dipakai saat upacara adat dalam bentuk doa sebagai sebuah bentuk ungkapan syukur atau rasa terima kasih kepada Sang Pencipta. Dengan demikian, penelitian mengenai
go’e t ungkapan tradisional dalam bahasa Manggarai dari segi makna dan fungsi
belum pernah dilakukan.
1.6 Landasan Teori
Lima hal yang digunakan sebagai landasan teori untuk memecahkan masalah yang terumuskan dalam rumusan masalah penelitian ini adalah 1 pengertian go’e
t, 2 pengertian ungkapan tradisional, 3 pengertian makna, 4 fungsi bahasa dan
kaitannya dengan budaya, 5 tindak tutur.
1.6.1 Pengertian Go’e t
Menurut Verheijen Kamus Manggarai-Indonesia, 1967: 143 go’e t adalah
sajak, pantun, seloka, ii tutur bahasa. Go’e
t adalah tutur bahasa yang dipakai dalam pergaulan hidup sehari-hari berupa nasihat dari orang tua kepada anaknya, dalam upacara adat, dan upacara
keagamaan dalam lingkungan masyarakat Manggarai, berupa bahasa kiasan. Go’e t
berisi pesan yang mengandung ajaran moral, disampaikan oleh para orang tua kepada para generasi muda, mengenai apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tidak
boleh dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Go’e t tidak dapat ditafsirkan
secara harafiah tetapi ditafsirkan berdasarkan konteks pemakaian bahasa ketika go’e t
diucapkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Bruno Agut nara sumber, go’e t adalah ungkapan, pepatah,
perumpamaan dalam bahasa Indonesia berupa kalimat atau bunyi-bunyi yang sama. Contoh : kantis nai-rai ati. Pada kalimat kantis nai-rai ati terdapat persamaan bunyi
yang sama, yaitu pengulangan vokal [i]. Menurut Petrus Janggur nara sumber, go’e
t adalah ungkapan, pepatah, petuah yang mengandung nasihat, teguran untuk memberi motivasi dari orang tua
kepada generasi muda. Selain sebagai petuah, go’e t merupakan ungkapan yang
penuh dengan makna simbolis. Go’e
t dalam penelitian ini adalah ungkapan, perumpamaan, berupa kalimat atau bunyi-bunyi yang sama, yang mengandung pesan tertentu dan digunakan untuk
berbagai kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat.
1.6.2 Pengertian Ungkapan Tradisional
Hutomo via Suarjana dkk 1994:15 menyebutkan bahwa ungkapan tradisional adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk menyatakan
suatu maksud dengan arti kiasan yang sehalus mungkin, tetapi mudah dimengerti. Ungkapan tradisional itu terdiri dari berbagai jenis, yaitu:
1 Ungkapan yang berkaitan dengan kepercayaan dan kegiatan hidup;
2 Ungkapan yang berkaitan dengan pertandingan atau permainan;
3 Ungkapan yang berfungsi untuk mengenakkan pembicaraan;
4 Ungkapan yang berkaitan dengan bahasa larangan;
5 Ungkapan yang berkaitan dengan status sosial seseorang;
6 Ungkapan yang berkaitan dengan bahasa rahasia;
7 Ungkapan yang berkaitan dengan ejekan;
8 Ungkapan yang menunjukkan pertalian kekeluargaan.
Gaffar 1990:20 menyatakan bahwa ungkapan tradisional atau peribahasa adalah bahasa kiasan yang dilahirkan dengan kalimat-kalimat pendek dan menjadi
buah bibir banyak orang. Ungkapan tradisional dalam penelitian ini adalah ungkapan atau ekspresi
seorang individu dalam usahanya untuk menyampaikan pikiran, perasaan, serta emosinya dalam bentuk satuan kebahasaan tertentu yang dianggap paling tepat,
dengan selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan masyarakat setempat, yang berfungsi untuk mengatur kehidupan sosial masyarakat.
1.6.3 Pengertian Makna