Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa kelas XII IPS pada materi jurnal khusus perusahaan dagang.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA KELAS XII IPS PADA MATERI JURNAL

KHUSUS PERUSAHAAN DAGANG

Penelitian dilaksanakan di Kelas XII IPS SMAN 11 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

OLEH: Ratih Anggraini NIM: 091334032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013


(2)

(3)

(4)

PERSEMBAHAN :

Sebuah Karya Sederhana ini kupersembahkan untuk :

Allah SWT, Penolongku, hanya Kepada-Mu tempatku

kembali, Semoga Engkau selalu me-Ridhoi setiap langkah

kakiku untuk terus berusaha dan berbuat baik.

Keluarga kecilku, Bapak, Ibu, Mas Adit dan Adik Suci.

Yang selalu memberikan inspirasi dan kekuatan untuk

selalu berkarya, berkarya dan berkarya.

Teman, sahabat, keluarga yang menyayangi dan

mendo’akan dengan setulus hati.

Serta seseorang yang sedang mencari tulang rusuknya

yang hilang.


(5)

Motto

“Fabiayyi aalaa irobbikumaa tukadzibaan”

Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu

dustakan?

(Ar-Rahman)

Orang yang “Kaya” adalah orang yang berilmu. Dan orang

yang berilmu adalah orang yang tahu kapan ia harus

berbicara dan kapan pula ia harus diam.

(Ratih Anggraini)


(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 Juli 2013 Penulis


(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Ratih Anggraini

Nomor Mahasiswa : 091334032

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

PEMAHAMAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII IPS PADA MATERI JURNAL KHUSUS PERUSAHAAN DAGANG. Penelitian Dilaksanakan di Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 11 Yogyakarta

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 5 Juli 2013 Yang menyatakan,


(8)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS XII IPS PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PERUSAHAAN DAGANG

Penelitian dilaksanakan di kelas XII IPS 1 SMA N 11 Yogyakarta

Ratih Anggraini Universitas Sanata Dharma

2013

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) peningkatan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal khusus perusahaan dagang melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT; (2) peningkatan motivasi belajar pada materi pembelajaran jurnal khusus perusahaan dagang melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah 30 siswa kelas XII IPS 1 SMA N 11, Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Data analisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan pemahaman siswa secara signifikan pada materi jurnal khusus perusahaan dagang (rerata pre-test = 73 dan rerata post-test = 92,33; sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05); (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan pada materi jurnal khusus perusahaan dagang (rerata sebelum penelitian = 52,7, dan rerata sesudah penelitian = 59,93; sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05).


(9)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL: TEAMS GAMES-TOURNAMENT TYPE (TGT)

TO IMPROVE UNDERSTANDING AND STUDENT’S LEARNING MOTIVATION OF TWELFTH CLASS OF SOCIAL SCIENCE

DEPARTMENT ON THE SUBJECT SPECIAL JOURNAL ON COMMERCE

The research was conducted in the Twelfth Grade Students of the Social Science Departement of Eleven State Senior High School Yogyakarta

Ratih Anggraini Sanata Dharma University

2013

The aims of this research are to find out: (1) the improvement of students’ learning achievement on spesial journal on commerce entries through cooperative learning: teams-games-tournament; (2) the improvement of students’ learning motivation on spesial journal on commerce entries through cooperative learning: teams-games-tournament.

This research is a classroom action research. The participants of this research were 30 students of Twelfth Grade Students of the Social Science Departement of Eleven State Senior High School Yogyakarta. There is one cycle of this research. There are four stages, those are planning, action, observation, and reflection. Data gathering was gathered by using four research instruments, namely observation, questionnaire, interview, and documentation. The researcher used descriptive and comparative analysis to analyze the data.

The result of this research shows that: (1) the implementation of cooperative learning type TGT improves students’ learning achievement significantly on special journal on commerce (the average of pre-test = 73 and the average of post-test = 92,33; sig. (2-tailed) = 0.000 < α = 0.05); (2) the implementation of cooperative teaching learning type TGT improves students’ learning motivation significantly on special journal on commerce (the average before the implementation = 52,7 and the average after the implementation = 59,93; sig. (2-tailed) = 0.000 < α = 0.05).


(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua karunia dan rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini. Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XII IPS Pada Materi Jurnal Khusus Perusahaan Dagang” ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Pendidikan Akuntansi di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam pembuatan skripsi ini, tentu tidak lepas dari beberapa pihak yang telah memberikan bantuan moral, materi, dukungan, bimbingan maupun kerja sama kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberi pengarahan, bimbingan dan ilmu yang


(11)

5. Seluruh dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmunya selama penulis menjadi mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Bapak Ruswidaryanto S.Pd selaku guru mitra yang bersedia membantu proses penelitian di kelas XII IPS 1 SMA Negeri 11 Yogyakarta sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar.

7. Keluarga besar SMA Negeri 11 Yogyakarta terutama kelas XII IPS 1 yang bersedia untuk bekerja sama memberikan waktu, tenaga dan pikirannya selama proses penelitian berlangsung.

8. Mbak Aris selaku staf sekretariat Pendidikan Akuntansi yang selama ini telah membantu melayani dalam administrasi.

9. Bapak Yatman Sontokarno dan Ibu Suwarni, malaikat hidupku yang tidak lelah berdoa untuk keberhasilan anaknya. Terima kasih atas bimbingan, kasih sayang, dan doa yang telah kalian berikan selama ini.

10. Mas Aditya dan Adik Suci, Saudara dan saudariku yang telah memberikan semangat, kasih sayang, doa serta canda tawa. Terima kasih karena telah mengisi lembaran yang kosong dalam sebuah keluarga. Tanpa kalian, ruang keluarga kita tak mungkin utuh, karena kita akan selalu saling memberi dan berbagi.

11. Sahabatku di Creative Writing Center. Kalian tempatku belajar. Belajar menjadi percaya diri, belajar menjadi profesional dan belajar menjadi keluarga. Mbak Fatma yang super perhatian, Mas Whisnu yang super jenius dan perfecsionist, Mas Iim yang dermawan, Mbak Ana yang luar biasa hebat, Mas Ashif yang


(12)

pengertian, Mas Pam-Pam yang ilmunya banyak banget, Mas Ridwan yang selalu mengisi keramaian di CWC, dan kembaranku Novi Trilisiana, aku mencintaimu karena Allah.

12. Sahabatku Bawah Pohon. Sahabat-sahabat yang mengajari aku tentang rendah hati. Duduk melingkar di bawah pohon, belajar, menulis dan kita adalah keluarga. Adikku Rindang, Eka, Hakim, Mbak Ari, Mbak Faiz, Tiwik, Ika, dan Bunda Sih Endarwati, aku menyayangi kalian karena Allah.

13. Ucapan spesial untuk Mbak Lilo, yang percaya atau tidak telah menjelma sebagai motivasi hidup selama ini, yang memberikan cermin kekuatan wanita tangguh. 14. Teman-teman Liqo’, Mbah Ihan, Mbak Yosi, Mbak Meita, Lita, Tiwik, terima

kasih karena senantia membuatku menjadi pribadi yang lebih kuat. Semoga persahabatan yang dibangun karena Allah, akan kekal sampai menuju Syurga-Nya.

15. Teman-temanku seperjuangan bimbingannya bapak Laurentius Saptono, Lita, Yenica, Angel, Prilla, Fanny, Bowo, Ricky, Afri. Terima kasih atas bantuannya, semangatnya, dan kebersamaannya selama penelitian.

16. Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas pertemanan, persahabatan, canda tawa dan semangatnya. Suatu kebanggaan bisa mengenal kalian.

Akhirnya Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan


(13)

penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 12 Juni 2013 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KEASLIAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Tindakan Kelas... 6

1. Pengertian PTK ... 6

2. Prinsip-prinsip PTK... 7


(15)

4. Ciri-ciri Penelitian Tindakan kelas ... 8

5. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ... 8

6. Manfaat PTK ... 9

7. Tahapan Pelaksanaan PTK ... 9

B. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)... 11

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 11

2. Prinsip Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif ... 12

3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ... 12

4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 13

5. Prosedur Pembelajaran Kooperatif ... 14

6. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)………... ... 16

1. Pengertian Model Pembelajaran TGT ... 16

2. Ciri-ciri TGT ... 18

D. Motivasi Belajar ... 19

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 19

2. Jenis dan Sumber Motivasi ... 20

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 21

4. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran ... 21

5. Upaya-upaya Memotivasi dalam Belajar ... 22

E. Pengertian Pemahaman ... 22

F. Jurnal Khusus ... 23

G. Kerangka Teoritik ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 28

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 28

D. Prosedur Penelitian... 29


(16)

2. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian... 31

E. Instrumen Penelitian... 44

F. Teknik Pengumpulan Data ... 54

G. Analisis Data ... 56

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah SMA Negeri 11 Yogyakarta... 62

B. Visi, Misi, Tujuan SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 64

1. Visi SMA N 11 Yogyakarta ... 64

2. Misi SMA N 11 Yogyakarta ... 64

3. Tujuan SMA N 11 Yogyakarta ... 65

C. Sistem Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 65

D. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 66

E. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA N 11 Yogyakarta ... 72

F. Sumber Daya Manusia SMA N 11 Yogyakarta ... 76

G. Siswa Satuan Pendidikan SMA N 11 Yogyakarta ... 76

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMA N 11 Yogyakarta ... 78

I. Proses Belajar Mengajar SMA N 11 Yogyakarta ... 80

J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 84

K. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah... 86

L. Hubungan antara Satuan Pendidikan SMA N 11 Yogyakarta dengan instansi lain ... 87

M. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan ... 89

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ... 91

1. Kegiatan Pendahuluan ... 91

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 101

B. Analisis Data ... 133

1. Motivasi Belajar ... 133


(17)

C. Pembahasan ... 144

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 148

B. Keterbatasan Penelitian ... 148

C. Saran ... 149

DAFTAR PUSTAKA ... 151


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner Motivasi ... 47

Tabel 3.2 Pemberian Skor pada Kuesioner ... 47

Tabel 3.3 Rangkuman Pengujian Uji Validitas Motivasi Belajar ... 48

Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas Motivasi Belajar. ... 49

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Pre-test ... 49

Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Post-test ... 50

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Butir Soal Pre-test ... 52

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Butir Soal Post-test ... 52

Tabel 3.9 Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II) ... 57

Tabel 3.10 Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II) ... 57

Tabel 3.11 Data Skor Kuesioner Motivasi Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan PTK ... 58

Tabel 3.12 Komparasi Motivasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 58

Tabel 3.13 Data Skor Pre-test dan Post-test Siswa ... 59

Tabel 3.14 Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 59

Tabel 4.1 Struktur Program Kurikulum SMA Negeri 11 Yogyakarta Kelas X ... 69

Tabel 4.2 Struktur Program Kurikulum SMA Negeri 11 Yogyakarta Kelas XI dan XII Program IPA ... 70


(19)

Kelas XI dan XII Program IPS ... 71

Tabel 4.4 Jumlah Peserta Didik pada Tahun Ajaran 2012/2013 ... 76

Tabel 4.5 Jumlah Siswa Mendaftar Tahun Ajaran 2012/2013 ... 77

Tabel 4.6 Rasio Jumlah Kelulusan Peserta Didik dan yang Melanjutkan ... 77

Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran ... 92

Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa ... 95

Tabel 5.3 Motivasi Belajar Siswa Sebelum Penelitian ... 97

Tabel 5.4 Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran Sebelum Penelitian ... 97

Tabel 5.5 Hasil Wawancara kepada Siswa ... 99

Tabel 5.6 Daftar Pembagian Kelompok ... 102

Tabel 5.7 Deskripsi Awal Pemahaman Siswa Sebelum Penelitian ... 108

Tabel 5.8 Hasil Post-test Siswa ... 111

Tabel 5.9 Analisis Pemahaman Siswa dalam Post-test ... 112

Tabel 5.10 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Sesudah Penelitian ... 113

Tabel 5.11 Analisis Motivasi Belajar Siswa Sesudah Penelitian ... 115

Tabel 5.12 Rangkuman Refleksi Siswa terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 116

Tabel 5.13 Aktivitas Guru pada Saat Penerapan Metode TGT ... 118 Tabel 5.14 Hasil Observasi terhadap Perilaku siswa Saat Penerapan


(20)

Metode TGT ... 122 Tabel 5.15 Hasil Observasi Kelas selama Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT ... 124 Table 5.16 Hasil Wawancara terhadap Guru Setelah Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 126 Tabel 5.17 Hasil Wawancara terhadap Siswa Setelah Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 128 Tabel 5.18 Refleksi Guru Mitra ... 131 Tabel 5.19 Hasil Komparasi Motivasi Belajar Siswa Sebelum dan

Sesudah PTK ... 133 Tabel 5.20 Motivasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah PTK ... 135 Tabel 5.21 Pengujian Normalitas Berdasarkan

One Sample Kolmogorov-Smirnov ... 136 Tabel 5.22 Hasil Pengujian Beda Rata-rata Berdasarkan

Paired Samples Test ... 138 Tabel 5.23 Daftar Perubahan Pemahaman Siswa ... 138 Tabel 5.24 Rekap Hasil Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan

Sesudah PTK ... 140 Tabel 5.25 Pengujian Normalitas Berdasarkan

One Sample Kolmogorov-Smirnov ... 142 Tabel 5.26 Hasil Pengujian Beda Rata-rata Berdasarkan


(21)

DAFTAR GAMBAR


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Observasi ... 153 Lampiran 2 Hasil Observasi ... 161 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 172 Lampiran 4 Kuesioner ... 179 Lampiran 5 Instrumen Refleksi ... 191 Lampiran 6 Hasil Refleksi ... 194 Lampiran 7 Perangkat Pembelajaran ... 201 Lampiran 8 Hasil Pre-test dan Post-test ... 242 Lampiran 9 Pedoman Wawancara... ... 256 Lampiran 10 Hasil Wawancara ... 260 Lampiran 11 Skenario Pembelajaran ... 263 Lampiran 12 Daftar Data Tabulasi ... 272 Lampiran 13 Daftar Nilai Total ... 280 Lampiran 14 Surat-surat ... 282


(23)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia perdagangan, banyak sekali transaksi harian yang terjadi. Jika tidak ada pembagian tugas yang jelas, hal tersebut akan menyebabkan kekacauan di dalam pengendalian internal organisasi. Di samping itu organisasi memerlukan seni pencatatan yang baik, pelaksanaan fungsi yang baik, dan pengendalian intern dalam perusahaan dagang. Seni pencatatan dalam perusahaan dagang adalah pencatatan yang dilakukan pada jurnal khusus. Jurnal khusus adalah buku jurnal untuk mencatat transaksi sejenis yang sering terjadi dalam perusahaan dagang. Mempelajari materi jurnal khusus akan menambah pengetahuan siswa dalam mata pelajaran akuntansi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari atau dunia kerja. Melihat pentingnya materi pembelajaran jurnal khusus bagi siswa, guru harus memiliki kemampuan untuk menciptakan pembelajaran yang baik dan kreatif agar tujuan pembelajaran akan dapat dicapai oleh siswa.

Faktanya, pembelajaran materi jurnal khusus di kelas XII IPS 1 SMA Negeri 11 Yogyakarta belum berjalan seperti yang diharapkan. Siswa memiliki motivasi belajar dan pemahaman yang rendah. Rendahnya motivasi belajar ditandai dengan minimnya antusiasme siswa saat pelajaran berlangsung, seperti: mengantuk saat guru sedang menerangkan,


(24)

melakukan aktifitas yang tidak produktif dan rendahnya ketertiban siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: kurangnya kreatifitas guru dalam merancang pembelajaran bagi siswa, mata pelajaran tersebut terdapat pada jam terakhir yang mana siswa sudah lelah dan kehilangan semangat mengikuti kegiatan pembelajaran serta pembawaan guru yang terlalu serius sehingga suasana pembelajaran menjadi tegang, dan lain-lain. Sedangkan rendahnya pemahaman siswa ditandai dengan hasil ujian siswa yang belum memuaskan. Hasil ulangan harian sebelumnya menunjukkan bahwa 18 siswa (50%) belum mencapai batas minimum Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam materi jurnal khusus adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Metode TGT adalah model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kerja sama kelompok dengan komponen utama berupa diskusi kelompok, games-games akademik dan tournament. Model pembelajaran ini juga memberikan tanggung jawab kepada individu dan kelompok untuk menguasai materi agar berhasil dalam games dan tournament. Dengan model pembelajaran seperti ini, siswa akan termotivasi dalam mengikuti pelajaran, sehingga siswa dapat lebih mudah menerima pelajaran atau membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran.


(25)

Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeyakinan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada suatu materi pembelajaran di kelas. Oleh karena itu penulis dan guru mitra tertarik untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman dan

Motivasi Belajar Siswa Kelas XII IPS SMA Pada Materi Jurnal Khusus Perusahaan Dagang”.

B. Batasan Masalah

Masalah yang sering terjadi dalam proses pembelajaran adalah tidak tepatnya metode pembelajaran yang diterapkan guru di dalam kelas. Hal tersebut menyebabkan minimnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan berimplikasi pada tingkat pemahaman siswa pada materi pembelajaran yang rendah. Penelitian ini difokuskan untuk memaparkan bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi jurnal khusus untuk meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan pemahaman dan motivasi


(26)

belajar siswa kelas XII IPS SMA N 11 Yogyakarta pada materi jurnal khusus perusahaan dagang melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan pemahaman dan Motivasi belajar siswa kelas XII IPS SMA N 11 Yogyakarta pada materi jurnal khusus perusahaan dagang melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran tipe TGT untuk meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa kelas XII IPS 1 SMA N 11 Yogyakarta pada materi jurnal khusus. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi guru dalam menyusun suatu karya ilmiah.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana siswa untuk dapat belajar yang kreatif dan menyenangkan sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar dan pemahamannya terhadap materi jurnal khusus. 3. Bagi Sekolah


(27)

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi guru lainnya di sekolah dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa dan guru yang ingin melakukan penelitian tindakan kelas khususnya penerapan model pembelajaran tipe TGT dengan melakukan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanannya di kelas.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Pengertian PTK

Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas. (Wina Sanjaya, 2009:25).

a. Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai proses yang runtut sesuai dengan aturan tertentu. Empiris mengandung arti bahwa kerja penelitian harus didasarkan pada data-data tertentu. Terkontrol artinya suatu kerja penelitian harus didasarkan pada prosedur kerja yang jelas, sehingga orang lain dapat membuktikan hasil temuan penelitian yang diperoleh.

b. Tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yakni guru. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru.

c. Kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. Ini berarti PTK dilakukan di dalam kelas yang tidak di-setting untuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi PTK berlangsung dalam keadaan situasi dan kondisi yang real tanpa direkayasa.

PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut (Wina Sanjaya, 2009:26). Menurut Rapoport (1970) dalam Hopkins (1993) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam


(29)

mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama (Kunandar, 2006:46).

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu proses pencermatan terhadap masalah-masalah di dalam kelas dalam upaya untuk pemecahan masalah dan peningkatan kualitas pembelajaran melalui serangkaian tindakan yang dirancang untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas.

2. Prinsip-Prinsip PTK

Menurut Hopkins (1993:57-61) dalam (Zainal Aqib, 2006:17), ada enam prinsip dalam PTK yaitu:

a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode PTK yang diterapkannya seyogianya tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar.

b. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan harus reliable, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya. d. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya

merupakan masalah yang cukup merisaukan, dan bertolak dari tanggung jawab profesional.

e. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya.

f. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan class room excerding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan misi sekolah secara keseluruhan.


(30)

3. Karakteristik PTK

Ditinjau dari karakteristiknya, PTK setidaknya memiliki karakteristik antara lain (Zainal Aqib, 2006:16):

a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam intruksional b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya

c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi

d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional

e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus

4. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas

Ciri-ciri penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut (Kunandar, 2006:56):

a. Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis dan secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja.

b. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis

c. Fleksibel dan adaptif sehingga memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan pengabaian pengontrolan.

d. Partisipatori karena peneliti atau anggota tim peneliti sendiri ambil bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melakukan PTK.

e. Self-evaluation yaitu modifikasi secara kontinu yang dievaluasi dalam situasi yang ada.

f. Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data yang memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan g. Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan

eksternalnya lemas, meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis dan ilmiah.

5. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut (Kunandar, 2006:63):


(31)

a. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dan siswa.

b. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di dalam kelas secara terus menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat. c. Peningkatan relevansi pendidikan.

d. Sebagai alat training in service yang melengkapi guru dengan skill dan metode baru.

e. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan.

f. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatnya motivasi belajar siswa.

g. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

Sedangkan menurut Arikunto (2006:61), tujuan PTK adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas c. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan d. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

6. Manfaat PTK

Adapun manfaat PTK adalah sebagai berikut (Kunandar, 2006:68):

a. Manfaat aspek akademis, yaitu PTK membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajaran dalam jangka pendek.

b. Manfaat praktis, yaitu PTK merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah dan pengembangan kurikulum di tingkat sekolah.


(32)

Untuk melaksanakan PTK, dibutuhkan tahapan sebagai berikut (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010:11):

a. Perencanaan

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita.

b. Tindakan

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya.

c. Pengamatan

Selanjutnya diadakan pengamatan yang teliti terhadap proses pelaksanaannya.

d. Refleksi

Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi dan dapat menyimpulkan apa yang terjadi dalam kelasnya.

Adapun model penelitian tindakan adalah sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2006:16):

Gambar 2.1


(33)

B. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan segala sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni dan Ismail, 2008:150). Menurut Slavin (Isjoni dan Ismail, 2008:150) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana kelompok belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan strukrur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman, 2010:202). Sedangkan menurut Sugiyanto (2009:37), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Jadi pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan membentuk kelompok kecil dengan memperhatikan keanekaragaman anggota kelompok sebagai wadah bagi siswa untuk bekerja sama dan memecahkan suatu permasalahan melalui interaksi sosial, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berpikir kritis


(34)

dan mandiri dalam mempelajari sesuatu, dan belajar menjadi nara sumber yang bagi teman-teman yang lain.

2. Prinsip Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif

Menurut Nur (2000) dalam Daryanto & Muljo (2012:242), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi

e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif

3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Rusman, 2010:208):

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

b. Kelompok dibentuk dan siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

c. Anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok ketimbang individu.

Menurut Daryanto dan Muljo (2012:242), ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:


(35)

a. Siswa dalam berkelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.

c. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.

Sedangkan menurut Lie (2004) dalam Sugiyanto (2009:40), ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

a. Saling ketergantungan positif. Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan dapat dicapai melalui: saling ketergantungan mencapai tujuan, saling ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran dan saling ketergantungan hadiah.

b. Interaksi tatap muka. Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru. Interaksi semacam itu sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya.

c. Akuntabilitas individual. Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.

d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi. Keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lainnya yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi, tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan.

4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif


(36)

setidak-tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000:7):

a. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.

b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain.

c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.

5. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu (Wina Sanjaya, 2006:246):

a. Penjelasan Materi

Tahap penjelasan materi diartikan sebagai proses panyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim).

b. Belajar dalam Kelompok

Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. c. Penilaian

Penilaian dalam model pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok.

d. Pengakuan Tim

Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah.


(37)

6. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam setiap model pembelajaran, selalu terdapat keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

a. Keunggulan model pembelajaran kooperatif (Wina Sanjaya, 2006:247):

1) Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.

2) Dapat mengembangkan kemampuan mengembangkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain.

3) Membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. 4) Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih

bertanggung jawab dalam belajar.

5) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

6) Interaksi selama kooperatif berlangsung, dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

b. Kelemahan model pembelajaran kooperatif (Wina Sanjaya, 2006:248):

1) Untuk memahami dan mengerti filosofis model pembelajaran kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning.

2) Ciri utama dalam model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.


(38)

3) Penilaian yang diberikan berdasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

4) Keberhasilan model pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak dapat mungkin tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini.

5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual.

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

1. Pengertian Model Pembelajaran TGT

TGT merupakan metode yang berkaitan dengan STAD, dimana siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan point untuk skor tim mereka. Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa secara heterogen dan tugas tiap-tiap kelompok bisa sama bisa pula berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi (Suyatno, 2009:54).

Lima komponen utama dalam komponen dalam TGT, yaitu (Slavin, 1995:84-88):

a. Penyajian kelas

Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan ini dapat dilakukan dengan metode ceramah. Diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar-benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penguasaan


(39)

materi ini akan membantu siswa untuk bekerja sama dalam kelompok nantinya.

b. Kelompok (team)

Di dalam kegiatan kelompok masing-masing, anggota kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan membantu teman satu kelompok menguasai materi pembelajaran tersebut. Sebelum kegiatan belajar kelompok dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerja sama dalam kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin, dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat games atau tournament.

c. Permainan (games)

Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok. Games dapat berisi pertanyaan-pertanyaan bernomor yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing-masing dan teman di kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan untuk tournament mingguan.

d. Turnamen (tournament)

Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen merupakan suatu pertandingan antar anggota-anggota yang berbeda. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari tes sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa


(40)

yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan urutan yang telah disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Apabila ada siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja turnamen sesuai dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab dengan benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat nantinya yang akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok. e. Penghargaan Kelompok

Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam turnamen, dan masing-masing team akan mendapatkan sertifikat atau skor apabila memenuhi standar yang ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlahkan point yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya, dan kemudian dicari skor rata-ratanya. Yang harus ditekankan dalam pemberian penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat meningkat.

2. Ciri-ciri TGT

Berdasarkan apa yang telah diungkapkan oleh Slavin (2008:166), model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri berikut:

a. Siswa Bekerja dalam Kelompok-Kelompok Kecil

Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan lima sampai dengan enam orang yang memiliki kemampuan, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.

b. Games

Gamesnya terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya. Games tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda.


(41)

c. Tournament

Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati lima sampai enam orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut:

1) Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian.

2) Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi soal dan diberikan kepada pembaca soal. 3) Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor

undian yang diambil oleh pemain.

4) Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal.

5) Setelah waktu yang telah ditetukan selesai, pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah jarum jam.

6) Setelah itu pembaca soal akan membaca kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar. 7) Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. 8) Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai

semua kartu soal habis dibacakan.

9) Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain.

10) Setelah permainan selesai, kemudian dilanjutkan dengan menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.

d. Penghargaan Kelompok

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok dari penjumlahan games dan turnamen.

D. Motivasi Belajar


(42)

Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu (Winkel, 1996:151). Menurut Fudyartanto (2002:258) motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Uno (2007:1), motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung (Uno, 2007:23). Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Uno, 2007:23):

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Jadi motivasi belajar adalah kekuatan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk belajar tanpa adanya paksaan dari orang-orang sekitar sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Jenis dan Sumber Motivasi

Menurut Martinis Yamin (2007:226), jenis motivasi dalam belajar dibedakan dalam dua jenis, yaitu:


(43)

a. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajar sendiri. Beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik menurut Winkel (1989:94) antara lain: 1) Belajar demi memenuhi kewajiban

2) Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan 3) Belajar demi memperolah hadiah material yang disajikan 4) Belajar demi meningkatkan gengsi

5) Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting 6) Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang b. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Ali Imron mengemukakan enam unsur atau faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

a. Cita-cita atau aspirasi pembelajar b. Kemampuan pembelajar

c. Kondisi pembelajar

d. Kondisi lingkungan pembelajar

e. Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar.

4. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

Menurut Uno (2007:27), ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain :

a. Menentukan penguatan belajar. Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. b. Memperjelas tujuan belajar. Peran motivasi dalam memperjelas

tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu


(44)

sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.

c. Menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.

5. Upaya-Upaya Memotivasi dalam Belajar

Ali Imron (1996) mengemukakan empat upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna meningkatkan motivasi belajar pembelajar. Empat cara tersebut adalah sebagai berikut (Eveline dan Hartini, 2010:55)

a. Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar b. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis pembelajaran

c. Mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga menjadi faktor yang mempengaruhi motivasi. d. Mengembangkan aspirasi dalam belajar.

E. Pengertian Pemahaman

Menurut Arikunto Suharsimi (1999:137), pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seseorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa dirinya memahami hubungan yang sederhana di antara fakta dan konsep.

Menurut Nasution (2006:49), ada tiga kemampuan pemahaman yang terdiri dari :


(45)

1. Menerjemahkan (translation) yang berarti kemampuan dalam menerjemahkan konsep abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang untuk mempelajarinya

2. Menginterprestasi (interpretation) yang berarti kemampuan untuk mengenal dan memahami.

3. Mengektrapolasi (extrapolation) yang berarti kemampuan untuk memperluas persepsi dalam arti dimensi, kasus atau masalah.

Jadi, pemahaman dalam proses belajar adalah kemampuan seseorang dalam memahami dan mengetahui sesuatu yang dikerjakan kemudian memberi kesimpulan atas pertanyaan atau pernyataan yang ada.

Arikunto (Wintala, 2011:41) menyatakan bahwa ada beberapa skala penilaian yang dapat mengukur pemahaman atau keberhasilan siswa dalam mata pelajaran, yaitu :

1. Skala bebas adalah skala penilaian yang tidak tetap. Ada kalanya skor tertinggi 20, terkadang 25 atau 50, tergantung pada banyak dan bentuk soal.

2. Skala 0-10 adalah skala penilaian untuk angka 0 untuk angka terendah, dan angka 10 untuk angka tertinggi.

3. Skala 1-100 adalah skala penilaian yang lebih halus dibandingkan skala 0-10, karena skala ini menilai dengan bilangan bulat.

4. Skala huruf adalah skala penilaian yang menggunakan huruf A, B, C, D dan E.

F. Jurnal Khusus

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali tanpa melakukan perubahan terhadap barang tersebut terlebih dahulu. Barang yang dijual dapat berupa bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi. Barang yang dijual dapat pula berupa hasil pertanian, perkebunan, dan industri (Alam, 2007:3). Sejalan dengan pemikiran Alam, Ritonga dan Yoga Firdaus (2007:2) memberikan


(46)

pengertian bawah perusahaan dagang adalah perusahaan yang tujuan utamanya memperjualbelikan barang dagangan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan yang membeli barang berwujud fisik kemudian dijual kembali tanpa melakukan perubahan terhadap barang tersebut.

Jurnal khusus adalah suatu metode untuk mengikhtisarkan transaksi dan merupakan bagian mendasar dari sistem akuntansi pada suatu perusahaan, format, dan jumlah jurnal khusus tergantung pada sifat atau keadaan usaha tersebut (Ritonga dan Firdaus, 2007:20). Sejalan dengan pengertian Ritonga dan Yoga Firdaus, Alam (2007:31) memberikan pengertian bahwa jurnal khusus adalah jurnal yang dikelompokkan sesuai dengan jenis transaksi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa jurnal khusus adalah buku jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi sejenis yang sering terjadi dalam perusahaan dagang untuk mempermudah dalam hal pembagian pekerjaan.

Pada umumnya, macam-macam jurnal khusus dalam perusahaan dagang adalah sebagai berikut (Ritonga dan Firdaus, 2007:20) :

a. Jurnal Pembelian. Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian secara kredit.

b. Jurnal Penjualan. Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan secara kredit.

c. Jurnal Pengeluaran Kas. Jurnal ini digunakan untuk mencatat segala transaksi pengeluaran uang.

d. Jurnal Penerimaan Kas. Jurnal ini digunakan untuk mencatat segala transaksi penerimaan.


(47)

G. Kerangka Teoritik

Bagi sebagian besar siswa SMA yang mengambil jurusan sosial, akuntansi merupakan mata pelajaran yang sulit dan juga membosankan. Model pembelajaran yang tidak menarik bagi siswa dimana guru cenderung ceramah dan memberi tugas/latihan yang harus dikerjakan dan dikumpulkan mendorong tertutupnya ruang kreatifitas bagi siswa dalam mengikuti pelajaran. Jika kegiatan belajar mengajar seperti ini terus menerus dipertahankan tanpa adanya perubahan, siswa cenderung tidak termotivasi untuk belajar dan akan berakibat negatif pada pemahaman siswa yang rendah.

Agar kegiatan belajar mengajar menjadi optimal, guru perlu melakukan perubahan terhadap proses belajar mengajar. Salah satu bentuknya adalah dengan merancang model pembelajaran yang menyenangkan dan mudah bagi siswa untuk memahami materi yang akan dipelajari. Salah satu model pembelajaran yang menarik untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan adalah TGT (Teams Games Tournament). TGT merupakan model pembelajaran secara berkelompok yang melibatkan seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Setiap anggota kelompok harus bisa saling bekerja sama dengan kelompoknya agar mereka dapat menjadi kelompok terbaik dalam games dan tournament. Melalui cara ini, siswa akan termotivasi untuk menjadikan kelompok mereka sebagai kelompok terbaik dengan memenangkan games dan tournament. Dengan adanya motivasi di dalam


(48)

diri siswa, mereka akan lebih mudah untuk memahami pelajaran dan berimplikasi terhadap peningkatkan pemahaman mereka tentang materi yang sedang dipelajari.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Florentina Sita Puspitasari (2012) di SMA Negeri 6 Yogyakarta menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT. Peningkatan ini terlihat pada rata-rata hasil pre-test dan post-test siswa. Dengan nilai rata-rata pre-test siswa 55,21 dan rata-rata nilai post-test siswa yang mencapai 74,37, maka ada peningkatan pemahaman sebesar 19,38 atau 26%. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Yustina Dwi Riyanti (2012) di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai pre-test siswa yaitu 64,34 sedangkan rata-rata nilai post-test siswa naik menjadi 81,74.

Berdasarkan kerangka teoritik dan beberapa fakta di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

Ha1 = terdapat perbedaan motivasi siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi jurnal khusus.


(49)

Ha2 = terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi jurnal khusus.


(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan suatu pencermatan terhadap suatu kegiatan pembelajaran berupa tindakan yang sengaja diadakan dan terjadi di dalam suatu kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif antara guru sebagai pelaku tindakan dan peneliti sebagai mitra kerja. Dengan PTK ini diharapkan masalah-masalah yang ada di dalam kelas dapat diatasi dan terjadi perbaikan kualitas pembelajaran.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah SMA N 11, Jl A.M Sangaji No 50, Yogyakarta. 2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29-30 Oktober 2012.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian


(51)

2. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan pemahaman dan motivasi belajar siswa pada materi jurnal khusus melalui penerapan metode TGT .

D. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan PTK adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Pra Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan pra penelitian yaitu observasi kelas, observasi perilaku siswa, observasi perilaku guru, dan wawancara. Berikut ini diuraikan prosedur observasi dan wawancara.

a. Observasi terhadap guru

Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi terhadap tindakan guru selama mengajar di dalam kelas yang mencakup cara guru menerangkan pelajaran di dalam kelas, metode yang digunakan guru saat pelajaran berlangsung, dan lain-lain. Peneliti melakukan pengamatan terhadap guru selama proses belajar mengajar berlangsung, kemudian mendeskripsikannya. Cakupan pengamatan meliputi kegiatan guru kegiatan pra pembelajaran (memeriksa ruang, alat, media, dan kesiapan siswa), membuka pembelajaran (melakukan apersepsi dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan


(52)

rencana kegiatan pembelajaran), kegiatan inti (penguasaan materi pelajaran, pendekatan/strategi pembelajaran, pemanfaatan media dan sumber belajar, penilaian proses dan hasil belajar, dan penggunaan bahasa) dan kegiatan penutup (evaluasi, refleksi dan pelaksanaan tindak lanjut) yang dilaksanakan oleh guru selama pembelajaran berlangsung.

b. Observasi terhadap siswa

Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas siswa selama belajar di dalam kelas yang mencakup kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, antusiasme siswa saat menerima pelajaran, keaktifan siswa, dan lain-lain. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap siswa di dalam kelas. Cakupan pengamatan meliputi kesiapan siswa dalam pembelajaran, sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dan keaktifan serta pastisipasi siswa di dalam kelas. Pada kegiatan pra penelitian ini, peneliti akan membagikan kuesioner yang dimaksudkan untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap proses pembelajaran akuntansi sebelum diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.

c. Observasi kelas

Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi terhadap kelas sebagai tempat dilaksanakannya penelitian. Observasi mencakup bagaimana


(53)

Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap kelas yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.

d. Wawancara kepada siswa

Selain beberapa tahap observasi di atas, peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa. Wawancara dilaksanakan di luar kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini peneliti memberikan beberapa butir pertanyaan yang harus dijawab siswa dengan jujur. Cakupan pertanyaan terhadap siswa meliputi perilaku guru saat mengajar, metode yang digunakan guru saat pembelajaran, sikap, perasaan siswa saat menerima pelajaran, dan tingkat motivasi serta pemahaman siswa ketika menerima pelajaran.

2. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Pada pelaksanaan kegiatan penelitian ini, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan antara lain:

a. Menyusun rencana tindakan (planning)

1) Peneliti bersama dengan guru mitra akan mengumpulkan data awal para siswa yang meliputi daftar nilai ujian siswa dan jenis kelamin. Kemudian peneliti bersama dengan guru mitra membagi siswa dalam kelompok-kelompok secara heterogen sesuai dengan data yang telah diperoleh. Satu kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

2) Peneliti bersama guru mitra mempersiapkan perangkat belajar yang diperlukan dalam proses proses pembelajaran. Adapun perangkat


(54)

pembelajaran yang dipersiapkan oleh peneliti dan guru mitra adalah sebagai berikut:

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP disusun untuk dua kali pertemuan (4x45 menit). Dalam RPP terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, sumber dan evaluasi, dan skenario pembelajaran, yang telah dibuat secara sistematis.

b) Materi pembelajaran

Materi pembelajaran pada pertemuan ini adalah jurnal khusus pada siklus akuntansi perusahaan dagang. Peneliti bersama dengan guru pengampu akan membuat Handout. Handout dibagikan pada setiap anggota kelompok (siswa). Handout ini berisi materi tentang macam-macam dan pencatatan jurnal khusus pada siklus akuntansi perusahaan dagang. Handout ini diharapkan dapat memudahkan proses pembelajaran bagi siswa. c) Media Pembelajaran

Peneliti bersama dengan guru mitra akan membuat media pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses pembelajaran. Media yang dipersiapkan meliputi papan meja untuk tiap kelompok, kotak soal dan jawaban untuk


(55)

tiap-tiap kelompok, lembar jawaban di papan tulis, bendera, dan soal-soal yang dibuat seperti kartu.

d) Lembar Kerja Siswa

Peneliti bersama dengan guru mitra membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang harus dikerjakan masing-masing kelompok setelah membaca handout. Pengerjaan LKS ini bertujuan sebagai sarana latihan masing-masing kelompok sebelum masuk pada tahap games dan tournament.

e) Skenario Pembelajaran

Peneliti bersama dengan guru pengampu membuat skenario pembelajaran agar mempermudah proses pembelajaran.

f) Soal Pre-test

Soal pre-test dan kunci jawabannya dibuat untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum PTK.

g) Soal Post-test

Soal Post-test dan kunci jawabannya dibuat untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah PTK.

h) Lembar refleksi siswa

Lembar refleksi siswa berisi pertanyaan tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Refleksi dilakukan setelah pembelajaran selesai.


(56)

Kelompok terbaik akan memperoleh penghargaan dari guru berupa hadiah. Akan ada tiga kelompok terbaik yang dipilih oleh guru sesuai dengan skor yang diperoleh oleh masing-masing kelompok.

3) Peneliti bersama dengan guru mitra menyusun dan menyiapkan instrumen pengumpulan data yang berupa:

a) Kuesioner motivasi belajar sebelum/sesudah

Instrumen (kuesioner) bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode TGT.

b) Lembar observasi guru selama penerapan metode TGT.

c) Lembar observasi aktivitas siswa di kelas selama penerapan proses pembelajaran menggunakan metode TGT.

d) Lembar observasi kondisi kelas selama penerapan proses pembelajaran menggunakan metode TGT.

e) Lembar refleksi bagi para guru setelah pembelajaran menggunakan metode TGT.

f) Lembar refleksi bagi para siswa setelah pembelajaran menggunakan metode TGT.


(57)

Dalam tahap ini guru mitra melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan. Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Pembuka

a) Guru memberi salam.

b) Guru mengecek kehadiran siswa.

c) Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan kepada siswa d) Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa. e) Guru membagikan lembar pre-test di awal pembelajaran. f) Guru menarik lembar pre-test.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan prosedur, aturan main, dan sanksi dalam TGT dengan prosedur sebagai berikut :

(1) Teams

(a) Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan teams. (b) Guru mitra dibantu fasilitator membagikan lembar

handout dan LKS.

(c) Guru mitra dibantu fasilitator menarik LKS. (2) Games

(a) Guru memastikan siswa sudah siap untuk masuk pada permainan.


(58)

(b) Guru memastikan semua handout sudah dimasukkan ke dalam tas. Siswa hanya membawa alat tulis berupa pena.

(c) Guru memastikan bahwa nomor urut siswa sudah terpasang.

(d) Guru memberikan ilustrasi perusahaan dagang serta sudut pandang masing-masing kelompok.

(e) Guru menyampaikan tata cara pelaksanaan games. ((1)) Dimulainya permainan ditandai dengan bunyi

peluit 1 kali.

((2)) Bunyi peluit 2 kali menandakan berakhirnya waktu diskusi dan perwakilan kelompok harus mengisi lembar jawaban yang di tempel di depan kelas. ((3)) Bunyi peluit 3 kali menandakan masing-masing

perwakilan kelompok kembali ke tempat duduknya.

((4)) Saat berdiskusi, masing-masing kelompok dilarang berdiskusi secara verbal. Fasilitator akan memberikan selembar kertas untuk media komunikasi kelompok.


(59)

((6)) Dilarang melihat handout atau sejenis catatan lainnya.

((7)) Dilarang melanjutkan pekerjaan temannya yang belum selesai.

((8)) Apabila kelompok menjawab benar, maka akan mendapat nilai 1000, kalau salah tidak mendapat nilai.

(f) Games dimulai.

(Guru meminta siswa mengerjakan soal nomor 1). Pengerjaan soal ditandai dengan bunyi peluit kali. (g) Fasilitator yang berada di antara kelompok membagikan

soal yang berupa bukti transaksi kepada masing-masing kelompok (1 orang fasilitator bertanggung jawab atas 2 kelompok).

(h) Setiap kelompok mendiskusikan bukti transaksi yang diberikan oleh fasilitator selama 1 menit.

(i) Bunyi peluit dua kali menandakan waktu diskusi selesai, perwakilan kelompok diminta untuk maju ke depan kelas dan menempelkan jawaban dengan mencari pilihan jawaban yang sudah disediakan di depan kelas. Waktu siswa mencari dan menempelkan jawaban hanya 1 menit. Kelompok yang sudah selesai lebih dulu,


(60)

belum boleh kembali ke tempat duduknya sebelum peluit dibunyikan.

(j) Bunyi peluit ketiga, perwakilan kelompok harus kembali ke tempat duduk. Bagi kelompok yang belum selesai, tidak diperkenankan untuk melanjutkan mencari atau menempel jawaban.

(3) Tournament

(a) Fasilitator games diperkenankan untuk ke luar kelas untuk merekap nilai games. Fasilitator tournament masuk ke dalam kelas.

(b) Guru memastikan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan tournament.

(c) Fasilitator memastikan peralatan tournament sudah lengkap.

(d) Fasilitator membagikan bendera kepada masing-masing kelompok.

(e) Guru menjelaskan langkah-langkah tournament.

((1)) Yang bertanggung jawab atas soal yang ditampilkan pada layar adalah siswa yang dipanggil nomor urutnya. Siswa harus berkosentrasi dan tidak boleh bertanya pada


(61)

((2)) Dilarang melihat handout atau sejenis catatan lainnya.

((3)) Jika penulisan tanggal salah, maka jawaban siswa dianggap salah.

((4)) Jika penulisan nama akun salah, maka jawaban siswa dianggap salah.

((5)) Jika penulisan nominal salah, atau kurang nol, atau kurang angka yang lain, maka jawaban siswa dianggap salah.

((6)) Siswa dituntut untuk benar-benar tteliti dalam melihat soal dengan waktu yang ditentukan. (f) Tournament dimulai (ditandai dengan bunyi peluit satu

kali)

(Guru meminta siswa mengerjakan soal nomor 1) (g) Operator menampilkan soal di depan layar (waktu

menampilkan hanya 20 detik) Siswa yang paling cepat mengetahui jawaban dari soal tersebut diminta untuk menyerahkan bendera kepada fasilitator.

(h) Siswa yang paling cepat menyerahkan bendera kepada fasilitator berhak menjawab soal tersebut dengan menuliskan jawaban ke lembar jawab yang tersedia di depan kelas. (Waktu menjawab hanya 20 detik,


(62)

selesainya waktu menjawab akan ditandai dengan peluit 1 kali. Perwakilan kelompok kembali ke tempat duduk. Fasilitator memeriksa jawaban kelompok.) (i) Apabila jawaban benar, maka kelompok akan

mendapatkan skor sebesar 1000 dan apabila salah akan dikurangi sebesar 1000

(j) Kelompok yang menyerahkan bendera tercepat kedua berhak menjawab/memperbaiki jawaban yang salah. Aturan sama seperti kelompok yang menjawab pertama.

(k) Jika belum ada jawaban yang benar atau ternyata tidak ada kelompok yang menyerahkan bendera maka soal akan dilewati dan lanjut pada soal berikutnya.

(4) Sanksi-sanksi

(a) Jika kelompok melanggar aturan main untuk pertama kali, maka akan diberikan kartu kuning.

(b) Jika kelompok kembali melanggar aturan main, maka akan diberikan kartu merah dengan ketentuan tidak boleh melanjutkan games/tournament pada soal tersebut. Tetapi kelompok diperkenankan untuk melanjutkan ke soal berikutnya.


(63)

c) Guru membacakan informasi umum tentang jurnal khusus dalam siklus akuntansi perusahaan dagang.

d) Guru memulai permainan TGT (Teams Games Tournament) (1) Instruksi untuk Teams

(a) Silahkan diskusikan handout yang sudah dibagikan kemudian isilah lembar kerja yang sudah dibagikan dalam waktu 15 menit.

(b) Waktu habis (2) Instruksi : untuk Games

(a) Soal nomor satu, silahkan dikerjakan. (b) Waktu habis

(3) Intruksi : untuk Tournament

(a) Soal nomor satu, silahkan dikerjakan. (b) Waktu habis.

3) Kegiatan Penutup

a) Guru melakukan post-test untuk mengetahui pemahaman siswa akan siklus akuntansi perusahaan jasa.

b) Guru membagikan lembar kuesioner motivasi siswa.

c) Siswa melakukan refleksi yaitu memaknai pembelajaran yang baru saja berlangsung.


(64)

d) Guru bersama dengan siswa mengevaluasi hal-hal apa saja yang harus dipertahankan dan yang perlu ditingkatkan selama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan peneliti bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan tindakan kelas yang dilakukan guru. Kegiatan pengamatan dibantu dengan video cam corder agar diperoleh data yang lebih akurat. Peneliti juga melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Langkah-langkah observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Observasi terhadap guru

Dalam tahap ini, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap tindakan guru selama proses pembelajaran menggunakan metode TGT berlangsung. Cakupan pengamatan meliputi kegiatan guru kegiatan pra pembelajaran (memeriksa ruang, alat, media, dan kesiapan siswa), membuka pembelajaran (melakukan apersepsi dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan pembelajaran), kegiatan inti (penguasaan materi pelajaran, pendekatan/strategi pembelajaran, pemanfaatan media dan sumber belajar, penilaian proses dan hasil belajar, dan penggunaan bahasa) dan kegiatan penutup (evaluasi, refleksi dan pelaksanaan tindak


(65)

lanjut) yang dilaksanakan oleh guru selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode TGT.

2) Observasi terhadap siswa

Dalam tahap ini, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT di dalam kelas. Cakupan pengamatan yang dilakukan meliputi kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode TGT, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, interaksi siswa dalam kelompok, partisipasi siswa selama proses pembelajaran dengan metode TGT berlangsung, dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

3) Observasi terhadap kelas

Dalam tahap ini, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap kelas yang digunakan sebagai tempat dilaksanakannya penelitian. Cakupan pengamatan yang dilakukan meliputi kondisi kelas saat diterapkannya metode TGT serta suasana kelas saat pembelajaran berlangsung.

d. Evaluasi dan Refleksi 1) Wawancara guru

a) Wawancara guru dilakukan setelah pembelajaran.

b) Peneliti melakukan wawancara dengan bertanya pada guru berdasarkan instrumen wawancara yang telah disiapkan.


(66)

2) Wawancara siswa

a) Wawancara siswa dilakukan setelah pembelajaran.

b) Peneliti memilih siswa secara acak untuk melakukan wawancara.

c) Peneliti melakukan wawancara dengan bertanya pada siswa berdasarkan instrumen wawancara yang telah disiapkan.

3) Refleksi guru

a) Refleksi guru dilakukan setelah pembelajaran.

b) Peneliti memberikan lembar refleksi guru yang berupa pertanyaan tentang pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe TGT.

c) Guru mitra melakukan refleksi pada lembar refleksi guru.

E. Instrumen Penelitian

1. Kegiatan pra penelitian

Instrumen yang diperlukan dalam observasi pendahuluan adalah :

a. Instrumen observasi terhadap perilaku guru (lampiran 1, halaman 154) b. Instrumen observasi terhadap perilaku siswa (lampiran 1, halaman

155)

c. Instrumen observasi terhadap kondisi kelas (lampiran 1, halaman 156) d. Pedoman wawancara pada siswa (lampiran 9, halaman 256)


(1)

SOAL PRE-TEST

1. Jurnal Umum adalah jurnal yang mencatat transaksi...

a. Yang tidak bisa dicatat oleh jurnal khusus

b. Penerimaan dan pengeluaran uang

c. Pembelian barang dagangan secara kredit d. Yang tidak pernah terjadi

e. Pembelian dan penjualan kredit

2. Penjualan peralatan kantor secara kredit di catat dalam... a. Jurnal umum, peralatan kantor (D) dan utang dagang (K) b. Jurnal pengeluaran kas, peralatan kantor (D) dan kas (K) c. Jurnal pembelian, utang dagang (D) dan peralatan kantor (K) d. Jurnal pembelian, peralatan kantor(D) dan kas (K)

e. Jurnal penjualan, Piutang dagang (D) dan Peralatan kantor (K)

3. Jurnal pembelian adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat...

a. Pengeluaran kas (uang tunai) atau pengeluaran kas lainnya (setara dengan uang tunai)

b. Pembelian barang dagangan secara tunai

c. Pembelian barang dagangan dan barang lainnya secara kredit

d. Penjualan barang dagangan secara kredit

e. Penerimaan kas (uang tunai ) atau setara uang tunai 4. Perhatikan bukti transaksi di bawah ini!


(2)

Perhatikan faktur penjualan di atas. Bagian akuntansi Toko Kue Anyelir akan mencatat transaksi tersebut ke dalam...

a. Jurnal umum, peralatan (D) dan Utang dagang (K) b. Jurnal pengeluaran kas, peralatan (D) dan kas (K)

c. Jurnal Pembelian, utang dagang (D) dan peralatan kantor (K) d. Jurnal Pembelian, peralatan (D) dan kas (K)

e. Jurnal Pembelian, peralatan (D) dan utang dagang (K)

5. Tanggal 15 Desember 2010 PD Mentawai membeli barang dagangan senilai Rp 5.000.000 dengan syarat 2/10, n/30. Tanggal 17 Desember 2010 barang tersebut dikembalikan karena rusak sebesar Rp 600.000. Jurnal yang dibuat pada saat pelunasan tanggal 24 Desember 2010 adalah...

a. Utang dagang Rp 5.000.000

Kas Rp 5.000.000 b. Utang Dagang Rp 5.000.000

Pot.Pembelian Rp 50.000 Kas Rp 4.950.000 c. Utang Dagang Rp 4.400.000

Kas Rp 4.400.000

d. Utang Dagang Rp 4.400.000


(3)

Kas Rp 4.312.000 e. Utang Dagang Rp 4.315.000

Kas Rp 4.315.000

6. Perhatikan Bukti transaksi di bawah ini!

Dari Bukti transaksi di atas, bagian akuntansi Toko Kue Anyelir akan mencatat transaksi tersebut ke dalam...

a. Jurnal umum, Kas (D) dan penjualan (K)

b. Jurnal penerimaan kas, Kas (D) dan penjualan (K)

c. Jurnal pengeluaran kas, pembelian (D) dan kas (K) d. Jurnal Pembelian, Utang dagang (D) dan kas (K)

e. Jurnal Penerimaan kas, Kas (D) dan Piutang Dagang (K) 7. Transaksi yang dicatat dalam jurnal penjualan adalah...

a. Membeli barang dagangan secara tunai

b. Menjual kue ulang tahun secara kredit

c. Menerima pembayaran atas piutang d. Menjual kue-kue modern secara tunai e. Membeli barang dagangan secara kredit


(4)

(1) Pengembalian barang yang dibeli (2) Pembelian kredit barang dagangan (3) Penjualan kredit barang dagangan (4) Penerimaan kembali barang yang dijual

Transaksi yang dicatat pada jurnal umum adalah...

a. (1) dan (2) b. (1) dan (3)

c. (1) dan (4)

d. (2) dan (3) e. (3) dan (4)

9. Perhatikan bukti transaksi di bawah ini...

Bukti transaksi di atas menggambarkan...

a. Penjualan tunai kue tradisional TOKO ANYELIR kepada ANDINI

b. Penjualan tunai kue tradisional ANDINI kepada TOKO ANYELIR c. Pembelian kredit kue tradisional ANDINI dari TOKO ANYELIR d. Pembelian kredit kue tradisional TOKO ANYELIR dari ANDINI e. Pembelian tunai kue tradisional SADHAR LAUNDRY dari TOKO

HIJAU

10. Dari soal nomer 9, Apabila Andini memperoleh bukti transaksi yang asli, maka transaksi tersebut oleh Andini dicatat pada jurnal ....


(5)

b. Penjualan c. Penerimaan kas

d. Pengeluaran kas


(6)

LEMBAR JAWABAN PRE-TEST

Nama :

Kelas :

Isilah dengan memberi tanda (X) !

1 a b c d e

2 a b c d e

3 a b c d e

4 a b c d e

5 a b c d e

6 a b c d e

7 a b c d e

8 a b c d e

9 a b c d e


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa pada materi jurnal penyesuaian.

0 2 334

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa kelas XII IPS pada materi jurnal khusus perusahaan dagang

0 10 307

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa pada materi jurnal penyesuaian

0 2 332

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN

0 8 321

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PEMBELAJARAN JURNAL UMUM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 3 289