BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 6 Yogyakarta
Setelah perang kemerdekaan usai, dibenahilah sistem pendidikan di Sekolah Menengah Atas, sekolah yang sudah ada adalah SMA Bagian A
Sastra dan SMA Bagian B Eksata. Asal mula berdirinya SMA Negeri 6 Yogyakarta tidak dapat dipisahkan dengan SMA Bagian A Sastra yang
terletak di Jalan C. Simanjuntak 2 dahulu Jalan Jati no 1 yang pada waktu itu dipimpin oleh Bapak R. DS Hadiwidjono bersama bapak-bapak: Jurjanal,
Prof. Ir. Harjono, Prof. Ir. Supardi dan Prof. Suhardi, SH., didirikan Sekolah Menengah Umum Atas Bagian C Yuridis Ekonomi pada tanggal 17
September 1949 dan ditunjuk selaku direkturnya adalah Bapak R. DS Hadiwidjono yang pada saat itu juga menjabat sebagai Direktur SMA Bagian
A Sastra Yogyakarta. Adanya kedua jenis Sekolah Menengah Atas tersebut belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat, karena itu dibuka jurusan baru yang mempunyai dasar sosial-ekonomi-yuridis yang kemudian diberi nama SMA
Bagian C. Adapun tujuan semula dibukanya SMA C adalah: 1.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga menengah seperti Pamong Praja dan Pengadilan Negeri serta tenaga administrasi yang selama perang
kemerdekaan telah banyak menyusut.
2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi Universitas, Akademi, dan lain-lain. Berkat perjuangan yang gigih dari R. DS Hadiwidjono maka melalui
Surat Keputusan Menteri P K No.210B tanggal 27 Oktober 1949 SMAC memperoleh status menjadi SMA Negeri Bagian C, segala kesulitan dapat
diatasi meskipun sarana dan prasarana pendidikan pada saat itu belum memadai.
Sejak tanggal 31 Maret 1950 Pimpinan SMAC yang semula dirangkap oleh R.DS Hadiwidjono diserahkan kepada Pimpinan yang baru yaitu Bapak
R.M. Soewito Poespokoesomo dan sebagai wakilnya ditunjuk Bapak. R.A. Djakatirtana, S.H., dengan jumlah kelas ada 7 ruang, tenaga guru 7 orang, dan
karyawan 12 orang. Karena Bapak R.M. Soewito Poespokoesoemo tidak dapat melaksanakan tugasnya sakit, maka Bapak R.A. Djakatirtana, S.H.
ditunjuk sebagai Pimpinan SMAC dan banyak kemajuan yang dicapainya. Kemudian timbul persoalan baru mengenai kenyataan bahwa para calon
siswa yang berasal dari kedua kelompok siswa yang berbeda, yaitu sebagian dari mereka yang pernah menjadi Tentara Pelajar TP yang didemobilisir dan
sebagian lagi mereka yang bukan Tentara Pelajar TP. Perlu diketahui bahwa siswa bekas Tentara Pelajar TP sebelum tahun 1950 adalah siswa-siswa dari
SMA PERJOANGAN yaitu suatu SMA yang didirikan untuk menampung pelajar-pelajar yang kembali dari Front Perjoangan agar mereka tidak terasing
dari pelajaran sekolah dan yang kemudian akan pergi lagi ke Front Perjoeangan.
Karena kedua kelompok siswa tersebut mempunyai sikap dan perilaku dan sikap mental yang berbeda, maka ada gagasan sebaiknya kedua kelompok
siswa tersebut dipisahkan dalam belajar sehingga masing-masing merupakan kelompok yang homogen. Selain itu, jumlah siswanya semakin banyak
sehingga tak tertampung. Akhirnya diputuskan bahwa siswa bekas Tentara Pelajar TP dimasukkan SMAC yang dibuka siang hari dan tempatnya sama
di Jalan Pogung 2, gedung bersejarah milik yayasan BOPKRI. Terhitung mulai tanggal I Juni 1952, SMAC secara resmi dipecah
menjadi dua sekolah sesuai dengan Surat Keputusan Menteri P K Nomor 3094B tanggal 21 Juli 1952.
1. SMAC Negeri I dengan Pimpinan Sekolah Bapak Parmanto,S.H. dengan
jumlah kelas sebanyak 12 ruang dan masuk siang hari. Lokasi Jalan Pogung Nomor 2 Yogyakarta. SMAC Negeri I kemudian menjadi
SMAC V dan terakhir menjadi SMA 5 Yogyakarta yang sekarang berlokasi di Jalan Pembayun Kota Gede Yogyakarta.
2. SMAC Negeri II dengan Pimpinan Sekolah Bapak R A Djakatirtana,
S.H. dengan jumlah kelas sebanyak 12 ruang dan masuk pagi hari. Lokasi juga di Jalan Pogung Nomor 2 Yogyakarta. SMAC Negeri II
kemudian menjadi SMAC VI dan terakhir menjadi SMA NEGERI 6 Yogyakarta sejak bulan Agustus 1957 lokasinya pindah ke Jalan C.
Simanjuntak Nomor 2 dahulu Jalan Jati No. 1 Yogyakarta, yaitu gedung yang dahulu ditempati SMAA Sastra yang telah pindah ke
gedung baru di Jl. Hos Cokroaminoto Yogyakarta.SMAC II untuk pertama kalinya mengadakan ujian bagi siswa kelas III tahun 1952.
Dalam perkembangannya, SMAC yang semula menyediakan tenaga menengah yang siap terjun ke dunia kerja, selaras dengan tuntutan jaman
pada akhirnya lebih banyak menyiapkan siswanya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Berbagai upaya perbaikan selalu diusahakan baik
tenaga kependidikan, tenaga tata usahaadministrasi maupun penambahan ruang-ruang kelas yang memadai. Atas prakarsa Bapak Prof. Daud Yusuf
yang pada waktu itu menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan alumni SMAA yang pernah menempati gedung tersebut pada
tahun 1981 diadakan renovasi besar-besaran dengan menambah dan merombak ruangan lama yang kurang memenuhi syarat sehingga jumlah
ruang yang lama 7 ruang sedang ruang kelas baru menjadi 25 ruang. Selanjutnya SMA NEGERI 6 Yogyakarta direncanakan akan menjadi
Sekolah Tipe A yaitu dengan jumlah kelas sebanyak 27 ruang dan diharapkan mempunyai jurusanprogram yang lengkap IPA, IPS, dan Bahasa.
Untuk mengimbangi kerja pikir para siswa, sekolah mengadakan berbagai kegiatan ekstra-kurikuler dan siswa memilih sesuai dengan minatnya
untuk mengembangkan kreativitasnya. Untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan dan mengembangkan
sekolah telah didirikan suatu yayasan dengan nama Yayasan SISWO UTOMO yang didirikan oleh alumni SMA Negeri 6 Yogyakarta pada tanggal
7 April 1991 yang tujuannya antara lain memberikan bantuan untuk kemajuan sekolah serta beasiswa bagi siswa yang berprestasi.
Kerjasama yang kompak antara Pengurus Komite Sekolah dengan Kepala Sekolah, para gurukaryawan sangat menunjang untuk kemajuan
sekolah. Dari prestasi akademik maupun nonakademik kegiatan dan kreativitas yang telah dicapai selama ini SMA Negeri 6 Yogyakarta
menduduki peringkat yang cukup terhormat di Yogyakarta. Drs. Surachman, mantan kepala sekolah dan Alumni SMA N 6 Yogyakarta
B. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 6 Yogyakarta