Penelitian Tindakan Kelas TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas PTK Penelitian Tindakan Kelas PTK akan sangat bermanfaat apabila pelaksanaannya baik dan benar, baik dalam arti pelaksana benar-benar mengembangkan kemampuan dalam mencari serta menyelesaikan masalah, dan benar yang berarti sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku dalam PTK. Wina Sanjaya 2009:25 menjelaskan bahwa secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan Penelitian Tindakan Kelas PTK yaitu sebagai berikut: a. Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris dan terkontrol. Sistematis yang berarti proses runtut sesuai dengan aturan tertentu. Empiris yang berarti bahwa kerja penelitian berdasarkan data-data tertentu. Terkontrol berarti suatu kerja penelitian harus didasarkan pada prosedur kerja yang jelas sehingga orang lain dapat membuktikan hasil temuan penelitian yang diperoleh. b. Tindakan. Tindakan adalah perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yakni guru c. Kelas. Kelas menunjukkan tempat proses pembelajaran berlangsung. Menurut Arikunto 2006:91 penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Sedangkan menurut Wiraatmadja dalam Tukiran 2010:16, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Dari penjelasan tersebut, maka PTK diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. 2. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas PTK Ciri-ciri umum PTK menurut Cohen dan Manion dalam Kunandar 2009:56 adalah sebagai berikut: a. Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi, dan secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja. Ia berkenaan dengan diagnosis suatu masalah dalam konteks tertentu dan usaha untuk memecahkan masalah dalam konteks tersebut. Subjeknya bisa siswa di kelas, petatar di kelas penataran, mahasiswa dan dosen di ruang kuliah, dan lain sebagainya. b. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis. Penelitian tindakan kelas juga bersifat empiris, artinya ia mengandalkan observasi nyata dan data perilaku. c. Fleksibel dan adaptif sehingga memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan di tempat kejadian atau pelaksanaan PTK. d. Partisipatori karena peneliti danatau anggota tim peneliti sendiri ambil bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melakukan PTK. e. Self-evaluation, yaitu modifikasi secara kontinyu yang dievaluasi dalam situasi yang ada, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara tertentu. f. Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data yang memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan. g. Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis dan ilmiah. Sedangkan ciri-ciri khusus penelitian tindakan kelas menurut Whitehead dalam Kunandar 2009:57 antara lain sebagai berikut: a. Dalam penelitian tindakan kelas ada komitmen pada peningkatan pendidikan. Komitmen tersebut memungkinkan setiap yang terlibat untuk memberikan andil yang berarti demi tercapainya peningkatan yang mereka sendiri dapat ikut rasakan. b. Dalam penelitian tindakan kelas, ada maksud jelas untuk melakukan intervensi ke dalam dan peningkatan pemahaman dan praktik seseorang serta untuk menerima tanggung jawab dirinya sendiri. c. Pada penelitian tindakan kelas melekat tindakan yang berpengetahuan, berkomitmen, dan bermaksud. Tindakan dalam PTK direncanakan berdasarkan hasil refleksi kritis terhadap praktik terkait berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Tindakan dalam PTK juga dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat diubah ke arah perbaikan. d. Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan pemantauan sistemik untuk menghasilkan data atau informasi yang valid. Mengingat hasil penting PTK adalah pemahaman yang lebih baik terhadap praktik dan pemahaman tentang bagaimana perbaikan ini telah terjadi, pengumpulan datanya harus sistematis sehingga peneliti dapat mengetahui arah perbaikannya dan juga dalam hal apa pembelajaran learning telah terjadi. e. Penelitian tindakan kelas melibatkan deskripsi autentik tentang tindakan. Deskripsi di sini bukan penjelasan melainkan rangkaian cerita tentang kegiatan yang telah terjadi dan biasanya dalam bentuk laporan. f. Perlunya validasi. Dalam hal ini melibatkan: 1 Pembuatan pernyataan 2 Pemeriksaan kritis terhadap pernyataan lewat pencocokan dengan bukti 3 Pelibatan pihak lain dalam proses validasi. Validasi terjadi dalam beberapa tingkatan, yakni: a Validasi diri yaitu penjelasan yang diberikan peneliti tentang praktik atau kegiatan yang telah dilaksanakan. b Validasi sejawat, yaitu pemeriksaan kritis terhadap bukti oleh teman sejawat sehingga dapat dihindari penyampuradukkan deskripsi dengan penjelasan data dengan bukti dan menyediakan kompensasi bagi kelemahan karena kurang lengkapnya catatan. c Validasi publik, yaitu upaya meyakinkan publik tentang kebenaran klaim peneliti. 3. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas PTK Menurut Kunandar 2008:58 –63, PTK memiliki karakteristik sebagai berikut: a. On-the job problem oriented masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti. b. Problem solving oriented berorientasi pada pemecahan masalah. c. Improvement oriented berorientasi pada peningkatan mutu. d. Ciclic siklus. Konsep tindakan action dalam PTK diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang cyclical. e. Action oriented. Dalam PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan threatment tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas. f. Pengkajian terhadap dampak tindakan. g. Specifics Contextual. Aktivitas PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihadapi guru dalam PBM di kelas. h. Partisipatory collaborative. PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat. i. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi. j. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus, dalam satu siklus terdiri dari tahapan perencanaan planning, tindakan action, pengamatan observation, dan refleksi reflection dan selanjutnya diulang kembali dalam beberapa siklus. Sedangkan menurut Sukidin, Basrowi, dan Suranto 2002:22 –23, karakteristik PTK antara lain: a. Problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus selalu berangkat dari persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Ada kalanya dapat dilakukan secara kolaboratif dengan peneliti lain. b. Adanya tindakan-tindakan atau aksi tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 4. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas PTK Menurut Hopkins 1993:57-61 dalam Zainal Aqib 2006:17, prinsip dasar yang melandasi PTK antara lain: a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode PTK yang diterapkannya sebaiknya tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar. b. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran. c. Metodologi yang digunakan harus reliable, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya. d. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukan, dan bertolak dari tanggung jawab profesional. e. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya. f. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan class room excerding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan misi sekolah secara keseluruhan. 5. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas PTK Manfaat PTK menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Pendidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi 2005:2 meliputi: a. Peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas. b. Peningkatan sikap profesional guru dan dosen. c. Perbaikan danatau peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa. d. Perbaikan danatau peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas. e. Perbaikan danatau peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar dan sumber belajar lainnya. f. Perbaikan danatau peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa. g. Perbaikan danatau peningkatan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah. h. Perbaikan danatau peningkatan kualitas penerapan kurikulum. Selain itu, Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2007:107 menyebutkan bahwa manfaat PTK antara lain dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan danatau pembelajaran di kelas, antara lain mencakup: a. Inovasi pembelajaran b. Pengembangan kurikulum di tingkat regionalnasional c. Peningkatan profesionalisme pendidikan 6. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas PTK Menurut Rohman Natawidjaya dalam Sarwiji Suwandi 2010:15-16, tujuan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: a. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga kependidikan, terutama yang berkenaan dengan masalah pembelajaran dan pengembangan materi pengajaran. b. Untuk memberikan pedoman bagi guru atau administrator pendidikan di sekolah guna memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja atau mengubah sistem kerjanya agar menjadi lebih baik dan produktif. c. Untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan guru, yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar peserta lebih banyak menghayati dan langsung menerapkan hasil pelatihan tersebut. d. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaharuan dalam sistem pembelajaran yang sedang berjalan sulit untuk ditembus oleh pembaharuan pada umumnya. e. Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi antara praktisi guru dengan peneliti akademis. f. Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah, yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, dan pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah. 7. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas PTK a. Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas Menurut Shumsky dalam Suwarsih Kunandar, 2006:68 kelebihan PTK adalah sebagai berikut: 1 Kerja sama dalam PTK menimbulkan rasa memiliki. 2 Kerja sama dalam PTK mendorong kreativitas dan pemikiran kritis dalam hal ini guru yang sekaligus sebagai peneliti. 3 Melalui kerja sama, kemungkinan untuk berubah meningkat. 4 Kerja sama dalam PTK meningkatkan kesepakatan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. b. Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas Selain memiliki kelebihan, PTK memiliki keterbatasankelemahan. Menurut Wina Sanjaya 2009:38, kelemahan PTK antara lain: 1 Guru cenderung melaksanakan tugas pokoknya secara konvensional, sehingga sulit untuk mengubah kebiasaan guru, guru tidak dibekali dengan kemampuan berpikir ilmiah, sehingga dalam pelaksanaan PTK tidak secara otomatis dapat terlaksana. Guru akan bergantung pada petunjuk dari orang- orang yang dianggap ahli. 2 PTK berasal dari permasalahan yang dihadapi oleh guru, sehingga kesimpulan tidak bersifat umum. 3 PTK bersifat situasional dan kondisional, kurang menerapkan prinsip-prinsip ilmiah secara ajeg, sehingga banyak orang yang meragukan penelitian ini. 8. Tahapan Pelaksanaan PTK Untuk melaksanakan PTK, dibutuhkan tahapan sebagai berikut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010:11: a. Perencanaan Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. b. Tindakan Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. c. Pengamatan Selanjutnya diadakan pengamatan yang teliti terhadap proses pelaksanaannya. d. Refleksi Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi dan dapat menyimpulkan apa yang terjadi dalam kelasnya. Gambar 2.1 Tahap Pelaksanaan PTK Sumber: Suharsimi, Arikunto 2006:16

B. Model Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa kelas XII IPS pada materi jurnal khusus perusahaan dagang.

0 0 240

Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament pada materi jurnal penyesuaian sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.

0 15 378

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal umum : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Yogyakarta.

0 0 313

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X5 SMA Negeri 6 Yogyakarta.

0 1 324

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) pada materi pembelajaran jurnal umum sebagai upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa : penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra

0 0 291

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipes Team Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada materi jurnal penyesuaian. Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 0 323

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XII Sosial 2 SMA Nege

0 9 227

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal umum penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Yogyakarta

0 5 311

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa kelas XII IPS pada materi jurnal khusus perusahaan dagang

0 10 307

Penerapan model pembelajaran kooperatif pada materi jurnal umum sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa kelas X SMA : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X3 SMA N 6 Yogyakarta - USD Repository

0 7 277