru melibatkan siswa dalam merangkum materi pembelajaran yang dipelajari serta melakukan refleksi secara tertulis, guru memberikan tugas untuk belajar. b Pertemuan kedua Tabel 5. 13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Aspek yang diamati Realisasi keterangan Ya Tidak Guru memeriksa kesiapan ruang, perangkat pembelajaran √ Sebelum pembelajaran dimulai, guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan Guru memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran √ Guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku-buku yang diperlukan dalam pembelajaran akuntansi Guru melakukan apersepsi √ guru membahas materi jurnal umum yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya √ Guru menyampaikan kompetensi pembelajaran yaitu mencatat transaksi ke dalam jurnal umum, dan rencana kegiatan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan realitas kehidupan √ Guru menggunakan contoh bukti transaksi pada setiap pembahasan Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa √ Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk memenuhi kebutuhan siswa untuk berinteraksi dan lebih aktif Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif √ Dengan model pembelajaran kooperatif, kebiasaan positif akan mulai tumbuh, misalnya kebiasaan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media secara efisien dan efektif sehingga menghasilkan pesan yang menarik √ Media pembelajaran yang digunakan dibuat menarik sehingga membuat siswa lebih antusias. Menumbuhkan partisipasi siswamemfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa- siswa √ Setiap siswa terlibat aktif untuk berpartisipasi dan berinteraksi di kelas dengan adanya diskusi Merespon positif partisipasi siswa √ Guru memberikan tanggapan positif atas partisipasi siswa, dan memberikan penghargaan. Melakukan penilaian awal dan akhir, serta memantau kemajuan belajar √ Dilaksanakan post- test setelah pembelajaran inti dan memantau perkembangan siswa Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa √ Melakukan refleksi di akhir pembelajaran bersama dengan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa √ Guru mengajak siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari Tabel 5.13 menunjukkan bahwa sebelum memulai pembelajaran guru memeriksa kesiapan kelas, perangkat pembelajaran, serta kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan mengingatkan bahwa pembelajaran akuntansi segera dimulai agar siswa mempersiapkan sumber pembelajaran yang dibutuhkan. Guru melakukan kegiatan apersepsi membahas materi jurnal umum yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan tersebut dan ditampilkan dalam bentuk power point, serta menyampaikan rencana pembelajaran yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Guru menggunakan contoh bukti transaksi pada setiap pembahasan. Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk memenuhi kebutuhan siswa untuk berinteraksi dan lebih aktif. Dengan model pembelajaran kooperatif, kebiasaan positif akan mulai tumbuh, misalnya kebiasaan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dibuat menarik sehingga membuat siswa lebih antusias. Setiap siswa terlibat aktif untuk berpartisipasi dan berinteraksi di kelas dengan adanya diskusi. Guru memberikan tanggapan positif atas partisipasi siswa, serta memberikan penghargaan. Dilaksanakan post-test setelah pembelajaran inti dan memantau perkembangan siswa. Dalam kegiatan penutup, guru melibatkan siswa dalam merangkum materi pembelajaran yang dipelajari serta melakukan refleksi secara tertulis, guru memberikan tugas untuk belajar. 2 Pengamatan terhadap siswa Tabel 5.14 Hasil Observasi Terhadap Perilaku Siswa Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan 1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 90 siswa siap mengikuti pembelajaran 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 90 siswa memperhatikan penjelasan dari guru 3. Siswa menanggapi pembahasan pelajaran √ Sebagian besar siswa menanggapi 4. Siswa mencatat hal- hal penting √ 90 siswa mencatat materi yang disampaikan 5. Siswa aktif mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match √ Siswa sangat antusias dalam proses pembelajaran Tabel 5.14 menunjukkan bahwa pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match, sebagian besar siswa telah siap mengikuti pembelajaran. Siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran, memperhatikan ketika guru memberikan penjelasan, dan berantusias. Tabel 5.15 Hasil Observasi Terhadap Perilaku Siswa Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay NO Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan 1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 90 siswa siap mengikuti pembelajaran 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 90 siswa memperhatikan penjelasan dari guru 3. Siswa menanggapi pembahasan pelajaran √ Sebagian besar siswa menanggapi 4. Siswa mencatat hal- hal penting √ 90 siswa mencatat materi yang disampaikan 5. Siswa aktif mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay √ Siswa sangat antusias dalam proses pembelajaran Tabel 5.15 menunjukkan bahwa pada awal pembelajaran siswa merasa bingung, hal ini dikarenakan model pembelajaran yang diterapkan berbeda dengan biasanya. Pada saat guru menjelaskan prosedurnya, siswa pun masih merasa bingung, akan tetapi setelah dijalankan dan mereka sudah paham dengan cara bermain, mereka terlihat sangat antusias, bersemangat dalam mengerjakan latihan yang dikemas dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Saat pembahasan pun siswa berantusias untuk menjawab, memastikan apakah jawaban kelompok benar atau salah. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, seluruh siswa terlihat berperan aktif. 3 Pengamatan kegiatan kelas Tabel 5.16 Hasil Observasi Kelas Selama Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif No Deskripsi Ya Tidak Keterangan 1. Kelas terdiri dari beberapa individu yang berbeda dalam hal kemampuan belajar.  Siswa tediri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, maupun rendah 2. Siswa menaati aturan-aturan yang ada di dalam pembelajaran.  Sebagian besar 90 siswa menaati peraturan saat dilaksanakannya model pembelajaran kooperatif 3. Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan dalam lingkungan siswa.  Buku sumber belajar sangat minim ditemukan di kelas, akan tetapi banyak di perpustakaan 4. Ruang kelas tertata dengan bersih dan rapi.  Kursi dan meja siswa tertata rapi dengan posisi berkelompok 5. Lingkungan kelas kondusif untuk pembelajaran.  Lingkungan kondusif untuk melakukan pembelajaran 6. Aktivitas di kelompok kurang baik karena ada siswa yang tidak memainkan perannya dengan baik.  Seluruh siswa sangat antusias dalam melaksanakan pembelajaran, terlibat secara langsung 7. Siswa tidak mampu memanfaatkan waktu dengan baik di dalam kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif  Siswa memanfaatkan waktu dengan baik 8. Kondisi kelas berjalan dengan baik selama pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif  Kondisi kelas berjalan dengan baik sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lancar. 9. Beberapa siswa dalam kelas lebih diandalkan daripada yang lainnya  Hampir 80 semua siswa terlibat dalam diskusi 10. Hampir semua siswa menganggap materi pelajaran mudah dipahami  Sebagian besar, hampir 90 siswa mengganggap materi lebih mudah dipahami 11. Para siswa memperlihatkan kepedulian yang sama untuk keberhasilan kelas  Siswa peduli dengan keberhasilan kelas Tabel 5.16 menunjukkan bahwa siswa terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, maupun rendah, sehingga dibagi dalam beberapa kelompok yang heterogen. Sebagian besar siswa telah menaati aturan yang telah dibuat untuk proses pembelajaran. Sumber-sumber belajar masih kurang, padahal di perpustakaan cukup memadai. Kondisi kelas yang memadai juga mempengaruhi lancar tidaknya proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dibutuhkan penataan kelas yang baik. Penataan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif adalah penyusunan meja kursi dengan bentuk letter U mulai dari kelompok kas sampai dengan kelompok biaya. Letak SMA N 6 Yogyakarta yang berada di pinggir jalan raya tidak mengganggu proses pembelajaran. Siswa berantusias dalam mengikuti pembelajaran, memanfaatkan waktu dengan baik dengan terlibat dalam proses pembelajaran. Kondisi kelas baik dan kondusif untuk proses pembelajaran. Setiap anggota kelompok saling peduli untuk keberhasilan kelompok, siswa merasa bahwa materi pembelajaran lebih mudah untuk dipahami. d. Refleksi Refleksi dilakukan setiap akhir pembelajaran sebagai kegiatan penutup, baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua. Refleksi ini dilakukan oleh guru. Berikut akan disajikan hasil refleksi guru dan siswa untuk masing-masing pertemuan: Tabel 5.17 Hasil Refleksi Guru Sesudah Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match No Uraian Komentar 1 Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan model pembelajaran tipe Make a Match Baik, meskipun banyak yang harus dipersiapkan 2 Kesan guru terhadap aktifitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran tipe Make a Match Sudah banyak siswa yang aktif 3 Kesan guru terhadap partisipasi dan minat siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe Make a Match. Siswa awalnya bingung, tapi ketika sudah mempraktikkan siswa bersemangat 4 Kesan guru terhadap pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe Make a Match Melihat dari hasil diskusi, pemahamannya baik, apalagi baru diajarkan pertama kali. 5 Hambatan yang dihadapi apabila nanti guru hendak melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe Make a Match. Jika dikerjakan sendiri media terlalu banyak 6 Hal-hal yang mendukung apabila guru nanti akan menggunakan model Kematangan materi dari guru, serta pengetahuan tentang pembelajaran tipe Make a Match model pembelajaran, masalah media bisa lebih dibuat lebih sederhana 7 Manfaat yang diperoleh dengan merencanakan rencana pembelajaran dan membuat perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran tipe Make a Match Siswa cenderung lebih terlibat, sehingga minat belajarnya lebih meningkat, jarang siswa yang asyik dengan kegiatan di luar pelajaran. 8 Hal-hal apa saja yang masih harus diperbaiki dalam model pembelajaran tipe Make a Match Persiapan yang matang sangat diperlukan Tabel 5. 18 Hasil Refleksi Guru Sesudah Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay No Uraian Komentar 1 Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Menyenangkan 2 Kesan guru terhadap aktifitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran tipe Course Review Horay. Siswa cenderung bingung pada awal permainan, tetapi ketika sudah mempraktikkan cukup lancar dan siswa berantusias 3 Kesan guru terhadap partisipasi dan minat siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe Course Review Horay Semua siswa berpartisipasi dalam pembelajaran, karena mempunyai kesempatan maju untuk mewakili kelompok 4 Kesan guru terhadap pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Cukup baik pembelajaran tipe Course Review Horay 5 Hambatan yang dihadapi apabila nanti guru hendak melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe Course Review Horay . Persiapan kurang 6 Hal-hal yang mendukung apabila guru nanti akan menggunakan model pembelajaran tipe Course Review Horay . Suara yang jelas dan keras 7 Manfaat yang diperoleh dengan merencanakan rencana pembelajaran dan membuat perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran tipe Course Review Horay Lebih dekat dengan siswa 8 Hal-hal apa saja yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran tipe Course Review Horay Persiapan perlengkapan mengajar Dari tabel 5.17 dan 5.18 menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan Course Review Horay , cukup menyenangkan dan membuat siswa lebih berantusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Model ini mampu membuat siswa lebih aktif. Selain refleksi yang dilakukan oleh guru, peneliti melakukan wawancara terhadap siswa. Berikut ini adalah rangkuman hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa: Tabel 5.19 Rangkuman Hasil Wawancara kepada Siswa Sesudah PTK Daftar pertanyaan Jawaban siswa Bagaimana kesan anda tentang pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif? Beda dari biasanya dan itu sangat menyenangkan, belajar sambil bermain sehingga tidak jenuh, interaksi dengan teman yang lain lebih terjalin Model apa yang biasa digunakan oleh guru? Teoritis, latihan soal Apakah model pembelajaran dapat mengurangi kejenuhan yang biasa terjadi di dalam kelas? Bisa diminimalisir, bahkan bisa dibilang tidak ada karena siswa cenderung lebih aktif Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi belajar anda? Ya, sangat termotivasi sekali. Pembelajaran dengan sistem permainan yang membuat tertantang untuk belajar, rasa ingin tahu juga semakin tinggi Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pemahaman anda? Ya, rasa ingin tahu yang lebih tinggi, dan interaksi dengan teman pembelajaran dengan teman lebih bisa membuat lebih paham Apa kekurangan dari model pembelajaran kooperatif menurut anda? Waktu pembelajaran yang terlalu singkat Menurut anda apa yang masih perlu untuk diperbaiki dari model pembelajaran kooperatif? Waktu yang perlu lebih diperpanjang, dan posisi duduk sedikit kurang nyaman Tabel 5.19 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil wawancara kepada siswa, siswa mengakui bahwa model pembelajaran kooperatif sangat menyenangkan. Pembelajaran dilakukan seperti bermain sehingga menjadi lebih antusias, lebih tertantang dan rasa ingin tahu lebih tinggi. Siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif ini, siswa lebih terbantu dalam pemahaman materi.

B. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa kelas XII IPS pada materi jurnal khusus perusahaan dagang.

0 0 240

Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament pada materi jurnal penyesuaian sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.

0 15 378

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal umum : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Yogyakarta.

0 0 313

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X5 SMA Negeri 6 Yogyakarta.

0 1 324

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) pada materi pembelajaran jurnal umum sebagai upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa : penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra

0 0 291

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipes Team Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada materi jurnal penyesuaian. Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 0 323

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XII Sosial 2 SMA Nege

0 9 227

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal umum penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Yogyakarta

0 5 311

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa kelas XII IPS pada materi jurnal khusus perusahaan dagang

0 10 307

Penerapan model pembelajaran kooperatif pada materi jurnal umum sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa kelas X SMA : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X3 SMA N 6 Yogyakarta - USD Repository

0 7 277